01 Feb Restoration of Relationship – Feb 15
By Ps Samuel Yusuf
Selamat datang di bulan kedua tahun 2015! Di bulan Januari yang baru saja berlalu, dunia dikejutkan dengan penembakan secara brutal oleh beberapa extrimis muslim di sebuah kantor majalah satir di Paris, yang memakan korban minimal 12 orang mati dan belasan orang luka. Sungguh tragis! Masih adakah tempat yang aman untuk kita hidup di dunia ini? ADA! Kita yang masih hidup di dunia hanya bisa merasa aman dalam lindungan dan hadirat Tuhan. Segala sesuatu yang baik maupun yang buruk, pasti akan terjadi dalam setiap hidup manusia di dunia ini. Lalu apa bedanya? Yang membedakan adalah kesiapan dan jaminan kehidupan yang lebih baik dalam menghadapi segalanya.
Dunia dan segala isinya, termasuk manusia, adalah ciptaan Tuhan. Kita diciptakan untuk berhubungan dengan Sang Pencipta dengan cara yang Dia sudah tetapkan sebelumnya, bukan dengan cara-cara manusiawi kita. Oleh karena dosa asal atau dosa Adam, semua kejahatan yang sekarang kita lihat akan semakin meningkat. Tuhan sudah mengirimkan Yesus, Sang Putra untuk memulihkan hubungan yang rusak oleh dosa Adam. Pemulihan hubungan dimulai dengan pemulihan Hubungan Dengan Tuhan, lalu pemulihan Citra Diri, dan diakhiri dengan pemulihan kepada Sesama. Pemulihan hubungan dengan Tuhan hanya bisa dilakukan dengan pemulihan Roh. Dalam Kejadian 2:7, manusia diciptakan dari tanah, dibentuk serupa dengan Tuhan, lalu diberi Nafas atau Roh Tuhan untuk berdiam didalamnya.
“Tetapi roh yang di dalam manusia, dan nafas Yang Mahakuasa, itulah yang memberi pengertian.” Ayub 32:8
Akibat dosa Adam, putuslah hubungan manusia dengan Tuhan. Roh yang ada didalamnya menderita, dan mencari sumber-sumber yang lain selain Tuhan Sang Pencipta. Pengertian tentang kehidupan yang baik dan benar menjadi semakin tidak jelas dan digantikan dengan kebenaran ciptaan sendiri. Citra diri yang berasal dari Tuhan menjadi rusak dan digantikan dengan Citra Diri buatan sekolah, kekayaan, kehebatan dan kehormatan untuk diri sendiri. Citra Diri yang dari Tuhan diganti oleh Self-Centeredness. Lalu, rusak jugalah hubungan kita dengan sesama, yang seharusnya saling mengasihi, menjadi kasih yang self-centered. Kasih yang egois, kasih yang menuntut.
“Saudara-saudaraku yang kekasih, marilah kita saling mengasihi, sebab kasih itu berasal dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah. Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih. Dalam hal inilah kasih Allah dinyatakan di tengah-tengah kita, yaitu bahwa Allah telah mengutus Anak-Nya yang tunggal ke dalam dunia, supaya kita hidup oleh-Nya. Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita. Saudara-saudaraku yang kekasih, jikalau Allah sedemikian mengasihi kita, maka haruslah kita juga saling mengasihi.” 1 Yohanes 4:7-11
Kita tidak akan bisa mengasihi dengan benar sebelum kita menerima kasih yang benar yang hanya berasal dari Tuhan. Diluar Tuhan tidak ada kasih. Yang mereka katakan ‘kasih’ adalah menurut cara dan ukuran mereka sendiri, yang sangat berbeda dengan kasih Tuhan Yesus Kristus pada kita. Pada waktu kita menerima Tuhan Yesus, kita menerima kasih yang sempurna, hubungan roh kita dipulihkan bukan untuk sementara tapi kita harus menjaga hubungan roh ini sampai selamanya. Baru kemudian, Citra Diri yang rusak akan dipulihkan kembali seperti semula dan sekaligus menjadi dorongan yang kuat dari roh kita untuk menyalurkan kasih ini pada orang disekitar kita.
Saya berdoa seperti Rasul Paulus yang berdoa bagi jemaat di Efesus dan juga tertulis dalam kitab Efesus 3:17-18 “sehingga oleh imanmu Kristus diam di dalam hatimu dan kamu berakar serta berdasar di dalam kasih. Aku berdoa, supaya kamu bersama-sama dengan segala orang kudus dapat memahami, betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus.” Ada empat hal yang sangat menarik yaitu Kristus, Berakar, Kasih, dan Memahami.
- Paulus berdoa agar Kristus diam didalam hatimu oleh Iman. Ini adalah suatu pernyataan yang sangat kuat, Yesus Kristus sendiri yang menyalurkan pengaruh kehidupan secara khusus ke dalam roh kita yang sudah lahir baru.
- Berakar dan Berdasar. Kuasa dari Yesus Kristus yang memampukan kita untuk menggali lebih dalam suatu sumber kehidupan yang akan memberikan pertumbuhan kepada pohon kehidupan kita dan sekaligus menghasilkan buah.
- Sehingga, kita tidak berakar ke dalam pelajaran tentang Tuhan, kebijaksanaan Tuhan, firman Tuhan, atau pewahyuan Tuhan, Melainkan, kita berdasar dan berakar di dalam Kasih Tuhan. Bukan kasih kepada Tuhan, karena kita sudah gagal dalam mengasihi Tuhan, tapi Kasih Tuhan sendirilah yang Dia berikan kepada kita supaya kita hidup didalamNya.
- Pada waktu kita memahami dan masuk ke dalam kasih Tuhan, kita memiliki saluran kepada pewahyuan dan wawasan yang dalam dari Tuhan sendiri. Kita akan memahami dan memakai pola pikirnya Tuhan, dan kita akan mewujudkan panjang, lebar, tinggi, dan dalamnya Kasih Tuhan melalui kita kepada orang di sekitar kita.
God Bless You with Double Grace and Double Rest. Amin.
Sorry, the comment form is closed at this time.