06 Feb Ruth was chosen by the king
Hari ini kita akan belajar dari kitab favorit dalam Perjanjian Lama “kitab Rut”.
Kitab Rut ini memiliki elemen peristiwa keputusan yang salah, kehilangan, kepahitan, harapan, kesetiaan, romantis dan yang terpenting akhir yang bahagia.
Kitab Rut ini adalah Kisah Pemeliharaan Tuhan.
Setiap keputusan yang kita buat, pasti ada konsekuensinya.
- Tetapi adalah salah untuk berpikir bahwa hidup kita hanyalah konsekuensi dari keputusan kita.
- Kitab Rut menunjukkan kepada kita bahwa ada faktor-X yang mengatur segala sesuatu di belakang layar.
- Ada Tuhan yang sedang bekerja mengarahkan keputusan kita dan setiap peristiwa untuk tujuan kebaikan kita.
Kita mungkin tidak melihat tangan Tuhan bekerja dalam hidup kita tetapi tangan-Nya selalu menjadi elemen yang menentukan hidup kita.
John Piper, “Pemeliharaan Tuhan adalah kedaulatan-Nya yang bertujuan”.
Pemeliharaan Tuhan membawa rencana-NYA menjadi tindakan dan membimbing segala sesuatu menuju tujuan-NYA serta menuntun sampai pada penggenapan rencana-Nya.
Kedaulatan yang bertujuan:
Ini berarti bahwa tidak ada kejadian yang asal-asalan dalam kehidupan anak Tuhan. Bahkan di saat terburuk sekalipun, Tuhan sepenuhnya berdaulat dan memegang kendali dan IA bekerja untuk mencapai tujuan-Nya yang baik dan mulia.
Karya Tuhan mungkin tidak selalu terlihat oleh kita, namun DIA selalu bekerja di belakang layar.
Kitab Rut memberi gambaran tentang pekerjaan tersembunyi Tuhan selama masa-masa terburuk. Jika kita aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, maka:
- ketika kita berpikir bahwa kita berada di titik terendah,
- ketika kita berpikir bahwa Tuhan tidak lagi peduli dengan kita,
Sesungguhnya Tuhan sedang mempersiapkan kita untuk menyaksikan kesetiaan-Nya kepada kita.
Dalam kitab Rut, semua orang tidak tahu apa yang Tuhan sedang kerjakan dalam hidup mereka. Tidak ada keajaiban, tidak ada mimpi atau visi, tidak ada yang hal yang supranatural; yang ada hanya orang-orang biasa yang melakukan yang terbaik.
- Tuhan bergerak dengan cara yang misterius tanpa sepengetahuan mereka.
- Tuhan sedang merangkai kisah hidup mereka menjadi kisah yang menakjubkan.
- Dan apa yang Tuhan lakukan dalam hidup mereka, jauh lebih besar dari apa yang mereka pikirkan atau sadari selama hidup mereka.
Inilah yang dimaksud bahwa kitab Rut adalah Kisah Pemeliharaan Tuhan.
Konteks kitab Rut (kisah Rut) terjadi pada jaman para hakim-hakim memerintah dan ada siklus berulang-ulang yang terjadi dalam kitab Hakim-hakim:
- Bangsa Israel berdosa terhadap Allah; mereka menyembah dewa-dewa lain dan mengabaikan satu-satunya Allah yang benar.
- Allah menghakimi bangsa Israel dengan menyerahkan kepada musuh-musuh mereka.
- Bangsa Israel berteriak minta tolong kepada Allah.
- Allah mendengarkan seruan mereka dan mengangkat seorang hakim untuk membebaskan bangsa Israel dari musuh-musuh mereka.
Setelah bangsa Israel mengalami hukuman akibat dosanya, apakah mereka bertobat??
Mereka berdosa lagi kepada Tuhan dan siklus itu terjadi berulang-ulang.
Kitab Hakim-hakim berakhir dengan: Hakim-hakim 21:25 “Pada masa itu tidak ada raja di Israel. Setiap orang melakukan apa yang benar di matanya sendiri.”
Ini memberitahu kita bahwa konteks kitab Rut (kisah Rut) terjadi pada saat keadaan bangsa Israel, pada titik terendahnya.
Krisis – Rut 1:1-5
1 Pada zaman para hakim memerintah ada kelaparan di tanah Israel. Lalu pergilah seorang dari Betlehem-Yehuda beserta isterinya dan kedua anaknya laki-laki ke daerah Moab untuk menetap di sana sebagai orang asing.
2 Nama orang itu ialah Elimelekh, nama isterinya Naomi dan nama kedua anaknya Mahlon dan Kilyon, semuanya orang-orang Efrata dari Betlehem-Yehuda dan setelah sampai ke daerah Moab, diamlah mereka di sana.
3 Kemudian matilah Elimelekh, suami Naomi sehingga perempuan itu tertinggal dengan kedua anaknya.
4 Keduanya mengambil perempuan Moab: yang pertama bernama Orpa, yang kedua bernama Rut dan mereka diam di situ kira-kira sepuluh tahun lamanya.
5 Lalu matilah juga keduanya yakni Mahlon dan Kilyon sehingga perempuan itu kehilangan kedua anaknya dan suaminya.
Cerita ini dimulai dengan kelaparan di tanah Israel dan kelaparan ini bukanlah kebetulan karena Tuhan telah memberi tahu bangsa Israel bahwa DIA akan memberkati mereka dengan makanan berlimpah, jika mereka mentaati perintah-perintahNya dan akan menghukum mereka dengan kelaparan, jika mereka tidak mentaati perintah-perintahNya.
Pada jaman para hakim memerintah, bangsa Israel berulang kali tidak mentaati Allah. Jadi kelaparan ini adalah hukuman Tuhan atas ketidaktaatan mereka dan cara Tuhan memanggil umat-Nya untuk bertobat dari dosa mereka dan berbalik kepada Tuhan.
Ada sedikit ironi “Betlehem berarti Rumah Roti” dan kita berharap jika ada tempat yang memiliki makanan pada saat kelaparan, itu adalah Betlehem. Tetapi kenyataannya tidak ada roti di rumah roti bahkan terjadi kelaparan yang hebat.
Sebagian besar dari kita “tidak tahu apa itu kelaparan dan juga tidak tahu apa artinya tidak punya makanan.”
Di tengah kelaparan tsb, ada satu keluarga memutuskan untuk meninggalkan Betlehem dan pindah ke Moab. Ini keputusan yang aneh; keputusan yang lahir dari keinginan sendiri tanpa bertanyakan Tuhan.
Moab adalah musuh bangsa Israel. Ada satu masa di mana wanita Moab merayu orang Israel untuk menyembah dewa-dewa palsu. Dan Tuhan menghakimi orang Israel sehingga 24.000 orang mati terbunuh. Jadi bagi orang Israel pindah ke Moab adalah hal yang memalukan, seperti berpaling dari Tuhan.
Namun karena kelaparan hebat, Elimelekh memutuskan untuk membawa istrinya (Naomi) dan kedua putranya (Mahlon dan Kilyon) pindah ke Moab.
Apakah ini pilihan yang tepat? Tentu saja tidak.
Hanya dalam 3 ayat (Rut 1:3-5) dan dalam waktu 10 tahun, keluarga ini mengalami hal-hal yang buruk. Apa yang terjadi?
- Elimelekh meninggal.
- Kedua anaknya menikah dengan wanita-wanita Moab (bernama Orpa dan Rut).
- Mahlon dan Kilyon meninggal.
- Istri-istri mereka tidak memiliki anak.
Mereka mengalami kejadian-kejadian yang buruk tanpa ada cerita detail dan tidak ada penjelasan lengkap.
- Naomi datang ke Moab karena pilihan dan keputusan suaminya.
- Di Moab dunianya runtuh, Naomi kehilangan suami dan kedua anaknya.
- Naomi menjadi orang asing di negeri asing.
- Pada saat itu Naomi sudah tua, tidak mungkin menikah lagi sehingga dia’pun tidak akan melahirkan anak lagi.
- Naomi tidak memiliki siapa pun untuk merawatnya di Moab.
- Naomi telah kehilangan segalanya (keluarga, keamanan, perlindungan, harapan).
- Naomi hanya memiliki dua menantu Moab yang tidak memiliki anak. Dalam Perjanjian Lama, kemandulan adalah kutukan.
Apa masa depan Naomi di Moab?
Tetapi ketika semuanya nampak hilang, tiba-tiba ada harapan.
Rut 1:6 “Kemudian berkemaslah ia dengan kedua menantunya dan ia pulang dari daerah Moab sebab di daerah Moab ia mendengar bahwa TUHAN telah memperhatikan umat-Nya dan memberikan makanan kepada mereka.”
Di tengah keputusasa’annya, Naomi mendengar kabar, Tuhan memperhatikan umatNya dan memberikan makanan. Kelaparan di Israel sudah berakhir, Betlehem sekarang dipenuhi dengan roti lagi. Ini berarti bangsa Israel telah bertobat dari dosa-dosa mereka dan Tuhan mengampuni mereka. Tuhan telah menyediakan makanan bagi umat-Nya.
Jadi Naomi memutuskan untuk kembali ke Betlehem.
Dalam kisah tsb menunjukkan bahwa pindah ke Moab adalah keputusan Elimelekh:
- Elimelekh seharusnya tahu bahwa kelaparan di Betlehem itu adalah hukuman Tuhan atas ketidaktaatan bangsa Israel.
- Elimelekh berarti Tuhan adalah Rajaku.
- Elimelekh seharusnya tahu bahwa pindah ke Moab berarti berpaling dari Tuhan.
- Elimelekh seharusnya tetap tinggal di Betlehem dan tidak pindah ke Moab.
Kita juga seringkali membuat kesalahan seperti Elimelekh. Ketika hidup menjadi suram, sukar, maka kita terlalu cepat membuat keputusan tanpa bertanyakan Tuhan. Biarlah dalam segala hal, jadikan Tuhan sebagai penentu dalam pengambilan keputusan.
“Led God Be Your Confidence in Times Of Crisis”
Setiap hari kita diberi pilihan: apakah kita mau hidup di tanah perjanjian Tuhan atau tinggal di Moab?
- Moab selalu terlihat lebih menarik di permukaan.
- Moab menjanjikan kita makanan, kekayaan, kenyamanan, keamanan, kepuasan.
- Dan berpaling dari Tuhan selalu terasa memuaskan pada awalnya.
Dosa itu terasa enak, jika dosa tidak enak, maka anda tidak akan melakukannya. Dosa memberikan kepuasan tetapi itu sementara; menggairahkan selama satu musim.
“Sebab upah dosa ialah maut …” Roma 6:23a.
Ketika mereka pindah ke Moab, ada musim di mana segala sesuatu tampaknya berjalan sesuai keinginan mereka. Tetapi ketika musim itu berakhir, tragedi demi tragedi terus menimpa dan menjatuhkan mereka.
- Dosa akan selalu menyeret ke titik terendah dalam hidup kita.
- Namun anehnya kita terus memilih Moab daripada Betlehem.
Sebagian dari kita mungkin mengalami apa yang dialami Naomi, anda mungkin berada di titik terendah … maka ada kabar baik untuk anda!!
“Ada roti di Betlehem, anda tidak harus tinggal di Moab.”
- Tuhan memanggil anda untuk kembali ke Betlehem.
- Anda mungkin telah kehilangan segalanya di Moab tetapi itu bukan akhir dari kisah hidup anda. Moab bukanlah kata terakhir Tuhan untuk anda!!
“Kasih Karunia selalu menjadi kata terakhir Tuhan untuk anda dan saya!”
Pilihan – Rut 1:7-14
7 Maka berangkatlah ia dari tempat tinggalnya itu, bersama-sama dengan kedua menantunya. Ketika mereka sedang di jalan untuk pulang ke tanah Yehuda,
8 berkatalah Naomi kepada kedua menantunya itu: “Pergilah, pulanglah masing-masing ke rumah ibunya; TUHAN kiranya menunjukkan kasih-Nya kepadamu seperti yang kamu tunjukkan kepada orang-orang yang telah mati itu dan kepadaku;
9 kiranya atas karunia TUHAN kamu mendapat tempat perlindungan, masing-masing di rumah suaminya.” Lalu diciumnyalah mereka tetapi mereka menangis dengan suara keras
10 dan berkata kepadanya: “Tidak, kami ikut dengan engkau pulang kepada bangsamu.”
11 Tetapi Naomi berkata: “Pulanglah, anak-anakku, mengapakah kamu turut dengan aku? Bukankah tidak akan ada lagi anak laki-laki yang kulahirkan untuk dijadikan suamimu nanti?
12 Pulanglah, anak-anakku, pergilah sebab sudah terlalu tua aku untuk bersuami. Seandainya pikirku: Ada harapan bagiku dan sekalipun malam ini aku bersuami bahkan sekalipun aku masih melahirkan anak laki-laki,
13 masakan kamu menanti sampai mereka dewasa? Masakan karena itu kamu harus menahan diri dan tidak bersuami? Janganlah kiranya demikian, anak-anakku, bukankah jauh lebih pahit yang aku alami dari pada kamu sebab tangan TUHAN teracung terhadap aku?”
14 Menangis pula mereka dengan suara keras, lalu Orpa mencium mertuanya itu minta diri tetapi Rut tetap berpaut padanya.
Naomi berusaha meyakinkan menantu-menantunya untuk meninggalkannya karena dia sudah tidak punya apa-apa yang bisa dijanjikan kepada mereka. Naomi berkata:
- Anak-anakku, aku sudah tidak punya apapun yang bisa ditawarkan kepadamu.
- Hidup kalian akan jauh lebih baik jika tinggal di Moab, kalian masih memiliki keluarga; tanah dan makanan.
- Kalian masih cukup muda untuk menikah lagi dan punya anak. Ini belum terlambat dan kalian masih dapat menemukan kebahagiaan selamanya di Moab.
Tetapi jika kalian ikut saya ke Israel, kalian tidak akan mendapatkan apa-apa.
- Kalian tidak akan menemukan siapa’pun yang akan menikahi kalian karena budaya Israel “kalian harus menikah dengan anak saya yang lain dan memiliki anak” tetapi saya tidak punya anak laki-laki lagi.
- Saya terlalu tua untuk menikah dan memiliki anak lagi.
- Katakanlah saya menemukan seseorang dan menikah dan mengandung anak laki-laki. Maukah menunggu sampai anak saya cukup umur untuk menikah?
- Saat itu sudah terlambat, kalian terlalu tua untuk menikah dan memiliki anak.
- Kalian akan kehilangan terlalu banyak; jauh lebih baik tinggal di Moab.
Naomi memberi tahu bahwa mereka (Orpa dan Rut) akan kehilangan segalanya dan tidak ada untungnya, jika mereka pergi bersama Naomi ke Betlehem.
Rut 1:13b “Janganlah kiranya demikian, anak-anakku, bukankah jauh lebih pahit yang aku alami dari pada kamu sebab tangan TUHAN teracung terhadap aku?”
Naomi berkata bahwa tangan Tuhan menentangnya karena semua kejadian buruk yang dia alami di Moab; Tuhan sedang melawannya.
Dia berkata kepada menantunya “Tuhanku menentangku dan jika kalian tetap dengan saya, tangan Tuhan juga akan melawan kalian. Ada banyak bencana di depan kita dan saya tidak ingin kalian mengalami apa yang saya alami.” Jadi demi hidup kalian sendiri, kalian harus meninggalkan saya sendiri.
Naomi begitu sakit hati, sangat pahit dengan apa yang terjadi dalam hidupnya.
Karena itu ketika dia akan kembali ke Betlehem, dia tidak mengharapkan apa’pun dari Tuhan.
Setelah Orpa berpikir bahwa tidak ada apa’pun untuknya di Israel, maka dia memutuskan untuk tinggal di Moab dan kita tidak pernah mendengar ceritanya lagi.
Bagaimana dengan menantu perempuan lainnya?
Rut 1:15-18
15 Berkatalah Naomi: “Telah pulang iparmu kepada bangsanya dan kepada para allahnya; pulanglah mengikuti iparmu itu.”
16 Tetapi kata Rut: “Janganlah desak aku meninggalkan engkau dan pulang dengan tidak mengikuti engkau; sebab ke mana engkau pergi, ke situ jugalah aku pergi dan di mana engkau bermalam, di situ jugalah aku bermalam: bangsamulah bangsaku dan Allahmulah Allahku;
17 di mana engkau mati, aku pun mati di sana dan di sanalah aku dikuburkan. Beginilah kiranya TUHAN menghukum aku bahkan lebih lagi dari pada itu, jikalau sesuatu apa pun memisahkan aku dari engkau, selain dari pada maut!”
18 Ketika Naomi melihat bahwa Rut berkeras untuk ikut bersama-sama dengan dia, berhentilah ia berkata-kata kepadanya.
Rut berkata “Kemana engkau pergi, aku akan pergi. Dimana engkau tinggal, saya akan tinggal. Bangsamu akan menjadi bangsaku. Tuhanmu akan menjadi Tuhanku. Di mana engkau mati, aku’pun mati disana.”
Rut berkomitmen kepada ibu mertuanya dan komitmen ini radikal.
- Dengan menyerahkan nyawanya kepada Naomi, Rut meninggalkan keluarga dan negaranya.
- Rut berkomitmen untuk kemungkinan menjadi janda dan tidak memiliki anak selama sisa hidupnya.
- Dia berkomitmen untuk pindah ke negara yang tidak dikenal dengan bangsa, kebudayaan dan bahasa baru, demi ibu mertuanya.
Ini bagian terpenting:
- Rut berkata bahwa Tuhan Naomi akan menjadi Tuhannya dan di mana Naomi mati, di sana juga dia akan mati. Dengan kata lain, komitmen Rut tidak hanya kepada Naomi tetapi juga kepada Tuhan’nya Naomi.
- Bahkan setelah kematian Naomi, Rut mengatakan, “saya tidak akan pergi kemana-mana. Tuhan Naomi adalah Tuhanku. Saya tidak akan kembali ke Moab. Saya akan mati di tanah tempat Naomi meninggal. Saya telah menyerahkan hidup saya kepada Allah Israel dan tidak ada kata menyerah.”
Rut memilih jalan yang sulit daripada jalan yang mudah, dari hikmat manusia.
Ketika orang pindah ke negara baru, mereka selalu melakukannya dengan harapan kehidupan yang lebih baik. Tidak ada yang pindah ke negara baru dengan harapan kehidupan yang lebih buruk. Itulah yang terjadi dengan Orpa tetapi Rut berbeda.
Rut diberikan dua pilihan:
Tuhan plus tidak ada harapan di Betlehem atau Segalanya minus Tuhan di Moab.
Inilah pilihan yang harus diputuskan oleh setiap murid Kristus (anda dan saya):
- Banyak anak Tuhan mengikuti Tuhan untuk memiliki kehidupan yang lebih baik tetapi tidak dengan Rut.
- Rut rela meninggalkan segalanya demi kehidupan yang lebih buruk.
- Rut memilih meninggalkan Moab dan mengikuti Naomi pergi ke Betlehem.
“You Will See God’s Hands In All Areas Of Your Life When You Leave Everything In God’s Hands.”
Kembali ke Betlehem – Rut 1:19-21
19 Dan berjalanlah keduanya sampai mereka tiba di Betlehem. Ketika mereka masuk ke Betlehem, gemparlah seluruh kota itu karena mereka dan perempuan-perempuan berkata: “Naomikah itu?”
20 Tetapi ia berkata kepada mereka: “Janganlah sebutkan aku Naomi; sebutkanlah aku Mara sebab Yang Mahakuasa telah melakukan banyak yang pahit kepadaku.
21 Dengan tangan yang penuh aku pergi tetapi dengan tangan yang kosong TUHAN memulangkan aku. Mengapakah kamu menyebutkan aku Naomi karena TUHAN telah naik saksi menentang aku dan Yang Mahakuasa telah mendatangkan malapetaka kepadaku.”
- Ketika mereka sampai di Betlehem, beberapa orang mengenali Naomi. Mereka berkata, “Naomi, apakah itu kamu? Saya tidak melihat anda selama 10 tahun.”…
- Dia menjawab, “Jangan panggil aku Naomi; panggil aku Mara”, yang artinya pahit. Itulah kondisi Naomi.
Naomi berkata “Yang Mahakuasa telah melakukan banyak yang pahit kepadaku; Yang Mahakuasa telah mendatangkan malapetaka kepadaku.”
Naomi menyalahkan Tuhan atas semua kerugiannya.
Siapa sebenarnya yang bertanggung jawab atas semua tragedi yang dialami Naomi?
- Banyak yang berkata bahwa Naomi salah dengan mengatakan bahwa Tuhan telah menimpakannya dengan semua kerugian.
- Mereka mengatakan bahwa apa yang terjadi pada Naomi adalah konsekuensi dari tindakan dan keputusannya; jadi tidak ada hubungannya dengan Tuhan.
- Mereka memutuskan pindah ke Moab dan anak-anaknya menikah dengan wanita Moab.
Tetapi Tuhan terlalu agung, terlalu mulia, pemeliharaanNya tanpa batas untuk diturunkan menjadi formula sederhana konsekuensi dari tindakan.
Naomi menggunakan dua kata yang berbeda: Yang Mahakuasa dan Tuhan.
Kata Mahakuasa berasal dari kata “El Shaddai” yang berarti bahwa Tuhan itu Mahakuasa. Tuhan berdaulat dan Dia selalu memegang kendali.
- Inilah gambaran Allah yang kita lihat di seluruh Alkitab.
- Allah yang memegang kendali mutlak atas segala sesuatu.
- DIA tidak hanya mengendalikan semua hal baik tetapi DIA juga mengendalikan kelaparan, perang, penyakit, badai, banjir dan semua hal buruk dalam kehidupan.
- Tidak ada satu detail pun yang terjadi di alam semesta karena kebetulan.
Karena itu ketika Naomi mengatakan bahwa Tuhan telah menyiksanya, dia tidak salah.
Naomi tahu siapa Tuhannya.
DIA adalah Yang Maha Kuasa; DIA adalah Tuhan yang hebat tetapi Naomi juga memanggilnya Tuhan yang berasal dari kata YHWH, Allah perjanjian.
Dengan kata lain, Naomi juga tahu bahwa Tuhan adalah Tuhan yang setia pada semua janji-Nya dan DIA sangat baik.
Secara singkat Naomi berkata: Tuhan itu hebat dan Tuhan itu baik.
Naomi mengerti bahwa setiap tindakan memiliki konsekuensi tetapi dia juga tahu bahwa tidak ada yang terjadi di luar ijin Tuhan yang agung dan baik.
Tuhan selalu memegang kendali mutlak atas setiap detail kehidupan dan DIA selalu setia. Ini adalah Tuhan dari Alkitab.
Masalah Naomi adalah dia tidak memiliki mata untuk melihat pemeliharaan Tuhan karena rasa sakit yang dia alami, dia tidak bisa melihat ‘apa yang sedang Tuhan lakukan dalam hidupnya’.
Naomi berkata, “saya pergi dengan tangan penuh dan Tuhan membawa saya kembali dengan tangan yang kosong.”
Tetapi sesungguhnya Naomi tidak kosong; Naomi tidak bisa melihat kehadiran seorang wanita yang menyerahkan hidup dan matinya kepada Naomi.
Naomi membawa Rut bersamanya.
Naomi memiliki “agenda tentang apa yang dia pikir Tuhan harus lakukan dalam hidupnya tetapi dia tidak melihat apa yang dipikirkannya terjadi.” Sehingga dia menjadi pahit dan kepahitannya menyebabkan dia tidak bisa melihat kebaikan Tuhan dalam hidupnya.
Naomi tidak menyadari bahwa wanita Moab yang berdiri di sampingnya adalah bukti kesetiaan Tuhan kepadanya.
Saya tidak tahu, rasa sakit seperti apa yang Tuhan ijinkan terjadi dalam hidup anda.
- Mungkin sebagian dari anda sedang bergumul dengan kemandulan.
- Mungkin sebagian dari anda sedang berjuang melawan kesepian.
- Mungkin dalam masa pandemi ini, anda banyak mengalami kehilangan (orang yang anda kasihi, bisnis, pekerjaan) dan itu sangat mempengaruhi anda.
- Mungkin anda sedang bergumul dengan diagnosis dari dokter.
- Atau mungkin beberapa dari anda sedang ketakutan dan kuatir dengan ketidak-pastian yang terjadi saat-saat ini.
Dan anda bertanya, “Di mana Tuhan dalam kesakitan saya?” anda merasa kosong, anda merasa pahit.
Tuhan sangat menyadari apa yang anda alami dan DIA memegang kendali mutlak atas keadaan itu. Tuhan terlalu bijaksana dan terlalu baik untuk membuat kesalahan”.
Pemeliharaan Tuhan – Rut 1:22 “Demikianlah Naomi pulang bersama-sama dengan Rut, perempuan Moab itu, menantunya, yang turut pulang dari daerah Moab. Dan sampailah mereka ke Betlehem pada permulaan musim menuai jelai.”
Lihatlah pemeliharaan Tuhan bagi Naomi:
- Naomi membawa Rut, orang Moab
- Mereka datang ke Betlehem pada awal panen jelai.
Tuhan menyatukan kisah hidup dari orang-orang tsb dan mengubah kepahitan Naomi menjadi berkat melalui panen jelai.
- Naomi tidak tahu tangan belas kasihan Tuhan yang bekerja dalam hidupnya.
- Dia berpikir bahwa Tuhan menentangnya karena semua rasa sakit yang dia alami.
- Akhirnya Naomi menyadari bahwa Tuhan tidak pernah menentang umat-Nya.
- Tuhan selalu bekerja untuk kebaikan umat-Nya bahkan ketika hidup sangat menyakitkan.
Pemeliharaan Allah adalah kedaulatan-Nya yang bertujuan.
Ringkasan Rut 1
Hanya karena kita tidak dapat melihat pemeliharaan Tuhan, bukan berarti Tuhan tidak bekerja. Pemeliharaan Tuhan selalu menjadi elemen penentu dalam hidup kita.
Apakah kita mengalami penderitaan karena konsekuensi dari keputusan kita sendiri atau karena alasan yang tidak dapat dijelaskan, rasa sakit tidak pernah mudah.
- Seperti Naomi, kita sering tidak bisa melihat pekerjaan Tuhan dalam hidup kita, pada saat kita mengalami penderitaan.
- Kita terlalu sibuk mengeluh kepada Tuhan tentang kekosongan kita sehingga kita lupa bahwa Tuhan mengosongkan tangan kita untuk memberi kita sesuatu yang jauh lebih baik.
- Naomi berduka atas kehilangan semuanya tetapi Naomi lupa bahwa dia memiliki Rut di sampingnya. Demikian juga yang terjadi dengan kita.
- Apa yang Naomi dan kita perlu lihat adalah fakta bahwa kita tidak kosong; kita memiliki Rut.
Ketika Rut menyerahkan hidupnya kepada Naomi, Rut tahu bahwa Naomi akan mati tanpa dia. Tidak ada yang bisa Naomi lakukan; dia membutuhkan orang lain untuk membantunya dan menyediakan untuknya.
Rut tahu bahwa jika dia memilih untuk mempertahankan hidupnya sendiri, Naomi akan kehilangan miliknya. Tetapi ketika Rut menyerahkan nyawanya, Naomi akan mendapatkannya.
Rut membuat pilihan yang sulit; menyerahkan semua yang dia miliki (ayah, ibu, keluarga, kekayaan, tanah), agar Naomi memiliki semua yang Rut miliki.
- Di tengah pengalaman pahit Naomi, dia menerima kesetiaan Rut.
- Rut adalah tanda kesetiaan Tuhan kepada Naomi.
Apakah kita menyadari bahwa kita memiliki seseorang yang bahkan lebih baik dari Rut dalam hidup kita? Naomi memiliki Rut; kita memiliki Yesus.
Sama seperti Rut, Yesus tahu bahwa satu-satunya cara untuk kita dapat mempertahankan hidup kita adalah dengan DIA Menyerahkan Nyawa-NYA.
- Yesus membuat komitmen radikal itu.
- Yesus menyerahkan semua yang dimilikinya.
- Yesus meninggalkan kemuliaan Surga untuk DIA mendekat kepada kita.
- Rut berkata bahwa di mana Naomi mati, dia juga mati disana; Yesus berkata, “Aku mati supaya kita tidak perlu melakukannya.”
- Yesus begitu berkomitmen kepada kita bahkan kematian tidak dapat memisahkan kita dari kasih-Nya.
Dalam rasa pahit dan sakit kita, mungkin kita merasa kosong tetapi sebenarnya tidak.
- Kita memiliki Yesus bersama kita.
- DIA adalah bukti bahwa Tuhan selamanya bekerja untuk mencapai tujuan baiknya.
- Kita mungkin tidak tahu apa yang Tuhan rencanakan tetapi kita memiliki Yesus bersama kita.
- Ketika kita memiliki Yesus bersama kita, kita dapat memiliki keyakinan bahwa rasa sakit (kepahitan, kekecewaan, keputusasa’an, kegagalan bahkan kehancuran), tidak akan menjadi kata akhir bagi hidup kita tetapi Multiplied Grace akan menjadi kata terakhir Tuhan bagi anda dan saya.
SOLI DEO GLORIA.
Sorry, the comment form is closed at this time.