01 Nov “Mine… Mine… Mine…” – Nov 12
by Diana Turnip
Ungkapan diatas sering terdengar sewaktu seorang anak kecil menginginkan sesuatu. Tanpa disadari, kita pun mungkin sering mengatakan hal yang sama, dan berperilaku kekanak-kanakan.
Penting bagi kita untuk menjadi dewasa di dalam Tuhan dan tahu bagaimana membedakan antara sikap kekanak-kanakan dan menjadi dewasa (1 Korintus 13:11). Ingat bahwa Tuhan memiliki rencana besar bagi kita, mulai dari lahir sampai meninggal. Oleh karena itu, kita harus merencanakan kehidupan kita dan menjadi lebih dewasa di dalam Tuhan.
“Lalu, kapan dan bagaimana caranya menjadi dewasa di dalam Tuhan?” Apakah dengan cara kita mengangkat tangan ketika memuji Tuhan? Dengan cara kita berpakaian? Dengan mengetahui isi Alkitab? Atau ketika seseorang dapat berbahasa Roh?
Marilah kita belajar tentang kedewasaan rohani melalui perumpamaan buah semangka dibawah ini:
- Kita tidak bisa mengatakan semangka matang hanya dengan melihatnya.
Tidaklah benar bahwa asumsi yang kita sering buat tentang orang lain hanya berdasarkan penampilan luarnya saja. Dan, tidaklah cukup jika kita menilai orang dengan melihat apa yang kelihatan dari luarnya seperti pakaiannya, tatanan rambutnya, atau bagaimana orang itu menyambut kita. Sebagai orang percaya, Tuhan telah menempatkan kita dimana kita diperlukan. Orang Kristen yang kekanak-kanakan seperti semangka muda yang tidak manis rasanya. Kita perlu membantu orang-orang Kristen untuk menjadi lebih dewasa sehingga bagi mereka yang belum percaya tidak mendapatkan pengalaman buruk.
- Satu-satunya cara untuk menilai kematangan semangka adalah dengan memukulnya.
Bunyi pukulan semangka akan memberitahukan tingkat kematangannya. Suara semangka muda lebih nyaring dibanding dengan semangka yang matang ketika dipukul. Tingkat kematangan kita juga dinilai pada saat di ‘pukul’. Seorang Kristen yang belum dewasa akan menyalahkan Tuhan jika semuanya tidak berjalan dengan baik. Sedangkan orang Kristen yang dewasa akan penuh dengan ucapan syukur.
- Semangka tidak akan matang setelah melepaskan diri dari sumbernya.
Serupa dengan semangka, orang Kristen yang memisahkan diri dari sumbernya tidak akan dewasa. Jika hal buruk terjadi dan kita tetap melekat dengan Tuhan sebagai sumber kehidupan kita, maka tidak ada satupun yang dapat menggagalkan rencana hidup kita. Tuhan akan menggunakan saat-saat sukar untuk kebaikan kita. Percayalah, Tuhan bekerja dalam segala hal untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia.
Sorry, the comment form is closed at this time.