01 Jul 1:10? – July 13
By Deborah Sherlly Yusuf
[1]Suatu ketika ada 10 orang kusta. Mereka mendengar bahwa ada seseorang yang bernama Yesus, yang berkuasa untuk menyembuhkan penyakit. Ketika Yesus berjalan melewati desa mereka, mereka berdiri agak jauh (karena mereka dianggap najis), dan berteriak “Yesus, kasihanilah kami. Sembuhkan kami.” Dengan penuh belas kasihan Yesus memandang mereka dan berkata “Tunjukkanlah dirimu kepada imam-imam”. Di tengah perjalanan ke tempat imam, sakit kusta mereka sembuh.
“Hey, aku sembuh. Kita semua sembuh” kata si A dengan terheran-heran sambil melihat kepada 8 orang lainnya.
“Aku harus segera menemui keluargaku. Sudah 5 tahun aku tidak bisa memeluk anakku” dengan segera si B segera berlari pulang.
“Wah, tepat sekali aku sembuh. Ladangku sudah menguning. Sekarang waktunya aku menuai“ kata si C dan berlari menuju ladangnya.
“Horeee aku sembuh. Akhirnya aku bisa menikah” sorak si D.
“Hey kawan, aku akan kembali menemui Yesus untuk berterima-kasih. Kalian ikut tidak?” teriak si K. Tapi tidak ada seorangpun yang menghiraukannya.
Ketika K melihat Yesus dari jauh, ia berlari dan berteriak “Yesus, aku sembuh!”. Berulang-ulang dia meneriakkan kata-kata ini, dan ketika ia sampai di kaki Yesus, ia tersungkur dan menyembah “Yesus, terima kasih.”
Lalu Yesus bertanya “Dimana 9 orang lainnya? Bukankah ada 10 orang yang sembuh dari kusta? Hanya kamu sendirikah yang kembali untuk mengucap syukur dan memuliakan Allah?”
Ketika membaca cerita ini, pertanyaan Yesus menyentak hati saya. Apakah saya termasuk salah satu dari 9 orang yang lupa untuk berterima-kasih? Apakah saya terlalu fokus kepada keluarga, pekerjaan atau bahkan masalah hingga saya lupa untuk mengucap syukur? Biarlah setiap kita selalu mengingat kebaikan dan pertolongan Tuhan sehingga di masa yang sulit, itu yang akan menjadi sumber kekuatan bagi kita.
“Slalu kuingat sgala kebaikanMu, di waktu lalu hingga kini
Betapa sayang Tuhan kepadaku, tak pernah Kau tinggalkanku”
Sorry, the comment form is closed at this time.