01 Jul PERHATIKANLAH KEADAANMU! – July 12
By Ps. Lydia Yusuf
15. Karena itu, perhatikanlah dengan seksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal tetapi seperti orang arif,
16. dan pergunakanlah waktu yang ada karena hari-hari ini adalah jahat.
17. Sebab itu janganlah kamu bodoh tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan. Efesus 5:15-17.
Hidup adalah pilihan. Jadi, pilihlah untuk menjadi orang arif atau bijak dan bukan orang bebal atau bodoh. Orang bijak bertindak dengan memikirkan akibatnya, baik didunia ini maupun sampai kekekalan. Rasul Paulus berkata “Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal” 2 Korintus 4:18.
Bodoh tidaklah dosa, tetapi tidak mau belajar untuk menjadi bijak adalah dosa, seperti pepatah ‘nilai setitik merusakkan susu sebelanga’.
Kita akan melihat kebenarannya dalam Matius 25, dimana Kerajaan Surga seumpama sepuluh gadis yang membawa pelitanya dan pergi keluar menyambut mempelai laki-laki, yaitu Yesus. Mereka semua mempunyai pelita yang menyatakan terang dan menandakan telah menerima anugerah keselamatan. Mereka semua berharap untuk pergi bersama Yesus, yaitu pada kedatanganNya yang kedua. Ada lima gadis bijaksana dan lima gadis bodoh. Perbandingannya signifikan dan inilah keadaan gereja (umat Tuhan) saat ini.
Apakah perbedaan antara gadis bijaksana dan gadis bodoh? Gadis bodoh hanya mempunyai pelita. Selain pelita, gadis-gadis bijaksana juga mempunyai botol yang berisi persediaan minyak untuk menjaga pelita supaya tetap menyala. Pada tengah malam terdengarlah teriakan bahwa mempelai Laki-laki telah datang dan gadis-gadis ini menyambutNya. Namun pelita gadis bodoh hampir padam. Mereka berkata kepada gadis bijaksana, “Berikanlah kami sedikit dari minyakmu itu, sebab pelita kami hampir padam” (ayat 8). Gadis bijaksana menjawab, “Tidak, nanti tidak cukup untuk kami dan untuk kamu. Lebih baik kamu pergi kepada penjual minyak dan beli di situ” (ayat 9).
Kalau cerita tersebut disederhanakan, kira-kira seperti ini: ada sepuluh gadis, lima bijaksana dan lima bodoh, berjalan memasuki sebuah toko. Gadis bodoh berjalan ke kasir, mengeluarkan sebagian uangnya dan berkata kepada pegawai, “Beri saya pelita itu. Saya ingin selamat, saya tidak ingin masuk neraka dan saya menginginkan berkat Tuhan.” Masing-masing meninggalkan kasir dengan pelita yang menyala dan berkata, “Terima kasih Tuhan, aku telah selamat!”
Sedangkan, gadis bijaksana berjalan menuju kasir, mengeluarkan semua uang yang mereka miliki. Mereka telah menguangkan semua aset dan membawa semuanya serta tabungan mereka. Mereka berkata, “Inilah semua yang saya miliki, saya tidak mempunyai lagi! Tolong berikan kepada saya pelita itu dan semua sisa uangnya digunakan untuk membeli minyak.” Masing-masing berjalan meninggalkan toko tersebut dengan sebuah pelita dan botol besar berisi minyak sebagai bahan bakar pelita itu.
Perbedaannya adalah gadis bijaksana memberikan seluruh hidup mereka. Sedangkan gadis bodoh hanya memberikan apa yang mereka pikir diperlukan untuk bisa diselamatkan dan tetap mempertahankan bagian terpenting dari kehidupan mereka. Walaupun mereka pergi dengan pelita yang menyala dan sinarnya bisa dilihat, namun pelita atau api itu, tidak akan bertahan sampai akhir. Dalam perumpamaan tersebut, pelita mereka mulai padam pada tengah malam, yaitu pada jam-jam yang paling gelap, ketika kejahatan dan godaan hidup semakin bertambah dan api itu tidak tahan lagi. Itulah sebabnya Yesus sering berkata, “Ia, yang bertahan sampai akhir akan diselamatkan.”
Akhirnya, gadis-gadis bodoh segera keluar untuk membeli minyak. Sementara mereka pergi, mempelai Laki-laki datang. Gadis-gadis bijaksana siap menyambutNya untuk masuk ke ruang perjamuan kawin dan pintu ditutup. Ketika gadis-gadis bodoh kembali, mereka berteriak, “Tuan, Tuan, bukakanlah kami pintu!” (ayat 11). Namun Ia menjawab dan berkata, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Aku tidak mengenal kamu” (ayat 12). Tuhan berkata, “Aku tidak mengenal kamu” kepada mereka yang hanya mengakui ketuhanannya, yang suam-suam dan belum memberikan seluruh hidup mereka. Perkataan Yesus ini berlaku bagi mereka: “Barang siapa tidak memikul salibnya dan mengikuti Aku, ia tidak layak bagi-Ku” (Matius 10:38).
“Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya” Matius 16:25.
Dalam Matius 7:24-27, Yesus berkata bahwa orang yang mendengar Firman dan melakukannya, ia sama dengan orang bijaksana, yang mendirikan rumahnya diatas batu. Sedangkan orang yang mendengar Firman dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang yang bodoh, yang mendirikan rumahnya diatas pasir. Dan ketika ujian-ujian kehidupan datang, maka rumah tersebut akan roboh.
“Sebab banyak yang dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih.” Matius 22:14.
Doa saya supaya anda sungguh-sungguh memperhatikan keadaan kerohanian anda dan berusaha untuk menjadi orang yang bijaksana, yang bukan hanya mengerti kehendak Tuhan, namun melakukan kehendak Tuhan.
Sorry, the comment form is closed at this time.