27 Aug Motivasi Bangun Tidur Setiap Pagi – Sep 15
Pertanyaan yang sangat perlu direnungkan setiap saat, “What does motivate me to wake up (to go to work or to school or to do activity) every morning?” Hasil riset yang dapat dipercaya menunjukkan:
- Mahasiswa: “Sudah terlanjur bayar uang kuliah, jadi ya terpaksa berangkat kuliah dan tidak mau rugi.”
- Karyawan atau pengusaha: “Lumayan nih income per hari, dapat duit. Jadi, ga mau rugi.”
- Turis: “Kan sudah bayar tiket dan akomodasi. Jadi, ga mau rugi (waktu) nih.”
- Yang sedang menganggur: “Punya banyak waktu untuk cari kerja atau main game. Ga mau rugi.”
- Ibu rumah tangga: “Siapa lagi yang ngurus rumah.”
Mayoritas jawaban adalah “Ga mau rugi (waktu)”. Kondisi ‘rugi’ terjadi ketika “What you give” lebih besar daripada “What you get”, atau dalam istilah ekonomi, Expense lebih besar Income. Seperti halnya cerita anak yang hilang dalam Lukas 15. Ketika anak bungsu ini melarat, dia mengalami rugi besar karena tidak ada income, savingnya juga habis dan sama sekali tidak ada investment. Yang ada hanyalah penyesalan. Pada akhirnya, dia sadar bahwa dia harus menukar jasa untuk menghasilkan sesuatu. Dengan kata lain, dia harus bekerja, yang ternyata hanya sekedar cukup untuk makan (income=expense).
Pada hakekatnya, kerja merupakan aktivitas yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan sesuatu. Alangkah baiknya jika prinsip “begin from the end‘ diaplikasikan, yaitu ketahuilah dengan jelas apa rencana Tuhan, garis finish kita dan akhirnya kita akan menuai apa yang kita tabur. Seperti cerita Yusuf yang mendapatkan hikmat melalui mimpi dari Tuhan dan kerja sebagai proses penggenapan rencana Tuhan (Kejadian 38:5) dan akhirnya menikmati hasilnya (Kejadian 47:5-6).
Seperti Lukas 10:2 “Kata-Nya kepada mereka: “Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada Tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu”. Milliki motivasi bangun pagi sebagai pekerja yang melakukan apa saja untuk dapat memuliakan nama Tuhan dan memberkati orang disekitar kita.
Tanamkanlah juga bahwa kita “bekerja di ladang Tuhan” dan bekerja merupakan bagian dari pelayanan di market place, dan sebagai parameter, kepuasan anak Tuhan adalah sadar bahwa kita bekerja untuk memuliakan Tuhan dengan cara kita bersikap, berpikir dan mengambil keputusan dan action.
Sorry, the comment form is closed at this time.