08 Oct Kasih, Iman dan Otoritas
Tuhan tidak pernah gagal dan berhenti mencintai kita, dan kasih-Nya itu nyata. Kasih itu suatu instumen yang sangat berkuasa, kasih dapat menghancurkan ataupun membangun.
Dari manakah dan kapankah kita mendapatkan kasih itu? Mengapa saya bertanya demikian? Sebab kita sebagai manusia yang berdosa itu sudah bangkrut dalam kasih, jadi tidak ada lagi kasih dalam manusia. Lalu bagaimana kita dapat memperoleh kasih?
“Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih.” 1 Yohanes 4:8
“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” Yohanes 3:16
Jawabannya adalah kita memperoleh kasih dari Tuhan.
Kapankah kita memperoleh kasih Tuhan itu? Yaitu pada saat Tuhan Yesus datang ke dunia lahir sebagai seorang manusia untuk menebus dosa kita.
Kasih itu harus diberikan, disalurkan, dan bukanlah sesuatu yang diminta. Sebab saat kita memberikan kasih, maka kita akan menerima kasih.
“Lihatlah, cantik engkau, manisku, sungguh cantik engkau, bagaikan merpati matamu.” Kidung Agung 1:15
Mata permati berbicara tentang mata yang penuh air mata, yaitu orang-orang yang datang kepada Tuhan dalam doa. Orang-orang seperti inilah yang dikasihi oleh Tuhan. Kita harus mempersiapkan diri untuk datang bertemu dengan Tuhan. Kita berikan kepada-Nya apa yang pantas dan layak Dia terima dari kita.
“Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita. Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah.” Ibrani 12:1-2
Orang dapat saja datang ke gereja dengan rajin tetapi tidak beriman kepada Tuhan. Dan tanpa iman kita dapat menyenangkan hati Tuhan. Untuk itu datanglah kepada Tuhan dengan iman.
Dan percayalah ketika kita datang kepada Tuhan bahwa Tuhan benar-benar ada di tengah-tengah kita.
“Jika engkau baik-baik mendengarkan suara TUHAN, Allahmu, dan melakukan dengan setia segala perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, maka TUHAN, Allahmu, akan mengangkat engkau di atas segala bangsa di bumi.” Ulangan 18:1
Berkat dan janji Tuhan akan terjadi atas hidup kita jika kita dengan setia mendengarkan suara Tuhan dan melakukan segala perintah-Nya. Di dalam kesetiaan kita maka kita akan menghasilkan karakter.
Orang yang tidak memiliki karakter tidak akan berhasil, dan tanpa karakter seseorang juga tidak dapat menerima berkat Tuhan.
“Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan, haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun.” Ulangan 6:6-7
Melalui penundukkan terhadap otoritas kita dapat belajar untuk setia. Dan karena suatu otoritas itu juga datangnya dari Tuhan, maka kita harus tunduk kepada otoritas yang ada di atas kita.
Lalu bagaimana kita dapat setia? Kita dapat setia jika kita memiliki mata yang tertuju kepada Yesus. Janganlah kita berbuat dosa lagi. Dosa adalah hal-hal yang seharusnya kita lakukan namun tidak dilakukan, dan dosa juga adalah hal-hal yang kita lakukan yang seharusnya tidak dilakukan.
No Comments