04 Mar Aku akan menyertai engkau
Keluaran 3:1-15
Adapun Musa, ia biasa menggembalakan kambing domba Yitro, mertuanya, imam di Midian. Sekali, ketika ia menggiring kambing domba itu ke seberang padang gurun, sampailah ia ke gunung Allah, yakni gunung Horeb. Lalu Malaikat Tuhan menampakkan diri kepadanya di dalam nyala api yang keluar dari semak duri. Lalu ia melihat, dan tampaklah: semak duri itu menyala, tetapi tidak dimakan api. Musa berkata: “Baiklah aku menyimpang ke sana untuk memeriksa penglihatan yang hebat itu. Mengapakah tidak terbakar semak duri itu?” Ketika dilihat Tuhan, bahwa Musa menyimpang untuk memeriksanya, berserulah Allah dari tengah-tengah semak duri itu kepadanya: “Musa, Musa!” dan ia menjawab: “Ya, Allah.” Lalu Ia berfirman: “Janganlah datang dekat-dekat: tanggalkanlah kasutmu dari kakimu, sebab tempat, di mana engkau berdiri itu, adalah tanah yang kudus.” Lagi Ia berfirman: “Akulah Allah ayahmu, Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub.” Lalu Musa menutupi mukanya, sebab ia takut memandang Allah. Dan Tuhan berfirman: “Aku telah memperhatikan dengan sungguh kesengsaraan umat-Ku di tanah Mesir, dan Aku telah mendengar seruan mereka yang disebabkan oleh pengerah-pengerah mereka, ya, Aku mengetahui penderitaan mereka. Sebab itu Aku telah turun untuk melepaskan mereka dari tangan orang Mesir dan menuntun mereka keluar dari negeri itu ke suatu negeri yang baik dan luas, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya, ke tempat orang Kanaan, orang Het, orang Amori, orang Feris, orang Hewi dan orang Yebus. Sekarang seruan orang Israel telah sampai kepada-Ku; juga telah Kulihat, betapa kerasnya orang Mesir menindas mereka. Jadi sekarang, pergilah, Aku mengutus engkau kepada Firaun untuk membawa umat-Ku, orang Israel, keluar dari Mesir.” Tetapi Musa berkata kepada Allah: “Siapakah aku ini, maka aku yang akan menghadap Firaun dan membawa orang Israel keluar dari Mesir?” Lalu firman-Nya: “Bukankah Aku akan menyertai engkau? Inilah tanda bagimu, bahwa Aku yang mengutus engkau: apabila engkau telah membawa bangsa itu keluar dari Mesir, maka kamu akan beribadah kepada Allah di gunung ini.”
Lalu Musa berkata kepada Allah: “Tetapi apabila aku mendapatkan orang Israel dan berkata kepada mereka: Allah nenek moyangmu telah mengutus aku kepadamu, dan mereka bertanya kepadaku: bagaimana tentang nama-Nya? — apakah yang harus kujawab kepada mereka?” Firman Allah kepada Musa: “AKU ADALAH AKU.” Lagi firman-Nya: “Beginilah kaukatakan kepada orang Israel itu: AKULAH AKU telah mengutus aku kepadamu.”
Selanjutnya berfirmanlah Allah kepada Musa: “Beginilah kaukatakan kepada orang Israel: Tuhan, Allah nenek moyangmu, Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub, telah mengutus aku kepadamu: itulah nama-Ku untuk selama-lamanya dan itulah sebutan-Ku turun-temurun.
“I have a dream that my four little children will one day live in a nation where they will not be judged by the colour of their skin but by the content of their character.” Siapa yang mengatakan kalimat ini? Martin Luther King Junior. Dia memiliki mimpi. Sebuah mimpi yang besar. Sebuah mimpi yang mempengaruhi jutaan orang saat ini. Dan karena mimpinya, karena pidato yang indah, menabjukan dan hebat ini, dia dibunuh. Orang-orang mengira semuanya sudah berakhir. Ini tentu akhir dari mimpinya. Namun mimpinya tidak pernah mati. Mimpinya masih hidup dan mengubah bangsa sampai saat ini. Saya ingat pernah berbicara dengan seorang teman saya tentang Martin Luther. Kami berbicara tentang kekaguman kami terhadap Martin Luther dan dia mengatakan kepada saya bagaimana dia mengagumi Luther karena keberaniannya yang mengubah arah sejarah keKristenan dengan pernyataan “justification by faith alone.” Dan setelah 20 menit berbicara dengan saya tentang Martin Luther dan Reformasi Protestan, saya berkata, “Pidatonya ‘I have a dream’ benar-benar luar biasa.” Dan dia menatap saya dengan ekspresi aneh yang mengatakan, “Apakah kamu idiot?” FYI, Martin Luther King Junior dan Martin Luther adalah dua orang yang berbeda. Satu berkulit hitam dan satu berkulit putih. Satu hidup di tahun 1950-an, dan yang lagi satu di tahun 1500an. Satu berkata “Aku punya mimpi,” yang lagi satu mengatakan “Dibenarkan hanya karena iman.” Saya baru tahu hal ini setelah selesai ngobrol. Saya benar-benar mengira mereka adalah orang yang sama.
Saya cukup yakin setiap dari kita pernah mempunyai mimpi. Saya tidak tahu apa impian anda. Mungkin sebagian dari anda bermimpi menjadi pilot. Beberapa untuk menjadi dokter. Beberapa untuk menjadi polisi. Beberapa menjadi guru. Beberapa untuk menjadi orang kaya dan sukses. Beberapa untuk menjadi seorang ‘princess’. Atau mungkin beberapa dari anda tidak bermimpi yang besar. Yang anda impikan hanyalah menikah dengan pria atau wanita yang baik dan memiliki keluarga yang penuh kasih. Mungkin bagi sebagian dari anda yang anda impikan hari ini hanyalah adalah agar anda bisa lulus dari Universitas dan mendapatkan pekerjaan. Saya tidak tahu apa impian anda tapi saya tahu satu hal. Bagi banyak dari kita, mimpi hanyalah mimpi. Apa yang terjadi adalah kenyataan menampar muka anda dan menghancurkan impian anda. Dunia bukanlah tempat yang baik dimana semua impian anda menjadi kenyataan. Kemudian anda mendengar tentang tempat di mana mimpi menjadi kenyataan. Jadi anda pergi ke Disneyland. Anda pikir semua impian anda akan terwujud jika anda pergi ke sana, hanya untuk menemukan bahwa harga mimpi itu sangat mahal. Saya tidak mengerti logika membayar $100 untuk melihat orang dewasa memakai kostum dan membayar $20 untuk hotdog dan coca-cola. Tapi saya tetap pergi. Karena dibayarin papi mami saya. Moral dari cerita: Kecuali anda sudah jadi orang tua, jangan pergi ke Disney Land tanpa orang tua anda. Anda akan bangkrut dengan cepat. Tapi bahkan Disney pun tidak bisa mewujudkan impianmu.
Dalam bacaan kita hari ini, ini berbicara tentang seorang pria yang memiliki mimpi. Seorang pria yang sepertinya memiliki segalanya. Sepertinya dia ditakdirkan untuk kebesaran dan dia tahu itu. Hidupnya terus menanjak dan dia siap memenuhi takdirnya. Lalu hidup menampar dia tepat di wajah dan dia kehilangan segalanya. Mimpinya hancur berantakan. Hidupnya selamanya berubah. Dari pangeran Mesir, ia berubah menjadi musuh Mesir. Dari sebuah istana yang indah menjadi ke padang gurun. Dari seorang penguasa menjadi gembala. Dari memerintah pelayan berubah menjadi memerintah domba. Dia kehilangan segalanya. Dia adalah “somebody” dan kemudian dia menjadi “nobody”. Dia sudah siap untuk menjalani seluruh hidupnya sebagai “nobody” sampai suatu hari dia bertemu dengan “the Great Somebody”. Dan sekali lagi, hidupnya berputar 180 derajat. Sebuah mimpi baru diberikan kepada dia. Sebuah visi baru, sebuah tujuan baru, sebuah kehidupan baru. Tapi kali ini, tidak ada yang bisa menghentikannya. Karena ini bukan mimpinya. Ini adalah mimpi Tuhan bagi dia. Inilah hidup Musa. Bacaan kita hari ini adalah tentang perjumpaan yang Musa alami dengan TUHAN yang mengubah arah kehidupan Musa. Tapi sebelum kita pergi kesana, izinkan saya memberikan beberapa latar belakang kontekstual untuk anda.
Beberapa ratus tahun sebelum Musa, Tuhan berjanji kepada seseorang dengan nama Abraham bahwa Allah akan menjadikan Abraham bangsa yang besar. Tuhan juga berjanji bahwa dia akan membawa keturunan Abraham ke tanah yang penuh dengan susu dan madu. Abraham tidak pernah melihat janji ini menjadi kenyataan. Tapi tidak lama kemudian, keluarga Abraham menjadi sangat besar dan mereka bermigrasi ke Mesir, yang merupakan kerajaan terbesar di zaman dahulu. Awalnya, ada hubungan baik antara orang Mesir dan orang Israel karena Yusuf, cicit Abraham, yang adalah perdana menteri Mesir. Tapi tidak lama setelah Yusuf meninggal, muncullah seorang raja baru atas Mesir yang tidak mengenal Yusuf. Dan raja baru ini tidak menyukai bangsa Israel. Jadi dia menindas mereka dan menjadikan mereka budak. Dia berharap dengan melakukan itu, orang-orang Israel akan berhenti bertambah. Tapi hal aneh terjadi. Semakin orang Israel ditindas, semakin banyak mereka melahirkan bayi. Raja Mesir sangat marah dan dia membuat sebuah keputusan untuk melemparkan setiap bayi laki-laki Ibrani ke sungai Nil. Ini adalah keputusan yang sangat jahat. Ini adalah tindakan Genosida. Tanpa diragukan lagi, ada air mata dan tangisan di seluruh komunitas Israel. Ribuan jika tidak puluhan ribu bayi laki-laki yang baru lahir dibuang ke Sungai Nil. Tapi dari ribuan kematian itu, ada satu bayi yang selamat. Kebetulan salah satu putri Firaun sedang mandi di sungai saat melihat keranjang berisi bayi. Tanpa kita tahu mengapa, dia berbelas kasihan kepada bayi ini dan memutuskan untuk mengadopsi dia, melawan keputusan ayahnya. Dan dia menamai bayi itu, Musa. Untuk detail lebih lanjut, anda bisa membaca Keluaran pasal 1 dan 2 atau anda dapat menonton “Prince of Egypt.” Salah satu kartun terbaik yang pernah ada.
Beberapa hal yang perlu kita pahami tentang Musa. Musa adalah seseorang yang istimewa. Dari ribuan bayi yang dibuang, ia selamat. Tidak hanya itu, ia diadopsi menjadi keluarga kerajaan Mesir. Musa dididik sebagai pangeran kerajaan terbesar di era itu. Dia tinggal di kemewahan Mesir. Dia memiliki pakaian, makanan, kesenangan dan segala sesuatu yang diinginkan. Namun, terlepas dari semua ini, Musa sadar bahwa dia bukan bangsa Mesir. Mungkin putri Firaun yang meng-adopsi dia menceritakan kepadanya atau mungkin dia menyadarinya sendiri. Tapi dia tahu persis bahwa dia adalah seorang Ibrani. Dan sampai tahap tertentu, dia tahu bahwa TUHAN memiliki tujuan untuk umat-Nya. Dan anda tidak bisa menyalahkan Musa untuk berpikir bahwa dia memiliki bagian dalam mencapai tujuan Allah. Jadi suatu hari, Musa melihat orang Mesir menyiksa orang Ibrani, dan dia memutuskan untuk menyelesaikan masalah dengan tangannya sendiri. Musa siap memainkan perannya dalam menyelamatkan bangsa Israel. Dia sudah menunggu bertahun-tahun untuk saat ini. Lagi pula, inilah alasan mengapa ia diselamatkan sebagai bayi. Tuhan memiliki tujuan khusus untuk Musa dan Musa sudah siap. Dia melihat ke kanan dan kiri, memastikan tidak ada orang di sekitar, dan dia membunuh orang Mesir itu. Kisah Musa, penyelamat orang Yahudi, telah dimulai. Tapi keesokan harinya, kehidupan menampar wajahnya. Dia melihat dua orang Ibrani berkelahi dan dia mencoba mendamaikan mereka, hanya untuk menemukan bahwa mereka mengetahui bahwa Musa membunuh seorang Mesir sehari sebelumnya. Berita itu tersebar dengan cepat dan Firaun mendengarnya dan berusaha membunuh Musa. Musa tidak berdaya melawan Firaun dan dia melarikan diri dan menetap di tanah Midian, di mana dia menikahi istrinya. Hanya dalam satu hari, mimpi Musa terbakar menjadi abu. Dia kehilangan segalanya dalam satu hari. Pangeran Mesir yang ditakdirkan untuk memimpin Israel keluar dari Mesir telah menjadi gembala kawanan domba. Bahkan domba-domba itu bukan kawanannya sendiri. Ini adalah milik mertuanya. Seorang pria yang memiliki segalanya sekarang tidak memiliki apa-apa.
Sekarang kita sampai pada bacaan kita untuk hari ini. Keluaran pasal tiga. 40 tahun telah berlalu sejak kejadian yang mengubah hidup dan menghancurkan mimpi Musa. Dia tidak tahu bahwa dia akan mengalami momen lain yang akan sekali lagi mengubah hidupnya. Tapi kali ini tidak ada mimpi yang akan hancur. Dia tidak memiliki mimpi. Dia berusaha untuk meyakinkan dirinya bahwa ia bukan siapa-siapa. Tapi kemudian dia bertemu seseorang. Dan seseorang ini akan memberi Musa mimpi baru dan sebuah kisah baru untuk dijalani.
Beberapa hal yang bisa kita pelajari dari bacaan ini. Tuhan adalah “the God of detour”; Tuhan adalah Tuhan yang hadir; Tuhan mempunyai misi; Tuhan memiliki nama.
Tuhan adalah “the God of detour”
Keluaran 3:1-6 – Adapun Musa, ia biasa menggembalakan kambing domba Yitro, mertuanya, imam di Midian. Sekali, ketika ia menggiring kambing domba itu ke seberang padang gurun, sampailah ia ke gunung Allah, yakni gunung Horeb. Lalu Malaikat Tuhan menampakkan diri kepadanya di dalam nyala api yang keluar dari semak duri. Lalu ia melihat, dan tampaklah: semak duri itu menyala, tetapi tidak dimakan api. Musa berkata: “Baiklah aku menyimpang ke sana untuk memeriksa penglihatan yang hebat itu. Mengapakah tidak terbakar semak duri itu?” Ketika dilihat Tuhan, bahwa Musa menyimpang untuk memeriksanya, berserulah Allah dari tengah-tengah semak duri itu kepadanya: “Musa, Musa!” dan ia menjawab: “Ya, Allah.” Lalu Ia berfirman: “Janganlah datang dekat-dekat: tanggalkanlah kasutmu dari kakimu, sebab tempat, di mana engkau berdiri itu, adalah tanah yang kudus.” Lagi Ia berfirman: “Akulah Allah ayahmu, Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub.” Lalu Musa menutupi mukanya, sebab ia takut memandang Allah.
Jadi disini kita menemukan Musa menggembalakan kambing domba mertuanya. Saya tidak tahu bagaimana dengan anda tapi jika saya adalah Musa, saya rasa kehidupan tidak bisa menjadi jauh lebih buruk. Dia pernah menjadi pangeran dan sekarang dia adalah seorang gembala. Dari salah satu posisi tertinggi ke salah satu posisi yang terendah. Dari memiliki segalanya sekarang dia tidak memiliki apa-apa. Jika Musa mengira dia istimewa, jika Tuhan memiliki rencana untuk menggunakan Musa untuk menyelamatkan bangsa Israel, maka masa itu sudah lama lewat. Musa hanyalah seseorang berumur 80 tahun yang kehilangan segalanya. Musa hanyalah orang tua, menunggu waktunya untuk masuk peti mati. Bagian terbaik dari hidupnya sudah lama berlalu. Hari-hari kemuliaan sudah ada di belakangnya. Tapi inilah yang menarik. Ketika Musa mengira ini adalah akhir hidupnya, Tuhan berkata, “Baiklah Musa, sekarang kamu sudah siap!” Eh?
Kita perlu mengerti bahwa Tuhan adalah “the God of detour,” atau Tuhan jalan berputar. Mengapa? Karena Tuhan tidak bisa menggunakan siapapun yang penuh dengan dirinya sendiri. Tuhan hanya bekerja dengan orang-orang yang tidak berguna. Dan ya, anda mendengar saya dengan benar. Tuhan hanya bekerja dengan orang-orang yang tidak berguna. Sampai anda tiba pada akhir dirimu sendiri, anda tidak berguna bagi TUHAN. Dan inilah alasan mengapa Tuhan memimpin Musa melalui jalan memutar yang panjang. Selama Musa masih di Mesir, selama Musa masih berpikir bahwa dia istimewa, Tuhan tidak akan menggunakan dia. Hanya ketika Musa mendapati dirinya berada di tengah padang pasir, hanya ketika segala sesuatu bekerja melawan dia, Musa bertemu Tuhan. Apakah anda tahu apa artinya? Artinya begini. Segala sesuatu yang terjadi dalam hidup Musa selama 80 tahun, setiap kehilangan yang dia alami, setiap rasa sakit yang dideritanya, setiap jalan memutar yang dia lewati, semuanya untuk tujuan ini – supaya Musa bertemu semak duri yang nyala dengan api.
Ini hanyalah hari biasa dalam kehidupan Musa sang gembala. Dia merawat kawanan domba di Horeb atau nama lain dari Horeb adalah Gunung Sinai. Lalu tiba-tiba malaikat Tuhan menampakkan diri kepadanya dalam bentuk api di tengah semak duri. Semak duri yang terbakar adalah kejadian normal di padang belantara. Kita bahkan tidak berada di padang belantara dan kita mengalami banyak semak yang terbakar di musim panas. Tapi ada yang berbeda dengan semak yang terbakar ini. Semak duri nyala dengan api namum tidak terbakar. Dan ini menarik perhatian Musa. Saya suka bagian ini. Anda tahu apa implikasinya tentang Tuhan? Tuhan tahu persis bagaimana mendapatkan perhatian saudara. Setiap orang Kristen pasti akan memiliki pengalaman semak berapi dalam hidup mereka. Dimana ada sesuatu yang aneh. Dimana anda tidak bisa memahaminya. Di mana anda dipaksa untuk mengambil jalan memutar yang lain. Inilah yang terjadi pada Musa. Musa berkata, “Baiklah aku menyimpang ke sana untuk memeriksa penglihatan yang hebat itu.” Artinya, ini bukanlah arah tujuan asli Musa. Dia menuju ke satu arah lain, tetapi pemandangan di depannya begitu hebat sehingga dia harus memeriksanya. Beginilah cara Tuhan memikat kita kepada dirinya sendiri. Dan ketika TUHAN melihat bahwa dia mendapat perhatian Musa, tiba tiba TUHAN memanggil dari semak-semak, “Musa, Musa.” TUHAN memanggil Musa dengan nama. Musa mungkin merasa terlupakan setelah sekian tahun di padang pasir. Dia mungkin bukan siapa-siapa. Tetapi Tuhan mengetahui namanya dan Tuhan memanggil namanya. Saudara, anda mungkin mengira anda sudah dilupakan dan tidak ada yang mengenalmu tapi kabar baik hari ini adalah Tuhan mengenalmu dan dia memanggilmu dengan nama. Dan di mana semua ini terjadi? Di jalan memutar. God is the God of detour.
Tuhan menyuruh Musa melepas sandalnya karena dia berdiri di atas tanah yang kudus. Sekarang dengarkan saya. Tidak ada yang kudus tentang tempat itu. Tidak ada yang spesial dari Gunung Horeb. Horeb disebut gunung Tuhan karena di situlah Allah menyatakan dirinya kepada Musa. Tanah itu kudus bukan karena tanah itu kudus dari mulanya. Tanah itu kudus karena Tuhan yang kudus ada di sana. Kekudusan Tuhan menguasai Musa sampai-sampai dia takut untuk memandang Tuhan. Tidak ada yang bisa mengalami kehadiran Tuhan yang kudus dan tetap biasa-biasa saja. Kehadiran Tuhan yang kudus selalu membuat orang ketakutan. Tapi pada saat bersamaan kehadiran Tuhan sangat menarik. Menurut saya ini adalah salah satu alasan mengapa Tuhan mengungkapkan dirinya sebagai api. Api itu menakutkan dan menarik. Api itu menakutkan dan indah pada saat bersamaan. Pikirkan saja apa yang bisa dilakukan api terhadap anda. Api bisa membunuh anda dengan mudah. Jika anda tidak mempercayai saya, taruh tangan anda di atas api selama beberapa detik. Ini akan membakar anda. Bukan hanya anda, api bisa membakar satu bangunan dalam hitungan detik. Anda tidak ingin main-main dengan api. Itu sebabnya kita memerintahkan anak-anak untuk tidak bermain-main dengan api. Betul? Tapi api juga sangat menarik. Sewaktu saya masi SMP, saya dulu tinggal di sebuah rumah yang memiliki cerobong asap. Salah satu hal yang keluarga saya suka lakukan selama musim dingin adalah membangun perapian. Kami senang melihat api dan loh kayu yang terbakar. Itu menghangatkan kami. Pemandangan yang indah. Api menarik. Tapi api juga sangat berbahaya. Orangtua saya menaruh pagar di sekitar api agar saya tidak terbakar. Dan itulah kehadiran Tuhan yang kudus. Tuhan itu berbahaya dan sekaligus menarik. Dia suci dan penuh kasih. Semak duri yang nyala dengan api menarik perhatian Musa tapi saat dia berada di hadirat Tuhan, dia takut melihat Tuhan. Tapi keajaiban semak duri yang penuh dengan api adalah ini. Setiap api membutuhkan bahan bakar. Setuju? Namun api ini terus menyala tanpa bahan bakar. Ini aneh. Semak duri nyala dengan api tapi api tidak membakar semak ini dan api ini tidak membutuhkan bahan bakar. Sebuah misteri. Kita akan melihat apa maksudnya nanti. Ada beberapa hal yang perlu kita bicarakan sebelumnya.
Tuhan adalah Tuhan yang hadir
Keluaran 3:7 – Dan Tuhan berfirman: “Aku telah memperhatikan dengan sungguh kesengsaraan umat-Ku di tanah Mesir, dan Aku telah mendengar seruan mereka yang disebabkan oleh pengerah-pengerah mereka, ya, Aku mengetahui penderitaan mereka.
Jangan lewatkan ini. Ini adalah hal yang sederhana tapi ini sangat penting. Selama 400 tahun, bangsa Israel berada di bawah penindasan Mesir. 400 tahun. Ini adalah waktu yang sangat lama. Jika setiap orang memiliki anak pada usia 40, itu adalah 10 generasi panjangnya. Dan selama 400 tahun, mereka ditindas, dipukuli, diperlakukan tidak adil, dan tidak memilik hak pribadi. Mereka diperlakukan sebagai budak. Mereka berseru kepada Tuhan selama 400 tahun dan tidak ada jawaban. Sepertinya Tuhan tidak mendengar. Sepertinya Tuhan tidak peduli. Sepertinya Tuhan tidak bersama dengan mereka. Tapi kemudian Tuhan menampakkan diri kepada Musa dan berkata, “Oh, Aku selalu hadir. Aku telah memperhatikan kesengsaraan mereka. Aku telah mendengar tangisan mereka. Aku mengetahui penderitaan mereka. Dan Aku akan melakukan sesuatu untuk itu.”
Tuhan adalah Allah yang hadir. Dia tidak absen. Kata teologis untuk ini adalah imanen, darimana kita mendapat kata Immanuel, yang berarti Tuhan menyertai kita. Tuhan dalam Alkitab bukanlah Tuhan yang jauh. Dia adalah Tuhan yang dekat. Dia berada di dekat kita dalam semua kesengsaraan dan penderitaan kita. Dia memperhatikan. Dia mendengar. Dia mengetahui. Tapi bukan hanya itu saja. Dia juga Tuhan yang sedang bergerak. Dia tidak tinggal diam akan penderitaan umat-Nya. Tuhan yang memperhatikan, mendengar dan mengetahui penderitaan umat-Nya juga adalah Tuhan yang akan menyelamatkan mereka.
Tuhan mempunyai misi
Keluaran 3:8-12 – Sebab itu Aku telah turun untuk melepaskan mereka dari tangan orang Mesir dan menuntun mereka keluar dari negeri itu ke suatu negeri yang baik dan luas, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya, ke tempat orang Kanaan, orang Het, orang Amori, orang Feris, orang Hewi dan orang Yebus. Sekarang seruan orang Israel telah sampai kepada-Ku; juga telah Kulihat, betapa kerasnya orang Mesir menindas mereka. Jadi sekarang, pergilah, Aku mengutus engkau kepada Firaun untuk membawa umat-Ku, orang Israel, keluar dari Mesir.” Tetapi Musa berkata kepada Allah: “Siapakah aku ini, maka aku yang akan menghadap Firaun dan membawa orang Israel keluar dari Mesir?” Lalu firman-Nya: “Bukankah Aku akan menyertai engkau? Inilah tanda bagimu, bahwa Aku yang mengutus engkau: apabila engkau telah membawa bangsa itu keluar dari Mesir, maka kamu akan beribadah kepada Allah di gunung ini.”
Ini sangat luar biasa. Jadi Tuhan berkata kepada Musa, “Aku telah memperhatikan, mendengar dan mengetahui tentang penderitaan umat-Ku. Aku akan membereskannya. Aku telah datang untuk melakukan sesuatu tentang hal ini. Aku akan membebaskan mereka dari Mesir. Kamu pikir firaun sangat kuat? Aku akan menunjukkan kekuatan-Ku. Aku akan membebaskan mereka. Aku akan membawa mereka ke Tanah Perjanjian. Aku akan melakukan semua ini Musa. Aku tidak akan gagal. Aku akan membawa Israel ke tanah Kanaan dan aku akan memberikan tanah itu kepada Israel.” Saudara hampir bisa mendengar drum roll diputar di latar belakang. Tuhan sedang bergerak. Allah langit dan bumi, Tuhan semesta alam akan datang. Inilah perasaan yang anda rasakan saat menonton Narnia dan mendengar, “Aslan akan datang. Aslan sedang bergerak. Singa yang besar dan hebat sedang dalam perjalanan untuk menyelamatkan Narnia.” Ada perasaan gembira, sukacita, dan antisipasi akan apa yang akan Tuhan lakukan. Akhirnya bangsa Mesir dan Israel akan melihat kekuatan Yahweh yang Mahakuasa. Dan kemudian tiba-tiba Tuhan menghentikan drumroll dan berkata, “Baiklah Musa. Sekarang, pergilah. Aku mengutus kamu.” Musa pastilah berpikir, “Apa dia berbicara dengan aku? Apakah ada Musa lain di sini? Tunggu. Apa? Tuhan, maksudmu aku? Musa yang sudah berusia 80 tahun dan yang bukan siapa-siapa?” Dan Tuhan menjawab, “Ya, kamu. Musa, pangeran Mesir yang sudah menjadi ‘nobody’. Aku mengutus kamu ke Firaun untuk membawa umat-Ku keluar dari Mesir.”
Dapatkah anda melihat apa yang terjadi? Inilah cara Tuhan selalu bekerja. Pertama, dia menggunakan semua kata ganti orang pertama untuk memberi tahu Musa dan setiap kita bahwa dialah yang akan melakukannya. Bukan Musa, bukan orang lain, tetapi Tuhan. Dia terus berkata, “Aku, aku, aku ….” Tapi kemudian dia berbalik dan berkata, “Sekarang, kamu pergi.” Tuhan dapat melakukannya sendiri. Dia mampu menyelesaikan misinya sendiri. Dia adalah Tuhan yang Maha Kuasa. Tapi dia tidak melakukan itu. Tapi yang dia lakukan, dia mengundang Musa untuk bergabung dalam misinya. Mimpi Musa mungkin sudah berakhir. Musa mungkin mengira dia berada di jalan buntu. Tidak ada yang lain di depannya kecuali peti mati. ‘Somebody’ telah menjadi ‘nobody’. Tapi hanya ketika ‘somebody’ telah menjadi ‘nobody’, dia menerima undangan untuk berperan dalam cerita terbesar. Segala sesuatu yang terjadi dalam kehidupan Musa 80 tahun sebelumnya, semuanya untuk tujuan ini. Musa harus menjadi ‘nobody’ sehingga ‘The Greatest Somebody’ dapat mengundang Musa untuk mengambil bagian dalam cerita terbesar.
Kemudian Musa menjawab, “Siapakah aku ini, maka aku yang akan menghadap Firaun dan membawa orang Israel keluar dari Mesir?” Musa tidak mengalami krisis identitas. Dia tahu persis siapa dia. Dia adalah seorang pangeran Mesir yang menjadi gembala kawanan domba milik mertuanya. Musa tahu siapa dia. Dan karena dia tahu siapa dia, dia sadar bahwa dia tidak memenuhi syarat untuk misi Allah. Dia mungkin berpikir, “Seandainya saja Engkau memintaku pergi 40 tahun yang lalu … seandainya saja aku masih pangeran Mesir … seandainya saja aku masih memiliki semua sumber daya yang pernah kumiliki … tapi sekarang, semuanya sudah terlambat. Aku adalah orang tua yang tidak punya apa-apa. Siapakah aku sehingga aku harus pergi? Tuhan, kamu datang ke orang yang salah. Aku tidak lagi memenuhi syarat untuk misi-Mu.” Dan tahukah anda apa jawaban Tuhan? Tuhan tidak berkata, “Musa, kamu perlu berpikir lebih tinggi tentang jati dirimu sendiri. Kamu perlu membangun nilai dirimu. Kamu harus ikut seminar jati diri. Tutup matamu dan bayangkan. Kamu pernah menjadi Pangeran Mesir. Kamu memiliki semua pendidikan yang kamu butuhkan. Kamu tahu cara bagaimana orang Mesir berpikir. Aku bisa menggunakan orang seperti kamu dalam tim-Ku. Di samping itu Musa, suatu hari orang-orang akan membicarakanmu. Mereka akan membuat film tentang kamu. Namamu akan dikenal di seluruh dunia. Ayolah Musa. Kamu lebih baik dari yang kamu pikirkan. Kamu memiliki apa yang Aku perlukan. Aku percaya padamu. Kamu bisa melakukannya Momo. Jadi ulangi perkataan ini setelah aku. “Aku baik. Aku mampu. Aku bisa melakukannya” … “ Tidak, seribu kali tidak. Tuhan tahu persis bahwa Musa tidak dapat melakukannya. Bahkan, Tuhan menunggu sampai Musa sadar sepenuhnya bahwa dia tidak dapat melakukannya. Tuhan tidak membutuhkan Musa untuk memiliki gambar diri yang tinggi. Seluruh pengalaman padang gurun dirancang oleh Tuhan untuk menghancurkan harga diri Musa.
Jadi, bagaimana Tuhan menjawab keberatan Musa? “Bukankah Aku akan menyertai engkau?” Jangan lewatkan ini gereja Tuhan. Saya ingin anda mendapatkan bobot perkataan ini. Saya ingin kata-kata ini tertanam di hati, pikiran, tubuh, dompet, saku, dan otak anda. Tuhan berkata kepada Musa, “Aku tahu kamu bukan siapa siapa Musa. Aku tahu kamu tidak bisa melakukannya. Aku tahu kamu tidak memenuhi syarat. Tapi itu bukan masalah. Karena aku akan menyertai engkau. Kamu tidak bisa tapi aku bisa. Akulah yang akan melakukannya. Aku tidak membutuhkanmu untuk menjadi kuat. Yang perlu kamu ketahui adalah bahwa aku bersamamu.” Dengan kata lain, Tuhan dengan jelas berkata kepada Musa, “Siapa kamu bukanlah sesuatu yang penting. Yang penting adalah siapa aku. Jadi berhenti melihat kepada dirimu dan lihatlah aku!” Dan kemudian Tuhan melanjutkan, “Aku akan memberi kamu sebuah tanda. Kamu akan tahu bahwa aku bersama kamu karena kamu pasti akan kembali ke gunung ini bersama Israel dan kamu akan menyembah aku. Begitulah kamu tahu bahwa aku bersamamu.” Musa harus terlebih dahulu melangkah dengan iman dan percaya akan firman Tuhan sebelum dia melihat tanda bahwa hadirat Tuhan menyertainya. Yang membawa Musa ke pertanyaan berikutnya dan juga poin saya selanjutnya.
Tuhan memiliki nama
Keluaran 3:13-15 – Lalu Musa berkata kepada Allah: “Tetapi apabila aku mendapatkan orang Israel dan berkata kepada mereka: Allah nenek moyangmu telah mengutus aku kepadamu, dan mereka bertanya kepadaku: bagaimana tentang nama-Nya? — apakah yang harus kujawab kepada mereka?” Firman Allah kepada Musa: “AKU ADALAH AKU.” Lagi firman-Nya: “Beginilah kaukatakan kepada orang Israel itu: AKULAH AKU telah mengutus aku kepadamu.” Selanjutnya berfirmanlah Allah kepada Musa: “Beginilah kaukatakan kepada orang Israel: Tuhan, Allah nenek moyangmu, Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub, telah mengutus aku kepadamu: itulah nama-Ku untuk selama-lamanya dan itulah sebutan-Ku turun-temurun.
“Tuhan, jika engkau begitu kuat, lalu siapa engkau? Siapa namamu?” Inilah pertanyaan Musa. “Orang Israel pasti ingin tahu siapa yang mengirim aku. Aku ingin tahu siapa kamu dan siapa namamu?” Dan Tuhan menjawab dengan sangat menabjubkan, “AKU ADALAH AKU.” Dalam bahasa Ibrani kata “AKU” adalah Hayah (terdengar seperti ekspresi Karate). John Piper memiliki sebuah artikel yang menjelaskan 10 implikasi dari nama “I AM WHO I AM” di website desiring God. Anda bisa membacanya sendiri. Tapi kita diberi sedikit hint arti dari arti nama “I AM” melalui semak duri yang nyala dengan api. Bagaimana api bisa menyala tanpa bahan bakar? Arti di balik nama “I AM WHO I AM” adalah bahwa Tuhan tidak membutuhkan yang lain untuk keberadaan-Nya. Tidak ada saat dimana Dia tidak berada. Dia ada dengan sendirinya yang juga berarti bahwa dia selalu cukup dengan sendirinya. Dia adalah air mancur yang tidak pernah habis-habisnya mengalir dan yang tidak akan pernah kering. Ini juga berarti bahwa dia kekal dan tidak berubah. Tidak akan ada saat dimana dia tidak lagi ada. Kemarin, hari ini dan selamanya, nama Tuhan tetap “I AM WHO I AM.” Dia tidak akan pernah letih. Dia tidak butuh bahan bakar. Nyala api itu abadi dan tidak akan pernah padam. Dulu dia adalah Tuhan, sekarang dia adalah Tuhan dan untuk selamanya dia akan selalu menjadi Tuhan. Tidak ada yang bisa mengubahnya dan tidak ada yang bisa menggerakkannya. Inilah arti “AKU ADALAH AKU.” Dan Tuhan ini mengatakan bahwa dia akan menyertai Musa. “AKU” yang mulia ada bersama Musa. Permasalahan selesai.
Aplikasi
Apa yang dapat kita pelajari dari cerita ini? Ada beberapa hal. Pertama, nikmati jalan memutar Tuhan. Bagi banyak dari kita, kita sekarang mungkin menemukan hidup kita berada di jalan memutar yang panjang. Anda punya rencana. Anda punya mimpi. Anda memiliki visi. Tapi tidak satupun dari mereka yang berjalan sesuai dengan rencana anda. Anda pikir anda akan menjadi seseorang tapi saat ini anda berada di posisi dimana anda bukanlah siapa siapa. Dan kisah Musa mengajarkan kepada kita bahwa Allah adalah Tuhan jalan memutar. Jangan membenci jalan memutar Allah. Anda mungkin mengira anda berada dalam jalan memutar padahal anda sedang berada di jalan besar Tuhan. Musa mengira dia berada di akhir hidupnya saat dia berada di awal sesuatu yang menakjubkan dengan Tuhan. Padang gurun tampak seperti jalan memutar di mata manusia. Tapi padang gurun adalah rencana Tuhan untuk Musa. Karena hanya ketika Musa menemukan dirinya di padang gurun, dia melihat semak yang menyala dengan api. Anda tidak bertemu dengan Tuhan saat segala sesuatu berjalan sesuai rencana anda. Anda cenderung bertemu Tuhan ketika tidak ada hal yang berjalan sesuai dengan rencana anda. Tuhan adalah Tuhan jalan memutar. Anda berada dimana anda berada sekarang bukan karena kebetulan. Tuhan menaruh anda persis di mana dia menginginkanmu. Dan pada waktunya, dia akan mengungkapkan dirinya kepada anda dan memanggil nama anda. Tuhan selalu mengenal nama anda tetapi dalam kehidupan jalan memutar anda mengenal nama Tuhan. Jadi jangan membenci musim berputar tapi dengarkan dia memanggil namamu. Dan ketika anda mendengar Tuhan memanggil anda, maka inilah saatnya untuk anda membuat jalan memutar lagi ke arah suara yang memanggil anda. Jangan keraskan hatimu.
Hal kedua yang bisa kita pelajari dari cerita ini adalah bahwa Tuhan tidak pernah absen. Dalam musim memutar, mungkin sepertinya Allah jauh. Sepertinya Tuhan tidak memperhatikan kita. Mungkin dia sedang tidur siang atau mungkin dia sibuk dengan kehidupan orang lain tapi dia tidak peduli dengan anda. Tapi itu tidak benar. Bahkan dalam kediaman Allah selama 400 tahun, Allah memperhatikan, Allah mendengar dan Allah mengetahui apa yang sedang terjadi kepada Israel. Dia melihat, dia mendengar dan dia tahu apa yang anda dan saya alami. Musa mungkin merasa ditinggalkan oleh Tuhan selama pengalaman 40 tahun di padang gurun tapi Tuhan sebenarnya sedang mempersiapkan Musa untuk apa yang ada di depan Musa. Tuhan adalah Tuhan yang peduli. Dia tidak pernah absen. Tapi rencana Tuhan bukanlah rencana kita dan waktu Tuhan bukanlah waktu kita. Tuhan selalu menaruh matanya terhadap umatnya. Dia tidak pernah meninggalkanmu. Dia punya rencana untukmu. Tapi dengarkan saya. Tuhan punya rencana untukmu tapi rencananya tidak pernah tentang dirimu. Tuhan memiliki rencana untuk Musa tapi rencananya untuk Musa bukan tentang Musa; Rencana Tuhan adalah tentang umat Tuhan. Tuhan ingin menggunakan Musa untuk menyelamatkan umat-Nya. Yang membawa saya ke aplikasi ketiga.
Tuhan mempunyai misi dan dia ingin anda ikut berperan dalam misinya. Sering kali visi kita tentang karya Tuhan dalam hidup kita terlalu kecil. Ya Tuhan memang mencintaimu. Ya dia peduli denganmu. Ya dia mengenalmu dengan nama. Ya dia menyelamatkanmu. Tapi itu bukan akhir dari cerita kita. Ini baru permulaan cerita yang lebih besar. Setiap kali Tuhan memanggil seseorang, Tuhan selalu mengutus orang itu keluar. Tuhan ingin anda bergabung dalam misinya untuk menyelamatkan umat-Nya. Bangsa Israel hidup di bawah perbudakan Mesir. Tapi hari ini, kita hidup di dunia yang ada di bawah perbudakan dosa. Teriakan orang-orang datang kepada Tuhan dan Tuhan berkata bahwa dia akan melakukan sesuatu terhadapnya. Dia akan mengurusnya. Dia akan membebaskan orang-orang dari belenggu dosa. Dia akan melakukan semua pekerjaan yang harus diselesaikan. Tuhan akan melakukannya dengan kekuatan-Nya sendiri. Tapi dia ingin anda pergi untuk dia. Dia ingin anda menjadi juru bicaranya kepada dunia. Musa tidak perlu melakukan apapun. Yang perlu dia lakukan hanyalah berkata kepada Firaun dan orang-orang Israel, “Beginilah firman TUHAN.” Dan kita dipanggil untuk melakukan hal yang sama. Kita tidak bisa membebaskan siapapun dari dosa. Kita tidak bisa menolong siapapun. Kita tidak bisa menyelamatkan siapapun. Tapi kita bisa memberi tahu mereka, “Ada seseorang yang bisa dan dia sudah datang untuk menyelamatkanmu. Aku di sini untuk memberi tahu kamu firman-Nya.” Itulah yang saya lakukan setiap kali saya berdiri di mimbar ini dan memberitakan Injil. Ada seseorang yang bisa menyelamatkan anda dan saya ada di sini untuk menyampaikan perkataan-Nya kepada anda.
Tuhan sedang dalam misi dan kita diajak untuk bergabung dalam misinya. Kita diundang untuk berperan dalam ceritanya. Setiap orang Kristen, tanpa perkecualian, adalah misionaris. Anda dipanggil untuk menjadi misionaris kepada keluarga anda, tempat kerja anda, sekolah anda, lingkungan anda, dimanapun anda berada. Jika suatu hari manusia bisa tinggal di planet Mars dan anda pergi ke Mars, anda dipanggil untuk menjadi misionaris di Mars. Anda dipanggil untuk pergi bagi Tuhan. Keberatan nomor satu yang saya dapatkan dalam masalah ini adalah, “Saya tidak yakin apakah saya memiliki apa yang diperlukan.” Nah, bukankah itu yang Musa katakan kepada Tuhan. “Tuhan, aku tidak memiliki apa yang diperlukan untuk melakukan apa yang kamu ingin aku lakukan.” Dan Tuhan menjawab, “Bagus sekali! Kamu tidak bisa tapi aku bisa.” Itulah intinya. Anda tidak bisa melakukannya tetapi Tuhan bisa dan dia bersama dengan anda. Tuhan tidak mencari orang-orang yang memenuhi syarat. Dia mencari orang-orang yang tidak memenuhi syarat yang tahu bahwa Allah bersama dengan dia. Phillip Ryken mengatakannya dengan indah, “Keluaran tidak bergantung pada kompetensi Musa tetapi pada hadirat Tuhan.” Salah satu kebohongan dunia yang kita dengar setiap hari adalah jika kita ingin melakukan sesuatu yang penting, kita harus menjadi orang yang luar biasa. Izinkan saya memberi tahu anda sebuah rahasia. Anda tidak luar biasa. Anda hanya manusia rata-rata. Ambil nafas. Anda tidak spesial dan anda tidak perlu menjadi spesial. Yang perlu anda ketahui adalah bahwa Allah menyertai anda. Allah adalah pakar dalam menggunakan manusia biasa saja. Anda tidak harus mendapatkan HD untuk menggambil bagian dalam misi Allah. Tuhan bisa menggunakan anda bahkan jika anda mendapatkan F.
Pertanyaan lain yang saya dapatkan adalah, “Bagaimana aku tahu bahwa Allah bersama aku dalam misinya?” Pertanyaan bagus. Jawabannya adalah, saudara tidak akan tahu sampai saudara pergi. Anda tidak akan mengalami penyertaan Tuhan bersama dengan anda sampai anda melangkah keluar dengan iman dan pergi untuk Tuhan. Tanda yang diberikan Tuhan kepada Musa bahwa ia menyertai Musa adalah bahwa Musa akan kembali ke Gunung Horeb bersama bangsa Israel untuk beribadah kepada Tuhan. Yang berarti bahwa Musa tidak akan tahu sampai ia pergi. Sekarang, dengarkan saya. Alasan kenapa banyak dari kita mengalami kebosanan sebagai orang Kristen adalah karena kita tidak pergi. Kita terlalu asik bermain di kerumunan kecil yang disebut zona nyaman dan kita mengabaikan misi Allah. Kita terlalu sibuk memikirkan kesenangan hidup dan kesejahteraan keluarga kita sampai kita menutup telinga kita terhadap undangan Tuhan untuk berperan dalam misinya. “Itu terlalu berisiko.” Tentu saja! Apa yang tidak berisiko untuk berkata kepada orang yang paling berkuasa di dunia, “Beginilah firman TUHAN, keluarkan bangsaku!”? Musa bisa dibunuh dalam hitungan detik. Tapi sampai anda pergi, sampai anda mengambil langkah iman, sampai anda mengambil risiko itu, anda tidak akan mengalami penyertaan Tuhan yang maha kuasa bersama anda. Justru di saat ketidakpastian dan penuh resiko inilah Allah menunjukan dirinya setia kepada anda. Anda hanya akan mengalami “Aku akan menyertai engkau” ketika anda pergi. Anda tidak akan pernah mengalami realitas kata-kata Yesus, “Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi” sampai anda pergi dan menjadikan segala bangsa murid Kristus. Umat Kristen dipanggil untuk menggambil bagian dalam misi Allah. Dan ini sangat seru. Ini adalah waktu-waktu dimana anda melihat hal yang tidak mungkin menjadi mungkin, orang sakit mendapat kesembuhan, tawanan dibebaskan, mereka yang terhilang mendapatkan keselamatan. Kuasa dan penyertaan Allah diberikan untuk misi Allah. Seharusnya tidak ada orang Kristen yang hidup bosan. Tidak ada.
Ijinkan saya cerita singkat. Pada akhir Yanuari, ketika akhirnya saya menyadari kenyataan bahwa rekan-pendeta saya pindah ke Melbourne, kecemasan melanda. Saya bangun suatu pagi dan saya bisa merasakan beban berat yang luar biasa di bahu saya. Saya pikir itu hanya serangan panik sesaat tetapi akan hilang dengan berjalannya waktu. Tapi itu tidak terjadi. Bahkan menjadi lebih parah. Anda mungkin menyadari bahwa gereja kita sedang dalam masa transisi. Kami memutuskan untuk mengubah RYI dari menjadi pelayanan anak muda untuk menjadi pelayanan Internasional penuh. Kami percaya bahwa Tuhan mempunyai sebuah misi dan kami percaya bahwa Tuhan memanggil kami untuk pergi dan menyelamatkan banyak orang di kota ini. Tuhan tidak hanya ingin menyelamatkan bangsa Indonesia di kota ini tetapi bangsa-bangsa. Saya percaya hal ini dengan sepenuh hati. Namun ini masalahnya. Saya akan sangat jujur dengan anda. Saya berpikir saya tidak memiliki apa yang diperlukan untuk melakukannya. Saya sangat takut. Apakah oke buat saya untuk mengakui ini kepada anda? Sebagai salah satu pendeta anda, saya merasa saya tidak memiliki apa yang diperlukan untuk memimpin anda ke mana saya percaya Tuhan ingin kita untuk pergi dan saya sangat takut. Untuk bertahun-tahun, saya sudah sering pergi ke berbagai tempat untuk memberitakan Injil tetapi semuanya itu di Indonesia. Itu sebabnya kemampuan saya berbahasa Indonesia meningkat banyak dalam beberapa tahun terakhir. Tapi untuk menjangkau non-Indonesia adalah permainan yang berbeda. Dan tidak hanya itu, tapi saya juga bertanggung jawab untuk memimpin anda ke arah ini. Jadi bukan saja saya berpikir saya tidak memiliki apa yang diperlukan untuk melakukannya tapi sekarang saya juga perlu membawa anda berjalan bersama saya dalam perjalanan ini. Saya sangat takut sampai saya masuk ke satu titik dimana saya berpikir ini semua adalah sebuah kesalahan. Saya berlutut dan saya berkata kepada Tuhan, “Aku tidak bisa melakukannya. Aku tidak memiliki apa yang diperlukan untuk melakukan misi ini.”
Tapi saudara tahu apa yang lucu? Di tengah semua kekuatiran saya, saya harus mempersiapkan khotbah ini. Ya, khotbah ini yang anda dengar sekarang dari mulut saya hari ini. Tema bulanan untuk 2018 diputuskan pada November 2017. Saya tidak tahu saat itu bahwa kita harus melalui semua transisi ini. Semuanya terjadi begitu cepat dan sekarang kita menemukan diri kita dalam masa transisi. Dan saya tidak tahu bahwa saya akan mengalami apa yang Musa alami. Bahkan sebaliknya, saya adalah orang yang sangat percaya diri. Saya ingat pertama kali saya diundang untuk mengambil bagian dalam pertemuan pendeta-pendeta besar. Saya adalah seorang rookie dan orang termuda di ruangan itu tapi saya diberi beberapa menit untuk mengatakan beberapa kata. Anda tahu apa yang saya lakukan? Saya sudah mumet mendengar banyak omongan tidak jelas dalam pertemuan itu dari pagi sampai malam jadi saya berdiri dan memberitakan Injil kepada semua pendeta-pendeta senior itu. Saya berani. Terlalu percaya diri untuk kebaikan saya sendiri. Tapi kali ini berbeda. Saya berada di lutut saya dan mengakui bahwa saya tidak memiliki apa yang diperlukan untuk melakukannya. Saya takut. Saya adalah Musa. Dan sewaktu saya mempersiapkan kotbah ini bulan lalu, api terbakar di hati saya. Saya mendengar Tuhan mengatakan kepada saya, “Ini bagianku.” Ini seperti Tuhan sedang berkata, “Sekarang kita bisa mulai. Aku sudah menunggu saat ini. Aku tahu kamu tidak bisa melakukannya tapi aku bisa. Aku tahu kamu tidak tahu apa yang harus dilakukan, tapi tidak apa-apa. Ini adalah misiku dan bukan misimu. Yang perlu kamu ketahui hanyalah bahwa “I AM” beserta kamu.” Dan saya percaya Tuhan mengatakan hal yang sama untuk banyak dari kita hari ini. “Aku akan menyertai engkau.” Jangan takut.
Terakhir, anda harus mengenal nama Tuhan. Allah memiliki nama. Dia mengungkapkan namanya sebagai “AKU ADALAH AKU” dalam pertemuan ini dengan Musa. Tapi, ada sosok lain dalam pertemuan ini. Dia hanya muncul sebentar dan kemudian ia tampaknya menghilang. Saya telah membaca cerita ini berkali-kali tapi saya tidak pernah melihat ini sampai Keller menunjukannya. Keluaran 3:2 – Lalu Malaikat Tuhan menampakkan diri kepadanya di dalam nyala api yang keluar dari semak duri. Ada malaikat Tuhan dalam cerita. Dan api dari semak duri adalah penampilannya. Dan kemudian ketika semak duri yang nyala dengan api ini menarik perhatian Musa dan Musa berbalik ke arah semak-semak, terdengar suara yang memanggil Musa dari semak-semak. Tapi kemudian Keluaran memberitahu kita bahwa bukan suara malaikat yang memanggil Musa tetapi Allah sendiri yang berbicara. Entah bagaimana, malaikat Tuhan menjadi Tuhan. Dan perhatikan, bahasa inggrisnya bukan “an angel” tetapi “the angel of the Lord”. Dan kehadiran malaikat ini membuat tanah sekitarnya menjadi kudus. Dan keajaiban yang paling mengherankan adalah, bagaimana bisa seorang berdosa bertemu dengan Tuhan dan hidup? Dan jika anda membaca percakapan Musa dengan Tuhan sampai selesai, Musa berulang kali meragukan Tuhan. Bagaimana Musa bisa tetap hidup di hadapan semak yang nyala dengan api? Mengapa api Allah tidak menghanguskan Musa ketika ia terus meragukan kebesaran “I AM”? Siapakah “the angel of the Lord”?
Beribu-ribu tahun kemudian ada argumen antara seorang Rabbi muda dan kelompok ahli-ahli Taurat dan orang Farisi. Orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat tetap membela diri bahwa mereka adalah keturunan Abraham. “Siapa kamu untuk memberitahu kami bahwa kami salah? Kami adalah anak-anak Abraham. Apakah kamu berkata kepada kami bahwa kamu lebih besar dari Abraham? Kamu bahkan belum hidup 50 tahun dan kamu mengatakan kamu telah melihat Abraham? Kamu gila!” Kemudian Rabbi muda ini memandang ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi dan ia mengatakan hal yang sangat menakjubkan. Yohanes 8:58 – Kata Yesus kepada mereka: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya, sebelum Abraham jadi, Aku telah ada.” Bahasa Indonesianya sangat lemah. Perhatikan bahasa Inggrisnya. John 8:58 – Jesus said to them, “Truly, truly, I say to you, before Abraham was, I am.” Sekarang, ini tidak waras dan ini adalah tata bahasa yang salah. Jawaban tata bahasa yang benar adalah, “Before Abraham was, I was,” yang membuat Yesus menjadi seseorang yang sangat amat tua. Tapi ini bukan apa yang Yesus katakan. Jika Yesus berkata “I was” maka orang Farisi dan ahli-ahli Taurat mungkin akan membiarkan Yesus. Tapi orang-orang Farisi dan ahli Taurat sangat marah terhadap Yesus. Mereka langsung berusaha membunuh Yesus. Mengapa? Karena Yesus mengatakan bahwa “nama Tuhan yang kalian puja, nama Allah yang kalian sangat hormati dan takuti, nama yang membuat kalian takut dan gentar, nama Allah yang tidak memiliki awal dan akhir, Allah yang kekal dan hidup, I AM, akulah DIA. Akulah Tuhan.” Yesus berkata bahwa dia adalah “AKU ADALAH AKU.”
Ini adalah alasan mengapa Musa dapat bertemu dengan Allah yang kudus dan tetap hidup. Malaikat Tuhan yang merupakan pribadi Tuhan sendiri ada sebagai perantaraan antara Allah dan Musa. Tuhan sangat kudus. Dia sangat menakutkan. Tidak ada orang berdosa yang bisa berada di hadapannya dan hidup. Allah adalah api yang menghanguskan. Namun api Allah tidak menghanguskan semak duri dan Musa. Api ini menakutkan tapi menarik. Api ini menakutkan tapi indah. Karena malaikat Tuhan itu adalah Kristus. Yesuslah alasan api Allah tidak membunuh Musa. Tuhan begitu suci sehingga ia tidak dapat melihat dosa tetapi Allah begitu penuh kasih sehingga ia membuat jalan bagi-Nya untuk menyertai umat-Nya. Allah mengirimkan anak-Nya yang tunggal untuk mengambil murka Allah terhadap dosa sehingga kita dapat memiliki hubungan dengan Tuhan. Anak Allah menjadi dosa sehingga manusia berdosa bisa menjadi anak Allah. Ini adalah Injil. Allah telah membuat jalan bagi orang-orang berdosa untuk didamaikan dengan Allah. Allah memiliki sebuah misi untuk menyelamatkan umat-Nya. Dan kita diundang untuk bergabung dengan Allah dalam misinya. Kita dipanggil untuk menyatakan kepada dunia nama Allah. Satu-satunya nama yang bisa menyelamatkan. Kisah Para Rasul 4:12 – “Dan keselamatan tidak ada di dalam siapa pun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan.” Hanya ada satu nama yang bisa menyelamatkan. Dan kita perlu tahu nama itu. Misi kita adalah untuk menyatakan nama itu. Dia adalah “AKU ADALAH AKU.” Dia telah mati bagi dosa-dosa kita sehingga kita dijadikan benar dengan Allah. Tidak ada keselamatan dalam nama lain selain nama Yesus. Yesus menyelesaikan karya keselamatan. Dia telah membuat jalan bagi orang berdosa untuk berdamai dengan Tuhan dan sekarang dia mengutus kita untuk pergi dan menyatakan berita keselamatan.
Matius 28:18-20 – Yesus mendekati mereka dan berkata: “Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.” Gereja, sekarang saatnya untuk kita pergi. Pergi. Pergi. Pergi. Anda telah diselamatkan oleh kasih karunia Allah. Jalan perputaran dalam kehidupan dirancang sedemikian rupa sehingga anda bisa bertemu Tuhan jalan perputaran. Dia memanggil anda dengan nama. Dia menyelamatkanmu dari perbudakan dosa. Dia menebusmu dan menjadikanmu miliknya. Dia memberitahu anda namanya. Dan sekarang dia mengutus anda pergi dan membawa pesan keselamatan kemanapun anda pergi. “Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.” Penyertaan Raja ada bersama dengan anda. Jadi gereja Tuhan, mari kita pergi. PERGI dan beritakan pesan Injil dimanapun anda berada. Dan anda akan melihat bahwa dia menyertai anda senantiasa.
Discussion
- Kenapa Tuhan membuat Musa menunggu selama 80 tahun sebelum menunjukan diri-Nya kepada Musa? Apa yang hal ini ajarkan kepada kita tentang bagaimana Tuhan bekerja?
- “Tuhan adalah God of the detour (Tuhan jalan berputar).” Apa implikasi dari statement ini dalam kehidupan kita sehari-hari?
- Apa itu pengalaman “semak duri yang nyala dengan api”? Jelaskan pentingnya pengalaman ini.
- Musa bertanya, “Siapakah aku ini….” Apakah Musa mempunyai evaluasi yang benar terhadap dirinya? Kenapa atau kenapa tidak?
- “Aku akan menyertai engkau.” Inilah respon Tuhan terhadap keberatan Musa. Apakah jawaban ini cukup untuk pola pikir modern? Jelaskan jawabanmu.
- “Aku adalah Aku.” Apa yang Nama ini tunjukan tentang nature Allah?
- Apakah kita diundang untuk mengambil bagian dalam misi Allah? Bagaimana kita tahu kalau Allah beserta dengan kita?
- Apa yang bisa saya lakukan untuk mengambil bagian dalam misi Allah?
Sorry, the comment form is closed at this time.