14 Jun Living Your Life In Line With God
Ketika saya berada di sebuah hotel kecil di kota Newark (kota kecil di luar New York), Tuhan membangunkan saya jam 3 pagi. Roh Kudus memberikan pesan pribadi buat saya dan juga pesan bagi jemaat: Tahun Refaya tidak sampai tahun ini saja, melainkan akan terjadi selama 7 tahun (sampai 2013). Setelah itu, sama seperti Yusuf di Kejadian 47, akan ada 7 tahun masa kesusahan besar.
Siasati hidupmu. Tidak ada orang yang berhak atas hidupnya sendiri. Siapkan lumbung karena Tuhan akan mengirim bangsa-bangsa. Yusuf menjual makanan kepada orang-orang Mesir serta bangsa-bangsa lain dan mengumpulkan banyak uang. Tetapi Yusuf tidak mengumpulkan uang itu untuk dirinya sendiri melainkan untuk Firaun. Remember, ownership belongs to God.
Setelah uang sudah habis, orang-orang menukarkan ternak sebagai ganti makanan. Ternak berbicara tentang bisnis. Ketika inipun sudah habis, orang-orang datang menjual tanah dan diri mereka sendiri untuk menjadi hamba Firaun bekerja di ladang mereka sendiri sebagai ganti makanan. Pada akhir masa krisis atau €™paceklik€™, bangsa-bangsa akan datang dan menyerahkan diri mereka kepada Tuhan. Yusuf memberikan benih untuk dikelola dan seperlima bagian dari hasilnya harus dikembalikan kepada Firaun. Ketetapan ini masih dipakai sampai sekarang. Pada masa paceklik ketika Yusuf menyentuh tanah Mesir, benih-benih yang ditabur tumbuh dan berlipat ganda. Tuhan memberikan pesan kepada saya lewat seorang pemuda bahwa benih itu sudah ada dalam gereja ini!
In Matthew 5:6, when Jesus said, “Blessed are those who are hunger and thirst for righteousness”, He used infinitive words for continuing actions. If you say, “I€™m hungry” or “I€™m thirsty”, you are referring to a temporary condition that will be satisfied once you have food or drink. But if you say, “I hunger” or “I thirst”, you are speaking of continuous desires: You continue to be hungry and you continue to be thirsty.
Imagine being stranded in the desert under the baking sun without food and water. The only thing on your mind is the desire to satisfy your hunger and thirst, and nothing else matters. An ancient Hebrew Psalmist has expressed such desire in this way: “As the deer pants for streams of water, so my soul pants for You, O God. My soul thirsts for God, for the living God. When can I go and meet with God?” (Psalm 42:1-2).
Lapar dan haus akan Tuhan akan dipuaskan, tidak seperti lapar dan haus akan berkat Tuhan. Itu tidak akan pernah bisa dipuaskan. Mazmur 37:4 berkata, “dan bergembiralah karena TUHAN; maka Ia akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu.” Bergembiralah karena Tuhan, bukan karena berkat Tuhan!
Position yourself to be in line with God. Hasil yang pertama adalah obedience, yaitu tetap taat walaupun kita tidak setuju. Hasil dari obedience adalah faithfulness. Faithfulness dan obedience sama-sama setia tetapi faithfulness setia dalam jangka waktu yang panjang. Obedience adalah syarat mutlak untuk kita dapat in line with God. When we obey and are faithful, God will open the doors!
Ulangan 28:1-13 berbicara tentang syarat untuk dipromosi Tuhan di atas bangsa-bangsa yaitu mendengarkan dan melakukan perintah Tuhan. Hagai 1:5-6 berkata cara hidupmu menentukan keadaanmu.
Yohanes 12: 3-7 menceritakan kisah Maria yang mengurapi kaki Yesus dengan minyak narwastu murni yang mahal dan kemudian menyeka kaki Yesus dengan rambutnya. Yudas mengkritik perbuatan Maria. Sikap generous seperti Maria hanya bisa dilakukan kalau kita €˜in line€™ with God. When there is extravagant offering, the spirit of Judas will show up.
Ketika buah masak di pohon, kalau kita tunda seminggu untuk memetiknya buah itu akan busuk. Ini sama halnya dengan ketika Tuhan menggerakan kita untuk berbuat sesuatu, segera lakukan! Jangan menunda-nunda dengan mencari banyak konfirmasi dari sana-sini atau menunggu sampai kita benar-benar yakin bahwa apa yang akan kita lakukan itu tidak berdasarkan emosi. It might be too late then.
No Comments