13 Mar Thankful life II
Thankful life adalah gaya hidup kita dalam segala situasi dan keadaan. Gaya hidup ini dimungkinkan karena;
- Kita sudah didalam Yesus / bertobat / lahir baru
- Kita telah diajar dan berakar di dalam Kristus lalu kita bisa mempunyai sukacita dan hidup didalam rasa syukur.
“Rejoice always, pray without ceasing, give thanks in all circumstances; for this is the will of God in Christ Jesus for you.” – 1 Thessalonica 5:16-18
Rejoice always – bersukacitalah selalu
Pray without ceasing – berdoalah dimanapun kita berada
Give thanks in all circumstances; for this is the will of God in Christ Jesus for you – mengucap syukur adalah kehendak Tuhan dan salah satu tanda kita mengucap syukur adalah kita dapat memperlihatkan wajah yang bersukacita.
Latar belakang Kitab 1 dan 2 Tesalonika
Kitab 1 dan 2 Tesalonika adalah kitab yang ditulis oleh Paulus. Banyak teolog berkata bahwa ini adalah eskatologi dari Paulus. Eskatologi adalah ilmu yang mempelajari masa depan (termasuk kedatangan Tuhan yang ke dua kali). Kota Tesalonika sendiri adalah kota pelabuhan yang besar dan menjadi ibukota dari Macedonia, pusat perdagangan yang sangat strategis sehingga menjadi pusat kota yang sangat besar ketika Paulus disana. Penduduk yang tinggal di Tesalonika memiliki culture yang beragam. Banyak yahudi, yunani, pendatang, dsb. Paulus sering mengajar di sebuah tempat yang disebut “sinagok” yaitu rumah ibadah milik orang Israel. Meskipun Paulus mengajar di sinagok, dia juga mengajar keliling. Selain berbicara tentang eskatologi, Paulus juga banyak berbicara menjangkau orang-orang dari bangsa-bangsa lain dan pertobat baru.
Tujuan Paulus menulis Tesalonika
1. Menguatkan petobat baru dalam menjalani cobaan hidup
1 Thessalonica 3:3-5“That no one be moved by these afflictions. For you yourselves know that we are destined for this. For when we were with you, we kept telling you beforehand that we were to suffer affliction, just as it has come to pass, and just as you know. For this reason, when I could bear it no longer, I sent to learn about your faith, for fear that somehow the tempter had tempted you and our labor would be in vain.”
Paulus yang berkata untuk rejoice always juga menuliskan bahwa kita ditetapkan akan mengalami penderitaan, persoalan. Paulus berkata kamu bisa bersukacita meskipun kamu sedang mengalami permasalahanan.
2. Memberikan perintah untuk hidup dalam Tuhan dengan benar.
Bersukacita senantiasa itu adalah perintah Tuhan yang benar. Dan apabila Tuhan memerintahkan, Tuhan yang sama akan memberikan kemampuan untuk melakukannya.
3. Memberikan arahan hidup sehari-hari
4. Untuk kita yang bekerja, supaya bekerja dengan benar. Bekerja merupakan sebuah ibadah. 1 Thessalonica 4:11-12 “and to aspire to live quietly, and to mind your own affairs, and to work with your hands, as we instructed you, so that you may walk properly before outsiders and be dependent on no one.”
5. Berbicara tentang kedatangan Tuhan yang kedua kali 1 Tesalonika 4:13-15
6. Membahas bagaimana menghadapi persoalan, permasalahan, kesulitan hidup, tantangan dan aniaya dengan tetap bisa mengucap syukur.
1 Thessalonica 5:16
Rejoice always + Prayer always = Give thanks always
Rejoice occasionally + Prayer when we have time = Give thanks occasionally
Ephesians 5:20 “giving thanks always and for everything to God the Father in the name of our Lord Jesus Christ”
Paulus berkata ucapkan syukur senantiasa dalam setiap keadaan. Ketika kita berada dalam keadaan yang tidak menyenangkan, kita tetap bersyukur karena memiliki suatu pengharapan/ eskatologi bahwa Tuhan akan memulihkan. Ini yang membuat kita bisa bersyukur. Satu pengharapan ini adalah suatu tanda bahwa kita percaya / iman kepada Tuhan
Worry , is the enemy of Give Thanks
Worry (merimnaō) artinya to be anxious / to be trouble with care. Paulus memahami ketika kita bersyukur selalu, bukan berarti hidup kita tanpa worry. Salah satu yang membuat kita sulit untuk bersyukur adalah terlalu banyak berfikir yang bukan dari Tuhan.
Matthew 6:25-34
“Do Not Be Anxious
Therefore I tell you, do not be anxious about your life, what you will eat or what you will drink, nor about your body, what you will put on. Is not life more than food, and the body more than clothing? Look at the birds of the air: they neither sow nor reap nor gather into barns, and yet your heavenly Father feeds them.Are you not of more value than they? And which of you by being anxious can add a single hour to his span of life? And why are you anxious about clothing? Consider the lilies of the field, how they grow: they neither toil nor spin, yet I tell you, even Solomon in all his glory was not arrayed like one of these. But if God so clothes the grass of the field, which today is alive and tomorrow is thrown into the oven, will he not much more clothe you, O you of little faith? Therefore do not be anxious, saying, ‘What shall we eat?’ or ‘What shall we drink?’ or ‘What shall we wear?’ For the Gentiles seek after all these things, and your heavenly Father knows that you need them all. But seek first the kingdom of God and his righteousness, and all these things will be added to you. Therefore do not be anxious about tomorrow, for tomorrow will be anxious for itself. Sufficient for the day is its own trouble.”
Little Faith
Matthew 8:26 “And he said to them, “Why are you afraid, O you of little faith? ” Then he rose and rebuked the winds and the sea, and there was a great calm.”
Iman kita kecil karena kita diperhadapkan karena angin topan yang besar sehingga kita ketakukan. Jangan ijinkan keadaan yang kelihatan lebih besar membuat anda takut.
Matthew 14:31 “Jesus immediately reached out his hand and took hold of him, saying to him, “O you of little faith, why did you doubt?”
Waktu kita bimbang, bukannya kita tidak punya faith. Tetapi kita membandingkan faith kita dengan situasi dan keadaan. Pada saat kita bimbang, kita memiliki Little faith. Bimbang bukanlah sebuah dosa, tapi dengan bimbang kita tidak akan mecapai sesuatu. Dan dengan bimbang/takut, sulit untuk kita mengucap syukur.
Matthew 16:8 “But Jesus, aware of this, said, “O you of little faith, why are you discussing among yourselves the fact that you have no bread?”
Yesus berkata, kita punya iman yang kecil ketika mendiskusikan perintah yang Tuhan berikan kepada kita dengan orang lain. Mengapa kita mendiskusikan perintah Tuhan dengan orang lain? Karena kita tidak yakin kalau itu dari Tuhan. Mendiskusikan suatu perintah dari Tuhan bisa jadi merupakan sesuatu yang sangat salah karena belum tentu orang yang sama mendapat perintah yang sama. Jika kita ada keraguan dari perintah Tuhan, tanyalah kepada Tuhan yang memberikan perintah.
Matthew 16:11-12 “How is it that you fail to understand that I did not speak about bread? Beware of the leaven of the Pharisees and Sadducees.” Then they understood that he did not tell them to beware of the leaven of bread, but of the teaching of the Pharisees and Sadducees.”
Little faith terjadi karena kita mendengar pengajaran yang dari manusia dan bukan Tuhan. Orang farisi dan saduki bukan orang kafir. Mereka tau persis kitab taurat. Tapi Tuhan berkata, iman kita menjadi kecil karena kita mendengarkan perintah ahli taurat/ orang farisi. Doktrin adalah dalil yang dibuat oleh manusia, tapi jangan sampai doktrin mengatur hubungan kita dengan Tuhan dan hidup kita. Ketika kita mengandalkan doktrin, pengetahuan, teori kita akan masuk di dalam little faith. Dan ketika kita masuk di dalam little faith, akan sulit untuk kita mengucap syukur.
Matthew 17:19-20 “Then the disciples came to Jesus privately and said, “Why could we not cast it out?” 20 He said to them, “Because of your little faith. For truly, I say to you, if you have faith like a grain of mustard seed, you will say to this mountain, ‘Move from here to there,’ and it will move, and nothing will be impossible for you”
Disini dikatakan little faith karena kita gagal mengusir setan (mengatasi persoalan). Waktu kita gagal melakukan kehendak Tuhan, bukan berati Tuhan gagal, tapi karena iman kita belum cukup atau cara kita yang salah. Kegagalan kita karena suatu hal bisa membuat kita little faith untuk melakukan hal yang berikutnya. Pada saat kita mengalami kegagalan dan terus mencoba lagi, tandanya kita sedang melatih iman kita yang kecil untuk terus tumbuh dan tumbuh lagi.
Grain of mustard seed/ biji sesawi bukan biji terkecil yang biasa ditanam. Biji sesawi adalah biji yang paling kecil yang dikenal dan ditanam dan ditanah perjanjian pada jaman itu. Dari biji sesawi yang kecil dan ditanam, bisa tumbuh pohon yang tingginya sekitar 10feet/ 3meter. Itulah iman kita. Tuhan memberikan kita iman little faith, tapi perlu di cultivate, dipupuki. Pupuknya itu adalah Rejoice, sehingga iman kita dapat bertumbuh menjadi pohon yang besar dan rimbun. Tanam benihmu yang kecil itu yang telah diberikan Tuhan. Adalah tanggung jawab kita untuk memelihara biji sesawi yang kecil itu menjadi pohon yang tinggi dan rimbun dengan cara rejoice always, praying without ceasing.
Dibalik tantangan ada kemenangan yang dijanjikan Tuhan. Ada jalan keluar yang Tuhan berikan.
Daniel 2:44-45 “And in the days of those kings the God of heaven will set up a kingdom that shall never be destroyed, nor shall the kingdom be left to another people. It shall break in pieces all these kingdoms and bring them to an end, and it shall stand forever, just as you saw that a stone was cut from a mountain by no human hand, and that it broke in pieces the iron, the bronze, the clay, the silver, and the gold. A great God has made known to the king what shall be after this. The dream is certain, and its interpretation sure.”
Dari batu yang kecil yang tidak ada sentuhan manusia, diambil oleh Tuhan untuk menghancurkan patung raja Nebukabnezar yang terdiri dari emas, perak tembaga, besi dsb. Secara manusia, tidak mungkin batu kecil bisa merobohkan. Benih yang kecil ini bisa tumbuh menjadi besar, menaklukan kerjaan dunia, semua persoalan sekitarnya. Benih yang kecil, ditanam dan disuburkan dengan prayer without ceasing, rejoice, ucapan syukur, maka ia akan bertumbuh mejadi pohon yang tinggi dan lebat sehingga ia akan dipakai sebagai tempat perteduhan untuk banyak orang
Revelation 11:15 “Then the seventh angel blew his trumpet, and there were loud voices in heaven, saying, “The kingdom of the world has become the kingdom of our Lord and of his Christ, and he shall reign forever and ever.”
Kalau kita sedang melihat kegagalan kita hari ini, fokuskan bahwa kerajaan surga datang untuk kita. Itu yang membuat kita bisa bersuka cita dan bersyukur.
Waktu kita focus kepada Tuhan, believe God, pray and rejoice, kita bisa melupakan masalah kita. Mungkin masalah belum selesai, tetapi at least kita punya semangat yang baru karena iman kita sudah di charge oleh tuhan.
Conclusion
- Gaya hidup yang mengucap syukur adalah gaya hidup orang percaya
- Kehidupan yang selalu mengucap syukur adalah bukti bahwa iman kita bertumbuh
- Hidup yang ditandai dengan pengharapan adalah hidup yang ditandai dengan doa yang dinamik
- Kegagalan mengucap syukur adalah kegagalan iman
Sorry, the comment form is closed at this time.