01 Apr Ketika Allah menyesal – Apr 12
By: Debora Sherlly Yusuf
Kring… Kring…
Handphone di meja saya berbunyi, caller ID: Dennis.
S: “Ya Den?”
D: “Sher, pinggangku sakit..”
S: “Loh, kenapa?”
D: “Ga tau, ga bisa bangun nih”
S: “Oke, tunggu ya, aku kesana sekarang”
Sepanjang perjalanan dari rumah saya menuju rumah Dennis, saya hanya bisa berdoa dan berbahasa roh. Hati terasa gundah tapi saya memilih untuk memperkatakan Firman Tuhan “oleh bilur-bilurNya Dennis sembuh”! Berulang-ulang kali saya katakan ayat itu sampai saya tiba di tujuan.
Saya sama sekali tidak menduga apa yang selanjutnya saya saksikan. Dennis terbaring di ranjang dengan muka pucat. Ketika dia melihat saya datang, dia mencoba untuk bangkit dengan segenap kekuatan tetapi gagal. Ada kursi belajar yang beroda disisi ranjang dan pelan-pelan saya membantu dia bangun dari ranjang dan duduk di kursi tersebut. Berkali-kali Dennis merintih kesakitan.
D: “Dorongin aku keluar kamar dong Sher”
Saya mulai mendorong kursi yang Dennis duduki. Tanpa saya perhatikan, di luar kamar ada keset yang salah satu sudutnya melengkung.
GEDUBRAK!
S: “Keviinnnnnnn… Dennis jatohhhh!!! Tolong Kev!!!”
Dennis tergeletak di lantai. Wajahnya pucat seperti mayat.
Kevin segera menghampiri Dennis dan membantunya kembali duduk di kursi. Lagi-lagi Dennis merintih kesakitan, kali ini rintihannya lebih memilukan dari sebelumnya. Kevin membantu mendorong kursi yang diduduki Dennis menuju ke ruang tamu dan kemudian membantu Dennis untuk duduk di sofa.
Tak tahan dengan apa yang saya lihat, saya lari ke kamar mandi dan menangis.
Sampai hari ini kalau saya teringat kejadian ini, hati saya masih terasa pilu. Menyesal sekali rasanya membiarkan Dennis bermain bola dan menjadi cidera karena hobinya itu.
Apa yang saya rasakan mungkin bagi anda tidak ada artinya. Mungkin tragedi kehidupan yang pernah terjadi dalam hidup anda mengakibatkan penyesalan yang dalam. Ketahuilah, Allah Bapa mengerti persis penyesalan dan pilu hati anda.
“Ketika dilihat Tuhan, bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata, maka menyesallah Tuhan, bahwa Ia telah menjadikan manusia di bumi, dan hal itu memilukan hatiNya.” Kejadian 6: 5-6
Tetapi saya sangat bersyukur karena Tuhan tidak berhenti di penyesalan. Dia merancangkan rancangan penebusan. Allah Bapa merelakan Yesus dihina, disiksa dan disalib. “Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya… Dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, Dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurNya kita menjadi sembuh.” Yesaya 53:4-5
Ditengah-tengah penderitaanNya, Tuhan Yesus bertahan sampai akhir… semua demi anda dan saya.
“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal” Yohanes 3:16
Sorry, the comment form is closed at this time.