03 Mar Talenta dan Mina
Yesus membentangkan suatu perumpamaan lain lagi kepada mereka, kata-Nya: Hal kerajaan Sorga itu seumpama orang yang menaburkan benih yang baik di ladangnya. Tetapi pada waktu semua orang tidur, datanglah musuhnya menaburkan benih lalang diantara gandum itu, lalu pergi. Ketika gandum itu tumbuh dan mulai berbulir, nampak jugalah lalang itu. Maka datanglah hamba-hamba tuan ladang itu kepadanya dan berkata: Tuan, bukankah benih baik, yang tuan taburkan diladang tuan? Dari manakah lalang itu? Jawab tuan itu: Seorang musuh yang melakukannya. Lalu berkatalah hamba-hamba itu kepadanya: Jadi, maukah tuan supaya kami pergi mencabut lalang itu? Tetapi ia berkata: Jangan, sebab mungkin gandum itu ikut tercabut pada waktu kamu mencabut lalang itu. Biarkanlah keduanya tumbuh bersama sampai waktu menuai. Pada waktu itu aku akan berkata kepada para penuai: Kumpulkanlah dahulu lalang itu dan ikatlah beberkas-berkas untuk dibakar, kemudian kumpulkanlah gandum itu ke dalam lumbungku.” Mat 13:24-30.
Saudara yang terkasih, kita semua tahu bahwa segala sesuatu yang kita tabur pasti kita tuai. Tetapi hari ini saya mau menyampaikan bahwa kita bisa menuai apa yang tidak kita tabur. Didalam perumpamaan diatas, Ladang adalah gambaran dari dunia atau gereja, Penabur adalah Yesus, Penabur lalang adalah iblis, dan Penuai adalah kita semua. Didalam hidup kita, seringkali terjadi walaupun kita sudah sungguh-sungguh mengikut Tuhan, masih saja masalah itu datang. Didalam gereja, walaupun firman sudah ditaburkan, tetapi masih saja ada orang yang salah menangkap kebenaran atau melanggar perintah Tuhan. Jika kita perhatikan dari perumpamaan diatas, lalang itu tumbuh di ladang, bukan dihutan (diluar ladang), artinya memang didalam gerejapun ada lalang yang tumbuh. Sebagai anak-anak Tuhan, kita tidak bisa berkata kepada orang lain bahwa mereka lalang. Bukanlah kita yang berhak untuk mencabut lalang-lalang itu melainkan malaikatlah yang akan mencabutnya. Alkitab menjelaskan bahwa diakhir jaman, orang yang hidup kudus akan semakin kudus dan yang cemar akan semakin cemar. Setiap kita dihadapkan kepada suatu pilihan setiap saat, apakah kita mau hidup kudus atau cemar.
Tuhan menginginkan lalang itu tumbuh bersama-sama dengan gandum. Mengapa? Karena Tuhan tidak mau gandum itu juga tercabut. Jadi saudara, kita tidak bisa menghindari orang-orang yang tidak sependapat, tidak cocok, membuat masalah, dll. Percayakah saudara bahwa Allah tahu cara yang terbaik untuk menjaga dan membuat kita bertumbuh? Dia bahkan sanggup merubah ketidak baikkan menjadi kebaikkan. Ada suatu istilah bahwa besi menajamkan besi dan manusia menajamkan sesama. Tuhan menggijijkan adanya suatu gesekkan diantara kita, supaya kita menjadi kuat dan bertumbuh didalam karakter Kristus.
Dildalam Mat 25:14-30, Yesus memberikan perumpamaan tentang talenta. Talenta berbicara tentang kemampuan dari Allah. 1 Talenta bernilai 15 tahun upah kerja. Jadi sangat banyak nilainya, sama halnya seperti sebuah warisan. Di ayat yang ke 14 dan 15, Yesus mempercayakan talenta-talenta itu kepada hamba-hamba-Nya. Perhatikan, bahwa Tuhan tidak mempercayakan kepada “orang luar” tetapi Ia memberikannya kepada pelayan-pelayan Tuhan sesuai dengan kesanggupan mereka! Diceritakan bahwa ada yang diberi 5 talenta menghasilkan 5 talenta lagi, yang diberi 2 talenta menghasilkan 2 talenta. Apa sebetulnya ukuran dari keberhasilan mereka? Di ayat 19 dikatakan, “Lama sesudah itu pulanglah tuan hamba-hamba itu lalu mengadakan perhitungan dengan mereka.” Mereka telah setia mengerjakan tanggung jawab mereka! Memang talenta itu sangat berharga, tetapi kesetiaan itu melebihi talenta nilainya. Talenta itu diberi oleh Tuhan, tetapi kesetiaan adalah pemberian kita kepada Tuhan.
Didalam Luk 19:11-27, Yesus memberikan perumpamaan tentang uang mina. Ada seorang bangsawan yang mau berangkat dan emmberikan 10 mina kepada kesepuluh hambanya. Satu orang mendapat satu mina. Nilai satu mina adalah upah 3 bulan kerja. Diceritakan bahwa dari 10 orang, hanya 3 orang yang kembali kepada bangsawan itu waktu ia kembali. Hamba yang pertama melipatgandakan minanya menjadi 10 dan hamba yang kedua menghasilkan 5 mina. Mereka mendapat upah kekuasaan atas 10kota dan 5 kota. Tetapi hamba yang ketiga hanya menyimpan minanya didalam saputangan. Lalu kaa bangsawan itu kepada yang hamba yang ketiga ini, “Hai, hamba yang jahat, aku akan menghakimi engkau dengan perkataanmu sendiri…” Tuhan menganggap hamba yang tidak melakukan apa-apa itu sebagai hamba yang jahat. Cerita ini berbicara tentang anak-anak Tuhan yang mencari jiwa. Jika kita setia dan rajin bersaksi dan memenangkan jiwa, maka Tuhan akan memberikan kekuasaan atas kota-kota. Ini berbicara soal jiwa-jiwa dan keselamatan. Haleluyah! Dia akan memberikan bangsa-bangsa kepada mereka yang memintanya! Tetapi orang Kristen yang hanya menikmati dan tidak mau melakukan apa-apa adalah orang jahat! Yak 4:17 berkata, “Jadi jika seseorang tahu bagaimana harus berbuat baik, tetapi ia tidak melakukannya, ia berdosa.” dan Yak 2:26 mengatakan, “Sebab seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian jugalah iman tanpa perbuatan adalah mati.” Jadi Tuhan mau jika kita mengatakan hidup didalam Dia, maka sudah seharusnyalah kita hidup seperti Yesus, yaitu berbuat baik dan mengasihi jiwa-jiwa. Mari kita menjadi hamba-hamba yang rajin dan mengusahakan talenta Tuhan sudah beri dan dengan setia melayani Tuhan, maka kita akan mendengar dia mengatakan “Engkau adalah hamba-Ku yang baik dan setia” Amin.
No Comments