31 Dec All is vanity
Pengkhotbah 1:1-11
Inilah perkataan Pengkhotbah, anak Daud, raja di Yerusalem. Kesia-siaan belaka, kata Pengkhotbah, kesia-siaan belaka, segala sesuatu adalah sia-sia. Apakah gunanya manusia berusaha dengan jerih payah di bawah matahari? Keturunan yang satu pergi dan keturunan yang lain datang, tetapi bumi tetap ada. Matahari terbit, matahari terbenam, lalu terburu-buru menuju tempat ia terbit kembali. Angin bertiup ke selatan, lalu berputar ke utara, terus-menerus ia berputar, dan dalam putarannya angin itu kembali. Semua sungai mengalir ke laut, tetapi laut tidak juga menjadi penuh; ke mana sungai mengalir, ke situ sungai mengalir selalu. Segala sesuatu menjemukan, sehingga tak terkatakan oleh manusia; mata tidak kenyang melihat, telinga tidak puas mendengar. Apa yang pernah ada akan ada lagi, dan apa yang pernah dibuat akan dibuat lagi; tak ada sesuatu yang baru di bawah matahari. Adakah sesuatu yang dapat dikatakan: “Lihatlah, ini baru!”? Tetapi itu sudah ada dulu, lama sebelum kita ada. Kenang-kenangan dari masa lampau tidak ada, dan dari masa depan yang masih akan datang pun tidak akan ada kenang-kenangan pada mereka yang hidup sesudahnya.
Pengkhotbah 12:13-14.
Akhir kata dari segala yang didengar ialah: takutlah akan Allah dan berpeganglah pada perintah-perintah-Nya, karena ini adalah kewajiban setiap orang. Karena Allah akan membawa setiap perbuatan ke pengadilan yang berlaku atas segala sesuatu yang tersembunyi, entah itu baik, entah itu jahat.
Mari kita mulai dengan melakukan refleksi tahun 2017. Saya ingin anda memikirkan kembali semua keberhasilan dan pencapaian anda di tahun 2017. Mulai buat catatan mental tentang semua pencapaian anda. Beberapa dari anda mulai pacaran tahun ini. Beberapa akan menikah. Ada yang hamil. Beberapa melahirkan. Beberapa datang dari Indonesia untuk belajar. Beberapa lulus. Beberapa mendapat pekerjaan baru. Beberapa mendapat kenaikan gaji. Beberapa membeli apartemen baru. Beberapa membeli rumah baru. Beberapa mendapat nilai bagus. Beberapa mendapat penghargaan di tempat kerja. Sudah? Sekarang lanjutkan ke refleksi berikutnya. Pikirkan hal yang terjadi di tahun 2017 yang membuat anda tertawa dan bersukacita. Kesenangan yang anda alami di tahun 2017. Mungkin kesenangan menggendong bayi anda untuk pertama kalinya. Kesenangan menerima penghargaan. Kesenangan diakui banyak orang. Kesenangan mengasihi dan dikasihi. Kesenangan doa yang dijawab. Kesenangan perjalanan liburan ke luar negeri. Kesenangan impianmu menjadi kenyataan. Kesenangan ‘she said yes’. Kesenangan hubungan seks dan makanan enak. Kesenangan memakai baju baru. Kesenangan mengendarai Mercedes baru. Sudah? Sekarang, lihat saya. “Kesia-siaan belaka, segala sesuatu adalah sia-sia”. Semua prestasi dan kesenangan yang anda alami di tahun 2017 tidak ada artinya. Kenyataanya adalah, segala sesuatu tentang hidupmu adalah kesia-siaan. Itulah inti dari kitab Pengkhotbah. Segala sesuatu adalah sia-sia. Bagaimana anda menyukai kotbah ini untuk khotbah terakhir tahun 2017? Mari tundukkan kepala, kita berdoa dan pulang ke rumah. Oke, ini cuman bercanda
Ada saudara yang pernah membaca kitab Pengkotbah dan bertanya mengapa buku ini ada di dalam Alkitab? Tunggu, biarkan saya mundur sedikit. Siapa yang pernah selesai membaca kitab Pengkhotbah? Saya yakin beberapa dari anda berhenti membaca di ayat 2, “Kesia-siaan belaka, segala sesuatu adalah sia-sia”. Membaca kita ini adalah kesia-siaan. Jadi, mengapa repot-repot? Benar? Biarkan saya menjadi orang pertama yang mengakui kepada anda bahwa selama bertahun-tahun saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan dengan kitab satu ini. Kitab ini membingungkan saya. Saya tidak tahu mengapa buku ini ada di dalam Alkitab. Saat anda membaca Alkitab, anda berharap bisa menemukan pengharapan. Anda berharap bisa menemukan hidup, sukacita, kedamaian dan kekuatan. Anda mengharapkan Yeremia 29:11, Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman Tuhan, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan. Dan semua umat Tuhan katakan, “Amin!” Tapi kemudian datang penulis kitab Pengkhotbah dan dia berteriak kepada anda, “Hidupmu menyebalkan! Tidak peduli apa yang anda capai dan kesenangan apa yang anda alami, pada akhirnya, semuanya tidak ada artinya. Semuanya sia-sia. Pekerjaan anda, keluarga anda, mobil anda, itu tidak berarti apa-apa. Hidup anda hanya diisi dengan kesia-siaan demi kesia-siaan.” Dan kemudian dia lanjut berkata di Pengkhotbah 2:17, “Oleh sebab itu aku membenci hidup, karena aku menganggap menyusahkan apa yang dilakukan di bawah matahari, sebab segala sesuatu adalah kesia-siaan dan usaha menjaring angin.” Pernahkah saudara mencoba menjaring angin? Anda bisa merasakannya dan anda bisa mencoba menangkapnya tapi anda tidak akan pernah bisa mendapatkannya. Begitulah perasaan penulis ini tentang kehidupan. Semuanya sia-sia. Saya tidak tahu bagaimana dengan anda tapi saya merasa ingin memeluk pria ini. Katakan pada dia bahwa semuanya akan baik-baik saja, kemudian ajak dia pergi makan daging sapi Kobe dan menasehati dia untuk tidak menyerah melanjutkan hidup. Namun saudara mesti ingat bahwa buku ini ada di dalam Alkitab. Ini adalah bagian dari firman Tuhan bagi kita. Kita tidak bisa mengabaikannya dan berpura-pura kitab ini tidak ada. Kita harus menghadapinya. Dan jika kita bisa jujur, bukankah ini yang sering kali kita rasakan tentang kehidupan? “Adakah makna dalam hal yang aku lakukan? Apakah yang aku lakukan ini berarti?” Menurut saya kitab Pengkhotbah adalah kitab yang sangat membingungkan, namun kitab ini juga sangat jujur. Kitab ini berbicara tentang realitas kehidupan seperti yang kita ketahui dan hidupi. Tapi sebelum kita membahasnya, saya akan memberikan beberapa latar belakang kontekstual kitab Pengkotbah.
Siapa yang menulis kitab Pengkhotbah? Salomo? Bagaimana anda tahu? Sebenarnya, kita tidak tahu persis siapa yang menulis kitab ini. Dia menyebut dirinya “Qoheleth” dalam bahasa Ibrani, yang sulit diterjemahkan dalam bahasa Inggris. Beberapa terjemahan menyebut dia sebagai guru dan lainnya sebagai pengkhotbah. Tapi terjemahan terbaik mungkin adalah seorang profesor. Karena apa yang dia lakukan di kitab ini adalah dia memberikan anda seperangkat pemikiran untuk membuat anda berpikir sendiri. Inilah yang dilakukan oleh seorang profesor yang baik. Dia tidak hanya mengatakan kepada anda bahwa 1+1 = 2, tapi dia membuat anda berpikir dengan mengajukan pertanyaan,
“Mengapa 1+1 = 2? Kenapa bukan 11?”
“Ya karena dari dulu jawabannya selalu 2.”
“Tapi kenapa 2? Mengapa tidak 11?”
Sang profesor ingin kita mengajukan pertanyaan, “MENGAPA”. Namun, hal yang membuat frustrasi tentang kitab ini adalah karena sang professor melontarkan pertanyaan tetapi dia tidak memberikan jawaban langsung atas pertanyaan itu. Dia hanya memberi anda beberapa petunjuk untuk jawabannya karena dia ingin anda untuk berpikir sendiri. Ini seperti menonton Inception. Siapa yang sudah menonton Inception? Apakah Leonardo kembali di dunia nyata atau apakah dia masih berada di dunia mimpi di akhir film? Direktur tidak memberi tahu jawabannya. Dia ingin anda berpikir sendiri. Tapi dia memberikan beberapa petunjuk untuk jawabannya di dalam film. Begitulah cara kita membaca Pengkhotbah. Pengkotbah adalah buku dengan serangkaian eksperimen yang membuat anda berpikir tentang kehidupan. Saudara mengikuti saya?
Hal lain yang perlu anda ketahui tentang kitab ini adalah kitab ini berbicara tentang kehidupan Salomo. Salomo mungkin atau mungkin bukan penulis kitab ini tapi yang pasti kitab ini berbicara tentang kehidupan Salomo. Kita memiliki petunjuk dari ayat pertama. “Inilah perkataan Pengkhotbah, anak Daud, raja di Yerusalem.” Dan kemudian professor ini akan berbicara tentang mengejar kebijaksanaan, wanita, kekayaan dan kekuasaan dan kekosongan dari semua itu. Ini adalah kehidupan Salomo. Salomo adalah orang yang paling bijaksana, dia memiliki 1000 wanita, dia sangat kaya dan berkuasa. Namun, kita perlu tahu bahwa ada dua suara yang berbicara dalam kitab ini. Salah satunya adalah suara profesor yang berbicara tentang semua prestasinya dan kesia-siaan segala sesuatu, dan yang lainnya adalah suara editor yang sesekali muncul di bagian-bagian tertentu dan memberi tahu kita apa pendapatnya tentang kehidupan sang professor. Ini seperti menonton film bersama seorang teman yang sudah menonton film itu terlebih dahulu dan dia tidak bisa berhenti berkomentar tentang berbagai adegan di film saat anda menonton film. Berapa banyak dari anda memiliki teman seperti itu? Semua orang di RYI harus mengangkat tangan mereka. Inilah yang dilakukan editor dalam kitab Pengkhotbah.
Jadi sekarang kita punya beberapa pilihan. Pertama, Salomo adalah kedua suara dalam kitab ini. Jadi Salomo menceritakan tentang kehidupan dia yang mengejar semua kesenangan kehidupan tapi kemudian ketika dia sudah sangat tua dan hampir meninggal, dia mengoreksi dirinya sendiri dan memberikan perspektif lain yang dia ingin dimiliki oleh pembaca kitab ini. Ini cara membaca kitab Pengkotbah yang paling alami. Namun, permasalahan dengan teori ini adalah 1 Raja-Raja mencatat kehidupan Salomo secara ekstensif dan tidak pernah menceritakan bahwa Salomo bertobat di usia tuanya. Sangat tidak mungkin untuk penulis kitab 1 Raja-raja untuk tidak memasukkan kisah pertobatan Salomo jika hal itu terjadi. Pilihan kedua adalah bahwa suara pertama adalah Salomo dan suara kedua adalah editor yang memberi kita interpretasi tentang kehidupan Salomo. Atau pilihan ketiga, dimana penulis kitab ini bukan Salomo tapi dia memposisikan dirinya di dalam riwayat kehidupan Salomo dan memberikan interpretasinya mengenai kehidupan Salomo. Jadi mana pilihan yang tepat? Jawabannya adalah, saya tidak tahu. Kita akan bertanya kepada Salomo saat nanti kita bertemu dia di surga. Tunggu. Apakah Salomo ada di surga? Saya juga tidak tahu. Kita akan tahu nanti waktu kita ada di surga. Apakah kita akan masuk surga? Saya iya. Anda? Saya tidak tahu. Satu hal yang jelas, ada dua suara dalam kitab Pengkhotbah. Yang satu memberitahu apa yang terjadi dan yang lain memberikan komentar. Anda mengerti? Fiuh. Sekarang kita bisa lanjutkan dan mencari makna dari buku ini.
Hari ini tujuan saya adalah memberikan anda gambaran besar tentang buku ini. Saya tidak dapat mengkhotbahkan semua 12 pasal hari ini. Kalau tidak, kita akan ada disini sampai di sini sampai tahun depan. Ada 3 pelajaran utama yang diajarkan kitab Pengkotbah kepada kita. Hidup itu hevel; hidup itu menyenangkan; hidup itu berarti.
Hidup itu hevel.
Pengkhotbah 1:2-11 – Kesia-siaan belaka, kata Pengkhotbah, kesia-siaan belaka, segala sesuatu adalah sia-sia. Apakah gunanya manusia berusaha dengan jerih payah di bawah matahari? Keturunan yang satu pergi dan keturunan yang lain datang, tetapi bumi tetap ada. Matahari terbit, matahari terbenam, lalu terburu-buru menuju tempat ia terbit kembali. Angin bertiup ke selatan, lalu berputar ke utara, terus-menerus ia berputar, dan dalam putarannya angin itu kembali. Semua sungai mengalir ke laut, tetapi laut tidak juga menjadi penuh; ke mana sungai mengalir, ke situ sungai mengalir selalu. Segala sesuatu menjemukan, sehingga tak terkatakan oleh manusia; mata tidak kenyang melihat, telinga tidak puas mendengar. Apa yang pernah ada akan ada lagi, dan apa yang pernah dibuat akan dibuat lagi; tak ada sesuatu yang baru di bawah matahari. Adakah sesuatu yang dapat dikatakan: “Lihatlah, ini baru!”? Tetapi itu sudah ada dulu, lama sebelum kita ada. Kenang-kenangan dari masa lampau tidak ada, dan dari masa depan yang masih akan datang pun tidak akan ada kenang-kenangan pada mereka yang hidup sesudahnya.
Jadi inilah diagnosis pertama sang professor tentang kehidupan. Hidup itu hevel. Dia menggunakan kata ‘sia-sia’. Kesia-siaan belaka! Segala sesuatu adalah sia-sia. Ini adalah kata yang sulit untuk diterjemahkan. Beberapa terjemahan menggunakan kata ‘tidak berarti’ atau ‘kekosongan’ tapi ini tidak mengandung makna yang sebenarnya. Kata Ibrani yang digunakan di sini adalah ‘hevel’ yang secara harfiah berarti uap atau asap. JD Greear menjelaskan kata hevel dengan cara ini. Ini seperti awan. Anda ingat waktu anda masih kecil, awan itu tampak seperti bantal raksasa yang nyaman yang anda bisa loncat-loncat dan berguling-guling? Dulu saya mengira awan itu adalah tempat yang enak untuk tidur siang. Saya ingin memiliki awan Kintoun saya sendiri. Ada penggemar Dragon Ball disini? Awan tampak seperti benda yang berbobot dan berisi. Tapi ingat apa yang terjadi saat anda terbang pertama kali dengan pesawat dan betapa kecewanya anda saat pesawat anda melewati awan dan anda bisa melihat bahwa ternyata awan itu tidak berisi apa-apa? Mereka terlihat sangat padat dan berisi dari luar tetapi mereka sebenarnya tidak memiliki isi sama sekali. Itulah arti kata hevel. Professor mengatakan bahwa hidup itu seperti itu. Kelihatannya seperti penuh dari luar tapi ketika anda menekannya, itu tidak terisi dengan apa-apa. Ini kosong. Bahkan, Professor mengulangi kata Hevel sebanyak 38 kali dalam dua belas pasal. Semuanya adalah Hevel. Pada akhir khotbah ini, anda akan ingin menggunakan kata hevel dalam percakapan anda. “What the hevel?”
Profesor kemudian mengajukan pertanyaan di ayat 3, “Apakah gunanya manusia berusaha dengan jerih payah di bawah matahari?” Atau translasi yang lebih tepat, apakah untungnya manusia berusaha jerih payah. Untung itu berarti apa yang anda peroleh setelah anda mengurangi semua biaya-biaya lainnya. Jadi jika anda membeli bitcoin seharga $15 dan anda menjualnya seharga $100.000, berapakah keuntungan anda? Silahkan hitung sendiri. Satu hal yang pasti, keuntungan anda bukan $100 K. Anda harus mengurangi biaya awal, biaya operasi, biaya transfer, dan semua biaya lain yang berkaitan untuk akhirnya menemukan keuntungan sesungguhnya. Saudara setuju dengan saya? Jadi inilah yang sang profesor katakan. “Kamu bekerja keras. Kamu sangat sibuk dan kamu bekerja sangat keras dalam hidup. Tapi ketika semua sudah dilakukan, ketika kamu sampai pada akhir dari semuanya, ketika kamu melihat apa yang kamu miliki di akhir hidupmu dan kamu sudah mengurangi semua biaya dalam prosesnya, apa keuntungannya? Apa yang ditunjukkan oleh hidupmu? Apa yang telah kamu capai? Perbedaan apa yang kamu sudah lakukan?” Inilah pertanyaan yang profesor ingin tanyakan kepada kita. Karena banyak dari kita berada dalam mode auto-pilot dan kita tidak pernah benar-benar memikirkannya. Bagaimana kita tahu bahwa hidup kita tidak sia-sia? Bagaimana kita tahu bahwa hidup kita berarti? Jawaban sang profesor adalah hevel. Hidup itu hevel. Mengapa? Dia memberitahu kita 3 alasan mengapa hidup itu hevel.
Pengkhotbah 1:4-6 – Keturunan yang satu pergi dan keturunan yang lain datang, tetapi bumi tetap ada. Matahari terbit, matahari terbenam, lalu terburu-buru menuju tempat ia terbit kembali. Angin bertiup ke selatan, lalu berputar ke utara, terus-menerus ia berputar, dan dalam putarannya angin itu kembali. Alasan pertama mengapa semua kerja keras anda adalah hevel adalah karena tidak akan ada yang akan mengingat anda. Kalau anda menilai hidup anda dalam skala sejarah manusia, hidup anda tidak signifikan. Anda mungkin memiliki kehidupan sukses yang sangat baik selama 80 tahun dan anda mungkin berhasil melakukan banyak hal hebat dalam 70 tahun kehidupan anda. Tapi tidak lama lagi orang tidak akan mengingat nama anda. Bagaimana saya tahu? Izinkan saya mengajukan pertanyaan sederhana kepada anda. Berapa banyak dari anda yang tahu kehidupan kakek buyut anda? Apa yang anda ingat tentang mereka? Saya bahkan tidak tahu nama buyut saya. Tidak ada yang akan mengingat anda dalam 50 tahun. Jika anda kaya, anda bisa membuat patung diri anda sendiri dan membuat cicit anda mengingat anda tapi tidak ada yang akan mengingat anda dalam 500 tahun. Atau katakanlah anda menjadi raja dan anda memerintah dunia. Tidak ada yang akan mengingat anda dalam 5000 tahun. Waktu berlalu. Sebuah generasi berlalu, generasi lain datang. Dunia terus bergerak. Matahari, angin. Tapi anda tidak akan terus bergerak. Tidak peduli seberapa keras anda mencoba, pada akhirnya tidak akan ada yang mengingat anda. Ini akan menjadi lebih buruk.
Pengkhotbah 1:7-8 – Semua sungai mengalir ke laut, tetapi laut tidak juga menjadi penuh; ke mana sungai mengalir, ke situ sungai mengalir selalu. Segala sesuatu menjemukan, sehingga tak terkatakan oleh manusia; mata tidak kenyang melihat, telinga tidak puas mendengar. Alasan kedua mengapa semua jerih payahmu adalah hevel adalah karena tidak peduli apa yang anda lakukan, anda akan selalu mengalami rasa ketidakpuasan. Tidak ada yang dapat anda lakukan yang dapat memuaskan anda. Kehidupan Salomo adalah contohnya. Dengarkan apa yang dikatakan profesor tentang kehidupan Salomo dalam Pengkhotbah 2:10 – Aku tidak merintangi mataku dari apa pun yang dikehendakinya, dan aku tidak menahan hatiku dari sukacita apa pun, sebab hatiku bersukacita karena segala jerih payahku. Itulah buah segala jerih payahku. Oke mari kita berhenti disini sebentar. Mari kita lihat apa yang Salomo miliki dalam hidupnya. Segala sesuatu di rumahnya terbuat dari emas, termasuk kursi toiletnya. Ada disini yang tempat duduk toilet anda terbuat dari emas? Salomo sangat berbakat. Dia menulis ribuan lagu dan puisi. Dia sangat bijaksana. Rupanya dia menulis buku Amsal meski bisa diperdebatkan. Dia romantis. Dia menulis kitab Kidung Agung, buku paling romantis di Alkitab. Dia ganteng. Berapa banyak dari anda tahu ini tidak adil? Seorang pria boleh pintar dan romantis ATAU ganteng. Tapi dia tidak bisa menjadi keduanya. Salomo memiliki keduanya ditambah lainnya. Jadi dia kaya, bijaksana, berbakat, romantis dan ganteng. Dia memiliki segalanya. Dia memiliki 1000 wanita yang dia bisa pilih setiap malam. Dia membangun kuil yang paling mengesankan dalam sejarah Israel. Dan dia memimpin Israel dalam kebangkitan rohani nasional. Bisakah kita sepakat bahwa orang ini memiliki segalanya? Jika ada yang bisa mengalami kepuasan dalam hidup, Salomo orangnya. Setuju? Pengkhotbah 2:11 – Ketika aku meneliti segala pekerjaan yang telah dilakukan tanganku dan segala usaha yang telah kulakukan untuk itu dengan jerih payah, lihatlah, segala sesuatu adalah kesia-siaan dan usaha menjaring angin; memang tak ada keuntungan di bawah matahari. Kesimpulan sang profesor adalah bahwa semua itu tidak ada gunanya. Ini seperti berusaha menjaring angin. Anda bisa merasakannya tapi anda tidak akan pernah bisa mendapatkannya. Atau mengunakan kaya teolog terkenal Linkin Park, “I tried so hard and got so far. But in the end it does not even matter.” Tahukah anda bahwa tingkat bunuh diri dan depresi paling tinggi ada di antara orang kaya, berkuasa dan sukses? Mengapa? Mereka tampaknya memiliki segala sesuatu yang kita inginkan namun mereka yang sudah mencapainya tahu bahwa itu seperti menjaring angin. Anda bisa mencicipinya tapi anda tidak akan pernah bisa memegangnya. Itu tidak bisa memenuhi kerinduanmu. Tidak peduli apa pun yang anda lakukan, anda akan selalu mengalami rasa tidak puas. “Okay Yos apakah kita bisa lanjut ke poin hidup itu menyenangkan? Kotbah ini bikin depresi.” Belum, saya masi memiliki satu poin lagi di bagian ini.
Pengkhotbah 1:9-11 – Apa yang pernah ada akan ada lagi, dan apa yang pernah dibuat akan dibuat lagi; tak ada sesuatu yang baru di bawah matahari. Adakah sesuatu yang dapat dikatakan: “Lihatlah, ini baru!”? Tetapi itu sudah ada dulu, lama sebelum kita ada. Kenang-kenangan dari masa lampau tidak ada, dan dari masa depan yang masih akan datang pun tidak akan ada kenang-kenangan pada mereka yang hidup sesudahnya. Inilah alasan ketiga mengapa hidup itu hevel – hidup itu seperti treadmill. Ini berfungsi seperti pola melingkar di mana anda bekerja sangat keras namun anda tidak pergi ke mana-mana. Inilah yang terjadi kita melakukan treadmill di gym. Kita pake baju olahraga, sepatu olahraga, mencucurkan keringat dan mengeluarkan bau badan, kita berlari kencang, detak jantung menjadi sangat cepat, tapi pada akhirnya kita masih berada di tempat yang sama. Begitulah cara kehidupan bekerja. Izinkan saya memberi contoh. Sekarang saya mengambil kelas musim panas. Saya ada satu assement yang harus saya kumpulkan minggu ini. Dan saya juga harus berkhotbah hari ini. Jadi seminggu saya terlihat seperti ini. Saya bangun di pagi hari, pergi ke kantor dan mengecek email kantor, mengerjakan semua pekerjaan kantor yang perlu dilakukan, lalu saya mengerjakan assesment saya. Ketika saya bosan melakukan assesment saya, saya melakukan persiapan khotbah saya. Hari-hari saya minggu ini terlihat seperti itu. Saya menyelesaikan assesment saya pada hari Rabu malam dan saya telah mengerjakan khotbah ini tanpa henti sejak Kamis pagi. Saya butuh waktu sekitar 20 jam untuk mempersiapkan khotbah bahasa Inggris selama 45 menit. Tambahkan 5 jam lagi untuk khotbah bahasa Indo. Jadi saat ini anda sedang mencicipi hasil kerja keras saya selama 25 jam dalam persiapan khotbah. Dalam waktu sekitar 20 menit lagi, saya akan selesai dengan khotbah ini. Tapi tebak bagaimana minggu saya akan terlihat minggu depan? Kurang lebih sama. Akan selalu ada assessment lain yang saya harus lakukan. Akan selalu ada khotbah berikutnya yang harus saya persiapkan. Ini adalah siklus yang tidak pernah berakhir. Dan saya akan beritahu anda apa yang terjadi. Beberapa dari anda akan menyukai khotbah saya dan berterima kasih untuk itu. Beberapa dari anda tidak menyukai khotbah saya. Tidak masalah. Saya memaafkan saudara. Tapi minggu depan, kebanyakan dari anda tidak akan mengingat apa yang saya khotbahkan hari ini. Jadi, akan ada satu siklus lagi dimana saya berkotbah kepada anda selama 50 menit. Anda ingat untuk satu hari atau tiga hari jika saya beruntung. Kemudian pada hari Minggu berikutnya, siklus diulang. Akan selalu ada khotbah berikutnya yang harus saya siapkan dan saudara akan lupakan. Selalu ada cucian yang harus dicuci. Selalu ada makanan untuk dimasak. Selalu ada tagihan untuk dibayar. Saya memotong rambut saya bulan lalu dan saya harus potong lagi minggu ini. Tidak ada yang baru di bawah matahari. Iphone X bukan hal baru. Kita memiliki Iphone 7 tahun lalu dan tahun depan akan ada Iphone XI. Ya mereka bisa menipu kita sesaat untuk merasakan seperti itu adalah sesuatu yang baru. Mobil baru, baju baru, handphone baru, gadget baru dll. Tapi hanya butuh waktu tiga hari untuk menyadari bahwa Iphone X baru kita ternyata tidak begitu baru lagi. Dan saat Iphone XI keluar, tidak ada yang akan mengingat kebagusan Iphone X lagi. Anda mengerti? Hidup itu seperti treadmill.
Biarkan saya memberikan satu poin bonus untuk membuat hidup anda lebih menyedihkan. Pengkhotbah 9:11 – Lagi aku melihat di bawah matahari bahwa kemenangan perlombaan bukan untuk yang cepat, dan keunggulan perjuangan bukan untuk yang kuat, juga roti bukan untuk yang berhikmat, kekayaan bukan untuk yang cerdas, dan karunia bukan untuk yang cerdik cendekia, karena waktu dan nasib dialami mereka semua. Jadi, inilah yang dikatakan profesor itu. Ada dua orang yang melakukan hal yang sama dan membuat keputusan yang sama dalam kehidupan. Satu menjadi sangat sukses dan satu menjadi miskin. Apa yang memisahkan keduanya? Waktu dan nasib. Hidup itu tidak adil.
Saya akan merangkum semua yang dikatakan profesor sejauh ini dalam konteks kita hari ini. “Apa yang telah anda capai dalam kehidupan? Apakah tahun 2017 merupakan tahun yang menyenangkan bagi anda? Biarkan saya bertepuk tangan selama satu detik buat anda. Tapi itu hevel. Itu tidak berarti apapun. Apa yang ingin anda capai di tahun 2018? Apa resolusi Tahun Baru anda? Anda punya 10 resolusi? Hebat. Saya punya 12. Untuk gagal satu setiap bulan. Tapi semua resolusi anda adalah hevel. Itu tidak mengubah apapun. Apa impianmu dalam hidup? Apa keinginan terbesarmu yang ingin kamu capai? Keberhasilan? Karier? Uang? Hubungan? Seks? Kebijaksanaan? Kekuasaan? Lakukan itu semua. Kejar itu semua. Tapi mari saya beritahu anda bahwa kenyataan tidak seindah mimpi. Ini seperti menjaring angin. Itu tidak akan pernah memuaskan anda. Ini adalah hevel. Semua yang anda lakukan adalah hevel. Kesia-siaan belaka. Segala sesuatu adalah sia-sia.”
“Wow Yos, ini khotbah yang sangat buruk.” Ya, saya tahu. Tapi ini khotbahnya Pengkotbah. Dan ini hanya permukaannya saja. Ini hanya pendahuluan. Kitab ini akan menjadi lebih buruk saat anda terus membaca kitab Pengkhotbah. Profesor menunjukkan percobaan demi percobaan yang dia lakukan untuk menemukan satu hal yang dapat memuaskannya dan setiap eksperimen menunjukkan hasil yang sangat mengecewakan. Tidak peduli apa yang anda lakukan, semuanya tidak ada artinya. Semuanya hevel. Hidupmu hevel. Selamat Tahun Baru 2018. Mari kita tutup mata dan berdoa. Oke, jangan. Saya tidak ingin anda pulang depresi hari ini. Saya masih memiliki 2 pelajaran lagi yang bisa kita pelajari dari kitab ini.
Hidup itu menyenangkan.
Pengkhotbah 9:7-10 – Mari, makanlah rotimu dengan sukaria, dan minumlah anggurmu dengan hati yang senang, karena Allah sudah lama berkenan akan perbuatanmu. Biarlah selalu putih pakaianmu dan jangan tidak ada minyak di atas kepalamu. Nikmatilah hidup dengan isteri yang kaukasihi seumur hidupmu yang sia-sia, yang dikaruniakan Tuhan kepadamu di bawah matahari, karena itulah bahagianmu dalam hidup dan dalam usaha yang engkau lakukan dengan jerih payah di bawah matahari. Segala sesuatu yang dijumpai tanganmu untuk dikerjakan, kerjakanlah itu sekuat tenaga, karena tak ada pekerjaan, pertimbangan, pengetahuan dan hikmat dalam dunia orang mati, ke mana engkau akan pergi.
Jika anda membenci pelajaran pertama, saya yakin anda semua akan menyukai pelajaran ini. ESV memberikan sub-judul yang besar pada ayat-ayat ini. Dikatakan, “Enjoy life with the one you love.” Saya sudah bisa dengar anda bilang “Amin” dalam hati. Dan ini adalah salah satu pelajaran utama dari buku ini. Saya berpikir bahwa seringkali kita terlalu sibuk mengejar kehidupan yang yang luar biasa sehingga kita lupa menikmati kehidupan yang biasa. Kita berusaha keras keras menjaring angin sehingga kita lupa menikmati angin sejuk yang sedang berhembus di muka kita. Bagi sang profesor, kegembiraan hidup tidak ditemukan dalam momen yang spektakuler yang hanya terjadi sekali dalam seumur hidup, bukan dalam mengejar dan mewujudkan impian dan keinginan hati anda, tapi dalam ritme kehidupan sehari-hari. Sukacita tidak ditemukan di masa lalu atau di masa depan. Sukacita ditemukan di masa sekarang.
Jadi inilah yang dikatakan sang profesor. Pergil dan nikmati hidupmu. Hidupmu. Bukan kehidupan orang lain. Ini sangat penting. Dia terus berkata, makan rotimu, minum anggurmu, kenakan pakaianmu, nikmati hidup bersama istrimu. Tuhan telah memberi anda bagian dan porsi tertentu. Pergi dan nikmati itu. Berhentilah ingin menikmati apa yang menjadi milik orang lain. Pergilah dan berpesta. Manfaatkan hidup anda dengan yang terbaik. Berhentilah ingin mengalami kehidupan orang lain. Ini sederhana tapi berapa banyak dari anda yang tahu ini sangat sulit? Dan jika kita ingin jujur dengan diri kita sendiri, sebagian besar ketidakpuasan dan ketidakbahagiaan kita dalam hidup terjadi karena kita membandingkan hidup kita dengan kehidupan orang lain. Kita kehilangan kegembiraan hidup yang biasa karena kita terlalu sibuk mengejar kehidupan orang lain yang luar biasa. Itulah sebabnya pelajaran pertama sangat penting. Semua hal luar biasa yang anda kejar, semua itu hanyalah hevel . Mereka tidak akan memuaskan anda. Jadi berhenti. Berhentilah mengejar masa depan dan mulai hidup di hari ini. Makan roti. Minum anggur. Bagi sebagian dari anda, hal yang paling saleh yang dapat anda lakukan untuk mengakhiri tahun ini adalah pulang ke rumah, makan makanan enak, minum anggur yang enak dan tidur siang. Ada Amin? Jika anda sudah menikah, pulanglah dan nikmati kasih pasangan anda. Jika anda belum menikah, carilah istri atau suami yang anda cintai dan nikmati hidup bersama dia. Jangan cari seseorang yang anda terpaksa nikahi tetapi seseorang yang anda bisa cintai dan nikmati seumur hidup anda. Jadi pergilah jatuh cinta dan nikmati hidupmu bersamanya. Itulah bagian hidupmu.
Dan terakhir, lakukan yang terbaik dalam apapun yang anda lakukan. Apapun yang dilakukan tangan anda, lakukanlah dengan sekuat tenaga. Jangan melakukan hal-hal dengan setengah hati. Hiduplah dengan semangat. Dan lakukan hari ini juga. Jangan menunggu besok karena kita tidak pernah dijanjikan besok. Hari ini adalah hari mu. Apa pun yang anda lakukan hari ini, berikan yang terbaik. Jadi jika anda seorang pengkhotbah, berikanlah khotbah anda yang terbaik. Jika anda adalah pemimpin pujiaan, broker, pelajar, banker, supir taksi, ibu rumah tangga, apa pun yang anda lakukan, lakukanlah dengan segenap kemampuan anda. Jadilah koki terbaik yang anda bisa. Hidupilah hidup anda sepenuhnya hari ini. Nikmati hidup anda sekarang!
Tetapi ada masalah. Anda hanya bisa menikmati hidup jika Tuhan telah berkenan akan perbuatan anda. Itu berarti sangat mungkin bagi anda untuk tidak bisa menikmati kegembiraan hidup sehari-hari. Dengarkan sang profesor. Pengkhotbah 6:1-2 – Ada suatu kemalangan yang telah kulihat di bawah matahari, yang sangat menekan manusia: orang yang dikaruniai Allah kekayaan, harta benda dan kemuliaan, sehingga ia tak kekurangan suatu pun yang diingininya, tetapi orang itu tidak dikaruniai kuasa oleh Allah untuk menikmatinya, melainkan orang lain yang menikmatinya! Inilah kesia-siaan dan penderitaan yang pahit. Jadi untuk dapat menikmati hidup, ada dua hal yang anda butuhkan. Pertama, anda membutuhkan hal-hal yang bisa dinikmati. Makanan, minuman, suami, istri, pekerjaan, mobil dll. Tapi itu belum cukup. Anda bisa memiliki semua itu dan tidak menikmati hidup. Anda butuh hal lain. Hal kedua yang anda butuhkan adalah memiliki kuasa untuk menikmati hidup. Dan kuasa itu bukan milikmu sendiri. Tuhan perlu memberi anda kuasa untuk dapat menikmatinya. Memiliki segala sesuatu dan menikmati segala sesuatu adalah dua karunia yang berbeda. Anda dapat memiliki semua yang anda inginkan dalam hidup dan tidak pernah menikmati satu momen pun darinya. Hanya jika Tuhan berkenan kepada anda, anda akan memiliki kekuatan untuk menikmati hidup.
Jadi pertanyaannya sekarang adalah bagaimana kita menerima kuasa Tuhan untuk menikmati hidup? Ini adalah tempat dimana kitab Pengkhotbah berhenti. Sang profesor mengatakan bahwa hidup itu hevel dan kita harus menikmati hidup, tapi kemudian dia mengatakan bahwa kekuatan untuk menikmati hidup berasal dari Tuhan. Dia tidak pernah memberi tahu kita jawaban bagaimana kita menerima kekuatan untuk menikmati hidup. Dan inilah cerita kehidupan manusia. Kita tidak tahu bagaimana cara menikmati hidup. Kita tidak memiliki kuasa itu. Jadi apa yang kita pikir kita butuhkan adalah memiliki lebih banyak hal-hal yang bisa kita nikmati. Lebih banyak uang, lebih banyak mobil, lebih banyak kasih, lebih banyak rumah, lebih banyak hikmat, lebih banyak kekuatan, lebih banyak hal yang sudah kita miliki. Meski jauh di dalam lubuk hati kita mengerti bahwa semua itu semua hevel, kita tidak bisa berhenti mencari. Mengapa? Karena ada lubang di dalam hati kita yang perlu diisi. Pengkhotbah 3:11 – Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir. Dengan kata lain, Tuhan telah menaruh perasaan tidak terpenuhi dalam hati kita yang ingin memahami arti kehidupan, yang ingin menikmati hidup, yang ingin mengalami kepuasan. Ada lubang di dalam hati kita yang disebut lubang kekekalan dan kita mencoba untuk mengisi lubang itu dengan hal-hal yang temporal. Hanya untuk menemukan bahwa segala sesuatu adalah hevel. Ada keinginan di dalam hati kita yang tidak ada yang dapat memuaskan. Dan sampai keinginan itu terpenuhi, hidup itu hevel dan kita tidak akan bisa menikmati hidup.
Bagaimana cara kita memuaskan keinginan kekekalan ini? Sang Profesor tidak pernah memberikan jawaban langsung tapi dia memberikan kita petunjuk. Ada ungkapan lain yang terus diulang-ulang di sepanjang kitab selain hevel. Ungkapan ini muncul 29 kali sepanjang buku. Beberapa dari anda sudah bisa menebaknya. Ungkapan ini – “di bawah matahari”. Profesor mengatakan bahwa “Selama anda masih mencari makna di bawah matahari, anda tidak akan menemukannya. Segala sesuatu di bawah matahari tidak bisa memuaskan anda. Segala sesuatu di bawah matahari adalah Hevel. Segalanya di bawah matahari hanya akan membuat kekosongan anda lebih nyata. Tidak ada perspektif di bawah matahari yang akan menjawab pertanyaan kehidupan.” Jadi solusinya adalah melihat ke atas matahari. CS Lewis mengatakannya seperti ini, “Jika saya menemukan dalam diri saya keinginan yang tidak dapat dipuaskan di dunia ini, penjelasan yang paling mungkin adalah bahwa saya diciptakan untuk dunia lain.” Inilah yang profesor sedang tunjukan. Kuasa untuk memahami kehidupan dan menikmati hidup terletak di luar matahari. Apa yang anda lihat diluar matahari? Anda melihat Surga. Anda melihat kekekalan. Anda melihat Tuhan duduk di takhtanya. Dan anda melihat Anak Allah. Kitab Pengkhotbah memberitahu kita masalahnya tapi tidak memberikan kita jawabannya. Seluruh bagian Alkitab yang lain menjerit kepada kita jawabannya. Kita tidak bisa melihat melampaui matahari dengan kemampuan kita sendiri. Karena itu dia yang berada di luar matahari harus datang kepada kita untuk menyelamatkan kita dan dia adalah jawaban kita. Jawaban di luar matahari memiliki nama dan namanya adalah Yesus.
Yesus adalah Tuhan dan dia berada di luar matahari, namun dia memasuki cerita kita di bawah matahari. Dia menjalani kehidupan sempurna yang tidak dapat kita lakukan dan dia mengalami hevel lebih dari kita akan pernah mengalami hevel. Tidak ada yang merasakan ketidakadilan hidup lebih dari pada Yesus. Dia tanpa dosa namun dia mati sebagai orang berdosa di kayu salib. Dia yang tidak mengenal dosa menjadi dosa untuk kita sehingga kita yang percaya kepadanya dapat memiliki hidup, dan hidup yang berlimpah. Oleh karena itu, Tuhan sangat meninggikan Yesus dan memberi Yesus nama di atas segala nama, sehingga dalam nama Yesus setiap lutut bertekuk dan setiap lidah mengaku bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan, untuk kemuliaan Allah Bapa. Inilah cerita anda jika anda ada di dalam Kristus. Yesus adalah satu-satunya yang cukup besar untuk memuaskan kerinduan abadi kita. Dia adalah satu-satunya yang bisa memberikan arti dalam hidup. Dia adalah jawaban atas semua yang kita inginkan. Dan hanya di dalam Yesus, anda dapat menemukan kekuatan untuk menikmati hidup. Selama anda hidup di bawah matahari, segala sesuatu adalah sia-sia. Tetapi jika anda hidup di bawah Anak Allah, segala sesuatu yang anda lakukan memiliki makna. Bekerja memiliki makna. Makan dan minum memiliki arti. Bernafas memiliki makna. Hidup memiliki makna. Semua yang anda lakukan, anda lakukan untuk membawa kemuliaan bagi Tuhan. Bahkan hal terkecil sekalipun dalam hidup memiliki arti karena itu adalah bagian dari kisah mulia Allah untuk meninggikan Yesus. Jadi inilah jawabannya singkatnya. Jika anda ingin memiliki makna dalam hidup dan memiliki kuasa untuk menikmati hidup, anda harus mengenal Yesus. Hidup sejati hanya ada saat Yesus adalah alasan hidup. Setiap kehidupan lain di luar Yesus adalah hevel. Yang membawa kita ke pelajaran ketiga dari kitab Pengkhotbah.
Hidup itu berarti.
Pengkhotbah 12:13-14 – Akhir kata dari segala yang didengar ialah: takutlah akan Allah dan berpeganglah pada perintah-perintah-Nya, karena ini adalah kewajiban setiap orang. Karena Allah akan membawa setiap perbuatan ke pengadilan yang berlaku atas segala sesuatu yang tersembunyi, entah itu baik, entah itu jahat.
Di bagian ini, yang sedang berbicara adalah editor. Dia menyimpulkan bahwa pada akhir semuanya, ada dua hal yang penting. Takutlah akan Allah dan berpeganglah pada perintah-perintah-Nya. Takut akan Tuhan itu bukan ngeri terhadap Tuhan. Ini bukan jenis ketakutan yang anda alami saat melihat mobil Polisi lewat saat anda sedang sms sambil menyetir. Tuhan bukan permasalahan kita. Dosa adalah masalah kita dan Yesus telah datang untuk mengatasi permasalahan dosa kita. Jadi sekarang kita tidak punya sesuatu untuk disembunyikan dari Tuhan. Yesus adalah kebenaran kita. Yesus adalah identitas kita. Takut akan Tuhan tidak ada hubungannya dengan ngeri akan Tuhan dan lebih berkaitan dengan anda takut kalau anda mungkin menyakiti orang yang anda sangat kasihi. Ini kurang tentang takut ditangkap oleh polisi dan lebih berkaitan dengan tidak ingin menyakiti suami atau istri anda. Ini adalah untuk berpegang kepada Tuhan sedemikian rupa sehingga anda tahu bahwa tanpa dia hidup itu sungguh hevel. Anda tidak bisa hidup tanpa dia dan tanpa dia tidak ada alasan untuk hidup. Itulah arti takut akan Tuhan.
Dan untuk berpegang pada perintah-perintah-Nya bukan berbicara tentang keharusan. Untuk menjaga perintah-Nya adalah cara anda menikmati hidup. Yesus datang untuk memberikan anda hidup, hidup yang berkelimpahan. Hidup yang berkelimpahan hanyalah mungkin dengan melakukan perintah-Nya. Perintah Allah tidak dirancang untuk membatasi sukacita kita tetapi untuk memaksimalkan sukacita kita. Hanya dalam ketaatan kepada perintah-Nya kita dapat menikmati hidup yang sesungguhnya. Ketaatan bukanlah cara untuk mendapatkan pembenaran Allah tetapi ketaatan adalah bagaimana kita bersukacita dalam Tuhan.
Mengapa kita harus takut akan Tuhan dan mematuhi perintah-Nya? Karena segala sesuatu yang kita lakukan dalam hidup ini memiliki makna yang kekal. Harinya akan datang di mana Yesus akan kembali sebagai Hakim Agung. Dan ketika hari itu datang, segala sesuatu yang kita lakukan, baik atau jahat, akan dibawa ke pengadilan. Jadi cara anda hidup hari ini berarti. Selalu. Setiap tindakan kebaikan mempunyai arti. Setiap perbuatan baik berarti. Sebaliknya juga benar. Jika anda menolak untuk percaya Kristus, jika anda menolak untuk hidup di bawah kerajaan-Nya, jika anda memilih untuk mengejar hal dalam hidup lebih daripada dia, hal ini mempunyai nilai abadi. Harinya akan datang di mana anda akan dihakimi dan dinyatakan “Bersalah”. Anda akan dihukum selama-lamanya dan api neraka akan membakar anda untuk selama-lamanya. Jadi, jika anda belum memberikan hidup anda kepada Kristus, saya memohon kepada anda hari ini, percaya padanya dan serahkan hidupmu kepadanya. Dia mati untuk dosa-dosa anda di kayu salib dan ia menawarkan anda pengampunan dan hubungan dengan dia hari ini. Jangan mengatakan tidak kepadanya karena hari penghakiman adalah nyata dan hari itu akan datang.
Dan bagi orang Kristen, ini adalah encouragement untuk kita. Karena Yesus, semua yang anda lakukan hari ini berarti. Allah melihat setiap hal-hal kecil yang anda lakukan dan suatu hari ia akan mengungkapkannya. Sekolah anda berarti. Pekerjaan anda berarti. Tugas sekolah anda berarti. Pernikahan anda berarti. Keluarga anda berarti. Setiap makanan yang anda masak berarti. Setiap perjalanan taksi anda berarti. Setiap khotbah anda berarti. Setiap tetes air mata anda berarti. Setiap pengampunan yang anda berikan berarti. Setiap kebaikan yang anda lakukan berarti. Setiap kehilangan yang anda alami berarti. Setiap popok yang anda gantikan berarti. Setiap keputusan yang anda buat bearti. Makanan dan minuman anda berarti. Pakaian anda berarti. Segala sesuatu yang anda lakukan, bahkan hal-hal terkecil dalam kehidupan, di dalam Kristus itu semua berarti. Tuhan tidak akan menyia-nyiakan satu milidetikpun dalam hidup anda. Dia menggunakan setiap saat untuk kemuliaan-Nya. Hidup anda memiliki arti yang kekal. Jadi pergi, makan makanan yang enak, minum anggur yang baik, nikmati keberadaan orang-orang yang anda kasihi di sekitar anda dan kemudian tidur siang. Kemudian bangun dan lakukan semua yang anda lakukan dengan yang terbaik. Karena setiap hal yang anda lakukan berarti. Pergi dan nikmati hidup yang berarti hari ini di dalam Kristus.
Sorry, the comment form is closed at this time.