Wanita yang tertawa

Kejadian 18:1-15

Kemudian Tuhan menampakkan diri kepada Abraham dekat pohon tarbantin di Mamre, sedang ia duduk di pintu kemahnya waktu hari panas terik. Ketika ia mengangkat mukanya, ia melihat tiga orang berdiri di depannya. Sesudah dilihatnya mereka, ia berlari dari pintu kemahnya menyongsong mereka, lalu sujudlah ia sampai ke tanah, serta berkata: Tuanku, jika aku telah mendapat kasih tuanku, janganlah kiranya lampaui hambamu ini. Biarlah diambil air sedikit, basuhlah kakimu dan duduklah beristirahat di bawah pohon ini; biarlah kuambil sepotong roti, supaya tuan-tuan segar kembali; kemudian bolehlah tuan-tuan meneruskan perjalanannya; sebab tuan-tuan telah datang ke tempat hambamu ini.Jawab mereka: Perbuatlah seperti yang kaukatakan itu.Lalu Abraham segera pergi ke kemah mendapatkan Sara serta berkata: Segeralah! Ambil tiga sukat tepung yang terbaik! Remaslah itu dan buatlah roti bundar!Lalu berlarilah Abraham kepada lembu sapinya, ia mengambil seekor anak lembu yang empuk dan baik dagingnya dan memberikannya kepada seorang bujangnya, lalu orang ini segera mengolahnya. Kemudian diambilnya dadih dan susu serta anak lembu yang telah diolah itu, lalu dihidangkannya di depan orang-orang itu; dan ia berdiri di dekat mereka di bawah pohon itu, sedang mereka makan.

Lalu kata mereka kepadanya: Di manakah Sara, isterimu?Jawabnya: Di sana, di dalam kemah.Dan firman-Nya: Sesungguhnya Aku akan kembali tahun depan mendapatkan engkau, pada waktu itulah Sara, isterimu, akan mempunyai seorang anak laki-laki.Dan Sara mendengarkan pada pintu kemah yang di belakang-Nya. Adapun Abraham dan Sara telah tua dan lanjut umurnya dan Sara telah mati haid. Jadi tertawalah Sara dalam hatinya, katanya: Akan berahikah aku, setelah aku sudah layu, sedangkan tuanku sudah tua?Lalu berfirmanlah Tuhan kepada Abraham: Mengapakah Sara tertawa dan berkata: Sungguhkah aku akan melahirkan anak, sedangkan aku telah tua? Adakah sesuatu apa pun yang mustahil untuk Tuhan? Pada waktu yang telah ditetapkan itu, tahun depan, Aku akan kembali mendapatkan engkau, pada waktu itulah Sara mempunyai seorang anak laki-laki.Lalu Sara menyangkal, katanya: Aku tidak tertawa,sebab ia takut; tetapi Tuhan berfirman: Tidak, memang engkau tertawa!

 

Ada yang suka menunggu? Menurut saya, saya ini adalah orang yang sabar. Tidak banyak hal yang baik tentang saya tapi kesabaran adalah salah satu nilai lebih saya. Yang saya maksud adalah, anda bisa berkata-kata yang jelek tentang saya dan saya akan baik-baik saja. Anda bisa berteriak, mengutuki saya di depan wajah saya, dan memberi saya jari suci, dan saya akan tetap memiliki wajah poker yang bersenyum. Saya tidak punya masalah dengan itu. Saya juga memiliki tingkat toleransi yang tinggi terhadap orang-orang yang menyebalkan. Tapi ada satu hal yang saya sangat tidak suka. Saya benci menunggu. Apalagi jika anda membuat janji jam 10 dan muncul jam 1030. Kepala saya mendidih rasanya. Kamu menyianyiakan 30 menit dalam hidup aku. Kamu engga tahu aku bisa menggunakan 30 menit itu untuk mencari jodoh daripada untuk menunggu kamu. Saya tipe orang yang jika saya membuat janji jam 1, saya akan mencoba yang terbaik untuk berada di sana jam 12:50. Ada saudara yang seperti saya? Saya sangat tidak suka jam karet Indo. Tidak banyak dari anda pernah melihat saya marah atau emosi terhadap seseorang. Tapi jika anda pernah lihat, dan KM saya tahu hal ini, kemungkinan besar berhubungan dengan waktu. Kalau saya tidak salah ingat, hanya ada dua kali saya marah di KM dan keduanya melibatkan mereka membuat saya menunggu. Saya sangat tidak suka menunggu! Apalagi kalau saya tidak ada kerjaan saat menunggu.

Namun, Tuhan suka membuat kita menunggu! Salah satu ayat favorit banyak orang, Yesaya 40:31, Tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.Ada yang pernah frustrasi dengan ayat ini? Bisa tidak kita melewatkan bagian yang menunggu dan langsung masuk bagian yang naik, berlari dan berjalan? Bagi saya, menunggu tidak memperbarui kekuatan saya; menunggu itu melelahkan. Namun TUHAN sangat suka saat umat-Nya menanti-nantikan dia. Jenis menunggu yang Yesaya bicarakan disini bukanlah jenis menunggu yang pasif. Ini menunggu dengan sebuah tujuan. Ini adalah belajar untuk mempercayai Tuhan dan waktunya. Ini belajar untuk mengetahui bahwa pemikiran Tuhan bukanlah pemikiran kita dan jalan Tuhan bukanlah jalan kita. Dan di dalam Alkitab, tidak ada banyak orang yang menantikan janji Allah untuk menjadi kenyataan lebih lama dari Abraham dan Sara. Bacaan kita hari ini ada pada Kejadian 18. Tapi kita ringkas sebentar apa yang terjadi di awal kehidupan mereka.

 

Kejadian 12:1-3 – Berfirmanlah TUHAN kepada Abram, Pergilah dari negaramu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu; Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat. Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat.

Ini adalah sebuah janji yang sangat besar. Seluruh cerita Alkitab adalah penggenapan Kejadian 12:1-3. Begitulah janji Tuhan yang sangat besar kepada Abram. Pada akhirnya, semua kaum di bumi akan diberkati oleh Abram. Abram sudah cukup kaya saat ini. Dia adalah seorang pria yang hidup dalam kelimpahan. Tapi ada satu hal yang kurang, keturunan. Memiliki anak, terutama anak laki-laki, adalah nilai budaya mereka. Untuk tidak memiliki anak hampir dianggap sebagai kutukan. Tapi janji Allah bagi Abram adalah bahwa Dia akan membuat Abram menjadi bangsa yang besar, yang berarti ia harus memiliki anak. Namun, akhir dari Kejadian 11 mengatakan kepada kita bahwa Sarai mandul. Ini adalah masalah besar. Secara biologis, tidak mungkin bagi Sarai untuk memiliki anak. Tapi Tuhan berjanji bahwa Abram akan memiliki keturunan. Bagaimana caranya? Tuhan akan melakukannya! Berapa banyak “Aku” yang anda lihat dalam janji ini? Tuhan ingin Abram tahu dari awal bahwa Dialah yang akan melakukannya. Tuhan mengatakan bahwa, Aku dan bukan kamu yang akan membuat janji ini menjadi kenyataan.

Kemudian dalam Kejadian 15, Tuhan menampakkan diri kepada Abram dalam sebuah penglihatan. Bertahun-tahun sudah berlalu dan Abram masih belum memiliki anak. Dia tidak punya anak sendiri jadi solusinya adalah membuat Eliezer, salah satu pelayan, menjadi ahli warisnya. Dalam benak Abram, supaya janji Tuhan menjadi kenyataan, Abram perlu melakukan sesuatu; Eliezer adalah solusi Abram. Tapi kemudian Tuhan datang kepadanya dan mengatakan bahwa janji-Nya akan terwujud melalui anak kandung Abram. Kejadian 15:5-6: Lalu Tuhan membawa Abram ke luar serta berfirman: “Coba lihat ke langit, hitunglah bintang-bintang, jika engkau dapat menghitungnya.Maka firman-Nya kepadanya: Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu.Lalu percayalah Abram kepada TUHAN, maka TUHAN memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran. Ini adalah salah satu ayat favorit saya. Abram melihat kemustahilan dalam situasinya dan dia memilih untuk mempercayai Tuhan melebihi situasinya. Dan TUHAN menghitungnya sebagai kebenaran.

Kejadian 16. Setelah bertahun-tahun mandul, Sarai punya ide. Tuhan mengatakan bahwa ini adalah keturunan Abram tetapi Tuhan tidak pernah mengatakan itu akan terjadi melalui Sarai. Jadi Sarai beralasan dengan Abram dan mencoba untuk membantu Tuhan dengan menyarankan Abram tidur dengan Hagar, hamba Sarai. Abram ditawarkan beli satu gratis satu. Melalui Hagar, Abram memiliki seorang anak laki-laki bernama Ismail. Masalah selesai? Tidak sama sekali. Tuhan tidak menerima solusi ini. Tuhan memiliki rencana yang berbeda dalam pikirannya.

Kejadian 17. Tiga belas tahun setelah Ismail lahir, Tuhan menampakkan diri kepada Abram untuk mengubah nama-Nya menjadi Abraham, yang berarti, bapa banyak bangsa. Kemudian Allah memberikan Abraham detail yang lebih tentang janji Allah baginya. Raja dan bangsa akan datang dari Abraham dan Allah akan membuat sebuah perjanjian yang kekal dengan keturunan Abraham. Dan kemudian Tuhan tiba-tiba menjatuhkan bom. Kejadian 17:15-16  Selanjutnya Allah berfirman kepada Abraham: “Tentang isterimu Sarai, janganlah engkau menyebut dia lagi Sarai, tetapi Sara, itulah namanya. Aku akan memberkatinya, dan dari padanya juga Aku akan memberikan kepadamu seorang anak laki-laki, bahkan Aku akan memberkatinya, sehingga ia menjadi ibu bangsa-bangsa; raja-raja bangsa-bangsa akan lahir dari padanya.” Tuhan mengulangi janjinya tapi kali ini Tuhan memperjelas dengan mengatakan janji ini akan digenapi melalui Sara dan bukan Hagar! Abraham bingung. Kejadian 17:17-18  Lalu tertunduklah Abraham dan tertawa serta berkata dalam hatinya: “Mungkinkah bagi seorang yang berumur seratus tahun dilahirkan seorang anak dan mungkinkah Sara, yang telah berumur sembilan puluh tahun itu melahirkan seorang anak?” Dan Abraham berkata kepada Allah: “Ah, sekiranya Ismael diperkenankan hidup di hadapan-Mu! Jangan lewatkan ini. Abraham menertawakan Tuhan! Dan ini bukan tawa kegembiraan. Ini adalah tawa sinis. Pertama, mereka sudah tua! Paulus menulis dalam surat Roma bahwa tubuh mereka itu sudah hampir sama seperti mati. Terjemahan – Ini tidak akan terjadi. Mereka tidak memiliki apa yang dibutuhkan untuk mewujudkannya. Sistem sudah crash dan di reboot pun percuma. Kedua, Abraham sudah memiliki Ismael. Abraham mencoba untuk beralasan dengan Allah bahwa Ismail adalah jawaban untuk janji Allah. Kejadian 17:19 – Tetapi Allah berfirman: “Tidak, melainkan isterimu Saralah yang akan melahirkan anak laki-laki bagimu, dan engkau akan menamai dia Ishak, dan Aku akan mengadakan perjanjian-Ku dengan dia menjadi perjanjian yang kekal untuk keturunannya. Allah dengan tegas menolak jawaban Abraham terhadap janji Allah. Bukan Ismail tapi Ishak! Jadi mengapa menunggu begitu lama? Tuhan menunggu sampai tidak mungkin untuk anak perjanjian untuk dilahirkan dengan kemampuan manusia untuk menunjukkan bahwa tidak ada usaha manusia yang dapat menggenapi janji Allah. Tuhan tidak akan membiarkan Abraham mengambil sedikitpun bagian dengan menawarkan Ismael kepada Allah. Tuhan berkata Ishak. Adalah keinginan Tuhan untuk menjadi satu-satunya sumber harapan Abraham dan itulah sebabnya perjanjian Allah penuh dengan perkataan “Aku akan.” Allah akan melakukan apa yang tidak mungkin bagi manusia sehingga Ia menerima semua kemuliaan. Ismail bukan rencana Allah karena dia adalah hasil kemampuan manusia. Rencana Allah selalu Ishak.

 

 

Sekarang kita sampai pada teks utama kita hari ini, Kejadian 18. Mari saya mulai dengan sebuah pertanyaan. Konteks Kejadian 18 adalah bahwa Tuhan baru saja selesai meneguhkan janjinya kepada Abraham mengenai Ishak dalam Kejadian 17. Tuhan baru saja mengatakan kepada Abraham bahwa Sara akan melahirkan Ishak tahun depan. Jadi, jarak waktu Kejadian 18 tidak mungkin jauh dari Kejadian 17. Kemungkinan besar hanya lewat beberapa hari atau minggu sejak Tuhan menampakkan diri kepada Abraham. Pertanyaannya adalah, mengapa Tuhan perlu menampakan diri lagi di Kejadian 18? Tuhan tidak seperti saudara dan saya. Kita tidak perlu alasan khusus untuk muncul di tempat-tempat acak. Saya tidak perlu alasan khusus untuk tiba-tiba muncul di tempat anda. Jadi anda pulang dari kerja atau sekolah dan anda melihat saya di depan rumah anda. Yos, ngapain kamu disini? Ga ngapa-ngapain. Aku hanya lagi kepingin mampir ke rumahmu. Ini adalah sesuatu yang aneh untuk saya lakukan tapi ini tidak salah. Anda tidak dapat memanggil polisi karena itu. Kecuali kalau saya masuk ke rumah anda dan menunggu di kamar anda setiap hari selama tujuh hari berturut-turut karena saya tidak punya kerjaan. Hal ini mungkin saja tapi kemungkinannya kecil untuk saya melakukan itu. Jangan khawatir pindah gereja. Tapi Tuhan berbeda. Setiap kali Tuhan menampakan diri, dia memiliki tujuan yang spesifik. Jadi mengapa Tuhan muncul lagi di Kejadian 18? Saya beritahu kenapa. Karena ada sosok dalam cerita ini yang perlu mendengar janji Tuhan secara langsung. Pada saat ini, Tuhan sudah menegaskan janjinya kepada Abraham tiga kali. Pasal 12, 15 dan 17. Tapi semua kejadian ini terjadi antara Tuhan dan Abraham. Dimana Sara dalam semua ini? Anda membutuhkan dua orang untuk melahirkan keturunan. Mereka telah menunggu janji Allah selama 24 tahun pada saat Kejadian 18. Dan sepanjang 24 tahun menunggu, Sara tidak pernah menerima janji Allah secara langsung. Sara selalu menerima janji Allah melewati perantaraan. Dia hanya tahu tentang Tuhan dan janji-janjinya melalui apa yang dikatakan suaminya kepadanya. Hubungannya dengan janji Allah didasarkan pada,Tuhan berkata kepada Abraham. Tapi ini akan berubah. Fokus dari cerita ini bukanlah Abraham. Tuhan tidak hadir di sini untuk Abraham; Tuhan datang untuk Sara.

 

Hari ini saya ingin fokus secara khusus pada ayat 9 sampai 15. Saya percaya inilah detak jantung cerita ini. Percakapan antara Sara dan TUHAN. Ayat 1 sampai 8 memberikan konteks bagi kita, tapi merupakan kesalahan fatal untuk menjadikannya titik utama cerita. Teks ini adalah tentang TUHAN dan Sara.

 

Empat hal yang terjadi dalam cerita ini. Tuhan datang untuk Sara; Tuhan menginginkan lebih untuk Sara; Tuhan menganugrahi Sara; Tuhan mengubah Sara.

 

 

Tuhan datang untuk Sara.

 

Bagian ini dimulai dengan tiga orang asing datang ke kemah Abraham. Kita tahu dari membaca cerita bahwa ini adalah Tuhan dengan kedua malaikatnya. Banyak orang mengatakan bahwa Abraham segera tahu bahwa itu adalah Tuhan dan karena itu dia menyambut ketiga orang asing itu. Tapi saya tidak berpikir bahwa Abraham menyadari siapa mereka pada awalnya. Dua alasan untuk itu. Pertama, anda harus mengerti budaya saat itu. Bagi orang Badui, orang-orang Arab yang mengembara di kawasan gurun Timur Tengah, keramahan (hospitality) dianggap sebagai nilai yang keramat. Ketika orang asing datang, anda melakukan segalanya untuk membuat mereka betah dan bisa beristirahat dari perjalanan mereka yang lelah. Hospitality sangat penting. Alasan kedua, Ibrani 13 ayat 2 nampaknya menunjukkan bahwa Abraham menjamu malaikat tanpa sepengetahuan dia. Baru kemudian nanti Abraham menyadari kepada siapa dia berbicara.

Jadi Abraham berdiri di samping mereka saat ketiga pria sedang makan. Itu isi delapan ayat pertama. Beberapa mencoba untuk membuat spekulasi tentang apa yang terjadi dalam ayat 1 ke 8. Bagaimana malaikat bisa makan kalau mereka adalah roh? Atau mereka membuat cerita ini menjadi bagaimana kita harus melayani dan menjamu Tuhan. Anda harus memasak makanan terbaik bagi Allah. Tuhan tidak menyukai Indomie. Tuhan menyukai daging sapi Kobe.Saya rasa bukan itu inti titik cerita. Saya tidak tahu apakah malaikat bisa makan makanan fisik atau tidak. Dan ya kita harus menyambut dan melayani Tuhan dengan sebaik-baiknya. Tapi saya pikir Tuhan juga suka Indomie goreng. Siapa yang tidak suka Indomie Mie Goreng? Tapi bukan itu intinya. Ayat 1 sampai 8 adalah setting di mana titik utama narasi terjadi. Ayat 9 adalah dimana cerita utama dimulai.

 

Kejadian 18:9 – Lalu kata mereka kepadanya: Di manakah Sara, isterimu?Jawabnya: Di sana, di dalam kemah. Di manakah Sara, isterimu? Ini adalah pertanyaan yang menarik. Jadi, bayangkan ini. Ketiga orang asing itu makan dan Abraham menunggu di samping. Kemudian tiba-tiba saja, mereka bertanya di mana istri Abraham, yang mereka kenal dengan nama. Yos, mungkin Abraham menceritakan tentang Sarah dalam percakapan mereka sementara mereka makan. Sangat mungkin. Tapi menurut saya penulis kitab Kejadian sedang mencoba menjelaskan sesuatu disini. Abraham menjawab,Di sana, di dalam kemah. Sekarang perhatikan perubahan yang akan terjadi di sini. Sampai saat ini, penulis Kejadian selalu menggunakan kata mereka untuk menjelaskan kepada pembaca siapa yang sedang berbicara. Tapi ada perubahan drastis di ayat 10.

Kejadian 18:10 – Dan firman-Nya: Sesungguhnya Aku akan kembali tahun depan mendapatkan engkau, pada waktu itulah Sara, isterimu, akan mempunyai seorang anak laki-laki.Dan Sara mendengarkan pada pintu kemah yang di belakang-Nya. Sekarang penulis kitab Kejadian membuat sangat jelas siapa yang sedang berbicara. Kususnya di dalam bahasa Inggris. TUHAN, atau YHWH, kata yang khusus yang adalah nama Allah perjanjian. Dan alasan identitas orang yang berbicara dibuat jelas pada saat ini adalah karena Abraham akhirnya menyadari kepada siapa dia sedang berbicara. Tuhanlah yang membuat janji ini kepada Abraham di Kejadian 17. Dan saya yakin Abraham tidak akan memberitahu tiga orang asing apa yang Allah janjikan kepadanya. Gini lo ya. Kamu tahu, aku berusia 99 tahun dan istriku sudah berusia 90 tahun. Tapi aku mau kasi tahu kamu sebuah rahasia. Kami sedang mengharapkan bayi. Kami sudah terlalu tua dan kami tidak tahu bagaimana tapi ya, kami lagi menanti Sara melahirkan anak laki-laki tahun depan. Abraham tidak akan mengatakan itu. Orang-orang akan menertawakan dia jika dia menceritakan kepada mereka. Satu-satunya orang yang tahu tentang janji ini adalah Tuhan, Abraham dan mungkin Sara. Dan sekarang tiba orang asing yang menjatuhkan bom di depan Abraham. Hanya ada satu penjelasan logis tentang identitas orang yang berbicara kepada Abraham. Dia adalah TUHAN.

Dan mengapa Tuhan perlu mengulangi janji ini? Ini baru saja lewat hitungan hari sejak TUHAN menegaskan kembali janji ini kepada Abraham. Jawabannya adalah bahwa TUHAN tidak datang untuk Abraham dalam bagian ini. Allah menginginkan perhatian seseorang lain. Itu sebabnya dia bertanya sebelumnya, Di manakah Sara, isterimu?Allah datang untuk Sara. Dia ingin perhatian Sara. Mengapa Allah datang untuk Sara? Itu pertanyaan yang bagus. Tentu saja Sara mengetahui janji Allah kepada Abraham. Ini bukan informasi baru. Abraham pasti sudah menceritakan kepadanya semua pertemuan Abraham dengan Tuhan dan semua janji indah yang Tuhan katakan kepadanya. Tapi cuman sampai disitu. Selama ini, segala sesuatu yang Sara ketahui tentang TUHAN dan janjinya datang melalui Abraham. Sara tahu tentang Tuhan tapi Sara tidak mengenal Tuhan. Sara percaya pada Tuhan tapi dia belum benar-benar percaya Tuhan. Ada perbedaan besar antara mengetahui tentang Tuhan dan mengenal Tuhan. Saya dapat bercerita banyak tentang rasul Paulus. Saya suka banget sama pria ini. Saya menghabiskan lebih banyak waktu untuk membaca dan mempelajari suratnya daripada membaca surat dari pacar saya. Itu karena kamu tidak punya pacar. Shush. Intinya, saya membaca banyak buku tentang Paulus dan suratnya. Tapi saya tidak mengenal dia meskipun saya merasa dia itu sudah seperti belahan jiwa saya. Anda yang memiliki pengalaman jatuh cinta satu pihak tahu persis bagaimana rasanya. Anda tahu segalanya tentang dia, dari jam berapa dia bangun dan jam berapa dia tidur melalui whatsapp lastseen dia. Anda tahu setiap detail aktivitasnya melalui Instagram story, post dan snapchat. Anda bahkan membuat akun Instagram kedua hanya untuk mengikuti dia. Tapi satu-satunya hal yang dia ketahui tentang anda adalah anda bernafas. Aduh sakit. Kita perlu memahami sesuatu tentang hubungan dengan Tuhan. Tuhan tidak puas jika anda mengenalnya melalui orang lain, Instagram atau snapchat. Adalah baik jika anda datang ke gereja dan mendengarkan saya berbicara kepada anda tentang Tuhan dan firman-Nya. Tapi itu tidak cukup. Pada titik tertentu, anda harus mengenalnya untuk diri anda sendiri. Anda harus memiliki perjumpaan anda sendiri. Anda perlu mengalaminya sendiri. Anda tidak dapat melakukannya melalui saya atau orang lain.

Inilah yang saya sukai tentang Tuhan. Tuhan tidak menunggu Sara datang kepadanya. Dia datang untuk Sara. Dan sewaktu dia melakukannya, Tuhan tidak mengungkapkan informasi baru kepada Sara. Sara sudah mendengar dan mengetahui segala sesuatu yang Tuhan katakan dari Abraham. Tapi sekarang Tuhan membuat apa yang Sara tahu menjadi nilai pribadi. Sekarang Sara tidak hanya tahu melalui Abraham, tapi dia mengalami Tuhan sendiri. Inilah yang anda dan saya butuhkan. Bagi banyak dari kita, kita sudah tahu banyak tentang Tuhan. Yang kita butuhkan bukanlah informasi baru tentang Tuhan. Yang kita butuhkan adalah agar informasi berubah menjadi pewahyuan. Kita membutuhkan Tuhan untuk menjadi nyata dalam hidup kita. Kita membutuhkan Tuhan untuk melompat keluar dari Instagram story dan berbicara dengan kita. Dan kabar baiknya adalah bahwa Tuhan datang untuk Sara. Tuhan datang untuk Abram. Dia tidak menunggu anda datang kepadanya karena anda tidak akan pernah datang kepadanya dengan sendirinya. Tuhan datang untuk Sarah. Dia datang untukmu.

 

 

Tuhan menginginkan lebih untuk Sara.

 

Kejadian 18:11-12 – Adapun Abraham dan Sara telah tua dan lanjut umurnya dan Sara telah mati haid. Jadi tertawalah Sara dalam hatinya, katanya: Akan berahikah aku, setelah aku sudah layu, sedangkan tuanku sudah tua?

Jangan lewatkan ini. Kita tahu bahwa Sara sudah mandul sejak awal. Jadi dibutuhkan keajaiban bagi Sara untuk melahirkan pada usia berapa pun. 30, 40, 50, tidak ada bedanya. Kemungkinannya masih sama. Tidak mungkin. Tetapi bahkan jika keajaiban terjadi dan dia tidak mandul lagi, itu perlu terjadi pada usia di mana dia bisa melahirkan. Setuju? Tapi saat ini Sara sudah berusia 90 tahun, dan Abraham berusia 99 tahun. Mereka sudah tua! Sangat tua! Jadi di sinilah letak masalah lain. Sara sudah berada pada tahap menopause. Jadi, sekarang tidak mungkin bagi Sara untuk memiliki anak laki-laki. Mereka seperti sudah mati dalam hal melahirkan anak. Janji bahwa dia akan memiliki anak laki-laki tahun depan tidak masuk akal. Jadi apa yang Sara lakukan? Dia tertawa.

Ini bukan tawa yang menyenangkan. Dia tertawa karena janji Tuhan terdengar konyol. Ini adalah tawa sinis. Ini adalah tawa ketidakpercayaan. Ini adalah jenis tawa yang kita buat saat teman kita menceritakan lelucon yang tidak lucu. Kita semua punya teman jayus seperti itu kan? Apa yang kita lakukan? HA HA HA (sambil menggelitik diri kita sendiri). Inilah yang sedang Sara lakukan. Dan dia berkata kepada dirinya sendiri, Akan berahikah aku, setelah aku sudah layu, sedangkan tuanku sudah tua? Bahasa Inggrisnya di sini adalah “shall I have pleasure” dan tidak berarti apa yang kita pikirkan. Kita pikir itu berarti kesenangan memiliki anak laki-laki. Tapi itu bukan apa yang Sara katakan. Alkitab Indonesia tepat disini. Kata “pleasure” disini digunakan untuk kesenangan seksual. Berahi. Apa yang Sara katakan adalah, “Aku sudah tidak menikmati kesenangan seks lagi. Suamiku sudah tua dan aku sudah tua. Dia sudah tidak menyentuh aku selama bertahun-tahun. Bagaimana mungkin aku bisa memiliki anak laki-laki? Tim Keller mengatakan sesuatu yang menarik tentang teks ini. Inilah yang dia katakan dan saya setujui dengannya. Tapi bukan saya yang berkata begini jadi jangan tertawakan saya. Tim mengatakan bahwa Tuhan tidak hanya mengatakan kepada Sara bahwa dia akan memiliki anak laki-laki. Apa yang Tuhan katakan kepada Sara adalah Aku ingin kamu berhubungan seks dengan iman.”

Anda perlu memahami sesuatu. Ada kemungkinan saya membaca terlalu dalam dan membuat tafsiran sendiri, tapi dengarkan dulu. Saya rasa saya benar. Setiap karakter manusia di dalam Alkitab, kecuali Yesus, adalah orang-orang berdosa yang normal seperti kita. Mereka tidak memiliki sayap dan mereka tidak berbeda dari kita. Mereka berjuang dengan hal-hal yang kita perjuangkan. Mereka adalah manusia seperti kita. Apa artinya? Itu berarti bahwa Abraham dan Sara berdosa seperti kita. Permasalahan dengan Abraham dan Sara bukan hanya karena mereka sudah tua. Jika anda membaca keseluruhan cerita Abraham dan Sara, pernikahan mereka gila. Jika mereka hidup hari ini, mereka pasti diundang ke Dr. Phil. Pikirkan saja. Pertama, ini adalah budaya yang mengidolakan memiliki anak. Seorang wanita subur yang melahirkan 20 anak dianggap diberkati. Kemandulan dipandang sebagai kutukan. Nilai seorang wanita tidak berada dalam kecantikan mereka, tetapi pada anak-anak mereka. Anak-anak anda adalah reputasi anda. Mereka adalah segalanya untukmu. Nah, bagaimana Abraham melihat Sarah? Tentu, ia menerima janji Allah bahwa ia akan menjadi bangsa yang besar. Tapi Abraham tidak berpikir itu akan datang melalui Sara. Pasal 15, dia pikir itu akan terjadi melalui Eliezer. Pasal 16, Abraham tidur dengan Hagar dan melahirkan Ismael, yang kemudian membuat hubungan pernikahan Abraham dan Sara menjadi lebih tegang. Dan bagaimana dengan mencoba menjual istri anda dua kali untuk menyelamatkan hidup anda sendiri? Ada suami yang pernah mencoba menjual istrimu? Bagaimana hasilnya? Tidak baik saya kira?

Inilah yang Sara alami. Ada ketegangan antara Abraham dan Sara selama bertahun-tahun. Dia sudah tidak menikmati kenikmatan seksual selama bertahun-tahun. Di atas itu, sekarang dia sudah sangat tua. Tapi sekarang Tuhan muncul. Dan Tuhan memberitahu Sara bahwa dia akan memiliki anak laki-laki tahun depan. Bisakah Tuhan memberi Sara seorang anak laki-laki tanpa hubungan seks? Tentu saja. Yang cukup Tuhan katakan adalah, Jadilah seorang anak dalam rahim Sara dan hal itu terjadi seketika. Tapi bagaimana cara Tuhan melakukannya? Sebaliknya Tuhan memilih untuk melakukan hal yang supranatural melalui hal yang alami. Tuhan ingin Sara berhubungan seks dengan Abraham. Mengapa? Karena Tuhan menginginkan lebih untuk Sara. Tuhan ingin memberi Sara lebih dari seorang anak. Tuhan ingin memberi Sara pernikahan yang dipulihkan. Dan saya pikir ini berbicara kepada banyak dari kita. Sering kali kita hanya memikirkan apa yang kita inginkan dan kita inginkan hal itu sekarang. Kita ingin hal yang supernatural terjadi disini dan sekarang. Tapi sering kali Tuhan bekerja melalui cara alami dan panjang. Mengapa? Bukan karena Tuhan jahat tapi karena dia menginginkan lebih untuk kita. Tuhan tidak hanya ingin memberikan anda apa yang dijanjikannya, tapi dia juga ingin mengubah anda dalam proses. Tuhan tidak hanya memikirkan anak untuk Sara tapi juga pernikahan Sara. Dan agar Sara melahirkan anak, Sara dan Abraham harus memperbaiki pernikahan mereka terlebih dahulu dan menikmati kesenangan seks. Tuhan menginginkan lebih untuk Sara.

 

 

Tuhan menganugrahi Sara.

 

Kejadian 18:13-15 – Lalu berfirmanlah Tuhan kepada Abraham: Mengapakah Sara tertawa dan berkata: Sungguhkah aku akan melahirkan anak, sedangkan aku telah tua? Adakah sesuatu apa pun yang mustahil untuk Tuhan? Pada waktu yang telah ditetapkan itu, tahun depan, Aku akan kembali mendapatkan engkau, pada waktu itulah Sara mempunyai seorang anak laki-laki.” Lalu Sara menyangkal, katanya: Aku tidak tertawa,sebab ia takut; tetapi Tuhan berfirman: Tidak, memang engkau tertawa!

Seluruh cerita ini dipenuhi dengan anugrah. Tuhan tidak harus datang untuk Sara tapi dia melakukannya. Itu anugrah. Tuhan tidak perlu menegaskan kembali janjinya untuk didengar Sara tapi dia melakukannya. Itu anugrah. Tuhan sangat murah hati terhadap Sara. Dan bagaimana tanggapannya? Dia tertawa! Ini gila. Maksud saya, seberapa sering anda melihat dalam Alkitab bahwa Tuhan datang secara pribadi hanya untuk menegaskan kembali janjinya? Tidak sering. Ini bukan malaikat; ini adalah TUHAN sendiri. Sara menertawakan TUHAN! Ini seperti berada di hadapan Bill Gates dan dia berkata bahwa dia akan memberikan anda mobil Ferrari terbaru dan anda menertawakannya. Tapi mari kita berikan Sara sedikit kredit. Dia tidak tertawa terbahak-bahak. Dia tertawa dalam hati. Jika percakapan ini adalah melalui whatsapp, dia tidak ketik LOL tapi dia membalas dengan emoticon mata sipit. Tidak ada yang tahu dia tertawa tapi dirinya sendiri. Tapi Tuhan tahu. Dia mendengar Sara tertawa. Dan ia bertanya, Mengapakah Sara tertawa?”

Dan mari saya beri tahu anda, ini juga merupakan tindakan anugrah. Tuhan tidak berusaha bersikap jahat terhadap Sara. Allah membuat Sara tahu bahwa ia mendengar Sara tertawa karena Allah ingin Sara tahu bahwa Tuhan tahu bahwa pada saat itu, Sara tidak percaya Tuhan. Sikap Sara adalah “Aku percaya Tuhan tapi  Selama ada tapi, Sara belum percaya Tuhan. Sara memiliki alasan logis yang sangat kuat untuk tapi nya. Kita semua memiliki tapi dalam hidup kita. Tapi kita menunjukan bahwa kita belum mempercayai Tuhan. Pada saat ini, Tuhan bisa mengungkapkan kemarahannya kepada Sara karena ketidakpercayaan. Karena kamu tidak percaya pada Aku, kamu tidak akan memiliki seorang putra. Kamu akan mati dan Abraham akan menikahi wanita lain dan dia akan Aku pakai untuk mencapai janjiku. Namun TUHAN sangat lembut dengan Sara. Sara, mengapa kamu tidak percaya padaku? Aku bisa melakukan ini untukmu. Pada saat yang sama tahun depan, kamu akan memiliki anak laki-laki. Sara mencoba menyangkal bahwa dia tertawa. Tetapi TUHAN dengan lembut mengatakan kepadanya, “Kamu tertawa Sara. Bisakah anda melihat betapa lembut TUHAN dengan Sara? Saya tidak bisa mengatakan bahwa TUHAN selalu bersikap lembut terhadap ketidakpercayaan. Ada cerita lain di dalam Alkitab dimana Tuhan menghukum ketidakpercayaan. Tapi hal tentang Tuhan adalah anda tidak pernah bisa memasukkan Dia ke dalam kotak. Tuhan bekerja dengan cara yang berbeda dengan orang yang berbeda tapi dia adalah Tuhan yang penuh anugrah. Dia tahu bagaimana cara bekerja yang terbaik dengan orang yang berbeda. Tuhan tidak bekerja menggunakan template. Dia bukan program komputer. Dia adalah seorang pribadi. Apa yang Sara butuhkan saat ini bukanlah Tuhan yang marah tapi Tuhan yang lembut.

 

Adakah sesuatu apa pun yang mustahil untuk Tuhan? Ini sebenarnya bukan terjemahan yang baik. Hampir setiap komentari yang saya baca setuju mengenai hal ini. Kata Ibrani yang digunakan dalam kalimat ini sebenarnya adalah “wonder”. Kekaguman, keindahan, keajaiban. Jadi TUHAN tidak bertanya kepada Sara jika ada sesuatu yang terlalu sulit bagi Tuhan untuk lakukan. Dia bertanya kepada Sara, Adakah sesuatu yang terlalu indah untuk Aku? Ini adalah pertanyaan untuk Sara. Tapi ini juga jawaban atas ketidakpercayaan Sara. Jadi, inilah yang Tuhan katakan. Sara, kamu tertawa karena kamu tidak percaya padaku. Kamu tidak percaya karena hal ini terlalu indah untukmu. Terlalu bagus untuk menjadi kenyataan. Adakah sesuatu yang terlalu indah untukku? Sara, yang kamu butuhkan adalah wonder.

Anda tahu apa itu wonder? Wonder itu adalah saat sang pangeran mencium sleeping beauty dan membangunkannya dari tidurnya. Ini adalah ketika sepatu kaca pas di kaki Cinderella. Saat beast berubah menjadi pangeran. Saat little mermaid menjadi part of our world. Saat Aragorn duduk di atas takhtanya. Bagi para pria, wonder adalah apa yang anda rasakan sewaktu anda melihat Gal Gadot di Wonder Woman. Anda mungkin masuk teater tidak percaya dengan adanya Tuhan. Begitu keluar, anda langsung percaya dan bernyanyi, “kukagumi ciptaanmu Tuhan.” Itulah wonder. Keajaiban. Keindahan. Kekaguman. Keheranan. Dulu saya penggemar berat Disney, seperti yang bisa anda lihat dari contoh saya. Ketika saya masih muda, saya juga ingin menjadi seorang superhero. Saya suka melamun. Saya melamun bahwa saya bermain untuk Manchester United dan mencetak hat-trick di debut saya di usia 17. Hidup saya penuh dengan imajinasi dan wonder. Sangatlah mudah untuk wow saya. Hidup itu begitu sederhana tapi menggairahkan. Ajak saya ke McDonald dan belikan saya tiga beef burger saya sudah ‘wow. Ada saudara yang seperti saya? Tapi saat saya bertambah tua, saya menjadi semakin sinis. Tidak ada yang namanya superhero. Bahkan setiap film superhero sekarang memiliki sisi gelap. “Happily ever after” hanyalah omong kosong Disney. Kita bahkan diajari bahwa cinta hanyalah reaksi kimia di dalam otak. Sangat mudah untuk menjadi kagum ketika saya masih muda tapi sekarang saya lebih tua, apa yang dulu membuat saya takjub sekarang terlalu bagus untuk menjadi kenyataan. Ajak anak umur 5 tahun ke kebun binatang dan mereka berkata WOW. Ajak anak berusia 15 tahun ke kebun binatang yang sama dan mereka berkata “Can we go home now?” Namun, jauh di dalam diri saya, selalu ada yang Yosi kecil yang haus akan wonder. Itu sebabnya saya suka film dengan ending yang membahagiakan. Saya tidak memahami orang-orang yang suka menonton film horor di mana semua orang mati. Sudah cukup banyak kejadian kematian di dunia ini. Saya tidak perlu membuang 2 jam menontonnya. Saya ingin menonton keajaiban. Saya ingin menyaksikan akhir cerita yang membahagiakan. Saya ingin melihat superhero datang dan mengalahkan musuh. Saya ingin Cinderella, Beauty and the Beast dan bahkan Shrek menjadi kenyataan. Saya ingin “Happily ever after.” Meskipun saat saya berjalan keluar dari teater, saya akan mengatakan, Yah itu hanya sebuah film. Ini terlalu bagus untuk menjadi kenyataan. Jauh di dalam, saya ingin ini menjadi kenyataan. Saya butuh wonder. Kita butuh wonder.

Jadi di sini Tuhan berkata kepada Sara. Sara, kamu tertawa karena kamu tidak percaya padaku. Kamu sudah menunggu janji-Ku untuk menjadi kenyataan selama 24 tahun dan kamu menjadi lebih dan lebih sinis karena itu. Kamu melihat situasimu dan kamu melihat kemustahilan. Kamu mandul. Kamu terlalu tua. Dan bahkan kamu sudah lama tidak melakukan hubungan seks dengan suamimu. Dan sekarang kamu mendengar Aku mengatakan bahwa kamu akan memiliki anak laki-laki tahun depan. Ini diluar harapanmu. Terlalu bagus untuk menjadi kenyataan. Ini sangat tidak mungkin. Tapi Sara, adakah sesuatu yang terlalu indah bagi-Ku? Meskipun kamu tidak percaya, Aku akan menunjukkan kepadamu wonder. Aku akan menunjukkan kepada kamu apa yang kamu pikir terlalu indah untuk menjadi kenyataan. Aku akan menunjukkan kepada kamu anugrah.

 

 

Tuhan mengubah Sara.

 

Kejadian 21:1-7 – Tuhan memperhatikan Sara, seperti yang difirmankan-Nya, dan Tuhan melakukan kepada Sara seperti yang dijanjikan-Nya. Maka mengandunglah Sara, lalu ia melahirkan seorang anak laki-laki bagi Abraham dalam masa tuanya, pada waktu yang telah ditetapkan, sesuai dengan firman Allah kepadanya. Abraham menamai anaknya yang baru lahir itu Ishak, yang dilahirkan Sara baginya. Kemudian Abraham menyunat Ishak, anaknya itu, ketika berumur delapan hari, seperti yang diperintahkan Allah kepadanya. Adapun Abraham berumur seratus tahun, ketika Ishak, anaknya, lahir baginya. Berkatalah Sara: “Allah telah membuat aku tertawa; setiap orang yang mendengarnya akan tertawa karena aku.” Lagi katanya: “Siapakah tadinya yang dapat mengatakan kepada Abraham: Sara menyusui anak? Namun aku telah melahirkan seorang anak laki-laki baginya pada masa tuanya.”

 

TUHAN menepati janjinya. Keajaiban terjadi. Anugrah terjadi. Ishak lahir. Apakah Anda tahu apa arti Ishak? Tertawa. Dan ini bukan hanya sebuah nama. Ketika Tuhan memberi tahu Abraham dalam Kejadian 17 tentang Sara yang akan melahirkan, Abraham tertawa. Saat Tuhan menampakkan diri pada Sara, Sara tertawa. Keduanya tertawa bukan karena mereka penuh dengan sukacita, mereka tertawa karena itu terlalu bagus untuk menjadi kenyataan. Mereka tidak bisa mempercayainya. Mereka menertawakan Tuhan. Namun Tuhan memberi mereka seorang anak laki-laki dan menamai dia, tertawa. Dan kali ini, Abraham dan Sara tertawa lagi. Tapi tawa mereka berbeda. Tuhan membuat mereka tertawa terbahak-bahak. Lewat apa? Wonder. Anugrah. Keajaiban mengubah tawa ketidakpercayaan menjadi tawa sukacita.

Tapi itu bukan akhir dari cerita. Ada hal lain yang terjadi dalam Sarah. Kejadian 21:6 – Berkatalah Sara: “Allah telah membuat aku tertawa; setiap orang yang mendengarnya akan tertawa karena aku.” Penulis Kejadian tidak mengatakan bahwa setiap orang akan tertawa bersama Sarah, seperti beberapa terjemahan, tapi “laugh over Sarah”. Itu berarti mereka menertawakan Sarah. Pikirkan saja. Seorang wanita berusia sembilan puluh satu tahun menyusui anaknya. Bagaimana kelihatannya? Ini akan terlihat aneh. Benar? Tapi Sara baik-baik saja. Dia tidak membutuhkan persetujuan dari orang-orang di sekelilingnya. Untuk sebagian besar hidupnya, orang mengira Sara terkutuk karena dia mandul. Orang mengolok-oloknya dan menggangap dia rendah. Tapi sekarang dia melahirkan Ishak, orang masih mengolok-olok dia. Tapi dia tidak peduli. Mengapa? Karena Tuhan telah membuat tawa baginya. Wonder. Anugrah. Ishak. Sara menjadi orang yang baru. Dia tidak lagi hidup dengan persetujuan dunia karena dia sudah menerima keajaiban. Cerita yang sangat indah. Inilah yang anugrah lakukan untuk Sara. Tuhan datang untuk Sara. Tuhan menginginkan lebih untuk Sara. Tuhan menganugrahi Sara. Tuhan mengubah Sara.

 

 

Aplikasi.

 

Apa arti cerita ini bagi kita? Beberapa hal. Pertama, ada banyak Sara di tempat ini. Anda sudah sering mendengar tentang Allah. Anda tahu tentang Tuhan. Bahkan, jika kita ngobrol sambil minum kopi, anda dapat memberitahu saya apa itu Injil dan apa yang membuat Injil menjadi kabar baik. Tapi hanya sampai disitu. Anda adalah Sara. Apa yang anda ketahui tentang Allah hanya informasi. Anda tidak memiliki pewahyuan Allah. Segala sesuatu yang anda tahu tentang Tuhan datang melalui orang lain. Anda tidak pernah mengalami Allah untuk diri anda sendiri. Dan itu tidak cukup. Ini tidak akan bisa menopang anda. Anda perlu mengenal Tuhan secara pribadi. Kabar baiknya adalah bahwa Tuhan tidak menunggu anda untuk datang kepadanya. Karena jika dia menunggu, tidak ada yang akan datang kepadanya. Tapi Tuhan datang untuk Sara. Dan Tuhan yang sama datang untuk anda. Jika anda belum memiliki pengalaman itu, jangan khawatir. Tetap setia dan terus datang. Dia lebih dekat dari yang anda kira. Saya lahir dan dibesarkan sebagai seorang Kristen. Tetapi baru ketika saya berusia 21 tahun mata saya dibuka dan saya mengalami dia secara pribadi. Jangan kecil hati.

Kedua, Tuhan ingin lebih untuk anda. Anda berada di musim kehidupan di mana anda bertanya-tanya apakah ada makna dalam semua yang anda lakukan. Sejauh anda bisa melihat, anda melihat kemustahilan. Anda mandul. Anda tua. Anda bahkan tidak menikmati kesenangan seks lagi. Saya berbicara menggunakan metafora. Tidak banyak dari anda yang sudah terlalu tua dan tidak dapat menikmati kesenangan seks lagi. Tetapi ketika anda melihat kehidupan anda, semua yang anda lihat adalah keputusasaan. Anda menginginkan supranatural mujizat sekarang juga. Namun kisah Sara mengatakan bahwa sering kali, Allah menginginkan lebih dari apa yang kita kira kita butuhkan. Tuhan sanggup membuat Sara hamil dengan satu kata. Tapi dia tidak melakukannya. Tuhan ingin Sara berhubungan seks. Allah ingin memulihkan celah antara Abraham dan Sara. Dan dengan memperbaiki retak itu, lahirlah Ishak. Allah ingin lebih dari sekedar membawa anda ke tujuan anda. Dia juga ingin mengubah kepribadian anda dalam proses. Jangan membenci perjuangan dalam hidup anda. Jangan membenci hal yang sepertianya biasa-biasa saja. Sering kali Allah melakukan hal yang luar biasa melalui hal-hal yang biasa.

Ketiga, apa yang anda dan saya butuhkan di atas segalanya adalah Injil. Adalah kesalahan fatal untuk melihat cerita ini dan sampai pada kesimpulan, “Sara berusia 90 dan dia menginginkan seorang anak. Dia percaya kepada Tuhan untuk melakukan yang tidak mungkin. Jadi apa yang anda percaya untuk Tuhan lakukan saat ini? Jika Tuhan dapat melakukannya untuk Sara, Tuhan dapat melakukannya untuk anda. Jadi percaya kepada Tuhan untuk hal yang tidak mungkin. Dia akan memenuhi impian anda. Mimpilah sebesar besarnya yang anda bisa dan percayakan mimpi itu kepada Tuhan. Dia bisa mewujudkannya. Yang harus anda lakukan adalah percaya kepada-Nya. Saudara percaya? Amin. Mari kita pulang.” Tentu saja, Tuhan sangat amat besar dan ia bisa melakukan apa saja yang dia inginkan dalam sepersekian detik. Tidak ada yang mustahil bagi Tuhan jika anda percaya padanya. Ya dan amin. Tapi itu bukan inti cerita ini. Mengapa? Karena inti dari cerita ini adalah Sara menertawakan Tuhan. Dia tidak percaya Tuhan. Dimana iman Sara? Maksud saya, Tuhan turun sebagai manusia hanya untuk berbicara dengan Sara. Dan dia menertawakannya. Allah turun dan Sarah tertawa. Dimana iman? Itu bukan makna dari cerita.

Lalu apa tujuan dari cerita ini? Saya senang anda bertanya. Tujuannya adalah wonder. Ini tentang anugrah. Ini adalah Injil. Yang merubah tawa Sara dari ketidakpercayaan menjadi sukacita bukanlah iman Sarah. Namun Ishak. Adalah keajaiban cerita ini di mana Sara tidak percaya tapi Allah menggenapi janji-Nya. Allah menunjukkan Sara anugrah. Kasih karunia. Anak yang dijanjikan lahir. Kisah Sara adalah bayangan cerita lain. Beberapa ribu tahun kemudian, seorang malaikat muncul kepada wanita lain. Seperti Sara, wanita ini diberitahu bahwa dia akan melahirkan seorang anak. Sara mandul dan tua dan suaminya sudah tua. Tapi dia memiliki suami. Wanita muda ini tidak memiliki suami. Namun ia akan melahirkan seorang putra bernama Yesus. Ishak adalah anak perjanjian. Ishak adalah janji Tuhan kepada Abraham di Kejadian 12. Yesus adalah juga anak perjanjian. Dia adalah sosok yang dijanjikan Tuhan dari Kejadian 3 bahwa keturunan Hawa akan datang dan dia akan menginjak kepala ular. Abraham dan Sara menunggu selama 25 tahun untuk Ishak lahir. Dunia menunggu ribuan tahun untuk kedatangan Anak perjanjian sejati. Dan dia sudah datang.

Inilah yang merubah tawa ketidakpercayaan menjadi tawa kegembiraan. Paulus menulis bahwa kita mati karena pelanggaran-pelanggaran kita. Sama sekali tidak ada harapan dalam diri kita. Dosa tidak hanya membuat kita sangat sakit, dosa membuat kita mati. Sara tua dan mandul. Namun kita berada dalam kondisi yang lebih buruk daripada Sara. Tidak mungkin bagi kita untuk hidup. Tidak mungkin bagi kita untuk tertawa. Tapi cerita dari Injil adalah bahwa Yesus datang untuk kita. Yesus meninggalkan sukacita Surga, mengambil rupa manusia, menjalani hidup yang seharusnya kita hidupi, mati kematian terkutuk yang kita pantas alami, sehingga kita dapat hidup dan tertawa dengan sukacita hari ini. Kisah Injil adalah keajaiban yang kita butuhkan. Yesus adalah pangeran sejati. Yesus adalah satu superhero yang sesungguhnya. Yesus adalah “WOW ” dari semua “wow.” Ini adalah cerita kasih karunia. Yesus adalah Ishak kita. Ini adalah Injil.

Terakhir, wonder ini merubah anda. Salah satu ayat favorit saya di Alkitab, Roma 8:32,Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia?Ini adalah janji Allah melalui Paulus. Jika Allah memberi anda Yesus, bagaimana mungkin dia tidak memberikan anda hal-hal lain? Dia telah memberi anda yang terbaik dari Surga, tidak terpikirkan baginya untuk menahan sesuatu yang baik untuk kita. Namun, sering kali, apa yang kita nilai baik dan yang Tuhan nilai baik sangat berbeda. Definisi baik kita berfokus di sini dan sekarang. Apa yang saya inginkan dan apa yang saya pikir saya perlukan sekarang. Tapi Tuhan berbeda. Dia tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Dia melihat lebih jauh dari yang anda lihat dan dia tahu lebih dari yang anda ketahui. Salah satu hal yang Injil lakukan adalah Injil mengubah kita dari melihat di sini dan sekarang untuk melihat bagaimana Tuhan melihat.

Perhatikan bagaimana Paulus menggunakan dan merubah cerita Sara. Jadi Paulus membuat perbandingan antara Sarah dan Hagar di kitab Galatia. Hagar dan Ismail mengambarkan perbuatan daging. Hal-hal yang kita lakukan untuk mencapai kebahagiaan kita sendiri dan usaha kita untuk menjadi benar dengan kemampuan kita sendiri. Allah dengan tegas menolak Ismail. Yang ada di benak Allah adalah anak perjanjian. Rencana Allah selalu Ishak. Dan di tengah-tengah perbandingan itu, Paulus akan mengutip Yesaya 54. Ini adalah apa yang dia katakan di Galatia 4:27-28 Karena ada tertulis: Bersukacitalah, hai si mandul yang tidak pernah melahirkan! Bergembira dan bersorak-sorailah, hai engkau yang tidak pernah menderita sakit bersalin! Sebab yang ditinggalkan suaminya akan mempunyai lebih banyak anak daripada yang bersuami.Dan kamu, saudara-saudara, kamu sama seperti Ishak adalah anak-anak janji.

Dengarkan ini. Ingat kesuburan rahim dianggap sebagai berkah dalam budaya Perjanjian Lama. Bahkan, Mazmur mengatakan bahwa anak kandung adalah pemberian Allah. Ini adalah hal yang baik. Tapi perhatikan apa yang Injil lakukan terhadap nilai ini. Wanita mandul akan bernyanyi. Mereka akan bersukacita. Mengapa? Karena mereka memiliki banyak anak. Bagaimana seorang wanita mandul dapat memiliki banyak anak? Bukan karena Tuhan membuka rahim mereka dan mengaruniai mereka anak. Tetapi karena anak-anak mereka bukanlah lagi anak-anak lahiriah. Yang membawa sukacita adalah anak-anak janji. Dan itulah anda dan saya. Anak-anak perjanjian adalah orang-orang yang beriman dan akan percaya kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat mereka. Injil membalik nilai dunia. Nilai dunia adalah anak-anak lahiriah; Injil mengatakan bahwa ada sesuatu yang lebih baik, anak-anak janji. Keajaiban Injil membantu kita untuk melihat melampaui tawa di sini dan sekarang, dan melihat ke arah tawa kekekalan. Di mana anak-anak dari setiap suku, bangsa dan bahasa bergabung bersama dalam tawa sukacita yang kekal dengan Kristus. Saudara, inilah yang Injil lakukan kepada anda. Injil mengubah anda. Nilai kita bukan dari dunia ini. Nilai kita adalah sukacita abadi. Dan untuk mencapai itu, dengar TUHAN bertanya sebuah pertanyaan hari ini. Pertanyaan ini tidak ditujukan untuk impian pribadi anda. Hal ini diarahkan kepada Injil dan misi Allah untuk mengenapi janjinya di Kejadian 12 bahwa seluruh dunia akan diberkati melalui keturunan Abraham, yaitu Yesus. Apakah ada sesuatu yang terlalu indah untuk Tuhan?

No Comments

Sorry, the comment form is closed at this time.