13 Feb Badai Kasih
Bacaan: Yunus 1:1-17
Yunus adalah seorang Ibrani yang takut Tuhan, seorang nabi sukses yang menyampaikan pesan dari Allah. Yunus diutus Tuhan ke Niniwe, kota yang penuh dengan dosa dan mereka bukanlah bagian dari perjanjian Tuhan dengan Abraham. Tuhan seharusnya bisa menghancurkan Niniwe dalam sekejap mata namun Tuhan mau memakai Yunus sebagai alat untuk menyelesaikan masalah antara Tuhan dan Niniwe. (Yunus 1:1-2)
Akan tetapi Yunus memilih untuk tidak mentaati perintah Tuhan dan melarikan diri dari hadirat Tuhan. (Yunus 1:3) Yunus memilih untuk menjadi Tuhan atas hidupnya sendiri daripada menyerah kepada Tuhan. Dia tidak lebih baik dari para pelaut yang menyembah allah lain. Bahkan di akhir pasal satu, kita menemukan pelaut pagan (yang menyembah berhala) bertobat tapi Yunus tidak! Jauh lebih mudah bagi orang berdosa untuk bertobat dibandingkan orang dengan moral yang baik untuk bertobat. Anda hanya dapat bertobat bila anda tahu bahwa anda adalah orang berdosa yang membutuhkan penyelamat. Seseorang yang bergantung pada kebaikan diri mereka sendiri tidak bisa melihat diri mereka sebagai orang berdosa.
Kisah Yunus bisa dengan mudah berakhir setelah tiga ayat. Itu akan terjadi kalau nasib Yunus ada di tangan kita. Tetapi Tuhan belum selesai dengan Yunus. Kita perlu memahami bahwa anugerah dan belas kasihan Tuhan jauh lebih besar daripada apa yang bisa kita bayangkan. Allah tidak harus mengejar Yunus namun Dia lakukan itu! Dan Dia melakukannya dengan BADAI BESAR! Tuhan tidak memperdulikan harga yang harus Dia bayar dalam mengejar umat-Nya yang melarikan diri dari hadirat-Nya! Tuhan sangat bisa dengan mudah mengangkat nabi lain untuk melakukan pekerjaan yang Yunus tidak lakukan. Alam semesta milik-Nya dan Dia bisa dengan mudah menemukan cara lain untuk mencapai tujuan-Nya. Tapi Tuhan memilih untuk mengejar Yunus! Implikasinya adalah bahwa Tuhan tidak harus menyelamatkan kita tetapi Ia memilih untuk melakukan itu. Dia memutuskan untuk mengejar kita walaupun kita melarikan diri dari-Nya. Tuhan akan mengirim BADAI BESAR di dalam perjalanan kita untuk mengejar kita! (Yunus 1:4-5)
Ketika kita pertama kali membaca kisah Yunus, sangatlah mudah untuk mengasumsikan bahwa badai itu adalah hukuman Tuhan untuk ketidaktaatan Yunus. Bahwa badai adalah tanda murka Tuhan terhadap ketidaktaatan kita kepada-Nya! Tapi kalau kita melihatnya dengan cara demikian, maka kita telah kehilangan makna sebenarnya dari badai yang dari Tuhan.
Badai yang Tuhan berikan tidak pernah berarti badai hukuman dan kemarahan. Badai Tuhan adalah badai kasih dan intervensi! Intervensi adalah tindakan dan campur tangan Tuhan bagi mereka yang berada dalam bahaya besar dan tidak menyadarinya. Yunus sedang berada di dalam bahaya besar tetapi ia tidak menyadarinya. Bahaya ini tidak hanya membahayakan dirinya sendiri, tetapi juga semua orang di sekitarnya. Nabi Tuhan sedang tidur dengan nyenyak dan tak berdaya saat dibutuhkan! Pelarian dari Tuhan membuat saudara tidak bisa hidup sesuai dengan yang Tuhan kehendaki dan merampok berkat untuk orang orang sekitar saudara yang Tuhan mau berikan melalui kehidupan saudara. (Yunus 1:5b)
Dia tertidur dengan nyenyak! Yunus berlari dari Tuhan baik secara fisik, maupun rohani. Ia sedang menggali kuburan-Nya sendiri dan sangat membutuhkan intervensi. Yunus berpikir bahwa lari dari Tuhan akan memberikan kebebasan yang dia inginkan, tanpa menyadari bahwa pada akhirnya itu akan menyebabkan kehancuran. Badai dikirim untuk menghentikan Yunus dari menghancurkan diri sendiri. Ini adalah tanda cinta dan kasih sayang Tuhan bagi Yunus.
Sampai kita melihat badai utusan Tuhan sebagai tanda kasih-Nya bagi kita dan bukan hukuman, kita tidak akan pernah menjadi lebih baik, kita hanya akan menjadi pahit. Keadaan sulit yang kita hadapi sekarang mungkin saja adalah badai kasih Tuhan yang merupakan intervensi-Nya bagi kita. Kita sedang berada dalam bahaya BESAR dan kita mungkin tidak menyadarinya. Ia mengirimkan badai-Nya yang besar untuk menjadi intervensi kita. Bahkan kasih karunia dan rahmat Tuhan sangatlah besar sampai €˜badai€™ tersebut tidak hanya menyelamatkan kita, tetapi juga orang-orang di sekitar kita. Kisah Yunus membuktikan bahwa setiap kali kita mencoba untuk melarikan diri dari Tuhan, Tuhan bertekat untuk membuat hidup kita tidak nyaman bukan karena Dia jahat, tetapi karena Dia sangatlah baik! Badai bukanlah hukuman, badai adalah intervensi Tuhan yang penuh dengan kasih! Badai Tuhan tidak pernah dimaksudkan untuk menghancurkan saudara. Tetapi selalu untuk memberikan kebebasan sejati yang Anda harapkan.
Sejak kejatuhan Adam & Hawa, manusia selalu berusaha untuk menjadi tuhan bagi diri mereka sendiri. Berulang kali manusia memilih untuk melarikan diri dari hadirat Tuhan. Kita telah menjadi hamba dosa dan ditakdirkan untuk kehancuran. Tapi Tuhan tidak menyerah. Dia bisa saja memilih untuk menghancurkan segala sesuatu dan memulai lagi dari awal. Ia adalah Tuhan! Dia tidak harus bekerja dengan kita dan bersabar terhadap kita tetapi Ia melakukannya! Dia berkomitmen untuk mengejar kita sampai akhir. Sering kali kita mempertanyakan kebaikan Tuhan di tengah badai hidup. Kita mencoba untuk membatasi Tuhan dengan pikiran dan pemahaman kita tentang Dia. Yunus mempertanyakan tujuan Tuhan untuk mengirim dia ke Niniwe. Yunus tahu persis mengapa Allah mengirim dia ke Niniwe. Bukanlah untuk menghancurkan Niniwe, tetapi untuk menyelamatkan Niniwe. Yunus 4:2-4. Yunus menginginkan kehancuran Niniwe, ancaman terbesar Israel. Tetapi Allah menginginkan pertobatan Niniveh. Dia adalah Tuhan yang pengasih dan penyayang, yang panjang sabar dan berlimpah kasih setia yang menyesal karena malapetaka yang hendak didatangkan-Nya.
Dari sebelum dunia diciptakan, Tuhan tahu bahwa Dia harus mengirimkan badai TERBESAR untuk menyelamatkan manusia dari kehancuran. Ia telah memutuskan untuk mengejar orang-orang berdosa berapapun harganya sehingga mereka dapat masuk ke dalam hubungan yang indah dengan-Nya. 2000 tahun yang lalu , Tuhan mengirimkan badai terbesar-Nya di dalam pribadi putra-Nya, Yesus. Yesus adalah badai intervensi utama untuk orang-orang berdosa seperti anda dan saya. Karena Dia lah, kita dapat menerima hidup kekal dan keselamatan. Meskipun kita terus berlari menjauh dari Tuhan, Dia bertekad untuk terus mengejar kita. Dia adalah Tuhan yang mengejar musuh-musuh-Nya! Ia mengirimkan badai terbesar Nya kepada kita agar kita dapat memahami kasih-Nya bagi kita. Badai bukanlah tentang hukuman, badai selalu berbicara tentang kasih sayang-Nya bagi kita.
Di balik setiap badai dalam hidup kita, kita bisa yakin bahwa Yesus ada di dalamnya, menunggu hingga kita dapat melepaskan kepercayaan kepada diri kita sendiri dan menaruh kepercayaan utama kita di dalam Dia saja. Yesus adalah Tuhan yang pengasih dan penyayang, yang panjang sabar dan berlimpah kasih setia. Yesus adalah badai kasih!
Sorry, the comment form is closed at this time.