08 Oct Pertandingan Iman
- “Tiap-tiap orang yang turut mengambil bagian dalam pertandingan, menguasai dirinya dalam segala hal” 1 Korintus 9:25a.
Perjalanan kekristenan seperti pertandingan olah raga “lari jarak jauh” yang melewati rute berliku-liku. Ada kalanya kita menempuh jalan yang menanjak penuh kerikil dan bebatuan atau juga menyusuri lembah yang curam dan terjal. Tuhan memanggil kita untuk turut serta dalam pertandingan tersebut bukan hanya sebagai penonton.
Ada perbedaan menyolok antara peserta dan penonton.
Penonton paling mahir berkomentar, melontarkan kritikan dan hujatan terhadap peserta lomba karena ia hanya menonton bukan turut bertanding.
Keadaan berbeda harus dialami oleh peserta lomba, ia harus berjuang begitu rupa di gelanggang pertandingan, bermandi peluh dan tidak jarang harus mengalami cidera di tengah pertandingan.
Ingatlah bahwa penonton sampai kapanpun tidak akan pernah berhak mendapatkan medali atau piala; yang berhak menerima adalah peserta pertandingan!
Tetapi banyak orang lebih memilih menjadi penonton dan menolak panggilan Tuhan untuk turut serta dalam pertandingan iman dengan 1001 alasan. Ada juga yang mengiyakan, namun selalu menunda-nunda waktu dengan berbagai alasan. Alkitab mencatat:
“Sebab banyak yang dipanggil tetapi sedikit yang dipilih” Matius 22:14.
Memang untuk turut ambil bagian dalam pertandingan iman bukanlah hal yang mudah, ada harga yang harus dibayar. Siap atau tidak siap, kita akan dihadapkan banyak tantangan dan hambatan.
Ada hal-hal yang harus diperhatikan saat kita menjadi peserta pertandingan iman: kita harus menanggalkan beban dan dosa.
“Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita” Ibrani 12:1.
Coba bayangkan jika ada peserta pertandingan yang tetap memikul beban di punggung saat berlari! Sampai berapa lama ia akan mampu bertahan? Cepat atau lambat ia pasti akan mengalami kelelahan yang sangat dan kemudian menyerah di tengah jalan.
Beban berbicara tentang masalah dan pergumulan hidup ini.
Tanggalkan beban anda dan serahkan semua kepada Tuhan karena di dalam Dia selalu ada jalan keluar yang terbaik!
- “Bertandinglah dalam pertandingan iman yang benar dan rebutlah hidup yang kekal”
1 Timotius 6:12a.
Banyak orang Kristen menyerah di tengah pertandingan iman dan meninggalkan Tuhan. Mereka merasa sudah lama mengikut Tuhan tetapi hidupnya tidak mengalami perubahan berarti. Mereka terperdaya oleh bujuk rayu iblis yang menawarkan kenikmatan duniawi. Jika motivasi kita dalam mengikut Tuhan hanya mengejar materi saja kita akan kecewa.
Banyak orang berbondong-bondong mencari Tuhan Yesus bukan karena merindukan pribadiNya. “Yesus menjawab mereka: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kamu mencari Aku, bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kamu kenyang” Yohanes 6:26.
Karena masalah ekonomi ini banyak orang Kristen kecewa, mengeluh dan bersungut-sungut. Mereka tenggelam dalam kesedihan, penyesalan, kekuatiran, kekecewaan, sakit hati, kebencian, kepahitan. Tuhan Yesus berkata “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu” Matius 11:28.
Jangan biarkan beban hidup yang ada menghalangi langkah kita dalam pertandingan iman. Seberat apapun tantangannya kita harus terus berlari dan focus kepada tujuan.
“Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban” 2 Timotius 1:7.
Sehingga kita dapat berkata
“Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku” Filipi 4:13.
Selain itu dosa adalah faktor utama yang merintangi kita untuk turut dalam perlombaan iman sebab Tuhan tidak pernah berkompromi dengan dosa.
“Sesungguhnya, tangan Tuhan tidak kurang panjang untuk menyelamatkan dan pendengaran-Nya tidak kurang tajam untuk mendengar tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu sehingga Ia tidak mendengar ialah segala dosamu” Yesaya 59:1-2. Karena itu berhentilah berbuat dosa!
“Aku telah mengangkat beban dari bahunya, tangannya telah bebas dari keranjang pikulan; dalam kesesakan engkau berseru, maka Aku meluputkan engkau” Mazmur 81:7-8a.
- “Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman” 2 Timotius 4:7.
Hal lain yang harus diperhatikan dalam pertandingan iman, saat berlari jangan menoleh ke belakang. Tidak menoleh ke belakang berarti focus kepada tujuan atau sasaran!!
“Sebab itu aku tidak berlari tanpa tujuan…” 1 Korintus 9:26a.
“Karena itu larilah begitu rupa sehingga kamu memperolehnya!” 1 Korintus 9:24b.
Lari begitu rupa artinya berlari dengan semangat tinggi dan tekad yang kuat sebab jika berlari setengah hati, apalagi sambil menoleh ke belakang terus menerus, kita pasti tertinggal jauh sehingga “Tetapi banyak orang yang terdahulu akan menjadi yang terakhir dan yang terakhir akan menjadi yang terdahulu” Matius 19:30.
Kita berlari dengan mata mengarah ke depan tertuju kepada Tuhan.
“Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan…” Ibrani 12:2a.
Inilah yang dilakukan Paulus “…. aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku” Filipi 3:13b.
Sebagai orang percaya status kita adalah umat pilihan Tuhan,
“Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu” Yohanes 15:16a.
Tuhan memilih kita bukan tanpa tujuan tetapi
“supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu” Yohanes 15:16b.
Banyak orang menjalani hidup agamawi namun tidak memiliki kehidupan rohani yang sesuai kehendak Tuhan. Mereka terlibat berbagai macam aktivitas keagamaan tanpa mengetahui tujuan panggilan Tuhan dalam hidupnya sehingga mereka asal berlari atau seperti petinju yang sembarangan saja memukul tanpa sasaran yang jelas.
Paulus berkata “Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak” 1 Korintus 9:27.
Tanpa memiliki tujuan dan sasaran yang jelas kita takkan sanggup bertekun dalam pertandingan iman. Begitu ada masalah, penderitaan dan kesukaran, kita akan mudah menyerah, kecewa dan mundur. Paulus berkata
“dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus” Filipi 3:14.
- “Seorang olahragawan hanya dapat memperoleh mahkota sebagai juara, apabila ia bertanding menurut peraturan-peraturan olahraga” 2 Timotius 2:5.
Rasul Paulus adalah contoh orang yang memiliki tujuan dan tekad yang kuat dalam pertandingan iman. Masalah, penderitaan, kesukaran, tekanan, aniaya tidak membuatnya lemah, kendor, apalagi mundur dalam mengerjakan panggilan Tuhan. Justru ia semakin giat dan rohnya menyala-nyala dalam pelayanan.
“Apakah mereka pelayan Kristus? — aku berkata seperti orang gila — aku lebih lagi! Aku lebih banyak berjerih lelah; lebih sering di dalam penjara; didera di luar batas; kerap kali dalam bahaya maut. Lima kali aku disesah orang Yahudi, setiap kali empat puluh kurang satu pukulan, tiga kali aku didera, satu kali aku dilempari dengan batu, tiga kali mengalami karam kapal, sehari semalam aku terkatung-katung di tengah laut. Dalam perjalananku aku sering diancam bahaya banjir dan bahaya penyamun, bahaya dari pihak orang-orang Yahudi dan dari pihak orang-orang bukan Yahudi; bahaya di kota, bahaya di padang gurun, bahaya di tengah laut dan bahaya dari pihak saudara-saudara palsu” 2 Korintus 11:23-26.
Dalam pertandingan iman seorang peserta pertandingan harus mengikuti aturan.
Ini berbicara tentang ketaatan. Ketaatan berarti mau membayar harga. Bagaimana mungkin seorang olahragawan meraih prestasi maksimal jika tidak mau taat terhadap instruksi pelatih, tidak menaati aturan yang berlaku?
Contoh: berlatih keras dan disiplin, menjaga pola makan, tidak boleh keluyuran malam dan tidur teratur. Jadi kita dituntut memiliki gaya hidup yang berbeda, tahu apa yang harus dilakukan dan mana yang tidak boleh dilakukan.
Dalam pertandingan iman, kita tidak bisa hidup semau gue, melainkan harus taat kepada aturan yang berlaku yaitu Firman Tuhan. Ada kedisiplinan rohani yang harus dibangun setiap hari melalui persekutuan karib dengan Tuhan dan ketaatan kita melakukan FirmanNya:
“Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku” Mazmur 119:105.
Firman Tuhan menuntun langkah hidup kita sehingga kita tidak akan salah jalan atau tersesat sampai kita mencapai garis akhir.
“Hendaklah engkau setia sampai mati dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan” Wahyu 2:10b.
Sorry, the comment form is closed at this time.