01 Aug Merampasi Mesir
“Jadi sekarang, jika kamu sungguh-sungguh mendengarkan firman-Ku dan berpegang pada perjanjian-Ku, maka kamu akan menjadi harta kesayangan-Ku sendiri dari antara segala bangsa, sebab Akulah yang empunya seluruh bumi.” Keluaran 19:5
Firman Tuhan mengatakan bahwa jika kita mendendarkan dan melakukan firman-Nya maka kita akan menjadi harta kesayangan Tuhan. Bukan hanya itu, di dalam 1 Petrus 2:9 menuliskan bahwa kita adalah “bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri”.
Sesuai dengan Firman di atas, mungkinkah orang percaya masih dapat hidup di dalam kekurangan? Faktanya, banyak dari orang percaya yang masih belum mendengarkan serta melakukan firman Tuhan, sehingga janji Tuhan tidak terjadi di dalam hidup mereka.
“Dan Aku akan membuat orang Mesir bermurah hati terhadap bangsa ini, sehingga, apabila kamu pergi, kamu tidak pergi dengan tangan hampa, tetapi tiap-tiap perempuan harus meminta dari tetangganya dan dari perempuan yang tinggal di rumahnya, barang-barang perak dan emas dan kain-kain, yang akan kamu kenakan kepada anak-anakmu lelaki dan perempuan; demikianlah kamu akan merampasi orang Mesir itu.”” (Keluaran 3:21-22)
Kedua ayat di atas menceritakan bagaimana Allah “merampasi” bangsa Mesir. Hari ini, apakah keadaan hidup kita malah sebaliknya, yaitu kita yang sedang dijajah oleh “Mesir”?
Jikalau kita masih terpengaruh oleh harta kekayaan yang ada pada dunia ini, maka kita belum siap untuk menerima harta yang mutlak dari Tuhan.
Tahukah saudara seberapa banyak harta kita sebenarnya?
“dan di dalam Kristus Yesus Ia telah membangkitkan kita juga dan memberikan tempat bersama-sama dengan Dia di sorga” (Efesus 2:6)
Kita adalah umat Tuhan! Dan kita mewarisi kerajaan bersama-sama dengan Tuhan di sorga (Baca: Wahyu 5: 9, 10). Janganlah kita sekali-kali memiliki mentalitas pengemis serta meminta-minta. Milikilah mentalitas kerajaan sorga!
Segala berkat dan harta yang Tuhan wariskan kepada kita bukanlah untuk kesenangan diri kita sendiri tentunya. Dia berikan segalanya hanya untuk kemuliaan nama-Nya. Dia ingin setiap kita mempunyai mentalitas yang memberi, dan bukan yang suka meminta-minta.
Di dalam kitab Kejadian 12 diceritakan bagaimana Abram yang sewaktu ia masih hidup di dalam kekurangan rela menukarkan istrinya, Sarai dengan harta benda. Bukankah banyak dari kita yang juga sedang hidup demikian? Kita bekerja berlebihan sampai menelantarkan keluarga sendiri. Dengan demikian kita juga telah menjual istri, suami, anak-anak dan serta keluarga kita kepada harta!
Bukan hanya itu saja, ada juga kita yang sudah mengaku dirinya orang percaya masih terus menukarkan ibadah kepada Tuhan dengan harta. Kita lebih mengutamakan pekerjaan, sekolah, ataupun ujian dibanding ibadah kepada Tuhan.
Jika kita adalah orang-orang yang seperti di atas, biarlah kita bertobat. Di dalam kitab Kejadian diceritakan bagaimana Tuhan mencurahkan kasih karunia-Nya kepada Abram yang telah bersalah. Walaupun Abram memperoleh kekayaannya dengan cara yang tidak benar, namun ia tetap kaya.
Kita harus ingat bahwa berkat kekayaan jasmani belum tentu identik dengan pertumbujan rohani!
Hiduplah benar dihadapan Tuhan. Sebab seperti apa yang dilakukan oleh Abram yang juga terjadi kepada anak dan cucu-nya, begitu juga jika kita melakukan kesalahan, hal itu juga dapat dilakukan oleh keturunan kita sampai Tuhan sendiri yang memutuskannya.
Percayalah kepada Tuhan senantiasa! Seperti Yusuf yang mengalami kelimpahan di saat dunia di sekelilingnya mengalami kesusahan, begitu juga orang-orang yang percaya kepada Tuhan, mereka akan mengadakan resepsi di saat-saat orang di mana-mana sedang mengalami resesi!
“Tetapi haruslah engkau ingat kepada TUHAN, Allahmu, sebab Dialah yang memberikan kepadamu kekuatan untuk memperoleh kekayaan, dengan maksud meneguhkan perjanjian yang diikrarkan-Nya dengan sumpah kepada nenek moyangmu, seperti sekarang ini.” (Ulangan 8:18)
No Comments