Benih Injil

Markus 4:1-20

Markus 4:1-9 – Pada suatu kali Yesus mulai pula mengajar di tepi danau. Maka datanglah orang banyak yang sangat besar jumlahnya mengerumuni Dia, sehingga Ia naik ke sebuah perahu yang sedang berlabuh lalu duduk di situ, sedangkan semua orang banyak itu di darat, di tepi danau itu. Dan Ia mengajarkan banyak hal dalam perumpamaan kepada mereka. Dalam ajaran-Nya itu Ia berkata kepada mereka: “Dengarlah! Adalah seorang penabur keluar untuk menabur. Pada waktu ia menabur sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu datanglah burung dan memakannya sampai habis. Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, yang tidak banyak tanahnya, lalu benih itupun segera tumbuh, karena tanahnya tipis. Tetapi sesudah matahari terbit, layulah ia dan menjadi kering karena tidak berakar. Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, lalu makin besarlah semak itu dan menghimpitnya sampai mati, sehingga ia tidak berbuah. Dan sebagian jatuh di tanah yang baik, ia tumbuh dengan suburnya dan berbuah, hasilnya ada yang tiga puluh kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang seratus kali lipat.” Dan kata-Nya: “Siapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar!”

Banyak dari anda tahu bahwa saya melakukan persiapan khotbah saya dengan sangat serius. Saya menghabiskan sekitar 20 jam untuk mempersiapkan satu khotbah, dan tambah 4 jam lagi untuk khotbah Bahasa Indonesia. Saya sangat serius dalam persiapan khotbah saya karena Alkitab memberikan peringatan yang sangat serius tentang berkhotbah. Yakobus berkata bahwa mereka yang mengajarkan Alkitab akan dihakimi dengan lebih ketat. Artinya, saya bisa menjadi komunikator yang baik tetapi jika saya tidak memberitakan Alkitab dengan benar, Tuhan akan menghakimi saya. Ini adalah peringatan yang keras dan itulah mengapa saya sangat ketat bukan hanya dengan persiapan khotbah saya tetapi juga dengan setiap pengkhotbah di gereja kita yang saya latih. Saya akan memberitahu anda proses yang harus mereka lalui sebelum mereka mengkhotbahkan khotbah mereka dari mimbar ini. Saya tidak berkata kepada mereka, “Kamu berdoa dan tanya kepada Tuhan apa yang harus kamu khotbahkan, dan nanti sehari sebelum berkhotbah Roh Kudus akan memberikan kamu ilham dari surga.” Saya karismatik tetapi tidak sekarismatik itu. Jadi, mereka mulai mempersiapkan khotbah mereka 6 sampai 8 minggu sebelumnya. Saya tidak bercanda. Saya memberikan mereka ayat-ayat yang akan mereka khotbahkan, dan kemudian mereka harus merenungkan dan mendoakannya selama dua minggu dan menulis refleksi pribadi atas ayat-ayat tersebut. Kemudian mereka mengirimkannya kepada saya untuk saya baca dan beri masukan, dan saya memberikan mereka beberapa komentari untuk mereka pelajari dan cerna. Dan kemudian mereka memiliki tiga minggu untuk menulis draft naskah khotbah dan saya memberikan masukan. Dan kemudian mereka memiliki satu minggu lagi untuk melengkapi naskah khotbah dan satu minggu lagi untuk berdoa agar Tuhan memenuhi hati mereka dengan firman-Nya sebelum mereka mengkhotbahkannya pada hari Minggu. Ini proses yang panjang. Dan ini belum selesai. Setelah mereka berkhotbah, kami melakukan evaluasi khotbah. Salah satu dari mereka berkata kepada saya, “Aku lebih gugup dan takut ketemu kamu untuk evaluasi khotbah daripada ketemu bos untuk performance review.” Saya menaruh beban yang berat pada pengkhotbah karena Alkitab menaruh beban yang berat pada pemberitaan firman Tuhan yang benar.

Namun, Alkitab itu adil. Alkitab tidak hanya menaruh beban berat terhadap pengkhotbah, tetapi Alkitab juga menaruh beban berat terhadap pendengar. Perikop kita hari ini memberikan peringatan dan beban yang Yesus berikan kepada anda sebagai pendengar. Perikop ini akan menjawab pertanyaan: Mengapa beberapa orang mendengar Injil dan diubah secara radikal, sementara yang lain mendengar Injil yang sama dan tidak berpengaruh? Bayangkan ini. Dua orang duduk bersebelahan setiap hari Minggu dan mendengarkan khotbah yang sama. Yang satu bertumbuh dalam Injil. Dia semakin mencintai Yesus dan hidupnya menghasilkan lebih banyak buah. Sementara yang satunya tidak bertumbuh. Dia tidak bertumbuh dalam kasihnya kepada Yesus, dan dia tidak menghasilkan buah dalam hidupnya. Khotbah yang sama, pengkhotbah yang sama, gereja yang sama, tetapi dua hasil yang sangat berbeda. Satu berkata, “Aku melihat kemuliaan Kristus melalui khotbah.” Yang satu lagi berkata, “Aku bermimpi aku melihat kemuliaan Kristus selama khotbah.” Sekilas mirip namun kenyataannya sangat berbeda. Mengapa dua orang yang mendengarkan khotbah yang sama dapat menghasilkan hasil yang sangat berbeda? Perikop ini akan menjelaskan mengapa beberapa dari anda mengalami kesulitan untuk memperhatikan khotbah dan mengapa beberapa dari anda sering ngantuk sepanjang khotbah. Dan semua yang ngantuk langsung bangun.

Perumpamaan ini adalah salah satu perumpamaan paling penting dalam Alkitab. Perumpamaan ini dicatat dalam Matius, Markus dan Lukas. Beberapa ahli Alkitab menyebutnya sebagai perumpamaan dari semua perumpamaan. Karena Yesus biasanya tidak menjelaskan arti dari perumpamaan yang dia berikan dan dia memiliki alasan untuk itu seperti yang akan kita lihat nanti. Tetapi perumpamaan ini sangat penting sehingga Yesus menjelaskan artinya kepada murid-muridnya. Dia tidak ingin murid-muridnya melewatkan peringatan dalam perumpamaan ini. Dan inilah peringatannya. Anda dapat mendengar Injil dan tidak mendapat manfaat sama sekali. Anda dapat mendengar Injil dan bersukacita, tetapi Injil tidak membuat perbedaan dalam hidup. Anda dapat mendengar Injil dan masih mencintai ilah lain. Atau anda dapat mendengar Injil dan menghasilkan buah. Perbedaannya bukanlah pada kekuatan Injil tetapi pada bagaimana anda mendengar Injil.

Mari kita pelajari perikop ini. Saya memisahkan khotbah ini menjadi tiga bagian: Perumpamaan; Rahasia; Penjelasan.

Perumpamaan

Markus 4:1-9 – Pada suatu kali Yesus mulai pula mengajar di tepi danau. Maka datanglah orang banyak yang sangat besar jumlahnya mengerumuni Dia, sehingga Ia naik ke sebuah perahu yang sedang berlabuh lalu duduk di situ, sedangkan semua orang banyak itu di darat, di tepi danau itu. Dan Ia mengajarkan banyak hal dalam perumpamaan kepada mereka. Dalam ajaran-Nya itu Ia berkata kepada mereka: “Dengarlah! Adalah seorang penabur keluar untuk menabur. Pada waktu ia menabur sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu datanglah burung dan memakannya sampai habis. Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, yang tidak banyak tanahnya, lalu benih itupun segera tumbuh, karena tanahnya tipis. Tetapi sesudah matahari terbit, layulah ia dan menjadi kering karena tidak berakar. Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, lalu makin besarlah semak itu dan menghimpitnya sampai mati, sehingga ia tidak berbuah. Dan sebagian jatuh di tanah yang baik, ia tumbuh dengan suburnya dan berbuah, hasilnya ada yang tiga puluh kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang seratus kali lipat.” Dan kata-Nya: “Siapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar!”

Pada saat ini, ke mana pun Yesus pergi, dia dikelilingi oleh kerumunan yang sangat besar. Tetapi mari kita pikirkan tentang kerumunan ini. Ada banyak jenis orang di kerumunan ini. Saya dapat memikirkan empat jenis orang yang berbeda yang mengerumuni Yesus. Pertama, ada orang Farisi yang menolak Yesus dan ingin membunuh Yesus. Kedua, ada anggota keluarga Yesus yang menganggap Yesus gila. Ketiga, ada orang yang kagum pada Yesus dan menginginkan sesuatu dari Yesus. Dan keempat, ada murid Yesus. Jadi tidak semua orang berkumpul di sekitar Yesus dengan alasan yang benar. Dan Yesus tahu tentang hal ini. Dan kepada orang-orang ini, Yesus menceritakan sebuah perumpamaan yang menjelaskan mengapa tanggapan mereka terhadap Yesus sangat berbeda satu sama lain. Jadi, Yesus naik dan duduk di perahu, sementara orang banyak berdiri di tepi danau. Begitulah cara mereka melakukannya di zaman Yesus. Guru akan duduk sementara para murid akan berdiri. Kita terbalik hari ini. Mungkin kita harus mempraktekkan cara Yesus sesekali. Saya duduk saat saya berkhotbah, dan anda berdiri saat anda mendengarkan khotbah. Dengan begitu tidak ada yang bisa tertidur selama saya khotbah.

Tetapi perhatikan bagaimana Yesus memulai pengajarannya. Dia berkata, “Dengarlah!” Dan ini adalah kata yang kuat dalam bahasa Yunani. Ini bukan saran tetapi perintah. Dan lihat cara Yesus mengakhiri pengajarannya. Markus 4:9 – Dan kata-Nya: “Siapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar!” Yesus sangat menekankan pada pentingnya mendengar. Dengan kata lain, Yesus berkata, Aku ingin kamu mendengarkan baik-baik apa yang aku katakan. Aku ingin kamu memberikan perhatian penuh untuk mendengarkan aku.” Mengapa? Karena sangat mungkin untuk mendengar apa yang Yesus katakan dan tidak mendengar apa yang Yesus katakan pada saat yang bersamaan. Mari saya beri contoh. Salah satu hal yang saya suka lakukan ketika saya menyetir adalah mendengarkan khotbah. Jadi, dalam perjalanan saya pergi dan pulang kantor, yang memakan waktu sekitar 15 menit, saya akan mendengarkan khotbah. Saya memilih khotbah, saya klik play, dan saya mulai menyetir. Tetapi sering kali ketika saya sampai di tujuan, saya berpikir, Tadi aku barusan denger khotbah apa ya? Aku tidak ingat sama sekali.” Waktu pengakuan. Angkat tangan anda jika anda pernah mengalami apa yang saya katakan. Setiap suami dan pria seharusnya mengangkat tangan. Jika ada yang tidak, itu berarti mereka tidak mendengarkan saya. Apa yang terjadi? Saya mendengar tetapi saya tidak mendengar. Saya mendengar khotbah, tetapi saya tidak memproses khotbah. Dan inilah poin Yesus. Ada banyak orang di kerumunan yang mendengar Yesus tetapi tidak mendengar Yesus pada saat yang sama. Dan untuk menjelaskan maksudnya, dia memberikan perumpamaan ini.

Ada seorang penabur yang menabur benih di tanah yang berbeda. Sebagian benih jatuh di tepi jalan dan dimakan burung. Sebagian benih jatuh di tanah berbatu dan segera tumbuh. Tetapi benih itu cepat layu karena tanahnya tipis. Sebagian benih jatuh di tengah semak duri dan semak duri menyedot kehidupan dari benih itu, sehingga ia tidak menghasilkan buah. Dan sebagian benih jatuh di tanah yang baik dan menghasilkan buah. Biasanya, benih akan menghasilkan sekitar delapan kali lipat. Tetapi dalam perumpamaan ini, benih tersebut menghasilkan tiga puluh kali lipat, enam puluh kali lipat dan seratus kali lipat. Artinya, ini bukan pertumbuhan biasa tetapi pertumbuhan supernatural. Dan Yesus mengakhiri perumpamaan ini dengan mengatakan kepada orang-orang yang memiliki telinga untuk mendengar, hendaklah mereka mendengar.

Tetapi inilah yang menarik dari perumpamaan ini. Biasanya, seorang petani hanya akan menabur benih di tanah yang subur. Seorang petani yang pintar tidak akan menyia-nyiakan benihnya di tempat di mana ia tahu benih tidak dapat tumbuh. Tetapi penabur dalam perumpamaan ini membiarkan benihnya jatuh di banyak tempat yang berbeda. Tampaknya sia-sia. Inilah yang Yesus maksudkan. Ada banyak jenis orang yang berkumpul di sekitar Yesus dan mendengarkan Yesus. Dan Yesus membiarkan perkataannya jatuh di tempat yang berbeda. Perkataan Yesus didengar oleh berbagai jenis orang. Tetapi tidak semua orang memiliki telinga untuk mendengar Yesus. Namun Yesus tetap menabur benih. Tampaknya sia-sia menabur benih di tempat-tempat tersebut. Yesus tahu bahwa banyak orang yang mendengarnya akan menolaknya. Tetapi dia juga tahu bahwa ada sebagian orang yang mendengarkan dia yang memiliki telinga untuk mendengar. Dan bagi orang-orang ini, benih yang Yesus tabur akan memiliki pertumbuhan supernatural dan menghasilkan buah.

Inilah artinya bagi kita. Tuhan ingin memakai setiap umat Kristus sebagai petani rohani. Kita dipanggil untuk menabur benih Injil kepada semua jenis orang. Sama seperti Yesus menabur benih kepada semua jenis orang, kita juga harus menabur benih Injil di mana pun kita berada dan kepada siapa pun di sekitar kita. Inilah kabar buruknya. Tanggapan orang akan berbeda-beda. Saya rasa ini bukan rasio yang pasti, tetapi 3 dari 4 tanah dalam perumpamaan ini adalah tanah yang buruk. Artinya akan ada lebih banyak orang yang mendengar Injil dan tidak memiliki respon yang benar. Dan kita tidak suka itu. Ketika kita menabur benih Injil, kita menginginkan hasil yang terjamin. Kita menginginkan tingkat keberhasilan 100% dengan jaminan uang kembali. Tetapi bukan itu cara kerjanya. Perhatikan. Kita tidak dipanggil untuk menghasilkan panen. Kita tidak bertanggung jawab atas panen. Kita dipanggil untuk menabur benih dan membiarkan benih itu melakukan tugasnya. Kabar buruknya adalah kita tidak dapat mengontrol hasilnya. Tetapi kabar baiknya adalah Injil dapat menghasilkan hasil supernatural dalam kehidupan orang-orang yang mendengarnya. Kekuatan untuk menghasilkan buah ada di dalam benih. Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan. Bukan kita. Dan ini adalah dorongan bagi saya sebagai pengkhotbah dan kita semua yang membagikan Injil kepada orang lain. Keselamatan orang tidak bergantung pada kita. Keselamatan adalah pekerjaan Allah. Dan Allah tidak akan gagal menyelamatkan orang-orang pilihan-Nya. Jadi, marilah kita menabur benih Injil di mana pun kita berada, dan percaya bahwa Allah tidak akan gagal melakukan pekerjaan supernatural-Nya. Yang membawa saya ke poin berikutnya.

Rahasia

Markus 4:10-12 – Ketika Ia sendirian, pengikut-pengikut-Nya dan kedua belas murid itu menanyakan Dia tentang perumpamaan itu. Jawab-Nya: “Kepadamu telah diberikan rahasia Kerajaan Allah, tetapi kepada orang-orang luar segala sesuatu disampaikan dalam perumpamaan, supaya: Sekalipun melihat, mereka tidak menanggap, sekalipun mendengar, mereka tidak mengerti, supaya mereka jangan berbalik dan mendapat ampun.”

Dalam ayat-ayat ini, Yesus menjelaskan mengapa Ia suka mengajar menggunakan perumpamaan. Apa itu perumpamaan? Perumpamaan bukan sekadar ilustrasi khotbah. Kita sering menganggap perumpamaan sebagai cerita yang Yesus ceritakan untuk membantu orang memahami apa yang dia ajarkan. Dan terkadang itulah yang dilakukan oleh perumpamaan. Tetapi itu bukan tujuan utama perumpamaan. Seringkali, Yesus berbicara menggunakan perumpamaan untuk mencegah orang memahami apa yang dia ajarkan. Cerita dalam perumpamaan mudah diikuti, tetapi maknanya sangat sulit dipahami. Dan ini berlawanan dengan intuisi kita. Mengapa berbicara dalam perumpamaan jika itu hanya mempersulit orang-orang untuk mengerti? Dan perhatikan apa yang Yesus katakan kepada murid-muridnya. Ini mengejutkan. Jadi, para murid tidak mengerti perumpamaan Yesus dan mereka bertanya kepada Yesus. Dan Yesus menjawab, “Kepadamu telah diberikan rahasia Kerajaan Allah.” Apa itu rahasia? Rahasia adalah informasi yang hanya diketahui oleh beberapa orang tertentu. Jika semua orang mengetahui rahasia tersebut, itu namanya bukan rahasia. Itu namanya gossip. Dan rahasia ini bukanlah sesuatu yang mereka ketahui dengan sendirinya. Yesus berkata bahwa rahasia kerajaan Allah telah diberikan kepada mereka. Artinya, jika mereka dapat memahami pengajaran Yesus, itu karena Yesus telah mengungkapkannya kepada mereka. Itu adalah pemberian dan bukan pencapaian. Dan kepada para murid, Yesus telah memberikan mereka rahasia kerajaan Allah. Dia akan menjelaskan arti perumpamaan itu kepada mereka.

Tetapi bagi orang lain, segala sesuatu disampaikan dalam perumpamaan. Mengapa? Dan dengarkan perkataan Yesus dengan seksama. Ini adalah salah satu perkataan Yesus yang sangat keras dalam Alkitab. Markus 4:12 – supaya: Sekalipun melihat, mereka tidak menanggap, sekalipun mendengar, mereka tidak mengerti, supaya mereka jangan berbalik dan mendapat ampun. Dengan kata lain, Yesus tidak memberikan rahasia kerajaan Allah kepada semua orang. Perumpamaan yang sama yang memberikan para murid rahasia kerajaan Allah juga membuat orang lain tidak mengetahui kerajaan Allah. Dengarkan cara Phillip Ryken mengatakannya. Perumpamaan-perumpamaan Yesus memiliki tujuan ganda: mereka mengajarkan kebenaran rohani kepada orang-orang yang percaya kepada Yesus, dan pada saat yang sama mereka dengan sengaja mengeraskan orang-orang yang tidak percaya dalam ketidakpercayaan mereka. Perumpamaan yang sama memiliki efek yang berbeda pada orang yang berbeda, dan yang membuat perbedaan adalah kasih karunia Allah dan iman kepada Yesus Kristus melalui Roh Kudus.” Cara lain untuk mengatakannya adalah bahwa perumpamaan memisahkan murid-murid Yesus dari kerumunan orang banyak. Mereka menciptakan perbedaan antara orang dalam dan orang luar. Perumpamaan-perumpamaan mengungkapkan perbedaan antara mereka yang mencari Yesus untuk Yesus dan mereka yang mencari Yesus untuk keuntungan diri mereka sendiri. Mereka yang mencari Yesus untuk Yesus ingin tahu apa arti perumpamaan-perumpamaan Yesus. Mereka meminta Yesus untuk membantu mereka memahami artinya. Tetapi mereka yang hanya mencari Yesus untuk keuntungan diri mereka sendiri tidak peduli dengan arti dari perumpamaan-perumpamaan. Mereka hanya peduli bahwa Yesus memberikan apa yang mereka inginkan.

Saya tahu ini sulit untuk diterima, tetapi inilah kebenarannya. Perhatikan. Injil yang sama yang menyelamatkan orang dari dosa adalah Injil yang sama yang mencegah orang datang kepada Yesus. Injil selalu membuahkan hasil. Tidak ada satu kata pun yang keluar dari mulut Allah yang akan kembali dengan sia-sia. Setiap firman Allah pasti menghasilkan hasil. Namun bukan berarti hasilnya selalu baik. Sama seperti matahari yang mengeraskan tanah liat juga melelehkan lilin, Injil bisa melunakkan hati atau mengeraskan hati. Kebenaran yang sama yang membuka mata seseorang, membutakan orang lain. Saya pernah mendengarnya seperti ini. Injil itu seperti duren. Anda hanya bisa menyukainya atau membencinya. Duren yang sama yang berbau surgawi bagi sebagian orang, berbau seperti bau ketiak bercampur tikus mati untuk orang lain. Dan ini adalah peringatan keras bagi kita semua. Setiap kali kita mendengar Injil diberitakan, sesuatu terjadi di dalam diri kita. Dan ini berbahaya. Setiap kali kita mendengar Injil, hati kita sedang dilunakkan atau dikeraskan. Kalau begitu pertanyaannya, bagaimana kita bisa yakin bahwa kita adalah orang-orang yang telah diberikan rahasia kerajaan Allah? Saya senang anda bertanya. Lihat poin berikutnya.

Penjelasan

Markus 4:13-20 – Lalu Ia berkata kepada mereka: “Tidakkah kamu mengerti perumpamaan ini? Kalau demikian bagaimana kamu dapat memahami semua perumpamaan yang lain? Penabur itu menaburkan firman. Orang-orang yang di pinggir jalan, tempat firman itu ditaburkan, ialah mereka yang mendengar firman, lalu datanglah Iblis dan mengambil firman yang baru ditaburkan di dalam mereka. Demikian juga yang ditaburkan di tanah yang berbatu-batu, ialah orang-orang yang mendengar firman itu dan segera menerimanya dengan gembira, tetapi mereka tidak berakar dan tahan sebentar saja. Apabila kemudian datang penindasan atau penganiayaan karena firman itu, mereka segera murtad. Dan yang lain ialah yang ditaburkan di tengah semak duri, itulah yang mendengar firman itu, lalu kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan dan keinginan-keinginan akan hal yang lain masuklah menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah. Dan akhirnya yang ditaburkan di tanah yang baik, ialah orang yang mendengar dan menyambut firman itu lalu berbuah, ada yang tiga puluh kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, dan ada yang seratus kali lipat.”

Ini sangat penting. Yesus berkata bahwa jika kita memahami perumpamaan ini, kita memiliki kunci untuk memahami semua yang Yesus ajarkan. Dan kuncinya adalah bagaimana kita mendengar firman Yesus. Lihat perumpamaan ini. Penabur dalam perumpamaan ini adalah Yesus. Tetapi ini juga bisa berbicara tentang siapa saja yang menabur benih. Benih adalah firman. Firman adalah istilah yang digunakan Markus untuk mengungkapkan Injil. Dan di setiap skenario, kita memiliki penabur yang sama dan benih yang sama. Yang berbeda di setiap skenario adalah tanahnya. Setiap tanah mewakili kondisi hati yang berbeda, cara yang berbeda untuk mendengar dan menanggapi Injil. Dan apakah benih itu tumbuh atau tidak bergantung di tanah mana ia jatuh. Ada empat jenis hati dan hanya satu yang menghasilkan buah. Mari kita lihat empat jenis hati yang berbeda.

 

Pertama, hati yang keras. Ini adalah benih yang jatuh di jalan dan dimakan burung. Yesus berkata bahwa ini mewakili mereka yang mendengar Injil dan tidak menanggapi Injil. Ini adalah mereka yang mendengar Injil dengan satu telinga, dan Injil segera dipantulkan kembali melalui telinga yang sama. Mereka mendengar tetapi mereka tidak mendengar. Dan inilah yang harus kita pahami. Setiap kali Injil diberitakan, ada peperangan rohani. Kita memiliki musuh yang tidak ingin kita mendengar Injil. Yesus berkata bahwa Iblis segera datang dan mengambil firman yang ditaburkan. Kita harus mengerti ini. Iblis akan melakukan segala yang bisa dia lakukan untuk mencegah kita mendengar Injil. Dia bekerja lembur untuk memastikan bahwa kita tidak mendengar Injil. Dia tidak menunggu satu atau dua hari sebelum dia mengambil Injil dari kita. Dia segera melakukannya. Mengapa? Karena dia mengerti bahwa jika dia memberikan waktu bagi Injil untuk tertanam, Injil berpotensi untuk mengubah hidup kita secara radikal. Iblis tahu betapa kuatnya kuasa Injil. Itulah sebabnya dia tidak membuang waktu untuk mengambil Injil dari kita. Dan dia sekarang sedang bekerja di gereja mengalihkan perhatian kita dari mendengar Injil.

Saya akan memberikan anda beberapa cara bagaimana dia melakukannya. Dia melakukannya dengan memastikan anda datang ke gereja dengan kurang tidur. Jadi, ketika anda datang ke gereja, anda sudah mengantuk. Perlu anda ketahui bahwa perjuangan untuk mendengarkan Injil tidak dimulai ketika anda masuk ke dalam gereja pada hari Minggu tetapi pada Sabtu malam. Jika anda begadang pada Sabtu malam, menonton Netflix, bermain game, atau bergaul dengan teman-teman, dan anda tidak memiliki istirahat yang cukup karenanya, itu akan mempengaruhi cara anda mendengar Injil pada hari Minggu. Jika anda melakukan terlalu banyak aktivitas di hari Sabtu dan anda lelah karenanya, hati anda tidak siap untuk mendengarkan firman Tuhan di hari Minggu. Ini sesederhana itu. Iblis mengambil Injil dari anda dengan membuat anda terlalu lelah untuk mendengar Injil. Cara lain yang dia lakukan adalah melalui pikiran yang terganggu. Jika anda tidak merencanakan waktu anda dengan baik, anda akhirnya terburu-buru dan anda tiba di gereja terlambat 20 menit. Dan pikiran anda terganggu. Anda berada di gereja, tetapi anda berpikir apakah anda tadi ingat untuk menyalakan alarm ketika anda keluar rumah, apakah anda sudah mematikan kompor, apakah anda membawa popok anak-anak, dll. Anda berpikir tidak masalah jika anda datang terlambat ke gereja dan tidak mengikuti pujian dan penyembahan, asalkan anda tidak terlambat untuk khotbah. Tetapi anda lupa bahwa alasan mengapa kita melakukan pujian dan penyembahan adalah untuk mengingatkan kita akan kebaikan dan keagungan Tuhan dan mempersiapkan hati kita untuk diajar oleh firman Tuhan. Karena anda terburu-buru, pikiran anda terganggu. Jadi, anda mendengar tetapi anda tidak mendengar Injil.

Dan bagaimana dengan yang satu ini. Saya yakin salah satu alat terbaik Iblis untuk mengalihkan perhatian anda ada di tangan anda sekarang. Saya tidak menentang Alkitab elektronik. Tetapi saya juga tahu bahwa setiap kali anda melihat notifikasi baru di telepon anda, notifikasi itu berbisik, Ayo buka aku, buka aku. Aku tahu kamu penasaran ingin buka aku.” Benar? Dan anda tahu bagaimana cara melakukannya dengan sangat baik sehingga seolah-olah anda sedang membaca ayat atau mencatat khotbah di telepon anda, padahal sebenarnya anda sedang membuka Instagram dan membalas WhatsApp. Bagaimana saya tahu? Karena beberapa dari anda secara tidak sengaja menyukai posting Instagram saya dan membalas grup WhatsApp selama jam ibadah. Anda lupa bahwa saya ada di dalam grup. Dan saya merasakan godaan yang sama setiap kali saya melihat telepon saya sepanjang ibadah. Itu sebabnya saya dengan sengaja menjauhkan telepon saya saat jam ibadah. Saya tidak cukup kuat untuk menatap notifikasi itu dan tidak melakukan apa-apa. Saya berikan satu lagi. Mengikuti ibadah online secara rutin. Jika datang beribadah di tempat memiliki begitu banyak godaan, apalagi jika anda beribadah dari rumah. Anda bisa beribadah dari rumah dengan melakukan banyak hal lainnya. “Ting, oh kueku jadi. Aku harus keluarin dari oven.” “Oh, cucianku selesai. Aku harus segera masukin ke dryer.” Anda bisa beribadah sambil masak, sambil setrika, sambil bersih-bersih. Dan kemudian ketika ditanya, “Apa yang kamu dapatkan tadi dari khotbah?” Anda menjawab, “Aku ga inget tadi khotbah tentang apa. Aku cuman inget Yosi sering teriak tadi pas khotbah.” Saya tidak berkata bahwa ibadah online selalu salah. Ada beberapa alasan yang sah untuk beribadah online. Tetapi bagi banyak dari anda, ibadah online sudah menjadi sebuah kebiasaan yang begitu nyaman dan itu sangat tidak baik. Iblis sudah mencuri benih Injil dari anda. Atau mungkin anda ada di gereja, tetapi anda sibuk ngobrol di belakang. Anda mendengar namun anda tidak mendengar. Ini hanyalah beberapa dari banyak cara Iblis menghalangi kita untuk mendengar Injil.

Kedua, hati yang dangkal. Ini adalah benih yang jatuh di tanah yang berbatu. Ini mewakili mereka yang mendengar Injil dan segera menerimanya dengan sukacita. Mereka bersemangat tentang Injil, tetapi mereka tidak memiliki akar. Injil tidak bertumbuh dalam. Dan karena itu, mereka tidak memiliki kedalaman akar untuk mendapatkan nutrisi yang mereka butuhkan. Jadi, ketika masa sukar datang, ketika segala sesuatunya tidak berjalan sesuai dengan harapan mereka, mereka meninggalkan iman mereka. Mereka gagal dalam ujian kesulitan. Mereka hanya menginginkan Yesus sebagai asuransi. Mereka hanya menginginkan Yesus sebagai selimut keamanan dalam hidup. Jika Yesus memberikan apa yang mereka inginkan, mereka hadir. Jika Yesus tidak memberikan apa yang mereka inginkan, mereka keluar.

Dan saya telah melihat permainan ini berulang kali. Tipe orang seperti ini memperlakukan gereja sebagai hobi. Jadi, anda mungkin dibesarkan dalam keluarga Kristen. Pergi ke gereja setiap hari Minggu adalah bagian dari norma anda. Atau mungkin anda datang ke salah satu kebaktian gereja dan maju ke depan sewaktu altar call untuk memberikan hidup anda kepada Yesus. Dan anda rajin ke gereja. Anda tahu cara memainkan permainan gereja dengan sangat baik. Jadi, anda berpakaian baik setiap hari Minggu, memakai wajah gereja yang penuh senyum, bertemu banyak orang di gereja, dan berpura-pura semuanya baik-baik saja. Kemudian anda bernyanyi tentang bagaimana Tuhan mengasihi anda dan anda mungkin meneteskan air mata. Anda tahu semua ritme gereja. Anda tahu kapan harus mengangkat tangan dan anda tahu kapan harus berkata amin. Kemudian anda mendengarkan saya meneriaki anda tentang betapa berdosanya anda dan kabar baik Injil yang memanggil anda untuk bertobat. Anda merasa bersalah dan anda meminta maaf kepada Tuhan. Jadi, anda mengosongkan ember dosa anda untuk minggu itu, berkata amin kepada Injil, anda pulang, dan tidak ada yang berubah. Anda tidak punya niat sama sekali untuk menaati Tuhan. Jadi, anda mengisi ember dosa anda selama seminggu kedepan sebelum anda mengosongkannya lagi pada hari Minggu berikutnya. Tidak ada kedalaman dalam diri anda dan tidak ada keinginan untuk bertumbuh. Pergi ke gereja hanyalah hobi. Dan ini adalah hobi yang sangat buruk. Ini buang-buang waktu. Lebih baik anda berhenti ke gereja. Dan ini bukan perkataan saya. Ini perkataan Yesus. Karena hanyalah masalah waktu sebelum masalah datang. Dan ketika masalah terjadi, mereka yang berakar kuat akan tumbuh lebih kuat sementara anda akan hilang tertiup angin. Percuma anda datang ke gereja. Beberapa dari anda berpikir, “Khotbah Yosi hari ini mirip sama papinya. Isinya banyak marah-marah dan galak.” Tunggu saudara. Saya belom selesai. Saya akan jadi lebih galak.

Ketiga, hati yang bercabang. Ini adalah benih yang jatuh di tengah semak duri. Ini melambangkan mereka yang mendengar Injil, menerima Injil, ingin mengikut Yesus, tetapi hati mereka bercabang. Mereka menginginkan berkat Injil dan juga kesenangan dunia. Ini gambaran orang-orang Kristen yang menyedihkan. Ada banyak orang Kristen yang mengaku dengan mulut mereka bahwa Yesus adalah Tuhan tetapi menyembah berhala dengan hidup mereka. Dan dengan berhala, yang saya maksud bukan hanya patung. Berhala juga bisa menjadi apa pun yang anda cintai lebih daripada Tuhan. Dan seringkali berhala bukanlah hal-hal yang buruk. Berhala adalah hal-hal yang baik yang menghalangi pertumbuhan rohani kita. Ini adalah ujian kemakmuran. Dan hal-hal baik dalam hidup bisa lebih berbahaya daripada hal-hal buruk. Ini seperti seorang gadis yang memiliki hati yang bercabang. Seorang pria mengejarnya, mencintainya dan melamarnya. Dia berkata kepadanya, Sayang, aku ingin kamu tahu bahwa aku mencintaimu lebih dari apapun di dunia ini. Tidak ada yang bisa membuatku lebih bahagia daripada menghabiskan setiap hari bersamamu. Aku mungkin tidak memiliki pesawat pribadi seperti Bob. Aku mungkin tidak memiliki vila besar seperti Bob. Tetapi aku mencintaimu dengan sepenuh hatiku. Maukah kamu menikah denganku?Dan gadis itu menjawab, Aku juga mencintaimu dengan sepenuh hatiku. Tetapi beritahu aku lebih banyak tentang Bob.” Gadis ini memiliki hati yang bercabang. Dia mencintai pemuda itu, tetapi dia ingin tetap membuka pilihan. Cerita ini kedengarannya bodoh tetapi ini adalah gambaran dari banyak orang Kristen.

Intinya adalah anda tidak bisa memiliki Yesus dan berhala pada saat yang sama. Pilih salah satu dari yang mereka. Jika uang yang membuat anda merasa penting, maka lakukanlah apa pun untuk mendapatkan lebih banyak uang. Jangan memakai nama Tuhan untuk menghasilkan uang. Anda akan kecewa. Jika penerimaan orang lain adalah apa yang membuat anda merasa berarti, maka jualah jiwa anda untuk menyenangkan orang. Lakukan apa yang perlu anda lakukan untuk mendapatkan penerimaan mereka. Jangan menggunakan Tuhan untuk meningkatkan gambar diri anda ketika yang anda inginkan adalah pujian orang lain. Jika sukses adalah tujuan anda, maka berlarilah dengan cepat mengejar kesuksesan. Jangan melihat ke kanan dan ke kiri dan khawatir tentang bagaimana keputusan anda mempengaruhi orang lain. Jika keluarga adalah kesenangan utama anda, maka utamakanlah keluarga. Berhenti menghabiskan waktu datang ke gereja di hari Minggu dan ajaklah keluarga anda keluar kota jalan-jalan. Pergi ke pesta ulang tahun dan pertandingan olahraga anak anda. Jangan memakai gereja hanya supaya anda merasa tidak terlalu bersalah ketika anda lebih mementingkan keluarga daripada Tuhan. Banyak orang Kristen mencoba untuk memiliki keduanya. Mereka menginginkan sedikit dari Tuhan dan sedikit dari dunia. Dan ini sangat melelahkan. Karena anda tidak memiliki sukacita mengikuti Yesus, tetapi anda juga tidak memiliki kenikmatan penuh dari dosa. Tidak heran anda sengsara. Tidak heran anda tidak bertumbuh. Yesus hanyalah sarana untuk apa yang anda inginkan dalam hidup. Anda memiliki hati yang bercabang.

Keempat, hati yang menerima. Ini adalah benih yang jatuh di tanah yang baik. Ini melambangkan mereka yang mendengar Injil, menerima Injil, dan menghasilkan buah Injil. Dan buah yang dihasilkan adalah 30, 60 dan 100 kali lipat dari yang ditaburkan. Ini supernatural dan ajaib. Tetapi tahukah anda apa yang membuat tanah ini berbeda dari ketiga tanah lainnya? Kedalaman. Perbedaan antara tanah yang baik dan semua tanah lainnya adalah pada kedalaman tanahnya. Masalah dengan tanah yang lain adalah tidak ada kedalaman. Kita memahami ini. Di setiap benih, ada potensi pertumbuhan yang sangat besar. Satu benih kecil dapat menghasilkan pohon yang begitu besar. Tetapi agar benih dapat melepaskan kekuatannya, benih itu harus masuk jauh ke dalam. Benih harus berakar dalam. Tanah pertama tidak menghasilkan buah karena benih tidak masuk sama sekali. Tanah kedua tidak menghasilkan buah karena benih tidak masuk cukup dalam. Tanah ketiga tidak menghasilkan buah karena benih masuk ke dalam tetapi hanya pada tingkat semak duri. Itu tidak cukup dalam.

Jadi, bagaimana Injil dapat tumbuh berakar dalam di kehidupan anda? Inilah caranya. Injil tumbuh berakar dalam di kehidupan anda dengan cara mendengarkan Injil secara aktif. Lihat Markus 4:20 – Dan akhirnya yang ditaburkan di tanah yang baik, ialah orang yang mendengar dan menyambut firman itu lalu berbuah, ada yang tiga puluh kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, dan ada yang seratus kali lipat. Kita tidak dapat melihatnya dalam bahasa Indonesia tetapi dalam bahasa Yunani, tense yang digunakan untuk menjelaskan jenis pendengaran dalam ayat ini berbeda dengan semua jenis pendengaran lainnya di tanah yang lain. Tiga tanah pertama menggunakan aorist tense, yaitu sesuatu yang dilakukan sekali. Pendengaran seperti itu dangkal. Tetapi di tanah yang baik, itu menggunakan present tense. Ini berarti bahwa itu adalah pendengaran yang responsif. Ini adalah pendengaran yang terus-menerus, berkelanjutan, penuh perhatian. Pendengaran ini aktif dan tidak pasif. Dengan kata lain, inilah yang Yesus katakan. Perhatikan. Cara benih Injil melepaskan kekuatannya dalam hidup anda adalah dengan anda mendengarkan Injil, memikirkan Injil, merenungkan Injil, membahas Injil, dan menerapkan Injil berulang kali. Ini bukan sesuatu yang anda dengarkan sekali dan kemudian selesai. Ini adalah sesuatu yang anda terus datangi dan renungkan lagi dan lagi. Inilah bagaimana Injil tumbuh berakar dalam di kehidupan anda. Inilah bagaimana kuasa Injil yang luar biasa dilepaskan dalam hidup anda. Ini adalah bagaimana anda menghasilkan buah tiga puluh, enam puluh dan seratus kali lipat. Apakah anda mengikuti saya?

Dan jika itu adalah cara bagaimana Injil bertumbuh dalam di kehidupan anda, ini berarti anda harus sangat sabar dengan diri anda sendiri. Injil tidak tumbuh dalam diri anda dalam satu malam. Agar benih tumbuh dalam dan berbuah, dibutuhkan waktu. Hal ini tidak terjadi dalam sekejap. Benih yang segera muncul adalah benih yang tidak berakar dalam dan akan hilang. Tetapi jika anda ingin Injil berakar dalam, ini akan memakan waktu. Dan sebagian besar pekerjaannya tidak terlihat. Orang tidak dapat melihat apa yang terjadi di dalam tanah. Tetapi bukan berarti anda tidak bertumbuh. Ketika seorang petani menanam benih di dalam tanah yang baik, ia tidak putus asa ketika benih itu hilang. Dia tahu bahwa benih itu hidup dan tumbuh di bawah tanah. Dan hanyalah masalah waktu sebelum panen tiba. Inilah bagaimana Injil bertumbuh di dalam anda. Intinya adalah ini. Jika anda adalah tanah yang baik, jika anda memiliki hati yang menerima, Injil akan menghasilkan buah dalam hidup anda. Murid Yesus yang sejati akan bertumbuh. Tidak ada orang Kristen yang tidak berbuah. Dengarkan saya. Saya tidak mengatakan bahwa orang Kristen harus sempurna. Tetapi saya mengatakan bahwa orang Kristen sejati pasti berbuah. Mungkin butuh waktu, tetapi anda akan berbuah. Tetapi jika anda telah menjadi orang Kristen selama bertahun-tahun dan anda tidak menghasilkan buah, maka mungkin anda tidak memiliki tanah yang baik. Dan hari ini, Yesus memanggil anda untuk bertobat dari dosa-dosa anda dan mendengarkan Injil. Roh Kudus sedang membangunkan anda akan kuasa Injil yang sedang bekerja di dalam anda saat ini.

Tetapi inilah pertanyaannya. Mengapa Yesus mencirikan firman Allah, Injil, sebagai benih? Mengapa tidak mencirikan Injil sebagai bom yang menciptakan ledakan besar? Mengapa bukan pedang tajam yang memotong apa pun di depannya? Mengapa benih yang lemah dan kecil? Inilah alasannya. Karena benih melambangkan siapa Yesus dan untuk apa ia datang. Jika Yesus datang sebagai bom atau pedang, kita semua akan mati. Tetapi jika Yesus datang sebagai benih, maka kita bisa hidup. Dengarkan apa yang Yesus katakan dalam Yohanes 12:24 – Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah. Yesus sedang berbicara tentang dirinya sendiri. Dia adalah benih yang terutama. Pikirkan tentang itu. Yesus, raja yang berdaulat dengan segala otoritas dan kekuasaan, secara sukarela menjadi lemah bagi kita. Dia menjadi benih kecil yang masuk ke dalam tanah dan mati. Tetapi karena itu, kita bisa hidup. Inilah kekuatan benih Injil. Dan jika kita melihat Yesus melakukan itu untuk kita, jika kita melihat keindahan raja yang maha kuasa yang menjadi lemah bagi kita, inilah kuasa yang secara radikal mengubah kita dan membuat kita bertumbuh. Tidak ada yang akan bisa mengubah kita seperti melihat Yesus sebagai benih utama yang menjadi lemah dan mati untuk kita. Saat kita terus mendengarkan Injil, memikirkan Injil, membahas Injil, dan menerapkan Injil, Injil tumbuh berakar dalam di kehidupan kita. Dan Injil akan menghasilkan buah supernatural pada waktunya.

Saya akan tutup dengan ini. Bagaimana cara anda mendengar Injil hari ini? Karena cara anda mendengar memiliki konsekuensi yang kekal. Cara anda menanggapi Injil yang diberitakan menunjukkan kondisi hati anda. Khotbah yang baik sangatlah penting. Adalah tanggung jawab saya untuk mengkhotbahkan khotbah yang baik. Tetapi pendengaran yang baik sama pentingnya dengan khotbah yang baik. Pertanyaannya, anda termasuk tanah yang mana? Karena hanya satu dari empat yang menghasilkan buah. Hanya satu dari empat yang memiliki hidup yang kekal. Mari kita berdoa.

Discussion questions:

  1. It is possible to hear and not hear at the same time. Can you give some daily life examples?
  2. Share some practical ways we can sow the gospel seed wherever we are and to whoever around us.
  3. Read Mark 4:10-12. What strikes you the most about these verses?
  4. Out of the three bad soils (hard heart; shallow heart; distracted heart), which one are you most prone toward? Why?
  5. What step(s) you need to take to cultivate the active hearing of the gospel in your own life?
  6. How does the gospel seed change us?
No Comments

Sorry, the comment form is closed at this time.