27 Jul Perjanjian Kaki Telanjang
Banyak pihak yang bersangkutan membedakan antara €˜janji€™ dan €˜perjanjian€™. Janji adalah sesuatu yang datangnya dari satu pihak saja; sedangkan perjanjian harus ada minimal dua pihak. Seperti halnya di dalam pernikahan, sebagai orang Kristen kita juga mempunyai perjanjian (Covenant), yaitu perjanjian dengan Tuhan.
Bacaan hari ini di ambil dari kitab Keluaran 3: 1-5. Di sini diceritakan bagaimana Musa bertemu dengan Tuhan melalui nyala api di semak duri. Sebelum kita mulai pelajaran kita, perlu kita ketahui terlebih dahulu bahwa sebelum Musa hidup di tanah Midian selama kurang lebih 40 tahun lamanya ia telah hidup 40 tahun lamanya di tanah Mesir; Jadi umur Musa sekitar 80 tahun.
Secara manusia Musa yang sudah berumur 80 tahun tampaknya sudah tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Tetapi justru pada waktu itulah Tuhan memakai Musa untuk menyelamatkan bangsa Israel keluar dari tanah perbudakan Mesir dan masuk ke dalam tanah Perjanjian.
Pada waktu Musa berumur 40 tahun, Musa mencoba untuk menyelamatkan bangsanya dengan kekuatannya namun tidak berhasil. Pada saat ia berumur 80 tahun, di saat Musa sudah angkat tangan, Tuhan turun tangan!
Marilah kita pelajari tentang beberapa hal; dari bacaan kita hari ini, melalui kehidupan Musa.
Tidak ada gunung Allah sebelum padang gurun. “…ketika ia menggiring kambing domba itu ke seberang padang gurun, sampailah ia ke gunung Allah, yakni gunung Horeb” (ayat ke-1). Sebagai orang Kristen kemungkinan besar kita pasti pernah mengalami di mana kita merasa jauh dari Tuhan, mungkin merasa pertolongan tidak kunjung tiba, dan kita menjalani kehidupan kita di padang gurun. Ketahuilah bahwa ada gunung Tuhan setelah padang gurun. Janganlah kita berhenti di tengah-tengah padang gurun!
Kita bisa terus menyala tanpa harus terbakar habis.
“…semak duri itu menyala, tetapi tidak dimakan api.” (ayat ke-2). Pada waktu Musa bertemu dengan Tuhan, ia sudah berumur 80 tahun. Kita bisa terus melayani Tuhan sampai kapan pun juga, tidak ada batas umur!
Sering kali cara Tuhan menyimpang dari kebiasaan kita. “…Baiklah aku menyimpang ke sana untuk memeriksa penglihatan yang hebat itu” (ayat ke-3). Musa menyimpang dari jalan yang sudah biasa ia lalui selama 40 tahun lamanya. Cara Tuhan itu tidak pernah biasa-biasa saja. Kita tidak bisa melayani Tuhan jikalau kita hanya ingin berjalan normal dan melakukan kebiasaan kita sehari-hari.
Saat kita mulai tertarik, Tuhan berbicara. “Ketika dilihat Tuhan, bahwa Musa menyimpang untuk memeriksanya, berserulah Allah…” (ayat ke-4). Tuhan akan memakai berbagai macam cara untuk menarik perhatian kita, dan pada saat itu Ia akan memanggil kita dan berbicara.
Tanggalkanlah kasut. “…tanggalkanlah kasutmu dari kakimu, sebab tempat, di mana engkau berdiri itu, adalah tanah yang kudus” (ayat ke-5). Menanggalkan kasut adalah suatu tanda untuk siap tinggal diam. Tanpa kasut kita akan berjalan dengan hati-hati. Kenapa kita harus menanggalkan kasut kita? Apakah maksudnya?
Menanggalkan kasut berbicara soal hati, dan juga kemampuan kita. Tuhan mau kita menanggalkannya supaya kita dapat merasakan setiap langkah kita bersama dengan Dia.
Ingatkah saudara cerita tentang anak yang terhilang? (Lukas 15: 11-32). Saat anak yang terhilang itu pulang, ayahnya menyuruh para hambanya untuk memakaikan sepatu di kaki anaknya. Kasut anak terhilang sebelumnya telah dirampas oleh dunia! Janganlah kita menyerahkan kasut kita kepada dunia, tetapi biarlah setiap kita mau menyerahkannya kepada Tuhan.
Menanggalkan kasut juga berbicara tentang melepaskan hak seseorang (Ruth 4: 6-7).
Marilah kita buat perjanjian yang abadi dengan Allah; Tuhan akan menjagai langkah kita senantiasa. Lepaskanlah segalah hakmu, dan lakukan perkara besar bersama-sama dengan Tuhan.
No Comments