06 Jun Belajar untuk percaya dalam Tuhan
Bacaan: Yohanes 11: 1-40
Mujizat Lazarus bangkit dari kematiannya adalah mujizat besar yang terakhir yang Tuhan Yesus lakukan sebelum Dia naik di kayu salib. Tentu mujizat terbesar tetap adalah keselamatan kita yang diberikan oleh Tuhan Yesus.
Berbicara soal iman atau percaya, itu sesuatu yang perlu kita kaji dengan serius. Sewaktu kita kecil, kita mempunyai iman didalam diri kita yang membuat kita dengan gampang untuk percaya, anak anak kecil mengerti bahwa ayah nya sanggup memberikan apa yang mereka mau, dan itulah cara pola pikir anak kecil. Tetapi ketika kita dewasa, dari hidup oleh iman, kita mulai hidup oleh kekuatan kita, bukan lagi berharap dan percaya tapi berusaha.
Kalau kita sudah masuk dalam kehidupan yang demikian, untuk mempunyai iman bisa sulit karena sudah di kuasai oleh yang namanya usaha manusia. Kita perlu kembali belajar seperti anak kecil, untuk memulihkan kembali sifat dasar kita, dan Tuhan akan membawa kita dalam perjalanan iman.
Lukas 18:8 berkata, “…. Akan tetapi, jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia mendapati iman di bumi?”
Dan Paulus pun juga berkata di Roma 14:23, “Tetapi barangsiapa yang bimbang, kalau ia makan, ia telah dihukum, karena ia tidak melakukannya berdasarkan iman. Dan segala sesuatu yang tidak berdasarkan iman, adalah dosa.” Untuk belajar mungkin tidak gampang, tapi sangat mutlak untuk dilakukan.
Yohanes11:1-3 menunjukan bahwa hubungan antara Tuhan Yesus dengan Maria, Marta dan Lazarus adalah hubungan yang akrab, dari pesan yang dikatakan oleh Marta kepada Tuhan Yesus bahwa Lazarus sedang sakit yang singkat menunjukan suatu kepercayaan diri dari Marta bahwa dia tau kalau Tuhan Yesus pasti perduli dan bahkan mempunyai iman yang mengharapkan Tuhan Yesus datang dan menyembuhkan Lazarus.
Tapi, kalau kita lanjut membaca Yohanes 11:5-6, Yesus sengaja menunda kepergiannya, sebab Dia mempunyai maksud dan tujuan. Dalam tradisi orang Yahudi, bahwa ada kemungkinan roh orang yang meninggal itu masih dapat kembali dalam tiga hari, dan setelah ke empat hari baru kemungkinan itu tidak ada sebab tubuhnya pun sudah mulai hancur dan tidak dapat dikenali. Disini Tuhan Yesus mau mengajarkan kepada Marta untuk masuk ke level iman yang lebih tinggi lagi.
Sebab, dari reaksi Marta ketika bertemu dengan Tuhan Yesus, kita dapat melihat bahwa Marta sunguh beriman kalau Tuhan Yesus ada disana, Lazarus pasti sembuh. Tapi iman yang Marta punya, yang sekedar menyembuhkan Lazarus saja, sangat berbeda dengan rencanaTuhan Yesus yang jauh lebih besar dari sekedar melakukan mujizat kesembuhan saja.
Di Yohanes 11:15, versi The Message, dikatakan, “You’re about to be given new grounds for believing.”. New grounds ini lah yang Tuhan Yesus mau ajarkan kepada Marta, yang bukan berasal dari pengetahuan kita atau pengalaman kita. Tuhan Yesus lebih dari sekedar penyembuh tapi Dia pun sanggup membangkitkan orang mati, sebab Dialah yang memberi kehidupan.
Sering kali kita menyambungkan Firman Tuhan dengan pengetahuan dan kepercayaan kita. Jadi itu yang Martha lakukan, dia menyamakan Firman Tuhan ke dalam level pengetahuan dia. Lalu setelah itupun, Marta ditantang oleh Tuhan Yesus apakah dia mau masuk ke level yang baru. Sekalipun respon dari pada Marta sangat positive, akan tetapi tidak di akhiri dengan aksinya. Iman itu dimulai dari pengetahuan, pengakuan dan akhirnya di lengkapi oleh aksi. Karena tanpa aksi, apa bedanya kita dengan setan, sebab setan pun mengetahuinya dan mengakuinya tapi hanya tanpa tindakan.
Tapi jangan kecil hati, kalau kita sedang belajar sesuatu yang baru dari pada Tuhan, misalnya mengalami sesaat ketidak percayaan akan Tuhan. Jangan lah menyerah, bertekunlah terus, sebab ada sesuatu yang baru yang Tuhan ingin ajarkan dan suatu hari Tuhan akan tunjukan. Seperti Marta, ketika Marta ditantang untuk mengangkat batu yang menutup gua kuburan itu, Marta meresponi kembali bahwa Lazarus sudah mati empat hari lamanya, padahal sebelumnya dia percaya bahwa Tuhan Yesus sanggup membangkitkan kembali orang mati. Kita akan dapat masuk ke level berikutnya setelah kita menginjak level berikutnya.
Masalahnya yang sering kita hadapi dalam belajar dengan Tuhan adalah kebodohan dan kebebalan, jangan liat apa yang kita bisa lakukan tapi liat apa yang Tuhan Yesus bisa lakukan. Dia akan mengajar kita kembali, dan bukan karena kepinteran kita menjadi bisa tapi karena Dia adalah Guru yang baik. Jangan juga kita terbiasa untuk melihat kanan atau kiri ketika kita ditantang atau diajar oleh Tuhan Yesus tapi lihat lah hanya pada Tuhan Yesus. Belajar untuk mempunyai sikap hidup yang melakukan karena Tuhan yang menyuruh. Akan kita alami yang namanya proses, mungkin kita sedang menunggu jawaban yang sekian lama belum terjawab atau merasa sangat terlambat. Tapi ingat bahwa Tuhan kita adalah Tuhan yang kekal, yang tidak dibatasi oleh waktu dan tidak ada suatupun yang terlambat bagi Tuhan.
Mari saudara, kita kembali belajar dan memulihkan sikap hidup yang selalu bergantung dan dengan mudah percaya kepada Tuhan, dengan pimpinan Nya maupun ajaran Nya melebihi dari pengetahuan kita dan usaha kita sendiri.
Tuhan Yesus Memberkati. Amin.
No Comments