13 Dec Harapan dalam penderitaan
Ayub 1:1-22
Ada seorang laki-laki di tanah Us bernama Ayub; orang itu saleh dan jujur; ia takut akan Allah dan menjauhi kejahatan. Ia mendapat tujuh anak laki-laki dan tiga anak perempuan. Ia memiliki tujuh ribu ekor kambing domba, tiga ribu ekor unta, lima ratus pasang lembu, lima ratus keledai betina dan budak-budak dalam jumlah yang sangat besar, sehingga orang itu adalah yang terkaya dari semua orang di sebelah timur.
Anak-anaknya yang lelaki biasa mengadakan pesta di rumah mereka masing-masing menurut giliran dan ketiga saudara perempuan mereka diundang untuk makan dan minum bersama-sama mereka. Setiap kali, apabila hari-hari pesta telah berlalu, Ayub memanggil mereka, dan menguduskanmereka; keesokan harinya, pagi-pagi, bangunlah Ayub, lalu mempersembahkan korban bakaran sebanyak jumlah mereka sekalian, sebab pikirnya: “Mungkin anak-anakku sudah berbuat dosa dan telah mengutuki Allah di dalam hati.” Demikianlah dilakukan Ayub senantiasa.
Pada suatu hari datanglah anak-anak Allah menghadap TUHAN dan di antara mereka datanglah juga Iblis. Maka bertanyalah TUHAN kepada Iblis: “Dari mana engkau?” Lalu jawab Iblis kepada TUHAN: “Dari perjalanan mengelilingi dan menjelajah bumi.” Lalu bertanyalah TUHAN kepada Iblis: “Apakah engkau memperhatikan hamba-Ku Ayub? Sebab tiada seorangpun di bumi seperti dia, yang demikian saleh dan jujur, yang takut akan Allah dan menjauhi kejahatan.” Lalu jawab Iblis kepada TUHAN: “Apakah dengan tidak mendapat apa-apa Ayub takut akan Allah? Bukankah Engkau yang membuat pagar sekeliling dia dan rumahnya serta segala yang dimilikinya? Apa yang dikerjakannya telah Kauberkati dan apa yang dimilikinya makin bertambah di negeri itu. Tetapi ulurkanlah tangan-Mu dan jamahlah segala yang dipunyainya, ia pasti mengutuki Engkau di hadapan-Mu.” Maka firman TUHAN kepada Iblis: “Nah, segala yang dipunyainya ada dalam kuasamu; hanya janganlah engkau mengulurkan tanganmu terhadap dirinya.” Kemudian pergilah Iblis dari hadapan TUHAN.
Pada suatu hari, ketika anak-anaknya yang lelaki dan yang perempuan makan-makan dan minum anggur di rumah saudara mereka yang sulung, datanglah seorang pesuruh kepada Ayub dan berkata: “Sedang lembu sapi membajak dan keledai-keledai betina makan rumput di sebelahnya, datanglah orang-orang Syeba menyerang dan merampasnya serta memukul penjaganya dengan mata pedang. Hanya aku sendiri yang luput, sehingga dapat memberitahukan hal itu kepada tuan.” Sementara orang itu berbicara, datanglah orang lain dan berkata: “Api telah menyambar dari langit dan membakar serta memakan habis kambing domba dan penjaga-penjaga. Hanya aku sendiri yang luput, sehingga dapat memberitahukan hal itu kepada tuan.” Sementara orang itu berbicara, datanglah orang lain dan berkata: “Orang-orang Kasdim membentuk tiga pasukan, lalu menyerbu unta-unta dan merampasnya serta memukul penjaganya dengan mata pedang. Hanya aku sendiri yang luput, sehingga dapat memberitahukan hal itu kepada tuan.” Sementara orang itu berbicara, datanglah orang lain dan berkata: “Anak-anak tuan yang lelaki dan yang perempuan sedang makan-makan dan minum anggur di rumah saudara mereka yang sulung, maka tiba-tiba angin ribut bertiup dari seberang padang gurun; rumah itu dilandanya pada empat penjurunya dan roboh menimpa orang-orang muda itu, sehingga mereka mati. Hanya aku sendiri yang luput, sehingga dapat memberitahukan hal itu kepada tuan.”
Maka berdirilah Ayub, lalu mengoyak jubahnya, dan mencukur kepalanya, kemudian sujudlah ia dan menyembah, katanya: “Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya. TUHAN yang memberi, TUHAN yang mengambil, terpujilah nama TUHAN!” Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dan tidak menuduh Allah berbuat yang kurang patut.
Tubuh Kristus, anda akan menderita! Penderitaan bukanlah pilihan. Kadang-kadang kita berpikir ini adalah pilihan. Penderitaan bukanlah pilihan; ini adalah realitas kehidupan kekristenan. Jika anda bukan Kristen, anda mungkin terkejut mendengar hal ini karena semua hype palsu yang anda dengar tentang kekristenan. Anda menganggap bahwa keKristenan adalah cara untuk berada di sisi baik Allah dan menerima berkat-berkat-Nya, yang adalah juga benar. Jadi kalau itu bagaimana anda melihat kekristenan, saya senang anda datang pagi ini. Tapi ada sisi lain dari kekristenan yang kita harus bicarakan. Bagi orang Kristen, penderitaan seharusnya bukanlah sesuatu yang mengejutkan. Alkitab berbicara tentang penderitaan di mana-mana. Setiap buku dalam Alkitab membicarakan masalah penderitaan dalam skala yang berbeda. Saya tidak melihat bagaimana mungkin bagi kita untuk melewatkannya. Hal ini sangatlah jelas tertulis untuk kita baca. Anda bahkan tidak harus memahami bahasa Yunani atau Ibrani untuk memahami apa yang Alkitab katakan tentang penderitaan. Penulis-penulis buku dari Alkitab, dengan inspirasi dari Roh Kudus, membuat pernyataan demi pernyataan yang tidak mungkin bagi kita untuk mengartikannya dengan cara lain.
Filipi 1:29 – Sebab kepada kamu dikaruniakan bukan saja untuk percaya kepada Kristus, melainkan juga untuk menderita untuk Dia.
Apakah Paul bisa lebih jelas lagi dalam tulisannya? Menurut saya tidak. Dia menjelaskan bahwa jika anda menyebut diri anda Kristen, jika Allah telah memberikan karunia iman bagi anda untuk percaya kepada Yesus … sekarang mari kita berhenti di sini untuk beberapa detik. Berapa banyak dari anda percaya kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat? Angkat tanganmu. Apakah anda tahu bagaimana anda bisa percaya kepada Kristus? Hal ini terjadi bukan karena anda memilih untuk percaya kepada Kristus. Ya pada titik tertentu anda membuat keputusan untuk percaya Kristus tetapi kemampuan untuk memilih Kristus tidak berasal dari anda. Satu-satunya alasan anda memilih untuk percaya Kristus adalah karena Kristus telah memilih anda. Realitas kita tanpa Kristus adalah kita mati di dalam dosa kita. Sifat dosa kita membenci Allah dan tidak ingin memiliki hubungan dengan Tuhan. Kita senang akan kejatan dan kita membenci terang. Namun Allah dalam rahmat-Nya menghembuskan nafas kehidupan ke dalam kita dan membuka mata kita yang buta untuk melihat keindahan-Nya. Kita tidak layak sama sekali untuk menerimanya tapi dia datang dan menyelamatkan kita dari dosa kita. Yesus menanggung hukuman dosa yang kita miliki dan memberi kita berkah yang menjadi kepunyaannya. Pada salib Yesus Kristus, kita dibuat benar dengan Allah. Tidak hanya ia datang dan menyelamatkan kita, ia mengadopsi kita menjadi bagian dalam keluarga-Nya. Kita menjadi anak-anak Allah dan kita menjadi pewaris kerajaan abadinya. Dan akan datang suatu hari di mana kita akan memerintah dengan Dia selama-lamanya. Dan dalam semua ini, anda tidak bisa memilih. Itu telah dikaruniakan kepada anda bahwa anda akan percaya kepada Kristus. Keselamatan anda dikarenakan Kristus sendiri. Dia memilih anda dan dia membuat anda kepunyaan-Nya. Dan tidak ada yang bisa membatalkan cintaNya untuk Anda. Tidak ada kelaparan, tidak ada kematian, tidak ada rasa sakit, tidak ada penganiayaan, bahkan tidak dosa rahasia anda. Ini adalah kabar Injil.
Sekarang coba angkat tangan anda lagi jika anda percaya kepada Kristus. Angkat tangan anda tinggi-tinggi. Dengarkan bagi anda yang mengangkat tangan anda. Sebab kepada kamu dikaruniakan bukan saja untuk percaya kepada Kristus, melainkan juga untuk menderita untuk Dia. Anda tidak bisa memilih. Sama seperti anda tidak bisa memilih untuk keselamatan anda, anda tidak dapat untuk memilih apakah anda akan menderita atau tidak. Jemaat Kristus, telah dikaruniakan kepada anda bahwa anda akan menderita demi Kristus. Di sinilah dimana teologi kemakmuran sangat salah.
Jika anda tidak akrab dengan teologi kemakmuran, ini adalah ajaran populer yang memberitahu anda bahwa jika anda mengikuti Kristus, maka Allah akan memberkati anda dengan kesehatan dan kekayaan. Untuk bersikap adil terhadap mereka, ada bagian yang mereka lakukan yang bisa kita terima – bagaimana Tuhan ingin memberkati anda. Dia ingin memberkati anda lebih dari anda menginginkan berkat-Nya. Yohanes mengatakan bahwa Allah adalah mata air yang akhirnya akan memuaskan kehausan jiwa anda. Kita minum darinya dan menerima berkat-berkat dan kepuasan dari dia. Dan yang luar biasa tentang air hidup ini adalah bahwa adalah dia yang mengejar kita. Kitalah yang memiliki kehausan tapi kita terus meminum dari tempat yang salah. Namun ia adalah orang yang terus mengejar kita dan menawarkan kita untuk minum darinya. Dia ingin memberkati anda ketika bahkan anda tidak mencari. Jadi puji Tuhan karena kemurahan hatinya dan keinginannya untuk memberkati kita. Tapi setelah ini adalah bagian di mana teologi kemakmuran sangat salah. Mereka menyamakan berkat utama Tuhan dengan kesehatan dan kekayaan. Sementara Alkitab dengan jelas mengatakan kepada kita bahwa berkat terbesar Allah yang dia bisa berikan untuk kita adalah diri-Nya sendiri. Allah adalah berkat terbesar dari Injil. Dia adalah air hidup yang memuaskan dahaga Anda. Dia adalah roti hidup yang mengenyangkan rasa lapar kita. Dia adalah lagu yang kita nyanyikan. Dia adalah sukacita yang memenuhi hati kita yang kosong. Dia adalah alasan kita hidup. Dia. Tuhan adalah. Kristus adalah. Titik. Bukan kesehatan, bukan kekayaan, bukan keluarga, bukan sukses, bukan kekuasaan, bukan uang. Kristus adalah harta utama kita. Injil bukanlah jika anda percaya Yesus maka anda akan mendapatkan semua yang anda inginkan; Injil adalah jika anda percaya Yesus anda mendapatkan Yesus. Ini adalah berita Injil.
Saya yakin sekarang banyak dari anda mengangguk setuju dengan apa yang saya katakan. Entah bagaimana tetapi secara intelektual, anda mengerti hal ini. Anda memahami bahwa Kristus adalah berkat utama anda. Tapi kalau kita bisa bicara jujur, jika saya bicara jujur, banyak kali yang saya ketahui benar tentang Allah secara intelektual, belum tentu benar di hati saya. Bahkan, saya sering kali menemukan dua hal ini bertentangan. Saya setuju dengan kepala saya bahwa Yesus adalah harta utama saya, namun hati saya menginginkan sesuatu atau orang lain lebih daripada Yesus. Saudara mengalami apa yang saya alami? Sekarang mari saya ajukan pertanyaan. Dalam terang kemunafikan kita, apakah hal terbaik yang Tuhan bisa lakukan untuk kita? Anda mungkin akan tidak menyukai jawaban saya tapi ada sesuatu tentang penderitaan yang menunjukan apa yang hati kita sunguh-sunguh cintai dibandingkan dengan apa yang kita pikir kita cintai. Dan bagi Allah untuk menggunakan penderitaan untuk mengungkapkan kondisi dari hati kita yang sebenarnya adalah sebuah kebaikan untuk kita. Hanya ketika kita tahu bahwa kita sakit kita mulai mencari kesembuhan. Dan Allah adalah seperti seorang ahli bedah yang menakjubkan menunggu untuk beroperasi pada hati kita.
Pada bulan Juni 2009, saya didiagnosa menderita Leukimia. Banyak dari anda berada di sana ketika itu terjadi. Saya baru saja lulus dari Dallas Baptist University dan siap untuk mengubah dunia bagi Yesus ketika entah dari mana Leukimia memukul saya dengan keras. Dokter mengatakan kepada saya bahwa saya harus melalui kemoterapi sesegera mungkin dan mereka akan menghajar saya dengan dosis terkuat. Yang berarti saya akan menderita rasa sakit yang sangat besar untuk sementara waktu. Bahkan kemudian, tidak ada jaminan bahwa saya akan sembuh. Jika setelah kemoterapi tubuh saya berhasil untuk tetap bersih selama dua tahun, maka ada kesempatan baik untuk saya sembuh. Tapi titik yang pasti adalah lima tahun. Jika tubuh saya berhasil tetap bersih selama 5 tahun, maka mereka akan mendeklarasikan saya sembuh secara medis. Sampai hari ini, saya sudah bersih selama lebih dari 6 tahun dan ya saya sudah dinyatakan sembuh secara medis dari Leukimia. Puji Tuhan.
Sekarang dengarkan baik-baik. Ini adalah apa yang saya tidak katakan. Saya tidak mengatakan jika anda percaya Yesus sebagai Tuhan, anda pasti akan mendapatkan kesembuhan dari Leukimia. Saya tidak mengatakan jika anda percaya Tuhan maka Tuhan akan melepaskan anda dari penderitaan. Itu tidak mungkin benar. Anda tahu mengapa? Karena saya pribadi mengenal 3 orang Kristen lainnya yang menderita Leukemia yang sama seperti saya yang tidak mendapatkan kesembuhan. Satu baru saja meninggal beberapa waktu yang lalu dan dia adalah orang yang mengabdikan hidupnya untuk melayani Kristus. Jadi saya tidak berkata kepada anda jika anda percaya Kristus maka semuanya akan baik-baik saja. Saya tidak bisa. Anda bisa melihat kebenaran ini dengan melihat kehiduan dari banyak pahlawan dalam Alkitab. Banyak dan banyak dari mereka menderita selama hidup mereka. Saudara bisa baca biografi orang-orang yang Allah gunakan secara luar biasa sepanjang sejarah. Semua dari mereka menderita dan banyak dari mereka tidak pernah mengalami pembebasan yang ajaib. Jadi saya tidak bisa menjanjikan anda bahwa jika anda percaya Kristus, maka anda pasti akan mengalami terobosan dalam rasa sakit dan perjuangan anda.
Apakah Tuhan sanggup melakukan mujizat dalam situasi anda? TENTU SAJA. Dia melakukannya dalam kehidupan saya. Ia menyembuhkan saya dari Leukimia. Ia mengeluarkan Yusuf dari penjara dan mempromosikan dia untuk posisi Perdana Menteri dalam sehari. Dia memberikan anak kepada Abraham di usia tuanya. Daud membunuh Goliat oleh kuasa Allah. Elia memanggil api dari langit dan Tuhan menjawab. Allah mengutus malaikat untuk menutup mulut singa untuk Daniel. Jadi ya Allah bisa! Berdoa kepadanya, minta kepada dia, percaya padanya, dan panggil dia dalam iman karena ia mampu membebaskan anda. Tapi itu tidak berarti dia akan melakukannya. Rasul Paulus, seorang pria yang Allah gunakan untuk menulis lebih dari setengah dari Perjanjian Baru, memohon kepada Tuhan tiga kali untuk mengambil duri dalam dagingnya. Kita tidak tahu persis apa duri dalam daging Paulus tetapi kita tahu pasti itu adalah sesuatu yang menyebabkan dia menderita secara berulang-ulang. Namun terhadap Paulus Tuhan berkata TIDAK. Tuhan tidak akan mengambil duri dalam daging Paulus.
Sekarang lihat saya. Saya mengasihi setiap dari anda. Dan jika anda datang kepada saya dan mencritakan kesusahan dan kesukaran anda, hati saya merasa nyeri untuk anda. Dan adalah harapan saya yang tulus untuk Allah akan melepaskan anda dari semua itu. Hati saya hancur ketika saya berpikir bahwa beberapa dari anda mungkin harus melawan keinginan homoseksual yang anda miliki selama hidup anda. Hati saya hancur ketika saya berpikir bahwa beberapa dari anda akan harus menerima penolakan dari keluarga anda untuk jangka waktu yang panjang karena iman anda dalam Kristus. Hati saya hancur ketika saya tahu beberapa dari anda akan menghadapi pertempuran dengan depresi tahun demi tahun. Hati saya hancur mengetahui bahwa beberapa dari anda dilahirkan dengan keterbatasan mental atau fisik yang akan menghambat pertumbuhan anda sepanjang hidup anda. Dan ketika anda datang dan memberitahu saya tentang hal itu, saya akan berdoa dengan anda. Saya akan berharap bersama anda. Saya akan percaya Kristus bersama-sama dengan anda. Saya akan memohon kepada Kristus untuk jawaban bersama dengan anda. Tapi saya mengasihi saudara cukup untuk mengatakan yang sebenarnya. Saya tidak bisa menjanjikan anda bahwa Kristus pasti akan membebaskan anda dari penderitaan anda dalam hidup ini. Tapi ini saya bisa janjikan untuk anda. Bahwa bagi mereka yang mengasihi Kristus, setiap milidetik yang anda derita demi Kristus tidak akan pernah sia-sia. Allah memiliki rencana dan tujuan dalam penderitaan anda. Dan hal ini adalah baik. Ini mungkin tidak tampak menyenangkan sekarang tapi itu baik untuk jiwa kita. Ini adalah harapan yang kita yakini di tengah-tengah penderitaan. Saya telah mengatakan hal ini berulang kali dan saya berdiri teguh di atas pernyataan ini. Sampai hari ini, selain menyelamatkan saya oleh kasih karunia-Nya semata mata, kanker adalah hal terbaik yang pernah Allah ijinkan terjadi kepada saya.
Pagi ini kita akan melihat kehidupan seorang pria dengan nama Ayub. Saya tidak akan bisa menjawab semua pertanyaan anda tentang penderitaan. Kitab Ayub juga tidak akan memberitahu anda segala sesuatu yang anda ingin tahui tentang penderitaan. Jika anda sudah familiar dengan kisah Ayub, maka anda akan tahu bahwa di dalam seluruh buku, Ayub hanya memiliki satu pertanyaan besar tentang penderitaan, pertanyaan yang sama bahwa kita semua tanyakan dalam penderitaan kita – MENGAPA. Dia ingin Allah menjelaskan kepadanya mengapa. Dan izinkan saya memberi tahu terlebih dahulu kepada anda. Allah tidak pernah menjawab pertanyaan Ayub. Sebaliknya, Allah menjawab pertanyaan Ayub dengan banyak pertanyaan. Jadi jangan berharap untuk pulang siang ini dengan jawaban yang tepat mengenai pertanyaan mengapa anda. Tapi saya ingin memberikan tiga kerangka dari kisah Ayub yang dapat membantu anda menemukan harapan dalam masa penderitaan. Tiga kerangka itu adalah: Kedaulatan Tuhan dalam penderitaan; Tujuan Tuhan dalam penderitaan; Kebaikan Tuhan dalam penderitaan.
Kedaulatan Tuhan dalam penderitaan.
Pada awal Ayub pasal 1, kita diperkenalkan dengan seorang pria dengan nama Ayub. Beberapa hal yang kita tahu tentang Ayub. Dia saleh dan jujur, dia takut akan Allah, dia sangat kaya dan dia sangat mengasihi keluarganya. Terdengar sempurna? Tapi kemudian pada akhir pasal 1, ia kehilangan segalanya. Ia kehilangan semua hartanya dan semua anak-anaknya meninggal. Yang dia masi miliki pada akhir pasal 1 adalah kesehatannya dan istrinya. Tapi kemudian jika anda membaca pasal 2, anda akan menemukan bahwa ia juga kehilangan kesehatannya dan istrinya menjadi muak dan menyuruhnya untuk mengutuki Allah. Apa yang terjadi?
Di sinilah Alkitab menantang cara pandang kita yang salah. Pada dasarnya ketika penderitaan datang, ada dua cara dasar orang menanggapinya. Jika anda agamawi, anda akan bertanya, ‘Kesalahan apa yang aku lakukan? ‘Mengapa Allah menghukum aku?’ Cara pandang ini beroperasi dengan metode sebab dan akibat. Jika anda berbuat baik maka Allah akan memberkati anda dan jika anda melakukan hal yang buruk maka Allah akan menghukum anda. Jadi alasan kita menderita adalah karena Allah tidak senang dengan kita dan kita perlu melakukan sesuatu yang ‘lebih.’ Mereka lihat penderitaan sebagai hukuman. Cara pandang yang lebih sekuler, melihat penderitaan sebagai kebetulan. Bagi mereka, penderitaan membuktikan bahwa Tuhan tidak ada atau jika ada Tuhan, maka Tuhan tidak kompeten karena ia tidak bisa menghentikan penderitaan. Tapi kitab Ayub menolak kedua cara pandang ini. Kita mendapatkan sekilas dari realitas sesungguhnya dalam percakapan antara Allah dan Iblis.
Dalam percakapan antara Allah dan Iblis, kita membaca bahwa Allah sedang memuji Ayub di hadapan Iblis. Tuhan begitu senang dengan Ayub karena tidak ada lagi yang seperti dia di bumi. Tapi kemudian Iblis mengatakan kepada Tuhan bahwa alasan Ayub begitu baik adalah karena Allah memberkati dia. Coba sakiti Ayub dan lihat apa yang akan terjadi. Dan Allah mengijinkan Iblis untuk melakukan hal itu, tetapi pada saat yang sama memberikan batasan apa yang dia bisa dan tidak bisa lakukan. Jadi Iblis pergi dan mulai menyakiti Ayub.
Kalau saudara baca dengan sekilas, tampaknya seperti Allah sedang bermain catur dengan Iblis. Kedengarannya mengerikan. Tapi jika kita menafsirkan kisah ini dengan cara itu kita akan kehilangan keindahan cerita ini. Perhatikan baik-baik percakapan antara Allah dan Iblis. Siapa yang mencetuskan ide untuk menyakiti Ayub? Iblis. Siapakah yang pergi dan menyakiti Ayub? Iblis. Ini memberitahu kita bahwa Tuhan bukanlah pencipta rasa sakit dan penderitaan. Kita tahu dari kitab Kejadian bahwa ketika Tuhan menciptakan dunia, ia menciptakan dunia yang sempurna tanpa rasa sakit dan penderitaan. Tetapi ketika kita memberontak terhadap Allah, kita melepaskan kekuatan kematian di alam semesta ini. Dari sinilah asal mula semua sakit dan penderitaan. Allah tidak bertanggung jawab langsung untuk semua rasa sakit dan penderitaan yang kita alami di dunia ini. Jadi kita tahu dari dialog ini bahwa Allah tidak dengan sengaja menyebabkan penderitaan pada kehidupan Ayub. Iblis adalah satu-satunya yang bertanggung jawab untuk itu.
Namun, Allah pegang kendali secara mutlak. Kita tidak memiliki dua kekuatan berlawanan yang baik dan jahat berperang untuk supremasi. Ini bukan realitas kehidupan kita. Ya ada kekuatan jahat yang mencoba untuk menghancurkan kita tapi kekuatan jahat itu tidak di luar kendali Tuhan. Kita melihat ini dalam percakapan Allah dengan Iblis. Iblis harus meminta izin Allah untuk menyakiti Ayub. Saya tidak mengada-ada. Iblis tak berdaya di hadapan Allah.
Sangat penting bagi kita untuk memahami hal ini di masa penderitaan. Banyak kali kita sering salah percaya bahwa Allah terkejut melihat penderitaan kita. “Oh my self, aku minta maaf Yosi. Aku tidak melihatnya datang. Aku tidak menyadari Setan akan memukul kamu dengan Leukimia. Itu adalah gerakan yang sangat cerdas olehnya. Dia melihat kelengahanku. Tapi jangan khawatir. Aku akan mengurusnya. Aku akan memikirkan sesuatu yang baik yang dapat aku lakukan dari leukemiamu.” Ini bukalah gambaran Alkitab tentang Tuhan. John Piper sering mengatakan “Tuhan bukanlah sopir ambulans. Dia tidak muncul setelah kecelakaan dan mencoba untuk memperbaikinya!” Tuhan dalam Alkitab adalah Tuhan yang berdaulat atas setiap molekul di alam semesta. Tidak untuk satu milidetik ia terkejut dengan apa yang terjadi pada anda. Jadi ambillah napas dalam-dalam. Tenang. Allah tidak terkejut atas penderitaan anda. Dia mengijinkan hal itu. Dia pegang kendali penuh. Tidak ada yang bisa terjadi pada anda di luar kendalinya. Hanya ketika anda menerima kebenaran ini, anda bisa mulai menerima kebenaran berikutnya.
Tujuan Tuhan dalam penderitaan.
Tuhan di dalam Alkitab tidak hanya Tuhan yang berdaulat atas penderitaan anda, tetapi ia juga Tuhan yang memiliki tujuan dalam penderitaan anda. Apakah anda menyadari bahwa Iblis memiliki tujuan untuk penderitaan anda? Dia memiliki tujuan dalam penderitaan Ayub. Apa yang ingin Iblis capai? Iblis ingin Ayub mengutuki Tuhan. Itulah tujuannya. Ini adalah tujuan utama dalam semua yang dilakukannya. Iblis ingin merampok anda dari Tuhan dan membuat anda mengutuk Tuhan. Jadi dia menimbulkan penderitaan pada Ayub. Tapi apa yang menakjubkan tentang teks ini adalah bahwa Iblis memiliki tujuan dalam penderitaan anda, tetapi Tuhan juga memiliki tujuan dalam penderitaan anda. Dan tujuan Tuhan menang atas tujuan Iblis
Jadi dalam dialog antara Allah dan Iblis, Iblis menuduh Ayub takut akan Allah karena semua berkat-berkat yang Tuhan berikan kepada Ayub. Iblis yakin dengan sepenuhnya bahwa jika Allah mengizinkan dia untuk mengambil berkat-berkat itu, maka Ayub akan berhenti mencintai Tuhan. “Ayub bukanlah orang yang tulus. Dia tidak benar-benar mencintai Allah, tetapi ia mencintai berkat Allah.” Jadi Tuhan membiarkan Iblis mengambil berkat-berkat itu. Mengapa? Sementara Iblis mencoba untuk membuat Ayub mengutuki Tuhan, Tuhan akan menggunakan penderitaan ini agar Ayub tahu bahwa Ayub tidak mengasihi Tuhan untuk apa yang dia berikan kepada Ayub tetapi untuk siapa Tuhan sesungguhnya. Tujuan siapa yang tercapai? Dengarkan respon Ayub setelah ia mendengar berita bahwa semua kekayaannya hilang dan anak-anaknya tewas.
Ayub 1:20-22 – Maka berdirilah Ayub, lalu mengoyak jubahnya, dan mencukur kepalanya, kemudian sujudlah ia dan menyembah, katanya: “Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya. TUHAN yang memberi, TUHAN yang mengambil, terpujilah nama TUHAN!” Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dan tidak menuduh Allah berbuat yang kurang patut.
TUHAN menang. Dia tidak hanya menang, tujuan Tuhan menhancurkan semua tujuan Iblis. Tapi cerita berlanjut. Dalam pasal yang ke 2, anda akan menemukan hal yang sama terjadi lagi. Allah memiliki percakapan lain dengan Iblis di mana ia kembali membanggakan Ayub. “Apakah kamu melihat hamba-Ku Ayub? Rencana kamu menjadi senjata makan tuan. Dia mencintaiku lebih dari kekayaan dan anak-anaknya.” Tapi Iblis melanjutkan dengan mengatakan bahwa tidak ada seorang pun yang mengasihi seseuatu lebih dari hidupnya sendiri. Jadi jika Tuhan mengijinkan dia untuk mengambil kesehatan Ayub dan menimbulkan rasa sakit yang luar biasa di tubuhnya, maka Ayub akan mengutuk Allah. Jadi Tuhan membiarkan Iblis melakukan apa yang dia rencanakan, dengan batasan untuk tidak menyentuh nyawa Ayub. Kemudian Iblis pergi dan melakukan pekerjaannya. Ayub menderita luka barah yang busuk di seluruh tubuhnya. Luka barah adalah luka di kulit yang membuat kulit anda sangat gatal dan sakit. Dengan kejadian ini, istrinya tidak tahan lagi. Tapi bagaimana respon Ayub?
Ayub 2:9-10 – Maka berkatalah isterinya kepadanya: “Masih bertekunkah engkau dalam kesalehanmu? Kutukilah Allahmu dan matilah!” Tetapi jawab Ayub kepadanya: “Engkau bicara seperti perempuan gila! Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk?” Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dengan bibirnya.
Bagi Ayub, Tuhan lebih indah daripada hidup. Ayub adalah orang yang benar-benar mengerti kasih karunia. Ayub mengerti dengan sangat jelas bahwa semua yang ia miliki berasal dari Allah. TUHAN memiliki hak untuk memberi dan TUHAN memiliki hak untuk mengambil. Saya berdoa siang ini agar setiap kita dapat merangkul apa yang dikatakan Ayub. Salah satu alasan utama mengapa kita merasa sulit untuk merangkul penderitaan adalah ketidak pahaman kita tentang sifat dasar dari kasih karunia. Banyak pengkhotbah populer mencoba untuk melunakkan perkataan Ayub dengan mengatakan bahwa pandangan Ayub terhadap Allah adalah salah. Mereka mengatakan hal-hal seperti, “Allah tidak akan pernah mengambil berkat-Nya. Allah tidak akan pernah mengizinkan hal hal yang buruk terjadi dalam hidup anda. Keinginan Tuhan hanya untuk membuat anda kaya dan sehat. Tuhan ingin anda untuk memiliki kehidupan terbaik sekarang. Yang Ayub perlukan adalah memiliki iman yang lebih. Jika Ayub memiliki iman yang lebih dan jika Ayub berdoa lebih maka Tuhan akan memberkatinya. Alasan mengapa Ayub menderita banyak adalah karena ia memiliki pandangan yang salah terhadap Allah. Jadi Allah mendisiplin Ayub atas pandangannya yang salah tentang Allah.” Terima kasih banyak Pak Pendeta kemakmuran tapi saya percaya anda sangat salah. Bagaimana saya tahu? Karena garis berikutnya dalam ayat ini mengatakan bahwa “Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dengan bibirnya.”
Ayub memahami kasih karunia Allah. Dia mengerti bahwa dia layak menerima apa-apa selain kematian tetapi Allah dengan kekayaan anugerah-Nya menyelamatkan dan memberkati Ayub. Ayub tidak mempunyai hak untuk menerima semua itu. Itu semua karena kasih karunia Allah. Jika anda tidak mengerti dengan kata kasih karunia, kasih karunia berarti sesuatu yang anda terima semata-mata atas kebaikan Allah. Anda tidak bisa bekerja untuk mendapatkannya atau mempunyai hak untuk memilikinya. Allah memiliki hak sepenuhnya untuk memberikan dan dia memiliki hak sepenuhnya untuk mengambil. Tidak hanya Ayub mengerti kasih karunia tapi dia mengerti Injil Kristus. Bagaimana Ayub bisa mengerti Injil Kristus? Saya tidak tahu. Tanyakan padanya ketika anda bertemu dengannya di kehidupan kekal. Tetapi Ayub memahami bahwa Injil Kristus bukanlah jika anda percaya kepada Tuhan maka anda akan mendapatkan semua yang anda inginkan tetapi jika anda percaya kepada Tuhan maka anda mendapatkan Tuhan dan itu sudah lebih dari cukup.
Iblis memiliki tujuan untuk hidup Ayub. Dan Allah mengijinkannya dalam sedemikian rupa sehingga tujuan Iblis akhirnya akan menjadi bumerang bagi Iblis dan mencapai tujuan Allah. Itulah alasan mengapa hari ini kita berbicara tentang Ayub. Itu sebabnya ribuan tahun kemudian orang masih membaca tentang kehidupan Ayub dan imannya, keteguhan di tengah-tengah penderitaan. Jika ada denominator umum yang dialami setiap kehidupan umat manusia itu adalah penderitaan. Dan tidak ada satu bukupun yang menjelaskan kompleksitas penderitaan seperti kitab Ayub. Setiap pandangan dunia yang lain terhadap penderitaan akan membuat anda merasa putus asa. Tapi kitab Ayub memberitahu kita bahwa ada harapan dalam penderitaan. Ada tujuan di balik setiap rasa sakit. Rasa sakit dan penderitaan bukanlah sesuatu yang tidak mempunyai nilai. Tuhan menyelesaikan tujuan besar-Nya dengan menggunakan tujuan Iblis bagi Ayub untuk mengutuki Allah.
Kebaikan Tuhan dalam penderitaan.
Jika anda memahami bahwa Tuhan memegang kendali atas penderitaan anda dan jika anda tahu bahwa Allah memiliki tujuan dalam penderitaan anda, maka anda akan dapat mulai melihat kebaikan Tuhan dalam penderitaan anda. Tapi kebaikan Tuhan dalam penderitaan kita tidak datang dalam paket yang kita inginkan, seperti yang kita akan lihat dalam kehidupan Ayub. Kita akan melihat kebaikan Tuhan dalam dua cara. Pertama, kita akan melihat kebaikan Tuhan dalam apa yang Dia tidak katakan, dan kedua, kita akan melihat kebaikan Tuhan dalam apa yang Dia katakan.
Pertama, kebaikan Allah dalam apa yang dia tidak katakan. Ijinkan saya menjelaskan dengan cerita saya. Ketika saya didiagnosa Leukemia, apakah anda tahu apa perjuangan utama saya? Perjuangan utama saya bukan saya berhenti percaya bahwa Allah berdaulat dan pegang kendali. Semua yang saya baca di dalam Alkitab dari usia dini sudah cukup untuk memberitahu saya bahwa Allah pegang kendali. Saya juga tahu bahwa Allah memiliki tujuan. Tidak ada keraguan dalam hidup saya pada daerah ini. Belajar Alkitab di Dallas selama 5 tahun sudah mempersiapkan saya untuk mengerti hal ini. Tapi ini adalah bagian yang memukul saya dari belakang. Anda siap? Struggle utama saya adalah pertanyaan “MENGAPA?” Atau lebih tepatnya, “MENGAPA AKU?” Apa ada diantara saudara yang pernah bertanya pertanyaan ini dalam penderitaan anda?
Ini tidak masuk akal bagi saya. Saya menghabiskan 5 tahun mempersiapkan diri untuk melayani Tuhan. Ya mungkin bisa dihitung 4 tahun jika anda mengurangi satu tahun pertama di mana saya menjadi liar. Jadi setelah empat tahun persiapan dan lulus dengan Cum Laude, saya sudah siap untuk mengubah dunia bagi Yesus. Kemudian dua minggu setelah saya mendarat di Sydney, boom Leukimia. What? Mengapa Allah melakukan itu? “Tuhan, aku ada di sisiMu. Aku akan mengubah dunia untuk Engkau. Jika Kamu ingin seseorang mati untuk memenuhi tujuanMu, aku memiliki daftar nama yang aku dapat berikan. Tapi sama aku tidak ada dalam daftar itu. Nama aku harus berada di daftar orang-orang yang Kamu gunakan untuk mengubah dunia. Bukan Leukimia!”
Ayub mengalami perjuangan yang sama. Bukan berarti bahwa Ayub berhenti mempercayai Allah yang berdaulat. Ini bukan berarti bahwa ia berhenti untuk percaya bahwa Allah memiliki tujuan. Tapi Ayub ingin tahu mengapa! Ia gagal untuk melihat kebaikan Tuhan dalam rasa sakit yang dia alami. Jadi dari pasal 3 sampai pasal 37, anda akan menemukan argumen antara Ayub dan ketiga temannya tentang hal ini dan kemudian akan muncul seorang teman lagi yang lebih muda. Kesimpulan dari argumen mereka adalah ini – Ayub ingin tahu mengapa. Tiga teman-temannya mengatakan kepadanya semua itu terjadi karena ada dosa rahasia dalam hidup Ayub dan bahwa ia harus mengaku dan bertobat dari dosa itu. Ayub berpegang keras terhadap intergritasnya. Tiga temannya terus mengatakan kepadanya bahwa ia salah. Ayub mengatakan perkataan mereka itu omong kosong. Penjelasan mereka tidak masuk akal. Dan Ayub ingin Allah menjelaskan dirinya kepada Ayub. Pembicaraan ini terus berlanjut sampai pasal 37. Kemudian Tuhan muncul dalam pasal 38. Sekarang pada saat Tuhan muncul, anda berharap Tuhan datang dan menjelaskan semuanya kepada Ayub dan mungkin meminta maaf kepada Ayub untuk semua penderitaannya. Tapi sebaliknya, Tuhan melakukan sesuatu yang sangat berbeda.
Ayub 38:1-3 – Maka dari dalam badai TUHAN menjawab Ayub: “Siapakah dia yang menggelapkan keputusan dengan perkataan-perkataan yang tidak berpengetahuan? Bersiaplah engkau sebagai laki-laki! Aku akan menanyai engkau, supaya engkau memberitahu Aku.”
Daripada menjawab pertanyaaan Ayub, Tuhan malah bertanya kepada Ayub. Kemudian Allah mulai melemparkan pertanyaan demi pertanyaan kepada Ayub dari pasal 38 sampai 41. Dan yang luar biasa adalah Allah sama sekali tidak menjawab pertanyaan Ayub. Tuhan bahkan tidak memberikan sedikit penjelasan pun kepada Ayub untuk pertanyaan ‘mengapa.’ Ini adalah sesuatu yang anda dan saya perlu menerima. Di dalam masa masa penderitaan kita, kita akan ingin tahu jawaban dari pertanyaan ‘mengapa.’ Kita percaya jika kita hanya tahu ‘mengapa’ maka kita akan mampu bertahan. Tapi Tuhan tidak melihat dengan cara yang sama. Dalam kasus Ayub, memeberi tahu alasan kenapa dia harus menderita akan menghancurkan rencana Allah bagi Ayub. Ingat bahwa Iblis menuduh Ayub untuk mengasihi Allah karena berkat-berkatnya bukan untuk siapa Tuhan bagi Ayub. Allah menolak tuduhan Iblis dan mengijinkan dia untuk menguji Ayub. Dan hari ini kita mempelajari kehidupan Ayub dalam menangani penderitaan. Coba bayangkan jika Allah menjelaskan semuanya kepada Ayub bahwa alasan ia harus melalui penderitaan dalam rangka baginya untuk mencintai Tuhan untuk siapa Tuhan dan bahwa kemudian untuk ribuan tahun kedepan, orang-orang akan belajar dari hidupnya dan bagaimana ia bertahan dalam penderitaan. Apa yang anda pikir akan terjadi? Ini akan mengalahkan tujuan Allah bagi Ayub. Jika Allah memberikan Ayub alasan dia menderita, Ayub akan bertekun dalam penderitaan bukan karena dia mengasihi Tuhan saja tetapi juga karena namanya akan menjadi besar. Itu sebabnya Tuhan tidak pernah menjawab pertanyaan Ayub. Bukan karena Tuhan jahat tapi pilihan Tuhan untuk tidak menjawab keluar dari kebaikan Allah bagi Ayub. Kita perlu untuk merangkul tidak adanya penjelasan atas penderitaan kita sebagai jawaban dari Tuhan.
Tapi kita juga perlu melihat kebaikan Tuhan dalam apa yang dia katakan. Inilah yang Tuhan lakukan – dia memberikan pertanyaan kepada Ayub. “Ayub, dimanakah kamu sewaktu Aku menciptakan alam semesta? Apakah kamu disitu? Oke berikutnya. Siapa yang memerintahkan matahari untuk terbit pada pagi hari dan matahari untuk terbenam pada malam hari? Apakah kamu yang melakukanya? Aku juga berpikir demikian. Berikutnya. Siapa yang memberikan makanan untuk semua binatang liar? Apakah kamu tahu berapa banyak mereka makan? Hmmm kamu ngomong apa? Tidak tahu? Berikutnya. Siapa yang memerintahkan awan untuk menyerap air dari laut dan memberikan hujan ke tanah pada musimnya? Bisakah kamu melakukan itu? Tidak bisa? Jikalau begitu, siapakah kamu untuk mempertanyakan apa yang Aku lakukan dan memberitahuku bagaimana menjalani alam semesta ciptaanku? “
Harap dicatat bahwa Allah bukan sedang mengejek Ayub. Tuhan ingin Ayub untuk memahami siapa Allah. Kebijaksanaan Tuhan jauh melampaui Ayub. Bahkan jika saja Tuhan menjelaskan dirinya kepada Ayub, Ayub tidak akan mengerti. Ini seperti ketika anak berusia tiga tahun bertanya kepada orang tua mereka, ‘Papi, dari mana bayi berasal.’ Pada titik ini ayah yang bijak tidak akan mengatakan, “Begini nak, ayah dan ibu melakukan hubungan seks. Dan ketika kami melakukannya, Papi mengirimkan jutaan sperma ke dalam telur mamimu’ dan kemudian menjelaskan seluruh biologi kelahiran. Anda tidak akan melakukan itu. Kenapa? Karena sang anak tidak akan mengerti. Jika itu perbedaan dalam pengetahuan dan kebijaksanaan antara seorang anak kecil dan orang dewasa, betapa jauh lebih besar perbedaan dalam kebijaksanaan dan pengetahuan antara Sang Pencipta dan ciptaanNya? Antara Dia yang tak terbatas dan anda yang terbatas? Antara Allah yang kekal dan anda yang mempunyai kehidupan sekitar 70 tahun?
Maka Allah, dari kebaikan-Nya, menjawab pertanyaan mengapa penderitaan dengan mengingatkan kita siapa dia. Hanya karena anda tidak dapat melihat alasan dalam penderitaan bukan berarti tidak ada alasan. Apa yang kita butuhkan dalam masa penderitaan bukanlah mengetahui alasan di balik penderitaan kita, tetapi mengetahui siapa dia. “What we need is not knowing why but knowing who.”
Saya akan menutup kotbah dengan poin berikut. Masalah utama kita dalam penderitaan, masalah utama saya dalam penderitaan, adalah saya sering tidak percaya bahwa Allah mengasihi saya. Secara Intelektual, kita mengerti. Kita mendengar kabar baik Injil minggu demi minggu. Saya memberitakan kabar baik Injil minggu demi minggu. Secara intelektual, saya mengerti. Tetapi lebih sering daripada tidak, apa yang saya percayai secara intelektual tidak selalu sama dengan apa yang saya percayai di dalam hati saya. Dan penderitaan mengungkapkan hal ini. Penderitaan mengungkapkan kepada kita apakah apa yang kita percaya secara intelektual sinkron dengan apa yang kita yakini dalam hati kita. Allah dalam kebaikan-Nya kepada kita, memungkinkan kita untuk melihat itu memalui penderitaan. Seperti seorang ahli bedah yang siap untuk mengobati tumor, Allah menunjukkan kepada kita bahwa kita memiliki tumor di hati kita. Tapi dia tidak hanya menunjukkan fakta bahwa kita memiliki tumor, dia juga siap membelah dan mengobati kita.
Dalam salah satu pertanyaan yang Allah lemparkan kepada Ayub, Dia berkata begini. Ayub 40:3 – Apakah engkau hendak meniadakan pengadilan-Ku, mempersalahkan Aku supaya engkau dapat membenarkan dirimu? Apa yang Tuhan katakan kepada Ayub adalah apakah Ayub akan menyalahkan Tuhan supaya Ayub dapat menjadi benar? Tentu saja jawaban langsung dalam konteks ini adalah TIDAK. Allah tidak memiliki kesalahan dalam caranya berurusan dengan Ayub dan Ayub perlu melihat hal ini. Namun dalam gambaran besar dari Alkitab, jawabannya adalah YA. Akankah kita meletakkan semua kesalahan kepada Allah agar kita menjadi benar? IYA. Karena itulah satu-satunya cara kita bisa menjadi benar.
Ayub adalah orang yang benar dan tidak bercela. Namun ia tidak sempurna seperti yang sudah kita lihat dalam cerita kehidupan Ayub. Dia tidak sepenuhnya mempercayai Allah dan adalah kebaikan Allah untuk mengungkapkan itu kepadanya. Tapi kemudian datang orang lain yang seperti Ayub tapi lebih baik daripada Ayub. Dia sama sekali tidak bersalah dan hidup dengan benar. Dia mempercayai Allah dengan sempurna. Namun ia menderita secara tidak adil. Sama seperti Ayub, Setan mencoba untuk menghancurkannya dan menghancurkan tujuan Allah baginya. Setan menyakiti dia dengan rasa sakit yang tidak bisa diungkapkan dengan perkataan dalam penyaliban. Dia ditolak oleh bangsa pilihannya dan semua teman-teman baiknya meninggalkan dia. Setan berhasil mencapai tujuannya dalam membuat Yesus menderita.
Tetapi pada saat yang sama, Allah menggunakan rasa sakit dan penderitaan yang Yesus alami untuk menebus dosa orang-orang yang percaya kepada dia, supaya setiap orang yang percaya kepada Sang Anak tidak akan binasa melainkan menerima status kepunyaan Sang Anak. Jadi, jika anda percaya pada Yesus hari ini, anda dapat dengan yakin percaya bahwa Allah mengasihi anda. Allah mengasihi anda seperti ia mencintai anaknya Yesus. Mengapa? Karena Yesus menanggung hukuman yang seharusnya menjadi milik anda dan sekarang anda ditemukan di dalam kebenaran Yesus. Ketika Allah melihat anda, ia bukan melihat anda saja tetapi dia melihat anaknya yang kepadanya dia berkenan. Bagi saudara yang di dalam Kristus, penderitaan bukanlah hukuman Tuhan atas dosa-dosa anda. Hal ini tidak bisa terjadi. Yesus sudah membayar semua hukuman anda di kayu salib. Adalah ketidak adilan bagi Allah untuk menghukum kita lagi untuk apa yang Yesus sudah bayar. Jadi obat untuk hati kita yang susah percaya pada masa penderitaan adalah dengan melihat Yesus. Tatap salib Kristus. Pandang kasihNya untuk anda di kayu salib. Maka anda akan ingat kembali bahwa ia mencintai anda. Sehingga anda dapat mengatakan apa yang dikatakan Ayub –
Ayub 42:5 – Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau.
“Yesus Kristus menderita bukan supaya kita tidak menderita, tetapi supaya sewaktu kita menderita kita bisa menjadi seperti dia.” – Timothy Keller.
Sorry, the comment form is closed at this time.