Segala sesuatu mendatangkan kebaikan

Roma 8:28-39

Kita tahu sekarang bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah. Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambar Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara. Mereka yang ditentukan-Nya dari semula, mereka itu juga dipanggil-Nya. Mereka yang dipanggil-Nya, mereka itu juga dibenarkan-Nya. Mereka yang dibenarkan-Nya, mereka itu juga dimuliakan-Nya. Sebab itu, apa yang akan kita katakan tentang semuanya itu? Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita? Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimana mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia?

Siapakah yang akan menggugat orang-orang pilihan Allah? Allah, yang membenarkan mereka? Siapakah yang akan menghukum mereka? Kristus Yesus, yang telah mati? Bahkan lebih lagi: Yang telah bangkit, yang juga duduk di sebelah kanan Allah, yang malah menjadi Pembela bagi kita? Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesengsaraan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang? Seperti ada tertulis: “Oleh karena Engkau kami ada dalam bahaya maut sepanjang hari, kami telah dianggap sebagai domba-domba sembelihan.” Tetapi dalam semuanya itu kita lebih daripada orang-orang yang menang, melalui Dia yang telah mengasihi kita. Sebab aku yakin bahwa baik maut maupun hidup, baik malaikat-malaikat maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang maupun yang akan datang, atau kuasa-kuasa, baik yang di atas maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.

Apakah ada yang suka film dengan akhir yang menyedihkan? Saya tidak suka akhir yang menyedihkan. Saya ingat ketika saya masih remaja, saya menonton sebuah drama Korea di mana karakter utamanya menderita leukemia. Dan keseluruhan drama itu adalah tentang bagaimana dia menjadi semakin lemah dan lemah dan akhirnya meninggal. Saya menangis hampir di setiap episode. Dramanya sangat menyedihkan, tetapi aktris drama itu menjadi aktris favorit saya untuk bertahun-tahun. Saya yakin bahwa kebanyakan dari kita tidak menyukai akhir yang menyedihkan. Kita lebih menyukai akhir yang bahagia. Namun saya memiliki teman-teman aneh yang menyukai film dengan akhir yang menyedihkan. Ketika saya bertanya kepada mereka mengapa, mereka mengatakan bahwa film dengan akhir yang menyedihkan jauh lebih realistis daripada film dengan akhir yang bahagia. Dan mereka benar. Kita hidup di dunia yang rusak dan tercemar oleh dosa. Kita menyaksikan akhir yang menyedihkan di sekitar kita. Kita melihat kematian, korupsi, konflik, penyakit, tragedi, dan bencana alam setiap saat di berita. Narasi dunia dimana kita hidup penuh dengan akhir yang menyedihkan. Tetapi sebagai umat Kristus, kita tidak hidup berdasarkan narasi dunia ini; kita memiliki narasi yang berbeda. Sebagai umat Kristus, kita dapat memiliki keyakinan bahwa cerita kita akan memiliki akhir yang bahagia karena cerita kita diarahkan oleh sutradara yang sangat bijaksana dan baik. Sutradara kita dapat mengubah situasi yang tanpa harapan dan sangat mengerikan menjadi sebuah resolusi yang indah.

Hari ini kita akan berbicara tentang kebaikan Tuhan. Jika anda besar di gereja, selesaikan perkataan ini. “God is good (all the time). And all the time (God is good).” Jika anda percaya katakan amin. Mari kita tutup dalam doa. Sangatlah mudah untuk mengatakan bahwa Tuhan itu baik di setiap saat. Namun pertanyaannya adalah, apakah anda mempercayainya? Apakah anda benar-benar percaya bahwa Tuhan itu baik di setiap saat? Apa yang terjadi ketika anda mendapatkan laporan dokter yang mengatakan bahwa anda tidak dapat memiliki anak? Apa yang terjadi ketika anda didiagnosis menderita penyakit yang mematikan? Apa yang terjadi ketika pasangan anda meninggalkan anda? Apa yang terjadi jika anda telah bekerja keras untuk mendapatkan promosi jabatan, tetapi justru dipecat? Apa yang terjadi ketika hidup begitu menyakitkan? Apakah anda masih percaya bahwa Tuhan itu baik? Itulah yang akan kita bahas hari ini. Ada satu janji khusus yang Tuhan berikan kepada setiap umat Kristus yang menjadi akar dari banyak janji lainnya. Janji ini memberikan tembok keamanan bagi umat Kristus untuk hidup dalam sukacita, damai sejahtera, dan ketenangan. Ini seperti hidup di dalam sebuah benteng besar yang melindungi kita dari ancaman luar. Dan inilah janjinya. Kita memiliki Tuhan yang baik dan berdaulat yang mengatur segala sesuatu yang kita alami dan yang akan kita alami untuk kebaikan kita dan kemuliaan-Nya.

Mari kita pelajari ayat-ayat ini bersama-sama. Inilah tiga poin khotbah saya: janji kebaikan; fondasi kebaikan; penegasan kebaikan.

 

 

Janji kebaikan

Roma 8:28 – Kita tahu sekarang bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.

Berapa banyak dari anda yang memiliki ayat ini sebagai ayat Alkitab favorit anda? Ayat ini salah satu dari lima ayat Alkitab favorit saya. Ayat ini dimulai dengan, “Kita tahu…” Ada banyak hal dalam kehidupan Kekristenan yang tidak kita ketahui. Kita tidak tahu mengapa Tuhan mengizinkan rasa sakit dan penderitaan. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Tetapi inilah yang dapat kita ketahui dengan pasti. “Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia.” Jadi jelas bahwa janji ini bukan untuk semua orang. Janji ini hanya bagi mereka yang mengasihi Tuhan. Dan perhatikan. Ini bukan janji bahwa segala sesuatu dalam hidup kita akan berjalan seperti yang kita inginkan. Ini bukan janji bahwa hidup kita akan berjalan dengan mulus. Bukan itu janjinya. Janjinya adalah bahwa segala sesuatu yang terjadi dalam hidup kita akan mendatangkan kebaikan. Bukan hanya hal-hal yang baik. Paulus berkata, “segala sesuatu.” Segala sesuatu mencakup hal yang baik dan juga hal yang buruk. Ini menunjukkan bahwa umat Kristus tidak dikecualikan dari hal-hal yang buruk. Hal-hal yang buruk dapat terjadi pada orang-orang yang mengasihi Tuhan. Banyak orang Kristen yang salah berpikir, “Jika aku mengasihi Tuhan, jika aku melayani Tuhan, Tuhan akan melindungi aku dari keadaan yang buruk. Aku tidak akan mengalami banyak hal yang buruk. Hidupku akan menjadi lebih baik dan lebih baik.” Tetapi Paulus tidak setuju dengan hal itu. Paulus mengatakan bahwa hal-hal buruk yang mengerikan dapat terjadi pada umat Kristus. Tahukah anda apa konteks dari janji yang luar biasa ini? Penderitaan. Jadi, inilah yang harus kita mengerti. Sebagai umat Kristus, kita akan menderita. Kita akan melewati masa-masa dalam hidup di mana kita bertanya, “Tuhan, aku tidak mengerti mengapa Engkau mengizinkan hal ini terjadi padaku. Ini sangat menyakitkan. Kenapa Tuhan?” Segala sesuatu akan terjadi pada kita.

Tetapi inilah kabar baiknya. Apapun yang terjadi, tidak ada yang berada di luar cakupan pemeliharaan Tuhan yang berkuasa. Bagaimana kita tahu? Paulus berkata, “Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan.” Ini berarti bahwa di balik segala sesuatu yang terjadi pada kita, Tuhan selalu aktif bekerja untuk kita. Seringkali kita tidak bisa melihat bagaimana Tuhan bekerja. Tetapi hanya karena kita tidak bisa melihatnya, bukan berarti Tuhan tidak melakukan apa-apa. Perhatikan. 7 hari seminggu, 24 jam sehari, 3600 detik sejam, Tuhan selalu bekerja. Bahkan pada detik ini juga, Tuhan bekerja dengan cara yang tidak dapat kita lihat dan pahami untuk menggenapi rencana-Nya yang baik di dalam kita. Dan yang menakjubkan adalah Tuhan turut bekerja dalam segala sesuatu. Itu berarti tidak ada kejadian yang kebetulan dalam hidup kita. Tuhan menggunakan setiap detail dalam hidup kita, setiap pengalaman, kesedihan, dan sukacita, dan menggabungkan semuanya sebagai bagian dari pekerjaan-Nya. Tidak ada bagian dari hidup kita yang sia-sia. Apa yang terjadi pada kita saat kita berusia 5 tahun akan bekerja sama dengan apa yang terjadi saat kita berusia 50 tahun. Tidak ada yang namanya penyesalan dalam agenda Tuhan. Dia bisa, Dia sanggup, dan Dia akan menggunakan setiap detail dalam hidup kita untuk rencana-Nya.

Tetapi perhatikan. Paulus tidak mengatakan bahwa semua hal itu baik. Dia tidak mengatakan itu. Kanker itu tidak baik. Perceraian itu tidak baik. Pengkhianatan, kehilangan, dan rasa sakit yang kita alami tidaklah baik. Dosa itu tidak baik. Tetapi janjinya adalah Tuhan akan membuat hal yang baik dari hal yang tidak baik yang kita alami. Jadi, Paulus tidak mengatakan, “Hal-hal buruk yang kamu alami sebenarnya tidak benar-benar buruk. Itu sebenarnya adalah hal-hal yang baik. Itu adalah berkat yang tersembunyi.” Tidak, seribu kali tidak. Tetapi Paulus mengatakan bahwa Tuhan akan mengambil hal-hal yang buruk, hal-hal yang menyakitkan, hal-hal yang mengecewakan, dan Dia akan mengerjakannya untuk kebaikan. Hal-hal yang buruk tetaplah buruk. Tetapi kita memiliki Tuhan yang berdaulat yang dapat mengerjakannya untuk kebaikan dan menggunakannya untuk rencana-Nya. Tuhan bekerja dengan cara yang misterius yang mendatangkan kebaikan dalam segala sesuatu. Ini seperti membuat kue. Kita menyukai hasil akhirnya, rasa brownies cokelat yang meleleh di mulut kita. Tetapi kita tidak menyukai rasa baking soda dengan sendirinya. Tetapi ketika semua bahan disatukan, rasanya sangat nikmat. Apakah anda lihat? Tuhan adalah pembuat kue terhebat di alam semesta. Dia menggunakan bahan-bahan yang tidak enak, mencampurkannya, dan menciptakan produk akhir dengan rasa surgawi.

Coba pikirkan tentang cerita Yusuf. Jika ada orang yang dapat mengeluh kepada Tuhan tentang hal-hal buruk dalam hidup, itu adalah Yusuf. Tidak ada hal dalam hidupnya yang masuk akal dari sudut pandang manusia. Dia adalah anak yang baik, tetapi dia dijual sebagai budak. Dia adalah seorang hamba yang baik, tetapi dia dijebloskan ke dalam penjara. Dia menafsirkan mimpi juru minuman, tetapi dia dilupakan. Dia melakukan segalanya dengan benar, tetapi segala sesuatu dalam hidupnya berjalan salah. Tetapi perhatikan apa yang Yusuf katakan kepada saudara-saudaranya. Kejadian 50:20 – Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar.

Tahukah anda apa yang dikatakan Yusuf? Yusuf tidak mengatakan bahwa saudara-saudaranya berniat jahat terhadapnya, dan kemudian ketika Tuhan melihat apa yang terjadi pada Yusuf, Tuhan merespons situasi tersebut dan mengubahnya untuk kebaikan. Bukan itu yang dikatakan oleh ayat ini. Tuhan tidak berada di surga dan bertanya-tanya apa yang saudara-saudara Yusuf lakukan terhadap Yusuf, lalu memikirkan sebuah rencana untuk membuat segalanya menjadi baik. Itu bukanlah Tuhan dalam Alkitab. Inilah yang dikatakan Yusuf kepada saudara-saudaranya. “Kamu punya niat, tetapi Tuhan juga punya niat. Kamu berusaha mencapai sesuatu, tetapi Tuhan juga berusaha mencapai sesuatu. Kamu punya rencana, tetapi Tuhan juga punya rencana. Kamu bermaksud jahat, tetapi Tuhan bermaksud baik.” Dalam peristiwa yang sama, dua hal yang berbeda terjadi, dua sutradara sedang mengarahkan. Tetapi inilah kabar baiknya: apa yang Tuhan maksudkan menang atas apa yang saudara-saudaranya maksudkan. Tuhan tidak akan gagal mencapai rencana-Nya. Melalui perbuatan jahat saudara-saudaranya, Yusuf akhirnya menjadi perdana menteri Mesir dan menyelamatkan nyawa banyak orang. Apakah anda melihatnya? Peristiwa yang sama, dua tujuan yang berbeda. Dan Tuhan selalu memiliki kata terakhir.

Tetapi apakah kebaikan yang Paulus bicarakan? Sering kali kita menerjemahkan kebaikan sebagai kekayaan, kesehatan, kekuasaan, dan sebagainya. Tetapi bukan itu kebaikan yang Paulus maksudkan. Definisi Paulus tentang kebaikan jauh lebih besar daripada kebaikan duniawi yang bersifat sementara yang ada dalam pikiran kita. Inilah cara kita sering menafsirkan kebaikan dalam ayat ini. “Aku tidak mendapatkan pekerjaan yang aku inginkan, tapi tidak apa-apa karena Tuhan memiliki pekerjaan yang lebih baik untuk aku.” “Aku tidak menikah dengan orang yang aku inginkan, tapi ada orang yang lebih baik yang Tuhan sudah siapkan untuk aku.” Maafkan saya jika saya merusak ayat favorit anda, tetapi bukan itu janjinya. Ayat ini tidak menjanjikan bahwa jika kita mengasihi Tuhan, kita akan mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Sangat mungkin bagi kita untuk tidak pernah mendapatkan pekerjaan yang lebih baik. Sangat mungkin bagi kita untuk tidak pernah menikah. Jadi, apa kebaikan dari janji ini? Mari kita lanjutkan ke poin kedua.

 

 

Fondasi kebaikan

Roma 8:29-30 – Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambar Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara. Mereka yang ditentukan-Nya dari semula, mereka itu juga dipanggil-Nya. Mereka yang dipanggil-Nya, mereka itu juga dibenarkan-Nya. Mereka yang dibenarkan-Nya, mereka itu juga dimuliakan-Nya.

Kata ‘sebab’ di awal ayat 29 menjelaskan kebaikan dan tujuan dari ayat 28. Apakah kebaikan yang Tuhan kerjakan dalam hidup kita? Ini jawabannya – supaya kita menjadi serupa dengan gambar Anak-Nya. Tujuan baik Tuhan dalam hidup kita adalah untuk membuat kita semakin serupa dengan Yesus. Dengan kata lain, pahami ini. Alkitab tidak menjanjikan hidup yang lebih baik jika kita mengasihi Tuhan, tetapi Alkitab berjanji untuk membuat kita lebih baik dalam hidup dengan menjadikan kita lebih serupa dengan Yesus. Itu berarti kita bisa saja tidak memiliki pekerjaan, tidak menikah, tidak memiliki anak, tetapi Tuhan menggunakan semua keadaan itu untuk membuat kita lebih seperti Yesus. Dan itu adalah kebaikan.

Mari kita kembali ke cerita Yusuf. Yusuf harus melalui bertahun-tahun rasa sakit dan penderitaan sebelum ia menjadi orang paling berkuasa kedua di Mesir. Mengapa Tuhan mengijinkannya? Mengapa Tuhan tidak datang kepada Yakub dan berkata, “Yakub, pilih kasihmu terhadap Yusuf akan membuat saudara-saudaranya membencinya. Berhenti melakukan itu. Jika tidak, mereka akan menjualnya sebagai budak, dan dia akan mengalami penderitaan selama bertahun-tahun. Kamu tidak mau hal itu terjadi. Dan di kemudian hari akan terjadi kelaparan yang sangat besar, dan Aku akan menggunakan Yusuf untuk menyelamatkan banyak orang. Jadi persiapkan dia untuk itu.” Itu hanya membutuhkan waktu 10 menit, dan itu akan menyelamatkan Yusuf dari penderitaan selama bertahun-tahun. Tetapi mengapa Tuhan tidak melakukan hal itu? Karena kita tidak menjadi serupa dengan Yesus melalui cara itu. Tahukah anda bagaimana kita menjadi lebih serupa dengan Yesus? Melalui banyak situasi yang menyakitkan. Melalui bertahun-tahun dimana kita menyadari bahwa kita jauh lebih berdosa daripada yang kita pikirkan, dan Tuhan jauh lebih murah hati daripada yang kita harapkan. Kita harus berada dalam posisi di mana kita benar-benar yakin bahwa Tuhan telah meninggalkan kita dan kemudian mengetahui bahwa Dia tidak pernah meninggalkan kita. Hal itu harus terjadi berulang-ulang, dan itu membentuk karakter kita untuk menjadi lebih serupa dengan Yesus. Itulah kebaikan yang Tuhan kerjakan dalam hidup kita.

Paulus kemudian memberi tahu kita bagaimana kita dapat yakin bahwa janji kebaikan ini pasti. Dalam ayat 29 dan 30, Paulus memberikan kita fondasi mengapa janji dalam ayat 28 tidak akan gagal. Saya ingin kita mencernanya secara perlahan. Karena jika kita memahami apa yang Paulus katakan dalam ayat-ayat ini, maka hal ini dapat mengubah pandangan hidup kita secara radikal. Paulus memberikan lima kata teologis yang menjadi fondasi kebaikan.

Pertama, dipilih. “Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula.” Kata dipilih dalam Bahasa Inggris adalah ‘foreknew’. Dan ini berbicara lebih dari sekadar mengetahui sesuatu sebelumnya. Paulus tidak mengatakan bahwa Tuhan dalam hikmat-Nya telah mengetahui orang-orang yang akan percaya kepada-Nya dan kemudian menetapkan orang-orang tersebut untuk rencana-Nya. Kata foreknew secara harfiah diterjemahkan sebagai foreloved atau ‘telah dikasihi’. Ini adalah kata yang menggambarkan suatu hubungan yang intim. Sebagai contoh, dalam Amos 3:2, Tuhan berkata kepada Israel, “Hanya kamu yang Kukenal dari segala kaum di muka bumi.” Ini bukan berarti Tuhan tidak mengenal bangsa-bangsa lain di bumi, tetapi Tuhan telah menetapkan kasih-Nya secara khusus kepada Israel. Jadi, mereka yang telah dipilih Tuhan adalah mereka yang telah dikasihi Tuhan sejak sebelum dunia dijadikan.

Kedua, ditentukan.Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula.” Sesuatu yang telah ditentukan berarti keputusan sudah dibuat. Itu berarti jika kita mengasihi Tuhan, itu adalah keputusan Tuhan terlebih dahulu sebelum keputusan kita. Kita memutuskan untuk percaya kepada Tuhan karena Tuhan telah terlebih dahulu memutuskan untuk kita. Jadi apa yang membedakan kita dengan orang lain tidak ada hubungannya dengan seberapa hebatnya kita, seberapa pintarnya kita, martabat keluarga kita, atau pencapaian kita. Paulus mengatakan kepada kita bahwa sebelum kita melakukan sesuatu yang baik ataupun buruk, sebelum kita berdoa doa Kristen kita yang pertama, sebelum kita melakukan dosa pertama kita, sebelum kita menarik napas yang pertama, Tuhan telah menetapkan kasih-Nya kepada kita. Dia telah menentukan kita bahkan sebelum kita ada. Dan keputusan Tuhan itu pasti. Tidak ada yang dapat membatalkannya. Itulah yang dimaksud dengan ditentukan.

Ketiga, dipanggil. “Mereka yang ditentukan-Nya dari semula, mereka itu juga dipanggil-Nya.” Dipanggil berbicara tentang saat ketika kita mendengar berita Injil, dan hati kita meresponsnya dengan iman. Panggilan Tuhanlah yang membangkitkan iman di dalam hati kita untuk mempercayai Injil. Mereka yang telah Tuhan tentukan tidak akan melewatkan panggilan tersebut. Kita tahu bahwa kita telah ditentukan oleh Tuhan melalui respons hati kita terhadap Injil. Mereka yang menerima Yesus sebagai Juruselamat adalah mereka yang menerima panggilan. Tidak seorang pun dapat mengaku Yesus adalah Tuhan kecuali Roh Kudus terlebih dahulu mengubah hati yang condong kepada dosa dan memberikan hati yang baru untuk mendengar. Kita mungkin berpikir bahwa kitalah yang memutuskan untuk menyerahkan hidup kita kepada Yesus. Namun bukan itu yang terjadi. Satu-satunya alasan kita memilih Tuhan adalah karena karya kasih karunia-Nya yang telah mengasihi dan menentukan kita bahkan sebelum kita dilahirkan.

Keempat, dibenarkan. “Mereka yang dipanggil-Nya, mereka itu juga dibenarkan-Nya.” Tidak cukup hanya dipanggil, kita juga harus dibenarkan di hadapan Tuhan. Kita tidak bisa membenarkan diri kita sendiri. Tuhanlah yang membenarkan kita dengan mengutus Yesus untuk menanggung hukuman kita di kayu salib. Peran kita hanyalah percaya. Mereka yang menerima panggilan akan merespons dengan iman dan menerima pembenaran dari Tuhan. Panggilan menciptakan iman, dan iman membenarkan kita. Itu berarti kita tidak hanya diampuni dari dosa-dosa kita tetapi juga dinyatakan benar. Ada pertukaran besar yang terjadi karena iman. Yesus menanggung dosa-dosa kita, dan kita menerima ketaatannya yang sempurna. Oleh karena itu, ketika kita menaruh iman kita kepada Yesus, kita tidak memiliki catatan yang bersih; kita memiliki catatan Yesus yang sempurna. Ketika Tuhan melihat kita, Dia melihat kita bagaimana Dia melihat Yesus. Kita kudus, benar, dan tak bercela di hadapan Tuhan. Itulah yang dimaksud dengan dibenarkan.

Kelima, dimuliakan. “Mereka yang dibenarkan-Nya, mereka itu juga dimuliakan-Nya.” Dimuliakan adalah keadaan di mana kita dapat sepenuhnya menikmati Tuhan. Di mana kita tidak lagi bergumul dengan dosa dan kelemahan, di mana Yesus menjadi satu-satunya kerinduan hati kita. Ini adalah keadaan di mana kita dapat sepenuhnya menikmati kebaikan Tuhan. Ini adalah tujuan akhir Tuhan bagi kita. Kita akan menjadi seperti Yesus, dan kita akan menikmati Tuhan untuk selamanya.

Di sinilah saya ingin menarik perhatian anda. Perhatikan bahwa kelima kata ini dalam bahasa aslinya menggunakan bentuk kata lampau – dipilih, ditentukan, dipanggil, dibenarkan, dimuliakan. Apakah anda menyadari sesuatu yang aneh? Dimuliakan seharusnya tidak dalam bentuk lampau. Seharusnya tertulis, “akan dimuliakan”, benar? Karena kita tahu bahwa kita belum dimuliakan. Hari ini kita masih bergumul dengan dosa, dan kita belum bebas dari dosa. Kita belum dapat menikmati Tuhan sepenuhnya. Jadi mengapa Paulus mengatakan dimuliakan? Karena Paulus memberikan kita kepastian mutlak bahwa apa pun yang terjadi, Tuhan akan membuat kita seindah Yesus. Tuhan akan menjadikan kita sehebat Yesus. Dia tidak akan gagal. Di mata Tuhan, pemuliaan kita sudah terlaksana. Itulah mengapa Paulus dapat membicarakannya dalam bentuk lampau.

Inti dari pernyataan berantai dalam ayat 29 dan 30 adalah untuk memberikan kepastian, keyakinan, jaminan, dan keamanan. Rantai tidak dapat diputuskan. Tuhan tidak hanya menawarkan keselamatan, tetapi Dia menyelamatkan manusia, bekerja melalui manusia, dan akan menggenapkan karya keselamatan di dalam diri manusia. Intinya adalah untuk menjamin bahwa setiap orang di dalam rantai akan mencapai tujuan pemuliaan. Tidak seorang pun yang akan tertinggal. Tuhan telah menetapkannya dalam kekekalan, dan itu akan terjadi. Dia yang memulai pekerjaan baik di dalam kita akan menyelesaikannya. Bagaimana kita tahu? Perhatikan subjek dari semua karya keselamatan. Tuhanlah yang memilih. Tuhanlah yang menentukan. Tuhanlah yang memanggil. Tuhanlah yang membenarkan. Tuhanlah yang memuliakan. Tuhanlah yang melakukan semua pekerjaan dari awal sampai akhir. Dan jika Tuhan yang melakukan segalanya, Dia tidak akan gagal. Tingkat keberhasilan Tuhan adalah 100%. Tuhan sebegitu baik. Salib Kristus sebegitu berkuasa. Tujuan Tuhan sebegitu pasti. Setiap orang yang mengasihi Tuhan akan menjadi seperti Yesus.

Jadi, inilah dorongan dari ayat-ayat ini. Saya tidak tahu pada musim kehidupan apa anda berada saat ini. Beberapa dari anda mungkin berada di musim yang sangat menyakitkan saat ini. Beberapa dari anda mungkin berada di ambang menyerah terhadap segalanya. Beberapa dari anda mungkin berada di musim di mana segala sesuatu terasa biasa-biasa saja. Atau beberapa dari anda mungkin berada di musim di mana anda terbang tinggi. Tidak peduli di mana pun anda berada, Tuhan berjanji tidak ada satu detik pun dalam hidup anda yang sia-sia jika anda mengasihi-Nya. Tidak ada satu hal pun yang terjadi dalam hidup anda yang tidak akan Tuhan pakai untuk membawa anda kepada kemuliaan. Setiap musim kehidupan, setiap ritme, setiap kebosanan, setiap rasa sakit, setiap senyum, Tuhan sedang membentuk anda untuk menjadi lebih serupa dengan Yesus. Beberapa dari anda mungkin berkata, “Tapi Yos, kamu tidak tahu apa yang telah aku lakukan. Kamu tidak tahu dosaku. Kamu tidak tahu seberapa sering aku mengecewakan Tuhan.” Ya, saya tidak tahu, dan saya tidak perlu tahu. Tuhan tidak memilih anda karena anda benar, jadi Dia tidak akan meninggalkan anda karena ada ketidakbenaran dalam anda. Mari kita lanjutkan ke poin ketiga.

 

 

Penegasan kebaikan

Dalam ayat 30 hingga 39, Paulus melontarkan lima pertanyaan retoris yang menegaskan kebaikan Tuhan. Kelima pertanyaan retoris ini memberi tahu kita dengan pasti bahwa tidak ada yang dapat merusak tujuan baik Tuhan atas hidup kita. Martyn Lloyd Jones menyebutnya sebagai logika yang terbakar. Karena jika kita memahami logika dari ayat-ayat ini, tidak peduli apapun yang kita alami, kita dapat menghadapinya dengan penuh keyakinan dan kepastian.

Pertanyaan pertama, Roma 8:31 – Sebab itu, apa yang akan kita katakan tentang semuanya itu? Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita? Jawabannya adalah banyak. Banyak hal yang dapat melawan kita. Keluarga kita dapat melawan kita. Pasangan kita dapat melawan kita. Pemerintah dapat melawan kita. Penyakit dapat melawan kita. Iblis pasti melawan kita. Paulus tidak mengatakan bahwa kita tidak akan mengalami hal-hal yang melawan kita. Paulus mengatakan bahwa jika Tuhan ada di pihak kita, maka tidak masalah siapa lawan kita. Tidak ada yang dapat menggagalkan tujuan baik Tuhan atas hidup kita. Semua kuasa neraka mungkin melawan kita, tetapi mereka tidak akan pernah menang karena Tuhan ada di pihak kita. Pergumulan kita besar, tetapi Tuhan kita jauh lebih besar. Menurut saya inilah yang Daud rasakan ketika ia berjalan melalui lembah kekelaman. Daud berkata, “Aku tidak takut, sebab Engkau besertaku.” Bukan berarti Daud tidak akan terluka. Mungkin saja ada serigala dan musuh yang mencoba melukai Daud di lembah. Tetapi Daud tidak punya alasan untuk takut karena Tuhan menyertai dia. Inilah janji Tuhan. Di lembah, kita akan lebih mengenal Tuhan. Kita akan menyaksikan betapa kuat dan berkuasanya Tuhan yang menyertai kita.

Pertanyaan kedua, Roma 8:32 – Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimana mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia? Ini adalah argumen dari yang lebih besar ke yang lebih kecil. Ikuti logika Paulus. Dengan memberikan Yesus kepada kita, Tuhan telah memberikan segalanya kepada kita. Ia memberikan yang terbaik dari surga kepada kita. Jika demikian, apakah Tuhan tidak akan memberikan hal-hal lain yang baik bagi kita? Contohnya seperti ini. Jika papa anda membelikan anda mobil Ferrari, apakah dia tidak akan memberikan anda uang bensin? Uang bensin tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan membelikan anda Ferrari. Anda mengikuti? Jika Tuhan bersedia membayar harga keselamatan dengan mengirim Yesus untuk mati bagi kita, yang merupakan yang terbaik yang Tuhan miliki, maka Tuhan pasti akan memberikan segala sesuatu yang lain yang kita butuhkan untuk mencapai rencana-Nya. Segala sesuatu yang lain sangatlah kecil dibandingkan dengan Yesus.

Pertanyaan ketiga, Roma 8:33a – Siapakah yang akan menggugat orang-orang pilihan Allah? Allah, yang membenarkan mereka? Sekarang Paulus membawa kita ke dalam suasana ruang pengadilan. Dan di dalam sidang pengadilan, ada banyak tuduhan yang ditujukan kepada kita. Mengapa? Karena kita adalah orang yang berdosa. Tidak ada satupun dari kita yang memiliki catatan yang bersih. Contoh, jika pikiran yang ada dalam benak kita sejak pagi ini, jika niat hati kita ditampilkan di layar untuk dilihat semua orang, berapa banyak dari kita yang akan tetap tinggal untuk menyaksikannya? Tidak. Kita akan melarikan diri secepat mungkin, dan kita tidak akan pernah kembali ke gereja ini. Kita akan diliputi rasa malu untuk seumur hidup kita. Tetapi inilah yang Paulus katakan kepada kita. Orang lain mungkin akan menuduh kita. Setan akan menuduh kita. Bahkan hati nurani kita mungkin akan menuduh kita. Tetapi tidak ada tuduhan yang dapat berhasil karena Tuhan sang Hakim telah mengetuk palu dan menyatakan kita tidak bersalah. Tidak ada yang dapat menggugat kita. Bagaimana bisa?

Pertanyaan keempat, Roma 8:33b-34 – Siapakah yang akan menghukum mereka? Kristus Yesus, yang telah mati? Bahkan lebih lagi: Yang telah bangkit, yang juga duduk di sebelah kanan Allah, yang malah menjadi Pembela bagi kita? Alasan mengapa kita tidak dihukum bukanlah karena kita tidak bersalah. Kita bersalah atas guggatan-guggatan tersebut. Kita mengetahuinya. Alasan kita tidak dihukum adalah karena hukuman sudah dibayar lunas. Jadi, kita tidak hanya memiliki Tuhan sebagai Hakim yang menyatakan kita benar, tetapi Tuhan menyatakan kita benar karena Yesus telah membayar semua hukuman atas dosa-dosa kita. Dan tidak hanya sampai disitu. Yesus tidak hanya mati untuk membayar dosa-dosa kita, tetapi juga dibangkitkan dan sekarang duduk di sebelah kanan Tuhan, menjadi pembela bagi kita. Itu berarti bahwa saat ini Yesus sedang memperjuangkan kasus kita di hadapan Tuhan. Saya jelaskan seperti ini. Pernahkah anda melakukan sesuatu yang membuat anda berpikir, “Aku tidak percaya aku bisa melakukan itu. Aku jahat sekali. Dari mana asalnya hal itu? Apa yang telah aku lakukan?” Ketika hal itu terjadi, apa yang anda lakukan? Anda bersembunyi dari Tuhan. Anda merasa malu. Anda berkata pada diri anda sendiri, “Tidak mungkin Tuhan masih mengasihi aku setelah apa yang aku lakukan.” Inilah yang Paulus katakan. “Siapakah yang akan menghukum kamu? Tidak ada yang bisa. Karena saat ini Yesus berdiri di antara kamu dan Tuhan. Dia menjadi pembela bagimu. Dia mengatakan kepada Hakim alam semesta bahwa kamu tidak dapat dihukum karena Dia telah dihukum untukmu.” Tidak ada satu hal pun yang dapat kita lakukan hari ini yang dapat membawa kita kembali ke dalam penghukuman. Semuanya telah dibayar lunas. Tuhan mengasihi kita tidak peduli betapa berantakannya kita di dalam.

Pertanyaan kelima, Roma 8:35-36 – Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesengsaraan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang? Seperti ada tertulis: “Oleh karena Engkau kami ada dalam bahaya maut sepanjang hari, kami telah dianggap sebagai domba-domba sembelihan.” Jika di pertanyaan ketiga dan keempat Paulus berbicara tentang kekacauan di dalam diri kita, di pertanyaan kelima Paulus berbicara tentang kekacauan di luar diri kita. Ia berbicara tentang keadaan hidup yang membuat kita meragukan kasih Kristus. Dapatkah keadaan-keadaan itu memisahkan kita dari kasih Kristus? Dapatkah penyakit memisahkan kita dari kasih Kristus? Dapatkah masalah dan bencana memisahkan kita dari kasih Kristus? Dan Paulus tidak sedang berbicara secara hipotesis. Paulus sedang memberikan kepada kita otobiografinya. Karena Paulus mengalami penindasan, kesengsaraan, penganiayaan, kelaparan, ketelanjangan, bahaya dan pedang. Dia mengalami semua penderitaan yang dia tuliskan. Namun pertanyaannya adalah, dapatkah keadaan eksternal tersebut memisahkan kita dari kasih Kristus? Inilah jawabannya.

Roma 8:37-39 – Tetapi dalam semuanya itu kita lebih daripada orang-orang yang menang, melalui Dia yang telah mengasihi kita. Sebab aku yakin bahwa baik maut maupun hidup, baik malaikat-malaikat maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang maupun yang akan datang, atau kuasa-kuasa, baik yang di atas maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita. Apakah anda mendengarnya? Paulus sangat yakin bahwa tidak peduli siapa pun yang melawan kita, apa pun yang terjadi pada kita, tidak ada sesuatu pun di dalam seluruh ciptaan yang dapat memisahkan kita dari kasih Tuhan yang ada dalam Kristus Yesus. Kita lebih daripada orang-orang yang menang melalui Dia yang telah mengasihi kita.

Dan saya menyukai perkataan ‘lebih daripada orang-orang yang menang’. Apa artinya? John Piper menjelaskannya demikian. “Seorang pemenang mengalahkan musuhnya, tetapi orang yang lebih dari pemenang menaklukkan musuhnya. Seorang pemenang meniadakan tujuan musuhnya; seseorang yang lebih dari pemenang membuat musuhnya melayani tujuannya. Seorang pemenang menghajar musuhnya; seseorang yang lebih dari pemenang menjadikan musuhnya sebagai budaknya.” Apakah anda mengerti? Tuhan tidak hanya akan membebaskan kita dari penderitaan, tetapi Tuhan menggunakan penderitaan untuk mencapai rencana-Nya. Itulah sebabnya tidak ada satu pun di dalam ciptaan yang dapat memisahkan kita dari kasih Tuhan, karena Dia menggunakan segala sesuatu untuk mencapai rencana-Nya. Tuhan tidak berjanji bahwa penderitaan tidak akan menyakiti kita, tetapi Dia berjanji bahwa penderitaan tidak akan pernah dapat memisahkan kita dari kasih-Nya. Segala sesuatu di dalam ciptaan berada di bawah kendali Tuhan yang berdaulat dan Dia bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan. Tidak ada yang dapat dan akan dapat memisahkan kita dari kasih Tuhan.

Beberapa orang mungkin keberatan dan berkata, “Aku tahu apa yang dapat memisahkan aku dari kasih Tuhan. Itu adalah aku. Aku dapat memisahkan diriku dari kasih Tuhan. Aku bisa menjadi pahit dan memilih meninggalkan Tuhan.” Saya mengerti mengapa ada yang berkata seperti itu. Tetapi ini pertanyaan saya. Apakah anda bagian dari ciptaan? Terakhir kali saya periksa, anda adalah bagian dari ciptaan. Paulus berkata bahwa tidak ada satu pun dari seluruh ciptaan yang dapat memisahkan kita dari kasih Tuhan. Itu berarti bahwa anda pun tidak dapat memisahkan diri anda dari kasih Tuhan. Kasih Tuhan begitu besar sehingga Dia akan memelihara anda melalui semua kesulitan anda. Dia akan menopang anda melalui semua pergumulan anda. Dia akan terus mengasihi anda dan Dia akan menjaga anda dalam pelukan-Nya, apa pun yang terjadi. Dia sebaik itu. Anda bisa lihat? Dan di sinilah kita menemukan jaminan dalam kehidupan Kekristenan. Pegang ini. Kepastian kita dalam kehidupan Kekristenan tidak didasarkan pada kasih kita yang berubah-ubah kepada Tuhan, tetapi pada kasih Tuhan yang tidak pernah berubah kepada kita.

Saya akan tutup dengan ini. Saya harap ayat-ayat ini meyakinkan kita akan kebaikan Tuhan. Tetapi jangan berpikir bahwa Tuhan itu baik karena kita baik. Jika kita berpikir bahwa Tuhan itu baik karena kita baik, maka hanyalah masalah waktu sebelum kita menyerah mengikuti Tuhan. Karena saya tahu kita. Kita akan terus mengecewakan Tuhan dan cepat atau lambat kita akan berpikir bahwa Tuhan telah menyerah terhadap kita. Tetapi itu bukanlah kesaksian Alkitab. Tahukah anda mengapa Tuhan baik kepada kita? Tahukah anda mengapa Tuhan tidak akan pernah berhenti mengasihi dan berbuat baik kepada kita? Karena kasih dan kebaikan Tuhan tidak pernah bergantung pada kita. Tuhan tidak mengasihi kita karena. Tuhan mengasihi kita untuk kita. Titik. Jika pasangan anda menghampiri anda dan bertanya, “Apakah kamu sayang sama aku?” yang ingin didengar oleh pasangan anda adalah, “Katakan kepadaku mengapa kamu sayang sama aku. Berikan aku alasan mengapa kamu mengasihiku.” Dan ketika anda mengatakan, “Aku sayang sama kamu karena…”, itu berarti kasih anda bergantung pada alasan tersebut. Jika alasan itu disingkirkan, maka hilanglah kasih anda. Tetapi Tuhan berkata, “Aku tidak mengasihimu karena kamu rohani. Aku tidak mengasihimu karena kamu lebih baik dari yang lain. Aku tidak mengasihimu karena kamu tampan dan memiliki doktrin yang sehat. Aku mengasihimu untuk kamu. Aku mengasihimu karena aku memilih untuk mengasihimu. Dan aku akan selamanya mengasihimu karena kasih-Ku tidak bergantung padamu.” Apakah anda mengerti? Di dalam Yesus, Tuhan mengasihi kita untuk kita. Dan karena kasih-Nya kepada kita tidak bergantung pada kita, Dia tidak memiliki alasan untuk berhenti mengasihi kita. Tidak ada yang dapat menghentikan-Nya untuk mengasihi kita.

Bagaimana kita bisa yakin? Lihatlah salib Yesus Kristus. Di kayu salib, kebaikan Tuhan tidak lagi abstrak. Kebaikan Tuhan menjadi nyata. Di kayu salib, semua kekuatan jahat terbesar di alam semesta dilemparkan kepada Yesus. Yesus disiksa. Yesus diejek. Yesus menanggung penghukuman yang layak kita terima. Dan Yesus bisa saja menghindari semua itu. Dia bisa saja menghentikan semua penderitaan itu untuk menimpanya. Yang harus Ia lakukan hanyalah menyerah tentang kita. Itu saja. Dia hanya perlu memilih untuk berhenti mengasihi kita dan dia tidak perlu menanggung semua rasa sakit itu. Tetapi dalam tindakan kasih terbesar dalam sejarah manusia, Yesus tetap tinggal. Di kayu salib, Yesus menunjukkan kepada kita bahwa tidak ada yang dapat menghentikan kasihnya kepada kita. Dia memegang kita. Dia menolak untuk melepaskan kita. Dia mati untuk kita. Jadi hari ini ketika kita menaruh iman kita kepada Yesus, kita dapat mengetahui dengan pasti bahwa tidak ada yang dapat memisahkan kita dari kasihnya. Ketika kita melihat Yesus tidak pernah melepaskan kita apa pun yang terjadi padanya, itulah cara kita mengetahui dengan pasti bahwa dia tidak akan pernah berhenti mengasihi kita. Itulah cara kita mengetahui dengan penuh keyakinan bahwa tidak peduli betapa berantakannya kita di dalam, tidak peduli apa pun hal buruk yang terjadi di luar, Yesus tidak meninggalkan kita. Jika Yesus tidak meninggalkan kita ketika neraka menimpanya, apakah menurut anda ada sesuatu yang dapat kita lakukan yang dapat membuatnya meninggalkan kita? Jika kita melihat keadaan kita sebagai ukuran kebaikan Tuhan, kita akan terus ragu. Tetapi jika kita melihat salib, salib menghancurkan keraguan kita. Salib meyakinkan kita bahwa Tuhan itu baik di setiap saat. Mari kita berdoa.

 

 

Discussion questions:

  1. What struck you the most from the sermon?
  2. What does Paul mean by “all things work together for good”?
  3. How does the chain statement in verses 29 and 30 encourage you in your walk with Christ?
  4. Look at the five questions of the affirmation of good in verses 31-39. Which one stands out the most for you and why?
  5. How can you be absolutely certain that God is good all the time?
No Comments

Sorry, the comment form is closed at this time.