19 Jan Respon yang benar dalam masa krisis
- Maka timbullah kelaparan di negeri itu. — Ini bukan kelaparan yang pertama, yang telah terjadi dalam zaman Abraham.
- Sebab itu Ishak pergi ke Gerar, kepada Abimelekh, raja orang Filistin.
- Lalu Tuhan menampakkan diri kepadanya serta berfirman: “Janganlah pergi ke Mesir, diamlah di negeri yang akan Kukatakan kepadamu.
- Tinggallah di negeri ini sebagai orang asing, maka Aku akan menyertai engkau dan memberkati engkau sebab kepadamulah dan kepada keturunanmu akan Kuberikan seluruh negeri ini dan Aku akan menepati sumpah yang telah Kuikrarkan kepada Abraham, ayahmu.
- Aku akan membuat banyak keturunanmu seperti bintang di langit; Aku akan memberikan kepada keturunanmu seluruh negeri ini dan oleh keturunanmu semua bangsa di bumi akan mendapat berkat karena Abraham telah mendengarkan firman-Ku dan memelihara kewajibannya kepada-Ku yaitu segala perintah, ketetapan dan hukum-Ku.”
- Jadi tinggallah Ishak di Gerar. Ketika orang-orang di tempat itu bertanya tentang isterinya, berkatalah ia: “Dia saudaraku,” sebab ia takut mengatakan: “Ia isteriku,” karena pikirnya: “Jangan-jangan aku dibunuh oleh penduduk tempat ini karena Ribka sebab elok parasnya.”
- Setelah beberapa lama ia ada di sana, pada suatu kali menjenguklah Abimelekh, raja orang Filistin itu dari jendela, maka dilihatnya Ishak sedang bercumbu-cumbuan dengan Ribka, isterinya.
- Lalu Abimelekh memanggil Ishak dan berkata: “Sesungguhnya dia isterimu, masakan engkau berkata: Dia saudaraku?”
- Jawab Ishak kepadanya: “Karena pikirku: Jangan-jangan aku mati karena dia.”
- Tetapi Abimelekh berkata: “Apakah juga yang telah kauperbuat ini terhadap kami? Mudah sekali terjadi, salah seorang dari bangsa ini tidur dengan isterimu sehingga dengan demikian engkau mendatangkan kesalahan atas kami.”
- Lalu Abimelekh memberi perintah kepada seluruh bangsa itu: “Siapa yang mengganggu orang ini atau isterinya, pastilah ia akan dihukum mati.”
- Maka menaburlah Ishak di tanah itu dan dalam tahun itu juga ia mendapat hasil seratus kali lipat sebab ia diberkati Tuhan.
- Dan orang itu menjadi kaya bahkan kian lama kian kaya sehingga ia menjadi sangat kaya.”
Kejadian 26:1-13.
- “Ia mempunyai kumpulan kambing domba dan lembu sapi serta banyak anak buah sehingga orang Filistin itu cemburu kepadanya.
- Segala sumur, yang digali dalam zaman Abraham, ayahnya, oleh hamba-hamba ayahnya itu, telah ditutup oleh orang Filistin dan ditimbun dengan tanah.
- Lalu kata Abimelekh kepada Ishak: “Pergilah dari tengah-tengah kami sebab engkau telah menjadi jauh lebih berkuasa dari pada kami.”
- Jadi pergilah Ishak dari situ dan berkemahlah ia di lembah Gerar dan ia menetap di situ.
- Kemudian Ishak menggali kembali sumur-sumur yang digali dalam zaman Abraham, ayahnya dan yang telah ditutup oleh orang Filistin sesudah Abraham mati; disebutkannyalah nama sumur-sumur itu menurut nama-nama yang telah diberikan oleh ayahnya.
- Ketika hamba-hamba Ishak menggali di lembah itu, mereka mendapati di situ mata air yang berbual-bual airnya.
- Lalu bertengkarlah para gembala Gerar dengan para gembala Ishak. Kata mereka: “Air ini kepunyaan kami.”
- Dan Ishak menamai sumur itu Esek karena mereka bertengkar dengan dia di sana. Kemudian mereka menggali sumur lain dan mereka bertengkar juga tentang itu. Maka Ishak menamai sumur itu Sitna. Ia pindah dari situ dan menggali sumur yang lain lagi tetapi tentang sumur ini mereka tidak bertengkar.
- Sumur ini dinamainya Rehobot dan ia berkata: “Sekarang Tuhan telah memberikan kelonggaran kepada kita sehingga kita dapat beranak cucu di negeri ini.”
- “Dari situ ia pergi ke Bersyeba.”
Kejadian 26:14-23.
- Lalu pada malam itu Tuhan menampakkan diri kepadanya serta berfirman: “Akulah Allah ayahmu Abraham; janganlah takut sebab Aku menyertai engkau; Aku akan memberkati engkau dan membuat banyak keturunanmu karena Abraham, hamba-Ku itu.”
- Sesudah itu Ishak mendirikan mezbah di situ dan memanggil nama Tuhan. Ia memasang kemahnya di situ, lalu hamba-hambanya menggali sumur di situ.”
Kejadian 26:24-25.
- “Datanglah Abimelekh dari Gerar mendapatkannya, bersama-sama dengan Ahuzat, sahabatnya dan Pikhol, kepala pasukannya.
- Tetapi kata Ishak kepada mereka: “Mengapa kamu datang mendapatkan aku? Bukankah kamu benci kepadaku dan telah menyuruh aku keluar dari tanahmu?”
- Jawab mereka: “Kami telah melihat sendiri bahwa Tuhan menyertai engkau sebab itu kami berkata: baiklah kita mengadakan sumpah setia, antara kami dan engkau; dan baiklah kami mengikat perjanjian dengan engkau
- bahwa engkau tidak akan berbuat jahat kepada kami, seperti kami tidak mengganggu engkau dan seperti kami semata-mata berbuat baik kepadamu dan membiarkan engkau pergi dengan damai; bukankah engkau sekarang yang diberkati Tuhan.”
- Kemudian Ishak mengadakan perjamuan bagi mereka, lalu mereka makan dan minum.
- Keesokan harinya pagi-pagi bersumpah-sumpahanlah mereka. Kemudian Ishak melepas mereka dan mereka meninggalkan dia dengan damai.”
Kejadian 26:26-31.
__________________________________________________________________
- “Maka timbullah kelaparan di negeri itu. — Ini bukan kelaparan yang pertama, yang telah terjadi dalam zaman Abraham. Sebab itu Ishak pergi ke Gerar, kepada Abimelekh, raja orang Filistin.
- Lalu Tuhan menampakkan diri kepadanya serta berfirman: “Janganlah pergi ke Mesir, diamlah di negeri yang akan Kukatakan kepadamu.
Kejadian 26:1-2.
Banyak orang sedang mengalami masa krisis, baik itu krisis keuangan, krisis kesehatan bahkan krisis moral. Namun Tuhan sanggup mengubah krisis untuk mendatangkan kebaikan bagi hidup kita.
“Kita tahu sekarang bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah” Roma 8:28.
Krisis adalah kesempatan mengalami anug’rah Tuhan. Yang diperlukan adalah respon yang benar di tengah-tengah krisis.
Sebagaimana yang dilakukan Ishak, ketika menghadapi krisis kelaparan yang mengancam nyawanya dan keluarganya. Ketika ia be-respon benar, maka Tuhan sanggup membalikkan keadaannya sehingga ia menjadi sangat kaya dan diberkati.
“Aku tahu bahwa Engkau sanggup melakukan segala sesuatu dan tidak ada rencana-Mu yang gagal” Ayub 42:2.
- Minta Hikmat Tuhan
Pada zaman Ishak, kelaparan kembali melanda negeri itu.
- Ia taat akan petunjuk Tuhan dan pergi ke negeri yang ditunjukkan oleh Tuhan sehingga Tuhan menyertai kehidupannya.
- Tuhan mengarahkan Ishak untuk menjadi seorang petani dan mulai menabur.
Kesesakan akan memberikan inspirasi dalam hidup kita dan hikmat Tuhan akan menunjukkan kesempatan di balik krisis yang kita hadapi.
Jadi hal pertama yang harus kita lakukan ketika menghadapi krisis adalah meminta hikmat Tuhan dan bertanya kepada Tuhan sebelum melangkah atau membuat keputusan.
- Keintiman adalah kualitas kehidupan
Arti kata Ishak (Yitshaq) adalah tertawa, yang berasal dari kata Tashaq yang artinya menunjukkan kasih sayang.
- Saat krisis, manusia cenderung saling menyalahkan satu dengan yang lain.
- Jika ingin menang atas krisis, kita harus menjaga agar hubungan satu dengan yang lain semakin kuat.
Relasi adalah hal yang utama dan terpenting. Bangunlah relasi yang baik dengan Tuhan dan sesama manusia, khususnya dengan orang terdekat sehingga itu menjadi gaya hidup dan kualitas hidup kita. KING’S
SWORD EDISI JANUARI 2020
- Menabur Adalah Gaya Hidup
Di tengah-tengah krisis, jadikan menabur sebagai gaya hidup kita. Jika kita tidak pernah menabur, maka kita tidak akan pernah menuai.
Menabur adalah gaya hidup Abraham dan Ishak.
Sekalipun sumbernya ditutup, mereka tidak menuntut balas melainkan menggali lagi. Mereka tidak sedikitpun mempertahankan haknya, justru melepaskannya sehingga Tuhan memberkati kehidupan mereka.
“Maka menaburlah Ishak di tanah itu dan dalam tahun itu juga ia mendapat hasil seratus kali lipat sebab ia diberkati TUHAN” Kejadian 26:12.
- Jangan Pernah Bertengkar
Jangan pernah bertengkar di tengah-tengah krisis karena memulai pertengkaran berarti membuka jalan air.
Setiap kali para gembala Ishak berselisih, Ishak memilih selalu mengalah dan pindah.
- Lalu bertengkarlah para gembala Gerar dengan para gembala Ishak. Kata mereka: “Air ini kepunyaan kami.”
- Dan Ishak menamai sumur itu Esek karena mereka bertengkar dengan dia di sana. Kemudian mereka menggali sumur lain dan mereka bertengkar juga tentang itu. Maka Ishak menamai sumur itu Sitna. Ia pindah dari situ dan menggali sumur yang lain lagi tetapi tentang sumur ini mereka tidak bertengkar.
- Sumur ini dinamainya Rehobot dan ia berkata: “Sekarang Tuhan telah memberikan kelonggaran kepada kita sehingga kita dapat beranak cucu di negeri ini.”
Kejadian 26:20-22.
Ia menjaga perdamaian dengan orang-orang di sekitarnya sehingga Tuhan memberikan mujizat dan kelegaan kepadanya.
Ia percaya bahwa Tuhan selalu mempunyai sesuatu yang lebih baik baginya.
- Pewahyuan Baru
Ketika Ishak memilih untuk tidak bertengkar, maka Tuhan menampakkan diri kepadanya dan meneguhkan kembali perjanjian yang pernah disampaikan kepada Abraham untuk menyertai, memberkati dan melipatgandakan kehidupannya.
Lalu pada malam itu Tuhan menampakkan diri kepadanya serta berfirman: “Akulah Allah ayahmu Abraham; janganlah takut sebab Aku menyertai engkau; Aku akan memberkati engkau dan membuat banyak keturunanmu karena Abraham, hamba-Ku itu” Kejadian 26:24.
Ishak tidak dapat selalu mengandalkan perjumpaan pribadi ayahnya dengan Tuhan. Ia juga harus mengalami perjumpaan pribadi dengan Tuhan untuk mendapatkan pewahyuan yang baru.
Alamilah perjumpaan dengan Tuhan dan terimalah pewahyuan yang baru.
Kesesakan yang luar biasa akan memunculkan ide-ide dan sumber-sumber baru.KING’S
SWORD EDISI JANUARI 2020
- Prioritas Yang Benar – Right Priority
Setelah mengalami perjumpaan dengan Tuhan, Ishak melakukan prioritas yang benar.
Ia mulai mendirikan mezbah di situ dan memanggil nama Tuhan. Ia memasang kemahnya di situ, lalu hamba-hambanya menggali sumur di situ.
“Sesudah itu Ishak mendirikan mezbah di situ dan memanggil nama Tuhan. Ia memasang kemahnya di situ, lalu hamba-hambanya menggali sumur di situ” Kejadian 26:25.
Di sini kita belajar dari Ishak tentang memiliki prioritas yang benar.
- memprioritaskan Tuhan (mendirikan mezbah) kemudian
- keluarga (mendirikan kemah) dan
- selanjutnya melakukan pekerjaan (menggali sumur).
Banyak orang yang masuk dalam kesulitan karena prioritasnya salah.
Tuhan harus menjadi prioritas yang utama, kemudian keluarga dan pekerjaan.
- Perkenanan Yang Luar Biasa
Dengan prioritas yang benar, Ishak mengalami perkenanan Tuhan dan diperdamaikan dengan musuh-musuhnya.
Abimelekh datang dari Gerar mendapatkannya, bersama-sama dengan Ahuzat, sahabatnya dan Pikhol, kepala pasukannya.
- “Datanglah Abimelekh dari Gerar mendapatkannya, bersama-sama dengan Ahuzat, sahabatnya dan Pikhol, kepala pasukannya.
- Tetapi kata Ishak kepada mereka: “Mengapa kamu datang mendapatkan aku? Bukankah kamu benci kepadaku dan telah menyuruh aku keluar dari tanahmu?”
- Jawab mereka: “Kami telah melihat sendiri bahwa Tuhan menyertai engkau sebab itu kami berkata: baiklah kita mengadakan sumpah setia, antara kami dan engkau; dan baiklah kami mengikat perjanjian dengan engkau
- bahwa engkau tidak akan berbuat jahat kepada kami, seperti kami tidak mengganggu engkau dan seperti kami semata-mata berbuat baik kepadamu dan membiarkan engkau pergi dengan damai; bukankah engkau sekarang yang diberkati Tuhan.”
- Kemudian Ishak mengadakan perjamuan bagi mereka, lalu mereka makan dan minum.
- Keesokan harinya pagi-pagi bersumpah-sumpahanlah mereka. Kemudian Ishak melepas mereka dan mereka meninggalkan dia dengan damai.”
Kejadian 26:26-31.
Orang yang tadinya membenci dan mengusir Ishak keluar dari tanahnya, kini Abimelekh mengakui bahwa Tuhan sungguh-sungguh menyertai Ishak.
- Mereka mengadakan perjanjian untuk hidup damai dan tidak saling mengusik.
- Setelah mengadakan perjamuan kemudian Ishak melepas mereka dan mereka meninggalkan dia dengan damai.
Kisah ini dimulai dari kelaparan dan ditutup dengan perjamuan!
Jangan pernah takut menghadapi krisis sebab di tengah-tengah krisis akan ada kesempatan untuk kita melihat kebaikan Tuhan tercurah dalam hidup kita.
Jika kita hidup dalam Kebenaran (Firman Tuhan) dan juga belajar dari kehidupan Ishak, maka Tuhan akan membalikkan keadaan kita.
__________________________________________________________________
Ishak
- “Abraham memberikan segala harta miliknya kepada Ishak
- Tetapi kepada anak-anaknya yang diperolehnya dari gundik-gundiknya ia memberikan pemberian; kemudian ia menyuruh mereka — masih pada waktu ia hidup — meninggalkan Ishak, anaknya dan pergi ke sebelah timur, ke Tanah Timur.
- Abraham mencapai umur seratus tujuh puluh lima tahun, lalu ia meninggal.
- Ia mati pada waktu telah putih rambutnya, tua dan suntuk umur, maka ia dikumpulkan kepada kaum leluhurnya.
- Setelah Abraham mati, Allah memberkati Ishak, anaknya itu dan Ishak diam dekat sumur Lahai-Roi.”
Kejadian 25:5-8, 11.
Sorry, the comment form is closed at this time.