25 Dec Glory and peace
Lukas 2:8-14
Di daerah itu ada gembala-gembala yang tinggal di padang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam. Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan di dekat mereka dan kemuliaan Tuhan bersinar meliputi mereka dan mereka sangat ketakutan. Lalu kata malaikat itu kepada mereka: “Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa: Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud. Dan inilah tandanya bagimu: Kamu akan menjumpai seorang bayi dibungkus dengan lampin dan terbaring di dalam palungan.” Dan tiba-tiba tampaklah bersama-sama dengan malaikat itu sejumlah besar bala tentara sorga yang memuji Allah, katanya: “Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya.”
Selamat Natal. Ada sesuatu tentang Natal yang menarik hati manusia. Pernahkah anda mendengar cerita tentang “The Miracle on the Western Front”? Ini adalah sebuah kisah nyata. Sewaktu Perang Dunia 1, pada Natal 1914, sesuatu yang tidak dapat dimengerti terjadi. Tentara Perancis dan Inggris sedang berada di tengah-tengah perang melawan tentara Jerman. Mereka sudah saling membunuh selama berbulan-bulan. Pada pagi hari tanggal 24 Desember mereka masih menembak dan melemparkan bom satu sama lain. Tetapi ketika malam datang, suara ledakan dan tembakan mulai berhenti. Dan perlahan-lahan, mulai terdengar suara lagu-lagu Natal dinyanyikan dalam berbagai bahasa, sampai akhirnya lagu lagu itu menutupi kesunyian malam. Dan pada pagi hari tanggal 25 Desember, beberapa tentara Inggris memberanikan diri untuk memasuki “No Man’s Land” dan mereka membawa sepak bola dengan mereka. Mereka mulai bermain sepak bola. Dan kemudian tentara Jerman mulai berjalan keluar dari parit mereka dan bergabung dengan tentara Inggris dan Perancis untuk bermain sepak bola. Jadi yang terjadi, bukannya saling membunuh, mereka bertanding sepak bola melawan satu sama lain. Mereka mulai saling bertukar hadiah satu sama lain. Ini adalah peristiwa yang sangat aneh. Sehari sebelumnya mereka adalah musuh bebuyutan dan kemudian mereka menjadi teman untuk satu hari di hari Natal. Setelah Natal, mereka kembali saling membunuh. Ada sesuatu tentang Natal yang menarik hati manusia.
Bagi beberapa dari kita, mungkin itu adalah pemikiran tentang liburan, pertemuan keluarga, makanan, hadiah, Santa Claus, Boxing Day dll. Setiap dari kita memiliki alasan yang berbeda untuk menyukai Natal tapi ada satu hal yang umum hal yang banyak dari kita suka lakukan pada hari Natal. Yaitu untuk mengambil foto senyum dan bahagia dari kita dan keluarga kita dan mempostingnya di sosial media mengatakan “Selamat Natal dari keluarga kami.” Jika anda tidak percaya, buka Instagram anda malam ini sebelum anda tidur dan mulai menghitung. Kita senang menunjukkan kepada orang lain apa yang begitu menakjubkan tentang hidup kita. Hidup yang bahagia, pernikahan yang bahagia, keluarga yang bahagia. Tetapi ketika semuanya itu sudah dilakukan, foto tersebut hanyalah snapshot. Kenyataannya adalah bahwa foto yang kita posting tidak menceritakan keseluruhan cerita. Di balik satu foto yang indah yang kita posting, ada ratusan foto lain yang kita coba untuk sembunyikan. Realitas yang kita ingin orang lain lihat berbeda dari kenyataan yang kita alami. Untuk mengambil satu foto yang baik, anda harus bertengkar dulu dengan istri anda, berteriak pada anak-anak anda untuk berhenti bermain dengan gadget mereka, membersihkan keberantakan yang dibuat bayi anda, dan kemudian tersenyum palsu di depan kamera untuk mengambil foto. Selamat datang di dunia nyata. Selamat hari Natal. Mari kita tutup dengan doa.
Inilah yang saya ketahui tentang Natal. Ya, ini adalah waktu yang paling indah dalam satu tahun, tetapi bagi sebagian dari anda, Natal juga menyoroti kehancuran anda. Bagi sebagian dari anda, anda mungkin bercerai, atau orang tua anda mungkin bercerai. Atau mungkin ada masalah keluarga yang besar yang belum terselesaikan. Anda mungkin baru kehilangan orang yang anda cintai baru-baru ini dan ini akan menjadi Natal pertama tanpa orang itu. Beberapa dari anda mungkin memiliki masalah kecanduan, masalah keuangan, rumah tangga, ataupun hubungan. Atau mungkin ada anda yang menderita penyakit kronis. Dan Natal membuat segala sesuatu menjadi kelihatan lebih buruk bagi anda karena semua orang tampak bahagia sementara anda diingatkan akan kehancuran anda. Jadi apa yang harus anda lakukan?
Pagi ini, saya ingin berbicara dengan anda tentang apa yang membuat Natal begitu indah. Kita tahu bahwa setiap Natal, kita merayakan ulang tahun Yesus. Adakah yang suka merayakan ulang tahun? Dalam teks yang kita baca, Allah Bapa merayakan ulang tahun Yesus. Yang terjadi adalah bahwa Yesus dilahirkan di palungan dan tidak ada yang merayakan kelahirannya kecuali orang tuanya. Tetapi Allah tidak akan membiarkan peristiwa terpenting dalam sejarah dunia lewat tanpa perayaan. Maka Allah memutuskan untuk merayakan kelahiran Yesus dengan mengirimkan seorang malaikat untuk memberi tahu orang-orang tentang kabar baik tentang sukacita yang besar. Bayangkan adegan ini dengan saya. Semua surga menunggu saat ini. Semua malaikat telah menunggu waktu dimana Anak Allah akan merendahkan dirinya, mengambil wujud manusia dan dilahirkan sebagai bayi. Dan sekarang Anak Allah itu telah lahir. Jadi Allah berbicara kepada seorang malaikat, “Pergilah! Beritakan kelahiran Anakku!” Dan malaikat tersebut sangat bersemangat. Dan dia bertanya kepada Allah, “Kepada siapa aku harus mengabarkan berita sukacita ini? Kepada Herodes? Ke istana? Atau ke Kaisar? Katakan saja ke mana aku harus pergi dan aku akan menyelesaikannya dalam sekejap.” Dan yang mengejutkan, Allah menjawab, “Aku ingin kamu menyampaikan kabar baik ini kepada para gembala di Betlehem.” Tunggu. Apa? Saya tidak tahu bagaimana dengan anda tetapi jika saya adalah Allah, saya akan memastikan untuk memberitakan kabar kelahiran Yesus kepada orang-orang paling penting di Israel. Saya akan mengirim malaikat kepada orang-orang yang paling berpengaruh dan berkuasa di Israel untuk memberi tahu mereka bahwa putra saya telah lahir. Tetapi tidak demikian halnya dengan Allah. Allah memiliki rencana yang berbeda karena kabar baik tentang kesukaan yang besar bukan milik mereka yang baik. Kabar baik tentang kesukaan yang besar adalah milik mereka yang tahu bahwa mereka berada dalam kekacauan dan mereka membutuhkan Allah untuk campur tangan dalam kehidupan mereka. Jadi pagi ini jika hidup anda berada dalam kekacauan, saya punya kabar baik untuk anda. Allah mengirimkan malaikatnya kepada anda untuk memberitakan kabar baik tentang kesukaan yang besar. Allah memberikan anda hadiah terbesar, Putra-Nya satu-satunya, sehingga Allah dapat menerima kemuliaan tertinggi dan agar anda dapat memiliki damai sejahtera dalam hidup.
Hari ini saya ingin berkhotbah secara berbeda. Daripada memberi anda tiga poin khotbah, saya ingin memandu anda melalui ayat demi ayat.
Lukas 2:8 – Di daerah itu ada gembala-gembala yang tinggal di padang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam. Ini sangat menarik. Penerima pertama pesan Natal bukanlah raja melainkan gembala. Kita cenderung berpikir tentang gembala dari sisi yang indah karena kita melihat banyak gambaran yang indah tentang gembala dari dalam Alkitab. Daud adalah seorang gembala muda. Mazmur 23, Tuhan adalah gembalaku. Bahkan Yesus menyebut dirinya gembala yang baik. Namun, ini bukanlah gambaran gembala yang kita miliki di abad pertama. Gembala adalah orang buangan. Gembala memiliki reputasi yang sangat buruk pada masa itu. Mereka dibayar sangat rendah dan dianggap sebagai pencuri pada umumnya karena mereka perlu mencuri untuk mencukupi kebutuhan hidup. Mereka dinilai najis karena pekerjaan mereka dan karena itu mereka tidak dapat beribadah di bait suci. Kesaksian mereka tidak dihitung di pengadilan karena mereka dianggap pembohong. Gembala adalah kelas terendah dalam masyarakat selain dari penderita kusta. Dengan kata lain, mereka tidak berharga.
Saya mencoba memikirkan pekerjaan hari ini yang menyerupai status gembala di abad pertama tetapi saya tidak bisa menemukan. Kemiripan terdekat yang bisa saya pikirkan adalah gelandangan pemabuk. Saya pikir aman untuk mengatakan bahwa tidak ada orang yang bercita-cita menjadi gembala pada masa itu. Jika anda bertanya kepada anak-anak pada masa itu apa cita-cita mereka, tidak ada dari mereka yang akan mengatakan gembala. Bahkan mereka yang lahir dalam keluarga gembala akan berharap mereka dapat naik ke status yang lebih tinggi di masyarakat. Mereka punya rencana dalam hidup. Saya tidak tahu apa rencana itu tapi tidak satupun dari mereka berencana untuk menjadi seorang gembala, seperti tidak satupun dari kita berencana untuk menjadi gelandangan pemabuk. Tetapi ketika Tuhan ingin merayakan kelahiran Yesus, Tuhan mengirim malaikat kepada para gembala. Saya suka ini. Kata berita kesukaan besar berasal dari kata Injil. Injil kesukaan besar. Jadi ketika Tuhan ingin memberitakan Injil, dia memilih orang-orang yang dibuang dari masyarakat untuk menjadi penerima kabar Injil yang pertama. Ini kontra-intuitif. Karena kabar baik hanya akan menjadi kabar baik bagi mereka yang tahu bahwa mereka hidup dalam kabar buruk. Jika kabar baik ini diberitakan kepada orang kaya, sukses dan agamawi, mereka akan berpikir bahwa mereka pantas untuk mendapatkan kabar baik itu. Tetapi Yesus berkata, “Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit; Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa.” Yesus tidak datang untuk orang baik. Yesus datang untuk orang berdosa yang membutuhkan kasih karunia. Injil kesukaan besar adalah milik mereka yang dikucilkan.
Tetapi lihat apa yang terjadi selanjutnya. Lukas 2:9 – Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan di dekat mereka dan kemuliaan Tuhan bersinar meliputi mereka dan mereka sangat ketakutan. Para gembala melihat kemuliaan Tuhan dan mereka sangat ketakutan. Di seluruh Alkitab, setiap kali seseorang melihat kemuliaan Tuhan, ia selalu jatuh tersungkur dan dipenuhi ketakutan yang besar. Mengapa? Karena kemuliaan Tuhan menunjukan kepada anda siapa anda sebenarnya. Kemuliaan Tuhan menyatakan kepada kita bahwa kita sebenarnya tidak baik. Bahwa kita jauh lebih buruk daripada yang kita pikirkan. Kita adalah orang berdosa yang jahat. Hanya Tuhan yang baik. Saya beri contoh. Adakah yang menyukai WWE? Saya suka menonton WWE ketika saya masih muda. Salah satu olahraga favorit saya. Dulu saya berpikir bahwa WWE itu cerita nyata. Hingga suatu hari saya menyadari, “Bagaimana mungkin seseorang bisa dipukul di wajah berulang kali dan tidak berdarah?” Kemudian saya mengetahui bahwa itu semua palsu dan semuanya berdasarkan skenario. Tapi saya tetap menyukainya. Karena saya suka menonton WWE, saya tahu bagaimana cara melakukan beberapa teknik bantingan mereka. Jadi, ketika Ellecia masih kecil, saya melatih beberapa dari teknik bantingan tersebut dengan dia. Dan dia menyukainya. Saya akan mengangkatnya dan melemparkan dia ke tempat tidur dan dia akan tertawa dan berkata, “Lagi Qc, Lagi Qc.” Di hadapan anak berumur lima tahun, saya merasa sangat kuat. Saya tak terkalahkan. Saya luar biasa. Saya bisa mendominasi dia kapan saja. Dibandingkan dengan Ellecia, saya sangat baik. Dia tidak bisa dibandingkan dengan saya dengan cara apa pun. Beberapa hari yang lalu dia mengatakan kepada saya bahwa dia punya banyak uang. Jadi saya bertanya, “Berapa banyak uang yang Elle punya?” Dia menjawab, “Elle punya satu juta seratus lima puluh satu ribu rupiah.” Oke. Saya mungkin tidak memiliki banyak uang karena saya seorang pendeta tetapi dibandingkan dengan apa yang dia miliki, saya sangat kaya. Saya bisa bersaing dengannya dalam hal apa pun dan saya akan mendominasi dia. Tapi katakanlah tiba-tiba terdengar suara musik. “If you smell….” dan the Rock masuk. Tiba-tiba saya berubah menjadi anak kecil berusia 5 tahun. Apakah saya masih kuat dan tidak terkalahkan? The Rock bisa membuat saya k.o. hanya dengan satu gerakan. Apakah saya masih kaya? Saya bangkrut dibandingkan dengan the Rock. Apakah anda melihat apa yang terjadi? Sering kali kita mengira kita baik karena kita membandingkan diri kita dengan anak berumur 5 tahun. Tetapi ketika kemuliaan Tuhan muncul, kita melihat siapa diri kita sebenarnya. Semua kebaikan kita tidak lain hanyalah kain kotor di mata Tuhan. Ketika kita melihat kemuliaan Tuhan, kemuliaan Tuhan menghancurkan kepercayaan diri kita dan menunjukan siapa diri kita yang sesungguhnya. Itu sebabnya para gembala dipenuhi dengan ketakutan yang besar.
Lukas 2:10 – Lalu kata malaikat itu kepada mereka: “Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa. Saudara, ini adalah Injil. Para gembala memiliki setiap alasan untuk takut tapi malaikat mengatakan kepada mereka untuk tidak takut. Mengapa? Karena malaikat itu datang membawa berita kesukaan terbesar di alam semesta. Kabar baik tentang sukacita yang luar biasa. Injil. Dan apakah Injil itu?
Lukas 2:11 – Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud. Sekarang, saya ingin kita meluangkan waktu dalam ayat yang indah ini. Saya ingin kita mengunyah ayat ini dengan lambat. Karena ini adalah detak jantung Natal. Inilah alasan kita berkumpul untuk beribadah pagi ini.
“Hari ini telah lahir bagimu.” Siapakah “kamu”? “Kamu” berbicara tentang para gembala. Orang-orang buangan. Untuk mereka yang hancur. Untuk orang berdosa. Bagi mereka yang tahu bahwa mereka membutuhkan pertolongan. Injil adalah untuk anda.
“Hari ini.” Hari apa? Hari Natal? Mari kita lebih spesifik. Lukas memberi kita gambaran yang sangat jelas pada awal pasal 2. Lukas 2:1 – Pada waktu itu Kaisar Agustus mengeluarkan suatu perintah, menyuruh mendaftarkan semua orang di seluruh dunia. Mari kita lakukan sedikit sejarah. Kita tahu dari sejarah bahwa Israel berada di bawah pemerintahan Kekaisaran Romawi. Kaisar di tahta pada masa itu adalah Kaisar Agustus. Nama aslinya adalah Oktavianus. Oktavianus adalah keponakan Julius Caesar, Jenderal terkenal yang menaklukkan kekaisaran Yunani. Namun, karena Julius Caesar terlalu kuat, dia dibunuh oleh Senat. “Et tu, Brute?” Tidak senang dengan situasi ini, Oktavianus bekerja sama dengan Mark Anthony untuk menggulingkan Senat, dan mereka berhasil melakukannya. Dengan kalahnya Senat, Roma memiliki dua orang kuat di puncak, Mark Anthony dan Oktavianus. Mark Anthony kemudian menikah dengan Cleopatra yang terkenal dan menjadikan Mesir sebagai markasnya untuk menggulingkan Roma. Namun, ia dikalahkan oleh Oktavianus dan itu membuat Oktavianus menjadi penguasa tertinggi Roma. Dia kemudian menjadi seorang pemimpin dengan gelar Kaisar Agustus, yang berarti “yang ditinggikan.” Jadi apa yang anda lakukan ketika anda menjadi sosok paling kuat di dunia? Anda ingin tahu seberapa kuatnya anda. Bagaimana caranya? Dengan melakukan sensus. Setiap orang di bawah Kekaisaran Romawi harus didaftar. Dengan begitu, Kaisar tahu persis betapa kuatnya dia. Ini adalah konteks cerita Natal. Mengapa saya memberi anda pelajaran sejarah? Karena kita perlu memahami bahwa kisah Natal bukanlah mitos. Kisah Natal terjadi pada hari yang nyata di mana Kaisar Agustus adalah kaisar Roma. Dan hari Natal tidak terjadi secara kebetulan. Natal adalah hari yang Tuhan sudah rencanakan sejak dahulu. Sebelum dunia dijadikan, Tuhan telah menentukan hari di mana Kaisar Agustus akan memerintah atas Roma dan Yesus akan lahir.
“Di kota Daud.” Kota Daud adalah nama lain untuk Betlehem. Ini adalah kota yang nyata. Natal tidak terjadi di Narnia. Natal terjadi di kota yang masih ada sampai sekarang. Jadi inilah yang terjadi. Kaisar Agustus tiba-tiba menyerukan sensus dan setiap orang harus kembali ke kota asal mereka untuk mendaftarkan diri mereka. Yang berarti, Yusuf dan Maria harus melakukan perjalanan dari Nazareth ke Betlehem. Ketika kita berpikir untuk bepergian dari satu tempat ke tempat lain hari ini, kita memikirkan sebuah mobil, bus, kereta api atau pesawat terbang. Bukan masalah besar. Tapi itu tidak terjadi pada masa itu. Mereka tidak memiliki kenyamanan perjalanan yang kita miliki saat ini. Jarak antara Nazareth ke Betlehem adalah sekitar 110 km. Itu kira-kira 4 hari perjalanan dengan berjalan kaki atau kereta keledai, dalam keadaan normal. Tapi kemungkinan besar mereka membutuhkan 7 hari perjalanan karena Maria sedang hamil besar saat itu. Bagaimana kita tahu? Karena tidak lama setelah mereka tiba di Betlehem, Yesus merasa bosan di dalam rahim Maria dan dia memutuskan untuk keluar. Jadi bayangkan seorang wanita hamil 8 bulan melakukan perjalanan selama seminggu duduk di kereta atau keledai. Saya tidak pernah hamil tetapi saya rasa itu pasti perjalanan yang sangat tidak menyenangkan. Saya berpikir tidak ada wanita yang pernah berencana untuk memiliki pengalaman ini dalam hidupnya. Termasuk Maria. Seorang malaikat datang dan menganggu rencana kehidupan Maria dan Maria taat dengan rela. Anda akan berpikir bahwa semuanya seharusnya berjalan dengan baik-baik saja sejak saat itu. Coba pikirkan, Maria mengandung Anak Allah di dalam rahimnya. Apa mungkin dia harus mengalami hal-hal yang tidak enak? Banyak! Seorang kaisar baru berkuasa dan dia membuat keputusan yang mengharuskan Maria, yang sedang hamil besar, untuk melakukan perjalanan yang panjang, berbahaya dan melelahkan. Dan untuk memperburuk keadaan, ketika dia sampai di Betlehem, tidak ada tempat yang baik baginya untuk melahirkan. Jadi, kita memiliki seorang wanita yang sedang hamil besar yang melakukan perjalanan panjang yang melelahkan ke Betlehem dan tidak memiliki tempat yang tepat untuk melahirkan. Apa yang salah? Banyak! Tapi inilah yang saya ingin anda lihat. Dalam semua peristiwa ini, bahkan tidak untuk satu milidetikpun, Tuhan kehilangan kendali. Adalah rencana Allah sejak mula untuk Natal terjadi di Betlehem. 700 tahun sebelumnya, Tuhan berkata melalui nabi Mikha bahwa seorang Juru Selamat akan lahir di Betlehem. Dengan kata lain, tidak ada bagian dalam kisah Natal yang terjadi secara kebetulan. Tuhan menggunakan Kaisar Agustus yang tidak tahu sama sekali untuk melaksanakan rencana dan tujuan kedaulatan Allah.
“Juruselamat.” Seorang penyelamat adalah seseorang yang menyelamatkan orang-orang dari para musuh. Dia adalah pahlawan. Jadi Tuhan mengirim pahlawan untuk menyelamatkan umat-Nya.
“Yaitu Kristus.” Kristus bukanlah nama belakang Yesus. Anda tidak memanggil Yesus, Mr Kristus. Kristus adalah sebuah gelar. Ini adalah kata Yunani dari kata Ibrani “Mesias,” yang berarti yang diurapi. Mesias adalah sosok yang telah ditunggu-tunggu orang Yahudi selama berabad-abad. Mesias adalah pemenuhan semua janji Allah kepada orang-orang Yahudi.
“Tuhan.” Tuhan adalah nama yang Allah berikan untuk dirinya sendiri dalam Perjanjian Lama. Dengan kata lain, sosok yang dilahirkan bukanlah seseorang yang lebih rendah dari Tuhan. Sosok yang dilahirkan adalah Allah yang berdaulat atas alam semesta itu sendiri. Dia datang untuk mengalahkan semua musuh dan memerintah sebagai Raja yang kekal. Bayi itu bukan bayi biasa. Dia adalah Allah dalam daging.
Mari kita jadikan satu. Apa arti Natal? Natal berarti Allah memandang kekacauan kita dan dia telah memutuskan sebelum dunia diciptakan bahwa pada suatu hari tertentu di kota Daud, di mana Kaisar Agustus adalah kaisar Roma, dia akan mengirimkan seorang Juruselamat untuk menyelamatkan kita. Dan Juruselamat ini adalah Mesias, penggenapan semua janji Allah dalam Perjanjian Lama. Dan Mesias ini bukanlah seseorang yang lebih rendah dari Allah melainkan Allah dalam daging yang akan lahir sebagai seorang bayi yang diletakkan di dalam palungan. Dan namanya adalah Yesus. Natal berarti Yesus datang dan terlibat dalam kekacauan kita. Inilah Natal.
Saya pernah mendengar Timothy Keller bercerita tentang seorang penulis dengan nama Dorothy Sayers. Dorothy Sayers adalah penulis novel kriminal Inggris yang sangat populer. Salah satu karyanya yang paling populer adalah tentang seorang detektif bernama Lord Peter Wimsey. Jadi dalam novelnya, Wimsey adalah seorang bangsawan yang suka memecahkan misteri. Di sinilah mulai menarik. Ketika Dorothy terus mengembangkan karakter Wimsey dalam novelnya, dia jatuh cinta pada Wimsey. Jadi apa yang dia lakukan? Bagaimana dia bisa berkomunikasi dengan Wimsey yang adalah ciptaannya? Dia menulis dirinya ke dalam cerita. Dalam novel berikutnya, ada muncul seorang gadis yang persis seperti Dorothy, yang memegang kredential yang sama seperti Dorothy, yang pergi ke sekolah yang sama dengannya dan juga seorang penulis novel kriminal. Gadis ini bertemu Lord Peter Wimsey dan mereka jatuh cinta dan menikah dalam cerita. Dengan cara yang serupa namun jauh lebih besar dan lebih menakjubkan, inilah Natal. Natal berarti Tuhan melihat ke dunia yang ia ciptakan dan melihat kekacauan yang kita alami dan ia menuliskan dirinya sendiri ke dunia. Tuhan datang ke dunia kita sebagai Yesus untuk melakukan bagi kita apa yang tidak dapat kita lakukan untuk diri kita sendiri. Dia datang untuk menjadi Juruselamat, Kristus dan Tuhan kita.
Lukas 2:12 – Dan inilah tandanya bagimu: Kamu akan menjumpai seorang bayi dibungkus dengan lampin dan terbaring di dalam palungan.” Malaikat memberikan suatu tanda khusus untuk para gembala. Mereka akan menemukan bayi ini di dalam palungan. Ini belum pernah terjadi. Jika Allah dilahirkan sebagai bayi, anda akan berpikir dia dilahirkan di istana kerajaan, bukan palungan. Tetapi Allah ini berbeda. Allah ini mahakuasa tetapi lemah lembut. Allah ini mahatahu tetapi dia rendah hati. Allah ini tidak seperti allah dan raja lainnya. Kerajaan-Nya adalah kerajaan yang berbeda dari apa yang anda lihat di dunia ini. Dan lihat apa yang terjadi berikutnya.
Lukas 2:13-14 – Dan tiba-tiba tampaklah bersama-sama dengan malaikat itu sejumlah besar bala tentara sorga yang memuji Allah, katanya: “Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya.” Segera ketika malaikat selesai menyampaikan kabar baik, sesuatu yang luar biasa terjadi. Tiba-tiba, sejumlah besar bala tentara sorga menanggapi pesan ini dengan kagum. Satu malaikat lebih dari cukup untuk menyampaikan pesan tetapi dibutuhkan bala tentara sorga untuk menanggapi pesan ini karena pesan Injil begitu mengagumkan.
Ada dua hasil dari kabar baik Injil. Pertama, kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi. Dengan kata lain, pesan Injil pertama dan terutama memberikan Allah kemuliaan yang tertinggi. Ini luar biasa. Pikirkan tentang ini. Para malaikat sudah ada untuk berapa lama? 1 miliar tahun? Saya tidak tahu. Mereka telah melihat semua pekerjaan Allah. Mereka melihat bagaimana Allah menciptakan segalanya dari ketiadaan. Mereka melihat bagaimana Allah membentuk alam semesta dan bagaimana Allah menempatkan setiap bintang pada tempatnya. Mereka melihat bagaimana Allah memberi matahari panas yang terus memberi kita cahaya dan energi sampai hari ini. Tetapi mereka mengatakan bahwa Allah tidak menerima kemuliaan tertinggi dalam melakukan semua itu. Melainkan, Allah menerima kemuliaan tertinggi dengan kelahiran seorang bayi. Saya suka cara Petrus mengatakannya. Petrus berkata bahwa malaikat rindu untuk melihat Injil. Mereka tidak pernah bosan dengan Injil. Mereka ingin melihatnya lebih dan lebih lagi. Injil mengejutkan pikiran mereka, bagaimana Allah mereka, Tuan mereka, Allah yang mulia, berdaulat dan agung, akan menulis sebuah kisah di mana ia dilahirkan sebagai seorang bayi dan memberikan hidupnya untuk kehidupan kita. Itu mengejutkan pikiran mereka bahwa Allah mereka yang berdaulat akan melakukan itu dan mereka menyatakan dengan semua bala tentara sorga, “Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi.”
Hasil kedua dari Injil adalah damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya. Ini adalah apa yang kita inginkan. Kita menginginkan damai sejahtera dalam hidup kita. Tapi perhatikan ayat ini baik-baik. Ayat ini tidak mengatakan damai sejahtera untuk semua orang. Kabar baik tersedia untuk semua. Injil adalah untuk semua. Tetapi damai sejahtera yang menyertai Injil hanya untuk mereka yang berkenan kepada Allah. Dengan kata lain, damai ini hanya untuk mereka yang menaruh iman mereka kepada Kristus. Tanpa iman, kita tidak mungkin berkenan di hadapan Allah. Jika anda belum menaruh iman di dalam Kristus, damai sejahtera ini bukan untuk anda. Damai sejahtera ini hanya untuk anda jika anda percaya kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat anda. Biarkan saya memberi tahu anda apa yang terjadi ketika anda menaruh iman di dalam Kristus. Tiga hal.
Pertama, anda memiliki damai sejahtera dengan Allah. Kita perlu memahami bahwa alasan utama mengapa hidup kita berantakan adalah karena kita berdosa terhadap Allah. Dan bukan saja kita berdosa terhadap Allah, kita dilahirkan sebagai orang berdosa. Dari saat kita dilahirkan, kita adalah musuh Allah. Tak satu pun dari kita yang dilahirkan baik. Kita dilahirkan dengan kecenderungan untuk memberontak melawan Allah dan itulah sebabnya kebutuhan terbesar kita dalam hidup adalah untuk diperdamaikan dengan Allah. Dan kabar baik Natal adalah bahwa Allah datang untuk mendamaikan kita dengan dirinya sendiri. Dia datang untuk melakukan apa yang tidak bisa kita lakukan. Dia datang untuk menyelamatkan kita dari dosa-dosa kita. Dia datang untuk memenuhi semua harapan dan kerinduan kita. Dia datang untuk menjadi Raja sejati kita. Yesus lahir sebagai seorang bayi di Betlehem. Dia menjalani hidup yang sempurna yang kita tidak bisa lakukan. Dia mematuhi semua persyaratan hukum. Dan dia mati di kayu salib untuk dosa-dosa kita. Yesus menanggung sendiri hukuman yang anda dan saya layak dapatkan atas dosa-dosa kita terhadap Allah sehingga ketika anda menaruh iman anda kepada Kristus, anda diperdamaikan dengan Allah. Kolose 1:21-22 – Juga kamu yang dahulu hidup jauh dari Allah dan yang memusuhi-Nya dalam hati dan pikiran seperti yang nyata dari perbuatanmu yang jahat, sekarang diperdamaikan-Nya, di dalam tubuh jasmani Kristus oleh kematian-Nya, untuk menempatkan kamu kudus dan tak bercela dan tak bercacat di hadapan-Nya. Ketika anda menaruh iman anda di dalam Kristus, anda tidak hanya diperdamaikan dengan Allah, tetapi anda juga kudus dan tidak bercela di hadapan Allah. Apakah anda mendengar itu? Ya, kita masih memiliki banyak kelemahan dan dosa tetapi di mata Allah, karena apa yang telah dilakukan Kristus, kita kudus dan tidak bercacat. Kita sama sekali tidak bercela di mata Allah hari ini sama seperti kita tidak bercela di mata Allah dalam satu triliun tahun dari sekarang. Itu berarti Allah tidak lagi marah kepada kita. Dia akan mendisiplinkan kita karena kita adalah anak-anaknya tetapi dia tidak marah kepada kita. Apapun yang Allah lakukan adalah untuk kebaikan kita. Kita memiliki kedamaian mutlak dengan Allah karena Kristus.
Kedamaian ini mengarah pada kedamaian lain. Kedua, anda memiliki damai sejahtera dengan diri sendiri. Ketika kita tahu bahwa kita memiliki kedamaian mutlak dengan Allah, kita dapat memiliki damai sejahtera dengan diri kita sendiri. Kita tidak lagi hidup dalam perasaan bersalah dan gelisah. Ada keseimbangan dalam diri kita yang tidak kita miliki sebelumnya. Biarkan saya jelaskan. Katakanlah anda melewati hari Senin yang luar biasa. Anda bangun pagi-pagi untuk berdoa dan membaca Alkitab, anda bersukacita, anda menceritakan tentang Kristus kepada teman anda, anda berbagi makan siang anda dengan gelandangan, anda membantu seorang wanita tua menyeberang jalan, dan anda istilahnya seperti malaikat dalam bentuk manusia sepanjang hari. Anda tidak berdoa kepada Allah di malam hari dan berkata, “Ha! Ya Tuhan, lihat semua yang kulakukan hari ini. Aku ini orang Kristen terbaik yang pernah ada. Aku yakin kamu pasti sangat bangga padaku. Kamu pasti mencintai aku karena semua hal yang aku lakukan.” Tidak, anda tidak mengatakan itu. Allah tidak mencintai anda karena anda melewati hari Senin dengan baik. Satu-satunya alasan anda melakukan semua itu adalah karena Allah adalah sudah berdamai dengan anda dan dia bekerja di dalam anda. Jadi, bukannya membanggakan semua perbuatan anda, anda merasa rendah hati karenanya. Tetapi katakanlah anda melewati hari Selasa yang sangat buruk. Anda terlambat bangun, tidak punya waktu untuk berdoa dan membaca Alkitab, menumpahkan kopi di baju, memaki mobil yang tiba-tiba memotong jalur anda, ditegur oleh atasan anda, menendang anjing dalam perjalanan pulang, makanan malam gosong di microwave dan diputusin oleh pacar anda. Hari Selasa anda adalah hari terburuk dalam sejarah kehidupan anda. Anda tidak mengatakan, “Oh Tuhan pasti tidak mencintaiku. Aku gagal. Mungkin jika saja aku sempat berdoa tadi pagi… mungkin jika saja aku membaca Alkitab… mungkin jika saja aku tidak maki-maki, maka Tuhan akan mencintaiku.” Tidak, anda tidak mengatakan itu. Allah tidak marah kepada anda karena anda tidak melewati hari Selasa dengan baik. Anda mengerti bahwa anda adalah orang benar, bahwa anda adalah anak-Nya, bahwa anda diterima, karena pekerjaan Kristus untuk anda. Jadi, bahkan di hari terburuk anda, anda memiliki kepercayaan diri untuk datang kepada Allah. Dalam hari yang baik, anda memiliki kerendahan hati dan di hari yang buruk, anda memiliki kepercayaan diri. Tidak ada alasan bagi kita untuk mengutuk diri kita sendiri dalam rasa bersalah dan tidak ada alasan bagi kita untuk menjadi cemas tentang kehidupan. Kita memiliki Allah yang berdaulat atas alam semesta yang berdamai dengan kita dan dia bekerja untuk kita. Ketika kita memiliki damai dengan Allah, kita tidak takut masa depan atau keadaan lain karena kita tahu bahwa Allah mengasihi kita dan dia ada untuk kita dan dia akan bersama kita selama-lamanya. Jika kita selalu cemas, kemungkinan besar karena kita lupa bahwa kita sudah berdamai dengan Allah.
Ketiga, anda memiliki damai sejahtera dengan orang lain. Saya tidak mengatakan bahwa kita akan berdamai dengan semua orang. Itu tidak realistis dan bahkan Alkitab tidak mendukungnya. Faktanya, Yesus sendiri mengatakan bahwa dia datang bukan untuk membawa damai tetapi perpecahan. Ini berarti bahwa iman anda kepada Kristus dapat menjadi alasan mengapa anda tidak memiliki kedamaian dengan orang-orang terdekat anda. Kedamaian anda dengan Allah mungkin menuntun anda ke perpecahan dengan orang lain. Anda tidak seharusnya mengharapkan semua orang berdamai dengan anda. Akan ada orang yang membenci anda karena iman anda. Tetapi Alkitab juga jelas mengatakan bahwa selama damai sejahtera itu tergantung pada anda, hiduplah dengan damai terhadap semua orang. Jadi, inilah yang saya ketahui tentang Natal. Banyak dari anda akan berkumpul dengan keluarga anda dan itu bisa menjadi sesuatu yang menyakitkan. Karena tidak ada yang bisa menyakiti anda seperti orang-orang terdekat anda. Tetapi ketika kita mengingat kedamaian yang kita miliki dengan Allah, ketika kita mengingat apa yang telah dilakukan Kristus untuk membeli kedamaian itu bagi kita, itu seharusnya meluluhkan hati kita untuk cepat berdamai dengan orang lain. Saya tahu itu tidak selalu mungkin. Dibutuhkan dua orang untuk berdamai. Tetapi kita harus cepat memaafkan dan melakukan yang terbaik untuk berdamai dengan orang lain. Sering kali alasan mengapa kita sering susah mengampuni adalah bahwa kita melupakan pengampunan yang telah kita terima dari Allah. Jika itu anda, ingatkan diri anda akan Injil. Ingatkan diri anda tentang makna Natal yang sebenarnya. Biarkan itu meluluhkan hatimu. Dan berusahalah sebaik mungkin untuk berdamai dengan orang lain.
Jadi, inilah tujuan Natal. “Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya.” Inilah alasan mengapa Yesus dilahirkan sebagai bayi. Yesus datang kepada kita untuk membawa kemuliaan bagi Allah dan memberi kita damai sejahtera. Tetapi damai sejahtera ini hanya milik mereka yang berkenan, bagi mereka yang menaruh iman mereka kepada Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat mereka. Sudahkah anda menaruh iman anda di dalam Kristus? Jika belum, hari ini Allah mengundang anda untuk menaruh iman anda kepadanya. Jika sudah, mari kita berikan kemuliaan yang tertinggi kepada Allah.
Sorry, the comment form is closed at this time.