01 Jan Mengenal Yesus Melalui Bermain Game – Jan 14
By Jeffry Oscar
Sejak TK, orang tua saya memasukkan saya ke dalam sekolah yang kelasnya berbasis agama Katolik karena mereka mendengar pelajaran agama Katolik paling mudah dibandingkan agama lainnya. Saya sekolah di tempat ini sampai saya lulus SMP.
Masuk SMA, saya dipindahkan ke salah satu sekolah yang berbasis Kristen yang cukup jauh dari rumah saya. Di sekolah itu, teman – teman terlihat rajin ke gereja. Saya heran kenapa mereka begitu bersemangat ke gereja dan terus menerus mengajak saya. Saya menolak dengan alasan saya beragama Katolik dan biasanya pergi ke gereja Katolik dekat rumah, meskipun saya sudah tidak pernah ke gereja lagi, karena sudah tidak diharuskan sekolah.
Pada waktu itu sedang marak maraknya kompetisi game komputer “Counter Strike”. Teman – teman SMA saya membuat tim game untuk bertanding di warnet – warnet (Internet Café) dan mengajak saya untuk ikut dalam tim tersebut. Mereka tinggal di dekat sekolah saya, yang jaraknya cukup jauh dari rumah saya. Lucunya, mereka bersedia untuk datang menjemput saya untuk bermain bersama di warnet dekat sekolah, sebelum saya dipulangkan kembali ke rumah. Sebelum ke warnet, mereka mengajak saya ikut ke gereja dahulu karena “sekalian jalan”, kata mereka.
Sejak saat itulah saya mulai perlahan mengenal Yesus secara pribadi. Meskipun saya sudah tahu tentang Yesus sejak TK, saya baru memutuskan untuk menerimaNya sebagai juruselamat saya ketika saya SMA II.
Keputusan saya untuk bertobat dan menerima Yesus tidak terlepas dari peranan komunitas teman – teman saya, di dalam Tuhan, yang mau berkorban dan tidak menyerah dalam berusaha mengenalkan saya kepada Kristus, meskipun hanya dengan mengantar jemput saya. Saya bersyukur mempunyai komunitas di dalam Tuhan yang mengasihi saya dan ingin saya bisa mengenal Dia dan kasihNya.
Sorry, the comment form is closed at this time.