20 Mar Kesembuhan Jiwa
Ditengah-tengah bertanyakan Tuhan, pesan apa yang Dia mau sampaikan untuk jemaat local, ada bbm masuk “berita tentang hebatnya Jepang” sbb:
“Per hari ini Tokyo dan kota-kota disekitarnya dilaporkan akan mengalami pemadaman listrik secara bergilir. Kereta dan subwaypun tidak akan beroperasi secara normal untuk menghemat konsumsi listrik. Ini semua terpaksa dilakukan karena pasokan listrik berkurang sejak meledaknya reaktor no1 PLT nuklir di Fukushima dan down-nya pendingin reaktor no2 di PLT yang sama.
Penumpang menumpuk di stasiun-satiun kereta. Hampir semuanya terlambat tiba di kantor/ sekolah akibat waktu tempuh berlipat menjadi 3 atau 4 kalinya. Namun demikian, chaos dan kepanikan tidak pernah terlihat di Tokyo bahkan dalam keadaan darurat seperti ini. Semua orang tetap tertib, rapi mengantri dan mendahulukan orang lain. Mereka berprinsip itu adalah sumbangsih mereka untuk membuat keadaan tidak bertambah parah. Salut!!!
Kami, pelajar Indonesia yang sedang kuliah disini merasakan betul kekaguman luar biasa untuk bangsa Jepang. Triple bencana (gempa, tsunami, ledakan pltn) yang dialami, tidak membuat mereka hanyut dalam kesedihan atau peratapan nasib. Yang ada justru sikap saling bahu-membahu, tenang dan tegar.
Falsafah hidup mereka “ganbaru” (berjuang sekuat mungkin) menjadi penguat hati dan generator energi yang paling besar.
Televisi Jepang menyiarkan laporan perkembangan bencana terus menurus tanpa jeda iklan semenjak Jum€™at, 11 Maret yang lalu, di seluruh channelnya. Namun tidak ada iringan lagu sedih, liputan anak menangis dll yang seringkali kita lihat di liputan bencana alam TV Indonesia. Metode yang bagus sekali untuk tidak mengkondisikan kesedihan yang berkepanjangan. Disisi lain disiarkan adalah himbauan Pemerintah tentang hal-hal apa saja yang harus diperbuat untuk kebaikan bersama. Seperti menghemat listrik dengan meminimalisasi penggunaan alat elektronik, meng-unplug kabel. Juga diajarkan cara-cara untuk survive seperti menggunakan air secara hemat, merakit kompor sendiri dll.”
Wouw…alangkah bagusnya sikap hidup/ hati bangsa ini, bagaimana dengan kita?
2 Korintus 3:16-18.
16 Tetapi apabila hati seorang berbalik kepada Tuhan, maka selubung itu diambil dari padanya.
17 Sebab Tuhan adalah Roh dan di mana ada Roh Allah, disitu ada kemerdekaan.
18 Dan kita semua mencerminkan kemuliaan Tuhan dengan muka yang tidak berselubung. Dan karena kemuliaan itu datangnya dari Tuhan yang adalah Roh, maka kita diubah menjadi serupa dengan gambarNya, dalam kemuliaan yang semakin besar.
Banyak sekali anak Tuhan yang masih kanak-kanak rohani, walau mereka sudah bertahun-tahun bahkan puluhan tahun ada di gereja dan melayani Tuhan. Ada apa dengan mereka? Hati yang luka dan tidak sembuh total, akan mengakibatkan jiwanya sakit dan ini yang menghambat pertumbuhan rohani. Pada umumnya mereka tidak menyadari kalau jiwa mereka sakit dan akan nampak, apabila masalah, benturan dan ujian datang, mereka akan bereaksi….
Apa siih ciri-ciri orang yang terluka, sakit jiwanya dan berikut ini beberapa cirinya:
1. Sangat tertutup dan menutupi keberadaannya dengan tampil beda (=bertolak belakang dengan kepribadiannya) sehingga orang cenderung mengatakan kepribadian ganda, double kepribadian…?
2. Pandai bermuka dua, munafik, yang dikatakan tidak sesuai dengan hatinya.
3. Suka avoid/ menghindar: tidak mau benturan, tidak mau ribut dan maunya aman serta tidak menyelesaikan masalah.
4. Nice people, selalu mau dinilai, dipandang dan dilihat baik oleh semua orang.
5. Mediocare, tidak berani tegas dan selalu ragu dalam membuat keputusan.
6. Senang dipuji dan memuji diri sendiri.
7. Menghindari penolakan, takut ditolak, takut direndahkan.
8. Cepat bereaksi terhadap sesuatu yang tidak sesuai dengan keinginannya dll.
Kita belajar dari kebodohan Raja Saul, waktu dihina oleh orang-orang dursila, Saul terluka, sakit hati tetapi tidak diselesaikan sehingga akhirnya jiwanyapun menjadi sakit dan hal ini nampak waktu Saul menghadapi masalah dengan rakyatnya yang gelisah karena nabi Samuel terlambat datang. Karena Saul takut kehilangan rakyat sehingga dia mengikuti keinginan rakyatnya daripada taat kepada nabi Tuhan. Akibat Raja Saul bereaksi, dia kehilangan semua janji-janji Allah bagi hidupnya (1 Samuel 10:26-27; 13:8-14).
1 Samuel 10:26-27.
26 Saulpun pulang ke rumahnya, ke Gibea, dan bersama-sama dengan dia ikut pergi orang-orang gagah perkasa yang hatinya telah digerakkan Allah.
27 Tetapi orang-orang dursila berkata: “Masakan orang ini dapat menyelamatkan kita!” Mereka menghina dia dan tidak membawa persembahan kepadanya. Tetapi ia pura-pura tuli.
Belajar juga dari kesalahan-kesalahan bangsa pilihan Allah, bangsa Israel yang ketika dicobai, diproses, selalu bereaksi sehingga satu generasi harus mati di padang gurun tanpa mengalami penggenapan janji Tuhan.
Bilangan 13:1-3; 25-33.
1 TUHAN berfirman kepada Musa:
2 “Suruhlah beberapa orang mengintai tanah Kanaan, yang akan Kuberikan kepada orang Israel; dari setiap suku nenek moyang mereka haruslah kausuruh seorang, semuanya pemimpin-pemimpin di antara mereka.”
3 Lalu Musa menyuruh mereka dari padang gurun Paran, sesuai dengan titah TUHAN; semua orang itu adalah kepala-kepala di antara orang Israel.
25 Sesudah lewat empat puluh hari pulanglah mereka dari pengintaian negeri itu
26 dan langsung datang kepada Musa, Harun dan segenap umat Israel di Kadesh, di padang gurun Paran. Mereka membawa pulang kabar kepada keduanya dan kepada segenap umat itu dan memperlihatkan kepada sekaliannya hasil negeri itu.
27 Mereka menceritakan kepadanya: “Kami sudah masuk ke negeri, ke mana kau suruh kami dan memang negeri itu berlimpah-limpah susu dan madunya, dan inilah hasilnya.
28 Hanya bangsa yang diam di negeri itu kuat-kuat dan kota-kotanya berkubu dan sangat besar, juga keturunan Enak telah kami lihat di sana.
29 Orang Amalek diam di Tanah Negeb, orang Het, orang Yebus dan orang Amori diam di pegunungan, orang Kanaan diam sepanjang laut dan sepanjang tepi sungai Yordan.”
30 Kemudian Kaleb mencoba menenteramkan hati bangsa itu di hadapan Musa, katanya: “Tidak! Kita akan maju dan menduduki negeri itu, sebab kita pasti akan mengalahkannya!”
31 Tetapi orang-orang yang pergi ke sana bersama-sama dengan dia berkata: “Kita tidak dapat maju menyerang bangsa itu karena mereka lebih kuat dari pada kita.”
32 Juga mereka menyampaikan kepada orang Israel kabar busuk tentang negeri yang diintai mereka, dengan berkata: “Negeri yang telah kami lalui untuk diintai adalah suatu negeri yang memakan penduduknya dan semua orang yang kami lihat di sana adalah orang-orang yang tinggi-tinggi perawakannya.
33 Juga kami lihat di sana orang-orang raksasa, orang Enak yang berasal dari orang-orang raksasa, dan kami lihat diri kami seperti belalang, dan demikian juga mereka terhadap kami.”
12 Pemimpin dipilih Tuhan melalui Musa untuk mengintai Kanaan, 10 pengintai bicara berdasarkan keadaan yang mereka lihat, cenderung membesar-besarkan dan ketakutan; mereka bereaksi terhadap Musa ketika melihat ketidaknyamanan, serta mempengaruhi bangsa Israel. Dan hanya 2 pengintai yang meresponinya, melihat keadaan yang sama dengan 10 pengintai tetapi 2 orang tsb berkata-kata Iman. Perhatikan perbandingan antara orang-orang yang bereaksi dan yang respon, selalu perbandingannya lebih besar yang bereaksi, berontak dsb.
Bilangan 14:6-9.
6 Tetapi Yosua bin Nun dan Kaleb bin Yefune, yang termasuk orang-orang yang telah mengintai negeri itu, mengoyakkan pakaiannya,
7 dan berkata kepada segenap umat Israel: “Negeri yang kami lalui untuk diintai itu adalah luar biasa baiknya.
8 Jika TUHAN berkenan kepada kita, maka Ia akan membawa kita masuk ke negeri itu dan akan memberikannya kepada kita, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya.
9 Hanya, janganlah memberontak kepada TUHAN, dan janganlah takut kepada bangsa negeri itu, sebab mereka akan kita telan habis. Yang melindungi mereka sudah meninggalkan mereka, sedang TUHAN menyertai kita; janganlah takut kepada mereka.”
Nah ada apa dengan 10 Pengintai tsb…mereka hidup dalam jajahan, sebagai budak di Mesir. Pada awalnya mereka menderita (menjadi budak di Mesir), hatinya luka; tetapi karena hal tsb berlangsung lama, maka jiwanyapun sakit sehingga tidak bisa lagi membedakan hidup sebagai €˜budak atau orang merdeka€™ sudah terbiasa jadi budak, hidup enak dan nyaman. Cara pandang, sikap dan gaya hidup sudah sama, menyatu dengan Mesir (kompromi). Ini terbukti waktu mereka telah dibawa keluar dari Mesir, masuk ke padang gurun; waktu ada hal-hal baru (perubahan) yang tidak sesuai dengan pikiran mereka, mereka akan selalu bereaksi, membandingkan dengan keadaan mereka di Mesir dan ingin kembali ke Mesir, walau jadi budak tetapi aman, terjamin dan nyaman …???
1 Yohanes 2:15-17.
15 Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu.
16 Sebab semua yang ada di dalam dunia yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia.
17 Dan dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya.
Yesuspun dicobai dengan ketiga keinginan tsb (Matius 4:1-10) dan Yesus selalu menjawab dengan memperkatakan Firman, Firman dan Firman!
Kalau jiwa kita sakit, akan sangat mudah mengikuti keinginan-keinginan tsb. Itu sebabnya kita sangat memerlukan Tuhan; merenungkan, memperkatakan dan melakukan FirmanNya setiap hari.
Rasul Paulus memberikan jalan keluar agar kita bisa menang melawan tipu muslihat iblis dengan memakai seluruh perlengkapan senjata Allah.
Efesus 6:10-18.
10 Akhirnya, hendaklah kamu kuat didalam Tuhan, didalam kekuatan kuasa-Nya.
11 Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah supaya kamu dapat bertahan melawan tipu muslihat Iblis;
12 Karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara.
13 Sebab itu ambillah seluruh perlengkapan senjata Allah supaya kamu dapat mengadakan perlawanan pada hari yang jahat itu dan tetap berdiri, sesudah kamu menyelesaikan segala sesuatu.
14 Jadi berdirilah tegap, berikatpinggangkan kebenaran dan berbajuzirahkan keadilan,
15 kakimu berkasutkan kerelaan untuk memberitakan Injil damai sejahtera;
16 dalam segala keadaan pergunakanlah perisai iman sebab dengan perisai itu kamu akan dapat memadamkan semua panah api dari si jahat,
17 dan terimalah ketopong keselamatan dan pedang Roh, yaitu firman Allah,
18 dalam segala doa dan permohonan. Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala orang Kudus,
Pastikan setiap kita mengalami kesembuhan jiwa melalui pemulihan hati (2 Korintus 3:16-18) dan menjaganya dengan memakai seluruh perlengkapan senjata Allah (Efesus 6:10-18)!!
Sorry, the comment form is closed at this time.