02 Jan The 3rd Year of Revayah – Mounting up (Soaring) with wings like Eagles (Holy Spirit)
Bacaan: Yesaya 40:27-31
Sering kali kita mengeluh ketika kita berada dalam masalah yang belum selesai setelah sekian lama atau kita belum berhasil untuk mencapai sesuatu yang Tuhan janjikan, tapi kebiasaan ini perlu kita perbaiki sebab Tuhan tidak pernah tidak memperhatikan kita bahkan Tuhan mengukir nama kita di telapak tanganNya, tidak mungkin Tuhan bisa lupa dengan pribadi kita dan apa yang sudah kita alami. Perlu kita ingat kembali bahwa mata uang Kerajan Sorga ialah IMAN dan WAKTU, percaya dengan iman dalam Tuhan dan ijinkan Tuhan bekerja dalam waktuNya, jangan sampai kita gampang menyerah kepada kondisi dan keadaan tapi bertahan dalam iman kita.
Seberapa hebatnya kita pun, ketika kita berjalan melakukan kehendak Tuhan, kita akan mengalami masa masa yang melelahkan dan kesusahan, tapi semua ini terjadi supaya Tuhan dapat melatih kita untuk bergantung kepada Dia dan tidak mengandalkan kekuatan sendiri.
“Tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.” (Yesaya 40:31 ITB)
“Yet those who wait for the LORD will GAIN NEW STRENGTH; They will MOUNT UP (SOAR) with WINGS like EAGLES, they will run and not get tired, they will walk and not become weary. (Isaiah 40:31 NASB emphacis added)
Menanti-natikan Tuhan bukan berarti duduk diam dan tidak melakukan apa apa, tapi di bahasa aslinya, “Qavah”, berarti menunggu dengan penuh harapan yang besar dan tidak tinggal diam sampai penggenapan. Kekuatan baru = QALAPH = RENEW, REPLACE NEW STRENGTH, akan terjadi kekuatan baru. Kekuatan kita yang lama diambil oleh Tuhan dan di berikan KEKUATAN YANG PUNYA TUHAN SENDIRI YANG TIDAK TERBATAS. Bukan seperti batere yg sudah lemah lalu di charge dan kembali kekuatan semula seperti baru. Tapi benar-benar terjadi pertukaran kekuatan dari kekuatan manusia yang terbatas menjadi kekuatan TUHAN yang tidak terbatas.
Seperti burung RAJAWALI, ketika ia berumur 40 tahun maka terjadi kelemahan pada PARUH nya, paruhnya jadi bengkak dan lemas, KUKU KAKI nya yang biasanya perkasa menjadi sakit dan LEMAH. BULU-BULU SAYAP nya menjadi TEBAL DAN MEMBUAT dia jadi sulit terbang cepat. RAJAWALI punya dua pilihan :
1. Membiarkan keadaan ini lalu secara pelan-pelan akan MATI.
2. MENJALANI PROSES PEMBAHARUAN TOTAL YANG MENYAKITKAN yang disebut REJUVENATION.
PROSES PEMBAHARUAN PADA RAJAWALI:
- RAJAWALI naik ketempat sarangnya diatas puncak bukit batu yang sangat tinggi.
- RAJAWALI mencabuti bulu-bulu sayap yang sudah tua, rusak dan menebal yg menyebabkan dia tidak bisa terbang dgn cepat dan akurat. Proses REJUVENATION ini disebut “MOULTING”
- Lalu Rajawali MEMANDIKAN DIRI di aliran air yang sangat dingin untuk merontokan bulu-bulu disekujur tubuhnya yang sudah tua, kotor, tebal, dan mungkin juga banyak parasitnya. Dan muncul dari dalam air dingin dalam keadaan telanjang tapi bersih dan sehat.
- PARUH DAN KUKU KAKINYA digosok-gosokan pada batu karang yg keras sampai kadang menjadi luka-luka, berdarah untuk diasah menjadi paruh yang baru yang kuat dan tajam. Proses ini disebut “BILL-STROPPING”
- Dalam keadaan kesakitan yang parah, RAJAWALI yang perkasa menjadi tidak berdaya menunggu waktu tumbuh bulu badan dan sayap yang baru.
- Sampai tumbuh bulu-bulu yang baru dan halus tapi kuat dan paruh serta cakarnya menjadi kuat. Proses pembaharuan Ini membutuhkan waktu ber minggu-minggu.
- Maka munculah RAJAWALI BARU yang lebih GAGAH dan PERKASA dari yang lama dan yang sanggup hidup satu siklus lagi yaitu 30 tahun. Jadi total masa hidup RAJAWALI bisa mencapai 60 sampai 70 tahun yang dibagi dalam dua siklus.
Proses inilah yang raja Daud tuliskan dalam MAZMUR 103:1-5 : ” Pujilah Tuhan, hai jiwaku! Pujilah nama NYA yang kudus, hai segenap batinku! Pujilah Tuhan, hai jiwaku, dan janganlah lupakan segala kebaikan NYA! DIA yang mengampuni segala kesalahanmu, yang menyembuhkan segala penyakitmu, Dia yang menebus hidupmu dari lobang kubur, yang memahkotai engkau dengan kasih setia dan rahmat, DIA yang memuaskan hasratmu dengan kebaikan, sehingga MASA MUDAMU MENJADI BARU SEPERTI PADA BURUNG RAJAWALI”
Bahkan ketika rajawali masih dalam telur, ia pun dilatih untuk keluar dari dalam telur tersebut dengan mematuki cangkang kulit telur dengan paruhnya dari dalam secara perlahan tapi pasti untuk memperkuat parunya. Induknya tidak membatu untuk memecahkan kilit telur yg keras itu, tapi membiarkan saja EAGLET melatih kekuatan paruhnya yang akan berguna untuk kehidupan anaknya ini dimasa depan, sebab kalau dibantu memecahkan kulit tekurnya maka anaknya akan punya paruh yang lembek dan tidak berguna untuk kehidupan RAJAWALI yang perkasa.
“Laksana rajawali menggoyangbangkitkan isi sarangnya, melayang-layang di atas anak-anaknya, mengembangkan sayapnya, menampung seekor, dan mendukungnya di atas kepaknya,” (Ulangan 32:11).
Menggoyang bangkitkan isi sarangnya bukan berarti menghancurkanya, tapi TO STIR UP = UR (Hebrew) = TO ROUSE ONESELF, TO AWAKE = MEMBANGKITKAN KEGAIRAHAN.
Melayang-layang diatas sarangnya = HOVERING = RACHAP (HEBREW), Terbang berkeliling perlahan sambil mengepakan sayapnya berulang-ulang.
Inilah cara induk rajawali memperagakan cara terbang yang baik dan benar pada anak-anaknya. Induk rajawali melakukan ini berulang-ulang, berhari-hari, berminggu-minggu sampai eaglets nya mencontoh dia dan menggerak-gerakan sayap kecilnya di tempat dan terus sampai eagletnya bisa berdiri, jalan-jalan disekitar sarang dan batu karang ditempat sarang itu ada.
Kedua sayap itu adalah gambaran PRISE, WORSHIP AND PRAYER, juga gambaran MELAKUKAN FIRMAN dan mengandalkan KUASA ROH KUDUS.
Hubungan kita dengan orang tua dan orang tua rohani (gembala) kita bagaikan rajawali dan bayi-bayinya, dimana rajawali melayang-layang di atas anak-anaknya, mengembangkan sayapnya, member kita suatu contoh, ajaran dan teladan untuk membuat kita kuat. Dua sayap rajawali berarti kekuatan kita dalam menghadapi masalah. Suatu saat, kita pun akan didorong oleh gembala kita untuk mulai untuk terbang sendiri, bayi-bayi rajawali mungkin bisa saja kaget dan tidak terbiasa dan merasa sangat tidak nyaman, dan ada dua kemungkinan sebelum ia mencapai tanah, bayi rajawali itu bisa terbang karena memang untuk inilah mereka diciptakan atau ketika ia mencapai dalam ketinggian yang membahayakan, induk Rajawali tidak akan tinggal diam dan akan menyelamatkan dan membawanya kembali ke sarang, ini yang dinamakan IMMANUEL.
“Dari Daud. Terpujilah TUHAN, gunung batuku, yang mengajar tanganku untuk bertempur, dan jari-jariku untuk berperang; Yang menjadi tempat perlindunganku dan kubu pertahananku, kota bentengku dan penyelamatku, perisaiku dan tempat aku berlindung, yang menundukkan bangsa-bangsa ke bawah kuasaku!” (Mazmur 144:1-2)
Kita adalah pewaris dari pada Tuhan, yang mempunyai KEMAMPUAN SPIRITUAL BLESSING YANG BEASAL DARI SORGA (Efesus 1:3), melalui pengajaran Firman dan Roh Kudus, kita dapat mengenal PEWAHYUAN DAN PENGETAHUAN dan KEBIJAKSANAAN yang benar TENTANG HIDUP YANG MEMERINTAH yang sudah TUHAN WARISKAN PADA KITA (Efesus 1:17-19). Tugas para orang tua adalah untuk melatih, memberi cotoh untu anak-anak nya mengenal panggilan mereka masing-masing. Pada waktu kita mengenal panggilan kita, kita mempunyai kuasa yang memampukan kita menyelsaikannya, tidak ada rintangan yang dapat mencegah kita untuk mencapainya. Tuhan memberikan kita sayap bukan hanya untuk terbang tinggi dan dalam ketinggian kita dapat melihat sesuatu yang jauh, tapi sayap itupun untuk membawa kita selalu kepada Tuhan (Keluaran 19:4), dan kita akan ketahui selalu bahwa ketika kita dalam puncak kesuksesan yang tinggi, itu semua karena Tuhan yang meninggikan kita. AYUB 39: 27-30.
MAY GOD BLESS YOU WITH REVAYAH€™S HARVEST IN ORDER TO MOUNT UP (SOARING) WITH WINGS LIKE EAGLES (HOLLY SPIRIT). AMIN
Sorry, the comment form is closed at this time.