23 Feb Pertobatan karena Kasih Karunia
By: Ps. Daniel Prayogo
Lukas 15 ada 3 cerita yang Tuhan Yesus berikan.
Perumpamaan Anak Domba yang hilang
1 Para pemungut cukai dan orang-orang berdosa biasanya datang kepada Yesus untuk mendengarkan Dia. 2 Maka bersungut-sungutlah orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat, katanya: “Ia menerima orang-orang berdosa dan makan bersama-sama dengan mereka.” 3 Lalu Ia mengatakan perumpamaan ini kepada mereka 4 “Siapakah di antara kamu yang mempunyai seratus ekor domba, dan jikalau ia kehilangan seekor di antaranya, tidak meninggalkan yang sembilan puluh sembilan ekor di padang gurun dan pergi mencari yang sesat itu sampai ia menemukannya? 5 Dan kalau ia telah menemukannya, ia meletakkannya di atas bahunya dengan gembira,6 dan setibanya di rumah ia memanggil sahabat-sahabat dan tetangga-tetanggan serta berkata kepada mereka: Bersukacitalah bersama-sama dengan aku, sebab dombaku yang hilang itu telah kutemukan.7 Aku berkata kepadamu: Demikian juga akan ada sukacita di sorga karena satu orang berdosa yang bertobat, lebih dari pada sukacita karena sembilan puluh sembilan orang benar yang tidak memerlukan pertobatan.”
Perumpamaan Dirham/Uang yang hilang
8 “Atau perempuan manakah yang mempunyai sepuluh dirham, dan jika ia kehilangan satu di antaranya, tidak menyalakan pelita dan menyapu rumah serta mencarinya dengan cermat sampai ia menemukannya? 9 Dan kalau ia telah menemukannya, ia memanggil sahabat-sahabat dan tetangga-tetangganya serta berkata: Bersukacitalah bersama-sama dengan aku, sebab dirhamku yang hilang itu telah kutemukan. 10 Aku berkata kepadamu: Demikian juga akan ada sukacita pada malaikat-malaikat Allah karena satu orang berdosa yang bertobat.”
Perumpamaan ‘Anak-anak’ yang hilang
11 Yesus berkata lagi: “Ada seorang mempunyai dua anak laki-laki. 12 Kata yang bungsu kepada ayahnya: Bapa, berikanlah kepadaku bagian harta milik kita yang menjadi hakku. Lalu ayahnya membagi-bagikan harta kekayaan itu di antara mereka. 13 Beberapa hari kemudian anak bungsu itu menjual seluruh bagiannya itu lalu pergi ke negeri yang jauh. Di sana ia memboroskan harta miliknya itu dengan hidup berfoya-foya. 14 Setelah dihabiskannya semuanya, timbullah bencana kelaparan di dalam negeri itu dan iapun mulai melarat. 15 Lalu ia pergi dan bekerja pada seorang majikan di negeri itu. Orang itu menyuruhnya ke ladang untuk menjaga babinya.
16 Lalu ia ingin mengisi perutnya dengan ampas yang menjadi makanan babi itu, tetapi tidak seorangpun yang memberikannya kepadanya. 17 Lalu ia menyadari keadaannya, katanya: Betapa banyaknya orang upahan bapaku yang berlimpah-limpah makanannya, tetapi aku di sini mati kelaparan. 18 Aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku dan berkata kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa,19 aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa; jadikanlah aku sebagai salah seorang upahan bapa.
20 Maka bangkitlah ia dan pergi kepada bapanya. Ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihatnya, lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ayahnya itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia.21 Kata anak itu kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa. 22 Tetapi ayah itu berkata kepada hamba-hambanya: Lekaslah bawa ke mari jubah yang terbaik, pakaikanlah itu kepadanya dan kenakanlah cincin pada jarinya dan sepatu pada kakinya. 23 Dan ambillah anak lembu tambun itu, sembelihlah dia dan marilah kita makan dan bersukacita. 24 Sebab anakku ini telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali. Maka mulailah mereka bersukaria. 25 Tetapi anaknya yang sulung berada di ladang dan ketika ia pulang dan dekat ke rumah, ia mendengar bunyi seruling dan nyanyian tari-tarian. 26 Lalu ia memanggil salah seorang hamba dan bertanya kepadanya apa arti semuanya itu. 27 Jawab hamba itu: Adikmu telah kembali dan ayahmu telah menyembelih anak lembu tambun, karena ia mendapatnya kembali dengan sehat. 28 Maka marahlah anak sulung itu dan ia tidak mau masuk. Lalu ayahnya keluar dan berbicara dengan dia. 29 Tetapi ia menjawab ayahnya, katanya: Telah bertahun-tahun aku melayani bapa dan belum pernah aku melanggar perintah bapa, tetapi kepadaku belum pernah bapa memberikan seekor anak kambing untuk bersukacita dengan sahabat-sahabatku. 30 Tetapi baru saja datang anak bapa yang telah memboroskan harta kekayaan bapa bersama-sama dengan pelacur-pelacur, maka bapa menyembelih anak lembu tambun itu untuk dia. 31 Kata ayahnya kepadanya: Anakku, engkau selalu bersama-sama dengan aku, dan segala kepunyaanku adalah kepunyaanmu. 32 Kita patut bersukacita dan bergembira karena adikmu telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali.”
Ke-3 perumpamaan ini adalah menceritakan betapa besarnya kasihnya Tuhan pada yang ‘hilang’. Kalau Domba adalah bisnismu hilang, apa anda mau cariin kembali? Tentu, kalau uangmu hilang, apa mau cari balik? Yes , pasti, tetapi bagaimana dengan anak yang hilang ? apa anda mau cariin kembali? Jadi orang tua memang sangat susah.
Perumpamaan ke-3 itu agak berbeda dengan perumpamaan Pertama dan ke-2 , karena buat pertama dan ke-2 adalah sesuatu yang hilang dan pada akhir cerita di cariin kembali. Yang Ke-3 , dalam kisah itu , anak yang hilang , harus pulang kembali.
Tuhan memperlengkapi dalam cerita ke-3 itu dengan makna ‘Grace’ / Kasih Karunia , dengan adanya Pertobatan. Pertobatan itu bicarakan tentang kita mau kembali dan mengarahkan semua ( turning back) kepada Tuhan. Kalau kita sungguh-sungguh merasakan Grace dari Tuhan, kita harus jadi yang ‘bertobat’. Kita diselamatkan bukan karena bertobat sendiri tetapi karena ‘kasih karunia’ Tuhan.
Paulus berkata oleh karena Kasih karunia kita diselamatkan.Perumpamaan yang ke-3 ini menceritakan 2 anak yang hilang ( anak-anak ) bukan cuma anak yang bungsu. Yang bungsu hilang karena hawa nafsu dan yang sulung, dalam hal ‘agamawi’nya. Kedua-dua hilang karena kehilangan ‘hubungan’ (Relationship) dengan bapanya. Di gereja selalu ada orang yang mengejarkan hawa nafsunya dan tidak pedulikan Tuhan, orang yang kelihatan bersungguh-sungguh tetapi selalu menutup daripada Tuhan.Orang ini akan mengatakan begini “ Bapa , saya telah bekerja untukmu dan tidak pernah melanggar perintah bapa , tetapi satu kalipun bapa tidak memberikan anak kambing ( barang yang paling murah) , untuk saya berpesta dengan teman-teman saya’. Orang ini tidak ingin berpesta dengan bapanya tetapi dengan teman-temannya. Dia begitu setia dengan bapanya tetapi hatinya melekat kepada temannya. Anak sulung ini , status anak tetapi mental Pegawai. Makanya setiap kali melayani Tuhan, dia akan mengeluh ‘saya sudah melayani Tuhan, kenapa begini ? , katanya Tuhan janjikan hidup yang makmur, mana?!”.
Bagaimana dengan Anak bungsu ? Tuhan Yesus menceritakan kehidupan, orang-orang berkata ‘ saya bisa atur hidup saya sendiri’. Lihat, semakin kita dewasa, semakin kita ingin hidup sendiri. Anak kecil itu tidak bisa berkata ‘ Papa, jangan tinggalin saya sendiri’ tetapi ,’ papi, bakpau, papi , ….’. Anak kecil dinasehati ‘ tidak boleh begitu’ ,apa dia berkata balik kepada bapanya “Terima kasih, nasehat papa “ ?. Dari sejak kecil ada benih dosa, yaitu saya mau atur hidup sendiri. Dosa selalu menyanyikan 3 lagu ‘ papa, don’t preach’ , ‘I go my own way’. ‘I did my way’. 3 Lagu ini selalu dinyanyikan oleh tiap orang berdosa.
Kata yang bungsu kepada ayahnya: Bapa, berikanlah kepadaku bagian harta milik kita yang menjadi hakku.
Banyak dari kita tidak sadar bahwa kita menerima ajaran turun temurun dan tidak berpengertian bahwa itu salah atau tidak. Kita diajarkan bahwa kita anak Tuhan, maka kita punya hak untuk meminta sesuatu ,sebagaimana ada hak kita untuk itu. Tetapi bagi anak bungsu ini , kata kata seperti ini ‘ berikanlah apa yang menjadi hakku’ , dia akan mengarah pada jalan sendiri and melakukan dengan cara sendiri , itu justru membawanya ke jalan kehancuran. Tuhan menceritakan dengan begitu jelas, bahwa kita hidup dengan naluri kita , natural dosa yang membawa kepada kehancuran. Warisan itu diberikan pada saat orang tua sudah meninggal, tetapi anak bungsu itu meminta kepada bapanya saat dia masih hidup , dengan kata lain dia telah menganggap bahwa bapanya sudah mati. Dosa itu sama, orang berdosa sudah menganggap tidak ada Tuhan , Tuhan telah mati , orang itu telah menganggap sendirinya adalah Tuhan dan membuat semua keputusan sendiri. Dan yang itulah seperti Setan berkata kepada Hawa pada mulanya ‘ kalau kau memakan buah ini, tidak perlu lagi tunduk kepada Tuhan’.
Kalau kita berkata ‘berikan apa yang seharusnya ada padaku’ bearti kita sudah mau mengatur, memimpin ,mengejar hidup kita sendiri. Saya mau melakukan dengan apa yang kumau , dengan caraku sendiri. Jadi orang kristen, semakin bertumbuh dewasa ,semakin beriman, semakin dia bisa menjadi penyulap. Bilang apa saja berhasil, minta apa saja terjadi. Dia mempunyai kebebasan untuk menjalankan kuasanya. Jangan kita sesekali seperti itu.bahwa mereka ini adalah pembohong dan tidak benar. Tuhan Yesus pernah berkata kepada Petrus, apabila sewaktu kamu masih muda, kau mengikat pinggang dan lari sesuai kemana anda mau, tetapi sudah makin rohani , makin tua, anda akan menyerahkan tanganmu kepada orang lain dan mereka akan mengikat engkau dan membawa engkau ke tempat yang tidak kau inginin.
Apa tanda kedewasaan rohanimu?
Tanda kedewasaan bukan berkata ‘ apa yang kumau pasti akan terjadi’ , tidak!. Tetapi berkata kepada Tuhan ‘ Tuhan, aku mau melakukan apa yang sebenarnya aku tidak mau’. Anda tidak suka sakit tetapi belajar untuk menundukkan kehendakmu sendiri dan mengaku Dia adalah Tuanmu dan Rajamu. Itulah tanda kedewasaan.
Anak bungsu pergi dengan membawa semua berkat dari bapanya. Orang itu cuma berfokus kepada apa yang bapa berikan. Walaupun bapanya sudah memberikan semua dia akan menghancurkan hidupnya sendiri. Pada saat kita mau menjalankan kehidupan dengan seenaknya sendiri walaupun dengan berkat Bapa di surga , kita akan menghancurkan hidup ini. Cuma ada satu kehidupan yang selamat yaitu berjalan bersama Tuhan. Mengikuti kehendak hati sendiri adalah kehidupan yang hancur , kehidupan hidup berjalan dan bersama Tuhan adalah kehidupan yang aman. Selama ini dia tidak memikirkan bapa nya , Cuma memikirkan kesenangan sendiri tetapi satu kali waktu dia sudah masuk ke kandang babi. Yesus menceritakan itu titik yang serendah-rendahnya, hancur , habis total dan Tuhan Yesus ‘memilih’ gambaran bagaimana anak itu menghancurkan hidupnya dengan sempurna. Anak bungsu itu bekerja di tempat ternak babi. Bagi orang Israel, babi itu haram dan harus di jauhi. Ketika dia harus bekerja kepada seorang peternak babi, itu bahkan menghancurkan identitasnya , harga dirinya tetapi itu belum berakhir. Sampai dia kelaparan waktu bekerja dan dia meminta sisa makanan babi, bearti dia lebih rendah dari babi, binatang yang najis dan haram. Tuhan Yesus begitu pandai memberikan gambaran kepada apa hasilnya dari ‘dosa’ akan mengarahkanmu. Mungkin sekarang anda masih makan makanan paling mahal. Sama saja anak bungsu itu juga memakan makanan termahal sebelum dia makan sisa makanan babi. Yang namanya hancur bukan di depan mata manusia tetapi di hadapan Allah. Pada waktu dia sudah tidak bisa rendah lagi, karena lebih rendah daripada babi, dia kembali sadar diri , bangun dari tidur. Kita akan bangun dari ‘tidur’ saat kita sudah menyadari ada masalah besar.
Anak bungsu akhirnya pulang dan namanya pertobatan. Pertobatan itu dari mana ? itu harus dengan ‘pengertian’ [sensible]. Kenapa ada pertobatan yang tidak tahan lama? Kadang pertobatan itu karena panik, emosi. Sebenarnya orang itu tidak bertobat tetapi takut akan konsekuen [akibat]. Orang itu Cuma mencari kelepasan dari pesan konsekuensi. Pertobatan itu sadar. Anak bungsu itu sadar akan dirinya dan bapanya. Waktu kita mulai terbuka akan Tuhan, pertobatan itu selalu melihat keadaan kita dan Tuhan. Kalau pertobatan cuma melihat keadaan kita , kita tidak pernah bertobat. Apa yang anak bungsu melihat akan dirinya? Dia melihat dirinya hancur. Dan dia tahu kenapa dia hancur? Karena meninggalkan bapanya, dia tahu kesalahan yang dia lakukan dan dia ingat akan bapanya
Lalu ia menyadari keadaannya, katanya: Betapa banyaknya orang upahan bapaku yang berlimpah-limpah makanannya, tetapi aku di sini mati kelaparan.
Orang upahan itu buruh harian yang dimana pekerjaannya paling rendah di zaman itu. Kalau budak itu dipelihara oleh majikan , dia tinggal dirumah,seperi Eliezer di rumah Abraham, tetapi orang upahan/buruh harian itu , datang pagi dan kerja dapat upah 1 dinar sehari lalu dia pulang.Dia tidak di lindungi oleh majikannya. Anak bungsu mengingat orang upahan , status pekerjaan paling rendah di rumah bapa nya tidak pernah kekurangan, lebih baik dari pada di tempat lain. Di rumah bapa nya mereka dicukupi bahkan berlimpah. Tempat lain orang upahan dengan upah pas-pasan. Dia melihat bapanya begitu murah hati kepada yang lain dan sangat baik. Dia menyadari bahwa disitu dia makan makanan babi.
Tidak ada guna anda mengatakan/ menyatakan bahwa anda anak Tuhan kalau hidupmu jauh dari Tuhan, membuang otoritas dari Tuhan, membuang Tuhan , tidak ada gunanya status ‘anak Tuhan’ itu, bahkan hidupmu hancur , berpisah daripada Tuhan.
Bapanya anak bungsu itu tidak menyatakan akan ‘ putus hubungan’ dengan anak bungsunya itu, tetapi hidupnya menderita.Kenapa demikian ? Anda bisa mengaku anda kristen tetapi membuat hidupmu sekehendak sendiri dengan caranya sendiri bukan caranya Tuhan , itulah yang anda akan dapatkan seperti anak bungsu ini.
Waktu Yesus mau menebus dosa dan menangis di taman Eden, apa yang dia tangisi? Dia berkata “Bapa, kalau boleh, lalukan cawan ini daripadaku tetapi bukan kehendakku yang terjadi, kehendakMulah yang terjadi”. Kalimat apa yang biasa kita katakan ? “ Aku mau kehendakku terjadi “, itulah kalimat yang membuat kita jatuh. Makanya Anak bungsu itu balik kepada bapanya karena dia tahu bapanya sangat baik. Lalu dia memikirkan lagi. Aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku ; Itu namanya Pertobatan, mau kembali kepada bapanya.
Tanda Pertobatan sebenarnya
1. Tidak ada alasan , tidak menuduh kambing hitam , mengaku sendiri ‘sudah berdosa’.
dan berkata kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa,
Anak itu sudah mengakui bahwa dulunya dia sudah tidak menganggap bapanya adalah bapanya lagi ,tidak memperdulikan otoritas, tidak menghormati bapanya dan berdosa kepada bapa.
2. Sadar akan “Peradilan yang adil’ di hadapan bapanya dari akibat dosanya sendiri – pantas di hukum.
aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa;
Dia sadar dulunya dia tidak menganggap bapanya adalah bapanya sekarang bapanya bisa saja tidak menganggap dia adalah anak bapanya dan dia juga tidak akan menuntut, mengeluh.
Sekarang dia meminta sedikit belas kasihan dari pada bapanya.
jadikanlah aku sebagai salah seorang upahan bapa.
Dia meminta menjadi orang paling rendah , orang upahan bapanya.Karena lebih baik posisi itu daripada jadi orang upahan di kandang babi.
Tuhan kita tidak akan membiarkan kita berdosa dan tidak ada ‘kemudahan’ dalam ‘dosa’. Tuhan Yesus menceritakan pada waktu dia dikelilingi oleh orang ahli Taurat dan orang Farisi. Di kitab Lukas ke 19 diceritakan bahwa orang-orang berdosa datang kepada Yesus dan didatangilah orang Farisi yang mengomel dan marah-marah. “Mengapa dia mau kumpul-kumpul sama orang berdosa bahkan makan bersama dengan mereka ?, benar-benar ‘waduh’’ .
Orang berdosa itu mesti dibuang dan itu wajar , menurut orang farisi. Pada waktu Yesus menceritakan itu , pada mulanya , orang Farisi setuju ,dengan keadaan anak bungsu itu di buang dan di kandang babi , kata-kata mereka bisa “sudah sepantasnya, memang ini anak bungsu , yang berdosa , Hukum harus dipertegakkan, anak bungsu pantas dapat hukuman itu “ . Tetapi mereka menunggu saat berikutnya, yaitu jalan cerita berikutnya sampai habis , mereka tahu bahwa Yesus tahu hukum Taurat dan Dia seorang nabi.
Sampai cerita berikutnya :
Maka bangkitlah ia dan pergi kepada bapanya. Ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihatnya, lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ayahnya itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia.
Anak bungsu itu sudah meninggal bapanya lama, kenapa dari jauh bapanya bisa melihat ?
1. Bapanya tiap hari menunggu anak bungsu itu pulang; dia tidak pernah berkata ‘sudahlah’, bapa menunggunya diluar rumah , sudah tidak banyak berurusan dengan kerjaan sendiri ,mungkin masih bekerja.
2. hati bapa itu tidak pernah berubah , tetapi mengasihi kepada anak bungsu itu.
Waktu anak bungsu keluar , dia keren ,bersih dan harum, naik mobil mewah semua komplit. Pakai baju bagus dan enak semua.tetapi waktu dia kembali pulang rumah, bagaimana keadaannya ? mungkin tidak ada satu orangpun bisa mengenal dia, tetapi bapanya mengenal dia. Hati bapa masih mengasihi dia. Hati Tuhan masih tertuju padamu. Hati bapa itu tergerak oleh belas kasihan. Apakah anda pernah di sakiti orang ? dari orang komunitas sendiri ? apa anda ‘bergerak hati ‘ untuk memberkati saat bertemu orang itu ?
Pada saat anak bungsu meminta warisan dari bapanya ,dia telah menyakiti bapanya, Waktu orang yang menyakiti hatinya kembali , apa yang menggerak hatinya? Belas kasihan. Itu yang tidak pernah terjadi , ketika orang Farisi mendengar sampai di sini bisa saja dalam hati berkata “ Tunggu sebentar, anak seperti ini malah di kasihani ? “; tetapi Tuhan Yesus terus bercerita untuk membuat shock kepada mereka dengan kalimat berikut “Ayahnya itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia.”.
Apakah anak dewasa tetapi masih manja dapat dikasihinin olehmu yang sebagai orang tua ? mungkin bisa , tetapi tidaklah mudah. Bapanya ‘berlari’ kepada anak itu. Orang Farisi waktu mendengar ini lebih Geram dan shock lagi, kenapa? Budaya dan tata cara adat istiadatnya orang Yahudi , martabat [Tanda Kehormatan] seseorang diukur dari cara mereka berjalan. Kalau pelayan , berlari-lari melayani tuannya, karena masih harus masak, masih harus bersihkan ini itu dan sebagainya. Kalau orang kaya apalagi raja tambah pelan dan lambat, semakin orang itu martabatnya tinggi, pakaiannya sudah lain , makin berat, dan tidak bisa berlari-lari karena bisa terjatuh. Karena itu kalau bapanya mau lari, dia sudah membuang kehormatan dan kemuliannya, bagaimana dia berlari ? Dia harus mengangkat bajunya , kakinya yang selama ini tertutup, jadi terlihat dan dia telah memperlihatkan kehinaannya sendiri. Sama saja dengan Tuhan Yesus. Paulus berkata Tuhan Yesus sudah tidak menganggap dirinya dalam kehormatan lagi , Dia telah mengosong hatinya mengambil upah seorang rendahan – hamba Tuhan. Saat ini orang Farisi bisa saja sudah mulai memekik “apa ? Berlari ? itu sungguh memalukan!”.
Anak itu di rangkul dan di cium oleh bapanya dimana keadaan anak itu bau kotoran babi. Orang Yahudi , kalau berkata Allah mengasihi orang baik dan menampar orang berdosa ; mencium orang baik dan menampar orang berdosa, mereka akan berkata demikian ‘Amin’. Itu Fair Justice , Peradilan yang adil, bagaimana mengatakan ‘Allah mengasihi orang baik dan mencium orang berdosa’? Mereka akan melawan balik akan pernyataan ini. Ini tidak bisa terjadi di akal mereka.
Bapa menciumnya dulu sebelum anak Bungsu sempat membuat pengakuan dosa. Kalau anda menyatakan bahwa orang berdosa mesti mengaku dosanya dulu baru diampuni, maaf ini tidak sesuai scripsinya cerita ini dari Tuhan Yesus. Kalau anda mengaku dosa baru Bapa di surga mengampuni mu bearti anda diampuni karena pengakuan dosamu sendiri, tidaklah demikian. Ini tidak cocok dengan skenarionya Tuhan Yesus.
Allah mengampuni kita bukan karena kita mengaku dosa, Dia mengampuni kita karena Dia sangat mengasihi kita , dimana kasihNya begitu dalam dan tidak bisa dimengertikan oleh kita. Berdasarkan dengan Kasih Karunia Tuhan, kita diampuni.
Setelah itu anak bungsu itu mengaku :
Kata anak itu kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa.
Dia menyadari 3 hal :
1.Dia berdosa
2. Dia mengetahui betapa parahnya /beratnya dosanya dan akibatnya
3. Dia mau menanggung akibat dosa itu dan Cuma menjadi hamba/upah buruhan bapanya
Allah kita mau /suka dan senang kalau kita sadar akan dosa kita.Perhatikan , bukan ‘perasaan bersalah’ [guilty]. Tetapi Kesadaran kita akan dosa Kita. Kita tahu kesalahan kita , mau hidup sendiri dari hati kita sadar akan hal itu. Dan kita juga harus sadar betapa besar dosa itu dan akibatnya tetapi Dia tidak mau kita bayar dengan sendiri akibat dari dosa itu.
Tetapi ayah itu berkata kepada hamba-hambanya: Lekaslah bawa ke mari jubah yang terbaik, pakaikanlah itu kepadanya dan kenakanlah cincin pada jarinya dan sepatu pada kakinya. Dan ambillah anak lembu tambun itu, sembelihlah dia dan marilah kita makan dan bersukacita. Sebab anakku ini telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali. Maka mulailah mereka bersukaria.
Tetapi bapanya berkata kepada hambanya, bawa kemari semua yang dia sudah kehilangan, cincin, jubah dan sepatu.
Jubah berbicara status, cincin itu otoritas, sepatu itu soal bagaimana anak ini bisa melakukan kembali tugasnya.Zaman itu kalau orang mau membuat kontrak itu memakai cincin untuk memateraikan.Seperti Firaun memberikan cincin kepada Yusuf.
Dan juga bapa membuat pesta untuk anak bungsu dengan wagyu.
Sampai di sini , orang Farisi sudah tidak tahan. “ Apa-apaan ini Skandal !” , Mereka marah karena cerita ini merusak kekudusan kehormatan Allah. Anak itu harus dirajam batu. Menurut kitab Taurat, Anak itu layak dihukum mati karena itu dosa yang tidak bisa diampuni. Tetapi Tuhan Yesus memberikan cerita ini menjadi dosa anak bungsu bisa diampuni oleh bapanya.
“Anak itu harusnya mati, kenapa diceritakan dia kembali ? dipulihkan semuanya , dimana Keadilan Allah “ , begitulah anggapan orang Farisi. Mereka begitu marah. Tuhan Yesus mau saja menceritakan kepada meraka walau tahu mereka akan begitu tahu, karena Dia menyimpan suatu rahasia, yang anda juga tahu. Apa itu ? Kalau kita sebagai seorang yang berdosa, seperti anak bungsu itu di terima oleh Tuhan menjadi anak Tuhan, diangkat jadi anak, diampuni dosa. Memang kelihatan tidak punya keadilan, dan keadilan begitu saja di lewatkan, tetapi Allah tetap memegang keadilan. Mana hukuman dosa itu dalam cerita ini, orang Farisi tidak akan tahu bahwa yang menceritakan kisah ini adalah yang menanggung hukuman dosa orang berdosa. Yang menceritakan kisah ini ‘bagaimana Keadilan dirubah menjadi Kasih Karunia ? ‘; Dia adalah yang menanggung dosa , yang merubah keadilan menjadi Kasih Karuni dengan jalan mengambil keadilan dalam diriNya , mengambil hukuman dosa demi keadilan atas dirinya. Keadilan meledak, Dia telah menceritakan ‘the Sake of Christ’ dalam kisah ini ; “Akulah yang menanggung dosa setiap orang” sehingga Dia dicium dan dirangkul oleh Bapa di surga. Tuhan Yesus ditelanjangi di atas kayu salib, Bapa di surga memberikan Dia Jubah.Dia kehilangan semuanya karena Dia membayar hutang akan dosa kita.
Hidup ini banyak halnya kita berlari dan berjalan dengan cara kita sendiri, kita perlu meminta maaf pada Bapa di surga. Kita selalu mengejar cita-cita dan impian kita dengan rencana sendiri. Meskipun demikian, Tuhan tetap memaafkan, mencium dan memeluk kita. Karena Tuhan Yesus sudah membayar kita, Pengampunan itu tidak gratis, tetapi adalah sangat mahal harganya. Tuhan mengampuni kita karena anakNya.
Perumpamaan dari Anak yang hilang adalah cerita anak Allah yang menjadi Korban ,sehingga kita orang berdosa bisa kembali kepada Bapa di surga. Anak Tuhan sendiri turun ke bumi, memberitakan kesempatan buat orang berdosa bisa kembali ke Tuhan karena anak Tuhan sendiri telah memberikan nyatawanya sendiri. Jadikan Dia adalah yang Pertama di hidup ini.
Orang bertanya ‘Tuhan mengasihi kita bahkan dalam keadaan kita dalam dosa , buat apa kita bertobat ?’. Di sini Pertobatan, menurut buku “What’s So Amazing About Grace?” Oleh Philip Yancey , dalam salah satu bab itu bercerita tentang dirinya di datangin seorang teman bernama Daniel. Daniel ini mengajak Phillip untuk minum kopi dan memintalah ia akan pendapat Philip tentang suatu keputusan. Daniel sudah menikah dan mempunyai dua anak dan dalam 6 bulan ini dia tertarik sama dengan seorang perempuan, lebih muda dari istrinya. Dia berpikir daripada selingkuh begini lebih baik ceraikan istrinya. Pertanyaannya kepada Phillip “ Kalau saya ceraikan istriku dan menikah dengan wanita lain, apakah Tuhan mengampuni dosaku ? Saya tahu itu dosa.” ; Phillip benar –benar meminta hikmat dari Tuhan dan berdoa di hati untuk menjawab pertanyaan itu. Kalau dia bilang ok , tidak apa-apa, Tuhan mengampuni, berarti Allah tidak kudus dan begitu gampangan dengan adanya ‘Dosa’. Tetapi Allah kita kudus. Apa baiknya kita menyembah Allah yang tidak kudus ? Kita tidak bisa membayangi kalau orang memuja dan menyembah Allah yang melampiaskan hawa nafsu pada aktivitas seksual. Kita mesti bersyukur karena Allah kita adalah Kudus. Tetapi kalau Philip menjawab ‘ Allah akan membunuh engkau , Daniel! “; bagaimana dengan Daud yang berzinah dengan Betsheba bahkan membunuh suaminya. Jelas dalam hati Philip tidak mau Daniel melakukannya. Lalu Phillip berdoa dan mendapat jawaban dari Tuhan, beginilah jawabannya kepada Daniel “ Apakah Tuhan dengan mengampuni engkau , Tuhan akan selalu mengampunin engkau ? “ ; Kalau anda sengaja berbuat dosa dan mengambil keputusan untuk berbuat dosa, engkau sudah membawa hidup jauh dari Tuhan.
Pertanyaan berikut nya “ Jika hari ini anda tetap saja melakukan dosa, Kau bertanya ‘apakah Tuhan tetap mengampuninmu ? ‘ ; pertanyaanku adalah “Akankah engkau kembali lagi kepada Tuhan ? Kalau engkau tetap hidup berdosa dan akankah engkau tetap beriman kepada Tuhan dan kembali lagi kepadaNya?”
Maka mereka pun pulang dari pertemuan itu, beberapa bulan kemudian, Daniel pun bercerai dengan istrinya dan kahwinkan dengan wanita itu. 2-3 tahun kemudian, Phillip ketemu lagi sama Daniel, Si Daniel berkata kepada Phillip, “Tuhan sudah tidak mempunyai bagian lagi didalam hidupku”.
Tuhan mengasihimu, Pertobatan adalah membawa kembali lagi kepada Tuhan. Kalau Kasih Karunia Tuhan ,kita tidak menyambut dengan pertobatan maka kita akan hancur. Sampai hari ini Kasih karunia ada buatmu , kalau kita dengar lagi cerita perumpamaan Anak yang hilang dari Yesus sekali lagi, berpesan demikian ‘ Ayo, kembalilah’ [Come back, Come back to God].
Sorry, the comment form is closed at this time.