01 May Inside-out – May 15
By Edrick
Sebagai seorang Kristen, saya seringkali mendengar kotbah tentang menjadi saksi Kristus melalui hidup, perbuatan dan karakter kita. Sesuai apa yang terlihat secara kasat mata, dunia seringkali menilai kebenaran Alkitab berdasarkan bagaimana perilaku kita sebagai anak Tuhan.
Hal itu tidaklah salah. Bagaimana kita sebagai anak Tuhan mau menyebarkan good news tentang Tuhan sebagai beautiful savior, tetapi kita tidak hidup seperti orang yang sudah diselamatkan olehNya? Bagaimana kita meyakinkan orang lain tentang Yesus adalah sumber sukacita, harapan dan kasih, kalau kita tidak mencerminkan itu?
Dengan pengertian seperti inilah, saya berusaha keras untuk menjaga perkataan dan perilaku saya ketika di depan publik, khususnya di gereja. Saya selalu berhati-hati dalam segala hal yang saya perbuat karena takut akan menjadi batu sandungan dan tidak bisa menjadi role model yang benar. Saya seperti berusaha menjadi “malaikat” saat diluar rumah, tetapi tanpa disadari saya berperilaku sebaliknya saat di rumah.
Sampai suatu saat, saya merasa capek dan merasa sangat kering, walaupun saya tetap rajin bergereja dan melayani. Lalu, saya bertanya kepada Tuhan “Apa yand salah, Tuhan?” Saat itu juga Tuhan langsung tegur saya “Hidupmu bukanlah God-centered, tetapi self-centered.” Tuhan mengingatkan bahwa saya mencoba berperilaku baik bukan dengan dasar yang benar. Sejak saat itu, saya mengerti kesalahan saya dalam menaruh harapan pada kekuatan sendiri untuk berubah. Oleh karena itu, semua sia-sia.
Kuncinya adalah “mempunyai hubungan dengan Tuhan”. Suatu perubahan yang dimulai dari dalam hati kita dan akan secara tidak langsung bercermin ke luar dengan sendirinya (inside-out).
Sorry, the comment form is closed at this time.