06 Jan Growth is a Matter of Change
Realitas itu berbeda dengan kebenaran. Apa yang kita lihat di mata jasmani, ataupun keadaan yang sedang kita alami dikenal oleh manusia sebagai realitas, namun bagi kita orang percaya kita harus dapat membedakan realitas dengan kebenaran.
Yang perlu kita alami dalam hidup bukan hanya perubahan realitas, tetapi perubahan dalam hal kebenaran.
Tahun ini adalah “the year of open doors” bagi kita yang ada di sini. Semuanya ini akan diawali dengan masalah. Ketika kita berdoa meminta mujizat sebenarnya kita meminta masalah terlebih dahulu.
Baca: 2 Raja-Raja 2:1-18
Nabi Elia adalah gambaran generasi tua, yaitu generasi yang menjadi pembimbing; Elisa adalah gambaran generasi muda. Untuk mencapai “purpose” dan “destiny” kita dalam segala aspek kehidupan diperlukan dua generasi yang bergandengan tangan dan bekerja sama. Tidak adalah “gap” antara anak muda dan orang tua.
Destiny Elia adalah untuk naik ke surga dengan kereta kuda Tuhan, dan destiny Elisa adalah berbuat mujizat ganda dari Elia; dan hal ini terjadi saat mereka berjalan bersama.
Sebelum Elia naik ke surga, ada beberapa fase yang harus mereka lalui. Yang pertama mereka harus melalui Gilgal, lalu Bethel, Yerikho dan akhirnya Jordan. Dan baru setelah di Jordan Elia berkata kepada Elisa: “Mintalah apa yang hendak kulakukan kepadamu, sebelum aku terangkat dari padamu.”
Sebelum Tuhan bertanya kepada kita apa yang kita mau dalam hidup ini, kita harus terlebih dahulu melalui fase-fase yang sama.
Gilgal berbicara tentang “rolling”, atau “paradigm shift”. Di sini Tuhan merubah prinsip hidup kita dari yang bergantung kepada orang lain menjadi bergantung kepada Tuhan saja. Tuhan mau kita berhubungan langsung kepada Tuhan. Tuhan akan mempimpin kita bukan lagi lewat mujizat tetapi lewat kebenaran Firman Tuhan.
Bethel adalah “the house of God”. Ini adalah tempat di mana Yakub menerima visi Tuhan. Disinilah Yakub dirubah oleh Tuhan menjadi Israel. Bethel berbicara tentang mezbah Tuhan. Bangun mezbah! Ini adalah tempat di mana kita punya hubungan yang intim dengan Tuhan. Tahun ini perhatikan sungguh-sungguh saat teduh kita. Jangan sampai bolong saat teduh kita.
Yerikho adalah “the place of fragrance” – tempat yang harum bagi Tuhan. Yerikho juga berbicara tentang peperangan, berbicara tentang bagaimana kita merobohkan tembok-tembok kita yang lama. Setelah itu akan ada harum-haruman bagi Tuhan, dan inilah yang mau Tuhan cium dari kita.
Baca: Efesus 6:10-18
Kita dilatih oleh Tuhan untuk hidup dalam kerajaan surga dan bukan sebagai laskar Kristen. Musuh kita bukanlah darah dan daging tetapi pemerintah-pemerintah penguasa-penguasa dan roh-roh jahat di udara, untuk itu senjata yang harus kita pakai bukan senjata-senjata yang biasa. Doa adalah senjata kita dan doa menggerakkan laskar Tuhan di surga.
Kepala dilindungi oleh ketopong keselamatan. Mengapa kita memerlukan ketopong keselamatan, sebab kepala kita banyak yang dituntun oleh dunia sebab otak kita telah diprogram dengan prinsip-prinsip yang salah.
“Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.” Roma 12:2
Yang berikutnya kita memakai baju zirah keadilan, yaitu pelindung dada. Hati di dalam Alkitab itu bukan jantung ataupun organ berada di dada, tetapi adalah bagian dari hidup kita di mana Tuhan tinggal.
Jagalah hati kita, jangan peduli dengan omongan dan perlakuan orang lain. Jangan ada yang gampang tersinggung lagi.
Pakailah juga ikat pinggang kebenaran. Kebenaran adalah Firman Tuhan. Kebenaran Firman yang akan membebaskan kita dari kebodohan. Dan sewaktu kita mengaplikasikan kebenaran Firman dalam hidup maka kita akan memperoleh kehidupan.
Pergunakan perisai iman. Jika kita memakai perisai iman, maka kita dapat bertahan melawan serangan-serangan iblis. Ingatlah bahwa mungkin saja kita terguncang saat kita diserang dengan serangan besar, tetapi kita tidak akan roboh.
Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat. Di dalam terjemahan Bahasa Inggris, ada kata “Now, faith is…”, ini artinya iman itu selalu bicara tentang “presence tense”, yaitu NOW. Jangan lihat 10 tahun yang lalu, namun liat bagaimana iman kita sekarang ini.
“Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa berkata kepada gunung ini: Beranjaklah dan tercampaklah ke dalam laut! asal tidak bimbang hatinya, tetapi percaya, bahwa apa yang dikatakannya itu akan terjadi, maka hal itu akan terjadi baginya.” Markus 11:23
Iman itu bukan percaya KEPADA Tuhan, tetapi percaya DALAM Tuhan (Terjemahan Bahasa Inggris “have faith IN God”). Sewaktu kita percaya kepada Yesus maka kita akan memperoleh iman yang ada di dalam-Nya. Jadi kita memiliki iman-nya Tuhan.
Iman perlu diucapkan (“berkatalah kepada gunung”)! Dalam soal iman jangan memikirkan dan mengukur berapa besar dan tinggi gunung yang harus dipindahkan – just speak to the mountain.
“Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus.” Roma 10:17
Untuk itu janganlah lewatkan kesempatan untuk mendengarkan kotbah-kotbah yang diurapi Tuhan.
Pedang Roh. Dari semua perlengkapan senjata (ada 7), hanya satu ini yang dapat dipakai untuk senjata. Memang kita di desain untuk “defensive”, bukan untuk “offensive”. Kita tidak di desain untuk menyerang!
Yang terakhir, berdoalah di dalam Roh. Saya percaya berdoa di dalam Roh itu sama seperti berdoa dengan bahasa Roh.
Setelah Yerikho Elia dan Elisha tiba di Jordan – yaitu “decend” (penurunan). Sebelum kita dapat naik kita harus turun dan dikosongkan terlebih dahulu. Setelah kita kosong baru Tuhan dapat mengisi kita, sebab jika Tuhan mengisi saat kita masih penuh maka kita akan muntah.
Ada satu masa dalam hidup kita di mana kita akan menerima penurunan. Elisha menerima urapan ganda justru pada waktu berada di Jordan.
No Comments