Who am I?

I.PERNAHKAH ANDA BERTANYA “SIAPA DIRI ANDA”?

Ini bukan pertanyaan tentang identitas anda (nama dan jenis kelamin); tetapi sebuah pertanyaan yang akan menjadi titik awal yang menentukan kehidupan anda.

  • Apakah anda sudah mengenali diri anda sendiri?
  • Mengapa anda ada dan lahir di dunia?

 

Pemahaman tentang diri anda sangat menentukan arah hidup anda.

 

Pernahkah anda dengan jujur menilai diri sendiri?

  • Benarkah anda seorang yang baik hati? Atau
  • Sebenarnya anda sadar, ada yang salah didalam diri anda?

 

Perlu kejujuran dan pencerahan, untuk bisa melihat siapa diri kita yang sebenarnya.

 

 

II. DIRI ANDA DI HADAPAN TUHAN.

“Demikianlah kami sekalian seperti seorang najis dan kesalehan kami seperti kain kotor; kami sekalian menjadi layu seperti daun dan kami lenyap oleh kejahatan kami seperti daun dilenyapkan oleh angin” Yesaya 64:6.

 

 

III. CARA DUNIA MEMANDANG HIDUP MANUSIA.

  • Orang Yunani mengenal Horoskop dan
  • Orang China mengenal Shio

ini adalah cara “dunia” untuk mengetahui siapa diri manusia dengan sifat-sifatnya.

 

Semua tujuan mempelajari Horoskop dan Shio adalah usaha manusia untuk mengerti arah perjalanan kehidupannya.

 

“Setiap jalan orang adalah lurus menurut pandangannya sendiri tetapi Tuhanlah yang menguji hati” Amsal 21:2.

 

 

IV. PERLUNYA PERJUMPAAN DENGAN TUHAN.

Hampir setiap orang, percaya adanya Tuhan; namun tidak setiap orang punya PERJUMPAAN dengan Tuhan. Beberapa orang berusaha menjumpai Tuhan melalui agama, budaya, kegiatan sosial. Tetapi mereka tidak benar-benar berjumpa dengan Tuhan.

 

Bahkan di dalam Gereja, banyak dijumpai orang-orang yang secara pribadi tidak mengalami PERJUMPAAN dengan Tuhan. Atau kalau mereka pernah mengalami PERJUMPAAN dengan Tuhan, namun kemudian berhenti dan tidak lagi mengalami pertumbuhan rohani.

 

Itu sebabnya pertikaian terjadi di dunia pada umumnya dan juga di dunia Gereja.

 

Hal ini terjadi karena walau seseorang belajar firman Tuhan dan mengerti Firman Tuhan kalau ia tidak berjumpa dan “mengalami” Tuhan, maka firman Tuhan hanya menjadi pengetahuan, bukan praktek kehidupan.

 

Justru semakin mengerti Firman secara pengetahuan, firman ini hanya membuat pandai tetapi tidak menghidupkan, secara spritualitas mati.

 

 

V. POHON KEHIDUPAN VS POHON PENGETAHUAN.

Di taman Eden ada berbagai macam pohon, namun ada dua pohon yang spesifik:

  • pohon pengetahuan baik dan buruk dan
  • pohon kehidupan yang ada ditengah Taman.

Semua pohon boleh dimakan buahnya, hanya pohon pengetahuan baik dan buruk yang dilarang, kalau dimakan mati. Kejadian 2:16-17.

 

Pohon pengetahuan gambaran nilai, hukum Taurat, tatanan yang bersifat faktual dan logis. Hukum dan fakta menjadi kesadaran (cara berpikir); semua keturunan manusia karena Adam telah makan pohon pengetahuan.

Spiritualitas manusia mati, seharusnya Adam makan pohon kehidupan terus menerus sampai kesadaran berubah seperti Tuhan.

 

Diperlukan memakan buah pohon kehidupan yaitu mengalami PERJUMPAAN dengan Tuhan terus menerus supaya seseorang mengalami kehidupan Spiritual (mengalami kesadaran Roh).

 

Saya yakin bahwa Adam dilarang makan pohon pengetahuan karena spiritualnya belum sempurna, belum dewasa. Ketika ia telah dewasa secara Spiritual, pohon pengetahuan tidak mematikan. Hukum Taurat itu baik tapi hukum tertulis (Taurat) mematikan tetapi Roh (spritualitas) menghidupkan.

“…yang tidak terdiri dari hukum yang tertulis tetapi dari Roh sebab hukum yang tertulis mematikan tetapi Roh menghidupkan” 2 Korintus 3:6b.

 

Jika kehidupan Spritual anda telah dewasa seperti Kristus, maka hukum tidak lagi mematikan bahkan maut telah dikalahkan.

 

Spritualitas Anda mengalahkan fakta,

Anda berjalan dengan Iman bukan dengan hukum faktual. Fakta yang terjadi adalah “lalu kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan dan keinginan-keinginan akan hal yang lain masuklah menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah” Markus 4:19.

 

 

VI. DIPERLUKAN HATI YANG LAPAR.

Mengapa orang lain bisa mengalami perjumpaan pribadi dengan Tuhan dan kita tidak? Jawabannya sederhana karena kita tidak sungguh-sungguh mencari Dia,

 

Kalaupun kita datang kepada Tuhan seringkali yang kita bawa hanyalah beban hidup kita, persoalan kita, masalah kita dan yang kita minta hanyalah apa yang menjadi kebutuhan kita supaya Tuhan cukupi.

 

Jika kita ingin mengalami PERJUMPAAN tidak ada cara lain selain kita harus memiliki rasa lapar dan haus akan kebenaran Tuhan.

 

“Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran karena mereka akan dipuaskan” Matius 5:6.

 

 

PERJUMPAAN ZAKHEUS – Lukas 19:5-10.

“Ketika Yesus sampai ke tempat itu, Ia meiihat ke atas dan berkata: “Zakheus, segeralah turun sebab hari ini Aku harus menumpang di rumahmu “Lalu Zakheus segera turun dan menerima Yesus dengan sukacita. Tetapi semua orang yang melihat hal itu bersungut-sunyut, katanya: “Ia menumpang di rumah orang berdosa.” Tetapi Zakheus berdiri dan berkata kepada Tuhan: “Tuhan, setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat.” Kata Yesus kepadanya: “Hari ini telah terjadi keselamatan kepada rumah ini, karena orang inipun anak Abraham. Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang”.

 

  • Zakheus, kepala pemungut cukai, menyadari dirinya kosong.
  • Kelaparan akan PERJUMPAAN dengan Yesus, membuat Ia melupakan kehormatannya.
  • Yesus menyambut kerinduan Zakheus.
  • Yesus menerima Zakheus dan tidak memandang sebagai orang berdosa.
  • Zakheus menemukan tujuan hidupnya, arah hidup Zakheus berubah bukan lagi harta.

 

PERJUMPAAN dengan Kristus, berakibat arah hidup Zakheus yang berpusat kepada hal yang bersifat faktual yaitu kekuasaan dan uang; beralih kepada hal yang bersifat spiritualitas.

 

Pada mulanya Ia sama dengan semua orang di dunia, pengetahuan dunia mengajarkan kalau ia kaya, ia dapat mengatur segalanya. Namun ia sadar ia telah “mati” secara spiritualitas, walau ia kaya dan berpengetahuan hebat tentang politik dan keuangan sehingga ia berhasil menjadi kepala Pajak, namun ia sadar hidupnya kosong. Spiritualitasnya mati, roh nya mati.

 

PERJUMPAAN dengan Kristus, berakibat: I am the center become CHRIST is the center!

 

namun aku hidup tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku”

Galatia 2:20.

 

No Comments

Sorry, the comment form is closed at this time.