01 Feb Kehidupan yang membawa terang
“Pada hari Sabat kami ke luar pintu gerbang kota. Kami menyusur tepi sungai dan menemukan tempat sembahyang Yahudi, yang sudah kami duga ada di situ; setelah duduk, kami berbicara kepada perempuan-perempuan yang ada berkumpul di situ. Seorang dari perempuan-perempuan itu yang bernama Lidia turut mendengarkan. Ia seorang penjual kain ungu dari kota Tiatira, yang beribadah kepada Allah. Tuhan membuka hatinya, sehingga ia memperhatikan apa yang dikatakan oleh Paulus. Kisah Para Rasul 16: 13-15
Lidia hidup terbuka, maka dari itu dia berani mengundang Paulus untuk ke rumahnya. Seseorang bisa saja tampak baik dari luar, tetapi belum tentu dia terbuka seluruhnya. Dengan kata lain, marilah kita seperti Lidia yang kehidupannya terbuka, dan bisa menjadi teladan.
Bagaimana kita dapat menjadi teladan dan hidup menjadi terang dan garam di dunia ini?
1. Memiliki kehidupan yang berkenan kepada Tuhan Ciri-ciri dari hidup orang yang berkenan kepada Tuhan adalah: – Memiliki sikap dan respon hati yang benar. Orang yang seperti itu mengutamakan tanggung jawab dari pada promosi. – Melakukan sesuatu yang benar, dan belum tentu sesuatu yang besar. – Tidak takut dengan persoalan. – Taat dalam melakukan kehendak Tuhan, walaupun kadang kelihatan tidak mungkin untuk dilakukan. – Mengerti bahwa €˜good idea€™ (ide baik) itu belum tentu €˜God€™s idea€™ (ide Tuhan). – Bergantung penuh kepada Tuhan. Sebab tidak ada yang mustahil bagi Dia. Orang yang seperti ini akan mengalami hal-hal yang ajaib.
Kita perlu juga melepaskan semua yang tidak berkenan di matanya. Ketahuilah bahwa orang yang berkenan di mata Tuhan pasti akan Tuhan tolong.
2. Mau dirubah dan berubah Orang yang berkenan kepada Tuhan pasti mau dirubah dan berubah. Jika ada kesalahan kita perlu bertobat. Orang yang mau dirubah tidak akan mudah terpengaruh oleh dunia disekelilingnya, seberapa jahat sekalipun dunia disekeliling orang tersebut.
Kita harus mau belajar mengenal Tuhan dan mau dikenal oleh-Nya.
3. Memiliki kerinduan untuk bertumbuh Jika kita tidak mau bertumbuh, maka kerohanian kita akan mati. Pengalaman kita bersama-sama dengan Tuhan akan membuat kita bertumbuh jika kita juga mau membagikan pengalaman itu kepada orang lain.
4. Hidup berakar dan berbuah Hidup kita hanya akan berdampak kepada sekililing kita jika kita berakar di dalam Tuhan. Jadi bukan hanya bertumbuh dan terus mati, namun bertumbuh dan berakar di dalam Tuhan. Dan setelah itu, kita baru bisa berbuah.
Kita dapat bertumbuh dan berbuah di dalam Tuhan bukan dengan cara mencoba dengan kekuatan kita, namun dengan menaruh iman kepercayaan kepada Tuhan.
No Comments