Doa yang penuh kuasa

Yakobus 5:13-20

Kalau ada seseorang di antara kamu yang menderita, baiklah ia berdoa! Kalau ada seseorang yang bergembira baiklah ia bermazmur! Kalau ada seseorang di antara kamu yang sakit, baiklah ia memanggil para penatua jemaat, supaya mereka mendoakan dia serta mengolesnya dengan minyak dalam nama Tuhan. Doa yang lahir dari iman akan menyelamatkan orang sakit itu dan Tuhan akan membangunkan dia; dan jika ia telah berbuat dosa, maka dosanya itu akan diampuni. Karena itu, hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar, sangat besar kuasanya dan ada hasilnya. Elia adalah manusia biasa sama seperti kita, dan ia telah bersungguh-sungguh berdoa, supaya hujan jangan turun, dan hujan pun tidak turun di bumi selama tiga tahun dan enam bulan. Lalu ia berdoa lagi dan langit menurunkan hujan dan bumi pun mengeluarkan buahnya. Saudara-saudaraku, jika ada di antara kamu yang menyimpang dari kebenaran dan ada seseorang yang membuat dia berbalik, ketahuilah bahwa siapa yang membuat orang berdosa berbalik dari jalannya yang sesat, ia akan menyelamatkan jiwa orang itu dari maut dan menutupi banyak dosa.

Hari ini kita akan berbicara tentang salah satu hal yang sangat penting, bahkan mungkin yang paling penting dalam kehidupan Kekristenan, yaitu doa. Ketika saya mempersiapkan khotbah untuk seri kitab Yakobus, Roh Kudus terus menerus menginsafkan saya. Roh Kudus terus menyadarkan saya betapa berdosanya saya dan betapa indahnya pengorbanan Kristus. Karena kalau saya boleh jujur, saya sering gagal menghidupi apa yang saya khotbahkan dari kitab Yakobus. Apa yang Yakobus katakan kepada kita tidaklah sulit untuk dipahami, tetapi sangat sulit untuk dilakukan. Contoh, menghadapi pencobaan. Ada yang berhasil menang atas semua pencobaan dalam satu minggu ini? Bagaimana dengan membuat rencana? Ada yang selalu mengingat Tuhan dalam setiap perencanaan? Kitab Yakobus mungkin mudah untuk dimengerti, tetapi tidak ada kitab yang mengungkapkan ketidakmampuan kita untuk menjalankan perintah-perintah Tuhan seperti kitab Yakobus.

Dan jika ada satu bidang dalam kehidupan Kekristenan yang kita paling banyak kekurangannya, maka itu adalah doa. Tidak ada orang Kristen yang perlu diberitahu bahwa mereka perlu berdoa. Kita tahu kita harus berdoa. Namun dalam kehidupan sehari-hari, kebanyakan dari kita sering merasa gagal dalam berdoa. Kita bergumul untuk berdoa. Dan itu adalah masalah. Perhatikan. Tuhan telah mengatur dunia sedemikian rupa sehingga Dia tidak akan melakukan banyak hal dalam hidup kita selain melalui doa. Jika kita tidak berdoa, kita akan kehilangan banyak hal yang Tuhan ingin lakukan dalam hidup kita. Jadi di akhir suratnya, Yakobus memberitahu kita tentang kuasa doa. Doa benar-benar mengubah keadaan.

Tiga hal yang dapat kita pelajari dari bagian ini: pentingnya doa; contoh doa; tujuan doa.

 

 

Pentingnya doa

Yakobus 5:13 – Kalau ada seseorang di antara kamu yang menderita, baiklah ia berdoa! Kalau ada seseorang yang bergembira baiklah ia bermazmur!

Inti dari ayat ini sangat jelas. Yakobus ingin kita berdoa setiap saat. Hidup selalu dipenuhi dengan naik dan turun, penderitaan dan kegembiraan. Tetapi yang harus selalu kita lakukan adalah membawa segala sesuatu kepada Tuhan, baik dalam doa maupun pujian. Tahukah anda apa artinya? Ini berarti bahwa doa, sebelum doa adalah permohonan, doa adalah sebuah sikap hati; sebuah sikap yang penuh kasih syukur kepada Tuhan. Ketika kita sedang dalam kebutuhan, sikap penuh kasih syukur itu berubah menjadi permohonan. “Tuhan, tolong aku. Aku membutuhkan-Mu. Aku tidak bisa melakukan ini tanpa-Mu.” Ketika kita sukses, sikap hati itu berubah menjadi pujian. “Tuhan, terima kasih atas berkat-Mu. Engkaulah yang memampukan aku melakukan ini.” Sikap hati ini sangat penting untuk hubungan yang sehat dengan Tuhan. Mengapa? Anda mengerti ini. Ada beberapa orang, jika mereka datang kepada anda dengan masalah besar dan meminta bantuan anda, anda akan berkata, “Aku merasa sangat terhormat. Aku akan dengan senang hati membantumu.” Lalu ada orang lain yang jika mereka datang kepada anda dan meminta hal yang sama, anda akan merasa risih dan dimanfaatkan. Mengapa? Orang yang memanfaatkan anda adalah orang yang hanya datang kepada anda ketika mereka memiliki kebutuhan, hanya datang kepada anda ketika mereka dalam kesulitan. Dan ketika semuanya baik-baik saja, mereka melupakan anda. Lalu ada orang lain yang ketika semuanya baik-baik saja, datang kepada anda dan berbagi sukacita dengan anda. Dengan kata lain, satu mengasihi anda, satu memanfaatkan anda. Satu ingin menjadi teman anda, satu ingin menggunakan anda.

Jadi, bagaimana kita tahu apakah kita memiliki sikap yang benar dalam berdoa? Sederhana. Apakah kita sering berdoa saat kita sedang senang, atau kita hanya berdoa saat kita sedang dalam kesulitan? Jika kita hanya berdoa saat dalam kesulitan, kita menggunakan Tuhan. Dan Tuhan tahu. Tuhan sama risihnya dengan kita seperti ketika seseorang hanya mencari kita ketika mereka membutuhkan uang. Jika kita memiliki sikap hati yang mengasihi Tuhan, kita akan berdoa saat kita senang dan sedih. Jadi Yakobus berkata kepada kita, “Tidak peduli musim apa pun yang sedang kamu hadapi, apa pun yang sedang kamu alami saat ini, bawalah semua itu kepada Tuhan. Jika segala sesuatu berjalan dengan baik, pujilah Tuhan. Jika kamu sedang dalam kesulitan, berdoalah kepada Tuhan. Apakah kamu sedang bahagia atau menderita, itu semua adalah karena Tuhan. Tuhan dalam Alkitab adalah Tuhan atas segala musim.” Perhatikan. Berdoa kepada Tuhan dalam segala musim kehidupan berarti mengakui bahwa Tuhan cukup untuk segala musim kehidupan. Berdoa kepada Tuhan dalam kesulitan berarti mengakui kuasa-Nya yang berdaulat untuk memenuhi kebutuhan kita. Dan memuji Tuhan dalam kebahagiaan berarti mengakui kuasa-Nya yang berdaulat dalam menentukan keadaan kita. Baik dalam kesusahan maupun kebahagiaan, Tuhan adalah kecukupan kita.

Yakobus 5:14-16a – Kalau ada seseorang di antara kamu yang sakit, baiklah ia memanggil para penatua jemaat, supaya mereka mendoakan dia serta mengolesnya dengan minyak dalam nama Tuhan. Doa yang lahir dari iman akan menyelamatkan orang sakit itu dan Tuhan akan membangunkan dia; dan jika ia telah berbuat dosa, maka dosanya itu akan diampuni. Karena itu, hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh.

Tadi saya mengatakan bahwa kitab Yakobus tidak sulit untuk dipahami. Itu tidak sepenuhnya benar. Bagian ini dari kitab Yakobus adalah salah satu bagian yang paling sulit untuk dipahami dalam seluruh Perjanjian Baru. Bagian ini menimbulkan begitu banyak pertanyaan yang telah diperdebatkan oleh banyak ahli selama 2000 tahun. “Apa artinya mengoles dengan minyak dalam nama Tuhan? Apa yang dimaksud dengan doa yang lahir dari iman? Apakah ada jaminan kesembuhan ketika berdoa dengan iman? Mengapa perlu mengaku dosa satu sama lain untuk disembuhkan?” Saya akan mencoba menjelaskan kepada anda dengan cara yang paling sederhana yang saya bisa. Ingat konteks kitab Yakobus. Salah satu masalah utama yang dibahas Yakobus adalah masalah mendua hati. Kata yang ia gunakan adalah ‘dipsychos’ yang berarti orang yang memiliki dua pikiran, loyalitas yang terbagi. Ini adalah masalah perzinahan rohani, di mana orang memiliki satu kaki di perahu Tuhan dan kaki lainnya di perahu dunia. Dan Yakobus memanggil mereka untuk kembali mengikuti Tuhan dengan sepenuh hati. Dalam konteks inilah Yakobus membahas tentang penyakit.

Ada permainan kata yang menarik dalam ayat 15 dan 16. Dalam ayat 15, Yakobus berkata, “Doa yang lahir dari iman akan menyelamatkan orang sakit itu” dan dalam ayat 16, Yakobus berkata, “Karena itu, hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh.” Apakah anda melihat ada yang aneh dengan apa yang dikatakan Yakobus? Orang yang sakit diselamatkan dan orang yang berdosa disembuhkan. Seharusnya yang terjadi adalah sebaliknya, benar? Kita mengharapkan orang yang sakit disembuhkan dan orang yang berdosa diselamatkan. Apa yang terjadi di sini? Yakobus sedang menjelaskan hubungan antara penyakit seseorang dengan dosa orang tersebut. Perhatikan baik-baik. Alkitab dengan jelas menyatakan bahwa tidak semua penyakit memiliki hubungan langsung dengan dosa tertentu. Dalam Yohanes pasal 9, Yesus dan murid-muridnya melihat seseorang yang buta sejak lahir. Dan murid-murid bertanya, “Guru, siapakah yang bertanggung jawab atas kebutaan orang ini? Apakah dosa orang ini atau orang tuanya?” Yesus menjawab, “Bukan keduanya.” Jadi Yesus menghancurkan asumsi orang pada zaman itu bahwa setiap penyakit adalah akibat langsung dari dosa seseorang. Kita mengalami penyakit karena kita hidup di dunia yang telah jatuh ke dalam dosa, dan belum tentu karena kita berdosa. Tetapi ada beberapa kejadian di mana penyakit adalah akibat langsung dari dosa. Dalam Yohanes pasal 5, Yesus menyembuhkan seorang lumpuh di tepi kolam Siloam, dan dia berkata kepadanya, “Berhenti berbuat dosa atau sesuatu yang lebih buruk akan terjadi padamu.” Pada zaman Yesus, orang-orang terlalu merohanikan penyakit. Mereka beranggapan bahwa semua penyakit adalah konsekuensi langsung dari dosa. Hari ini, budaya modern kita cenderung tidak menganggap penyakit sebagai sesuatu yang rohani. Mereka menyangkal adanya hubungan antara dosa dan penyakit. Tetapi Alkitab memiliki pandangan yang seimbang tentang penyakit. Beberapa penyakit terjadi sebagai akibat dari hidup di dunia yang telah jatuh ke dalam dosa, dan beberapa penyakit terjadi sebagai konsekuensi langsung dari dosa.

Hal ini membantu kita untuk memahami instruksi Yakobus. Dalam konteks mendua hati di antara umat Tuhan, Yakobus mendorong orang yang sakit untuk memanggil penatua jemaat karena ini mungkin merupakan masalah dosa yang perlu pertobatan. Itulah sebabnya Yakobus memerintahkan kita untuk saling mengaku dosa dan berdoa untuk satu sama lain agar kita sembuh. Dosa yang tidak diakui dapat mendatangkan penyakit. Raja Daud mengatakannya dengan sangat baik dalam Mazmur 32:3 – Selama aku berdiam diri, tulang-tulangku menjadi lesu karena aku mengeluh sepanjang hari. Dalam ayat ini, Daud memberikan kesaksian pribadinya setelah ia berzinah. Pada awalnya setelah dia berzinah dia memilih untuk berdiam diri. Dia menyembunyikannya dengan sebaik mungkin. Daud hidup sepanjang tahun dengan hati nurani yang bersalah, dan itu mempengaruhi dia secara fisik, emosional, dan mental. Dan hal itu semakin lama semakin memburuk. Daud mengalami penyakit yang disebabkan oleh masalah rohani.

Tim Keller mengatakannya dengan baik. “Tidak ada yang lebih baik yang dapat anda lakukan selain memperbaiki hubungan dengan Tuhan, berdamai dengan Tuhan ketika anda sakit. Tidak ada yang lebih baik daripada menjernihkan hati nurani anda, dan melihat hal-hal yang selama ini terlalu penting bagi anda, dan untuk kembali benar dengan-Nya, dan merasakan kasih-Nya lagi. Tidak ada yang lebih baik untuk penyembuhan fisik anda selain melakukan penyembuhan rohani.” Sekali lagi, tidak semua penyakit adalah akibat dari dosa. Tetapi adalah baik bagi kita untuk memeriksa hati kita ketika kita sakit. Pertanyaannya adalah, bagaimana kita dapat tahu apakah penyakit kita disebabkan oleh dosa yang telah kita lakukan? Saya tidak memiliki jawaban yang pasti untuk pertanyaan ini. Tetapi inilah yang saya ketahui. Roh Kudus akan mengungkapkannya kepada kita saat kita meluangkan waktu untuk memeriksa hati kita dan bertanya kepadanya. Jika ada masalah dosa yang perlu ditangani, Roh Kudus tidak akan menyembunyikannya dari kita. Dia akan mengungkapkannya kepada kita sehingga kita dapat menghadapinya. Yang harus kita lakukan adalah berdoa dan meminta Roh Kudus untuk mengungkapkannya kepada kita.

Jadi, Tuhan peduli dengan penyakit dan ingin menyembuhkan orang-orang dari penyakit fisik mereka. Tetapi lebih dari itu, Tuhan peduli dengan penyakit rohani dan ingin menyembuhkan orang-orang dari penyakit rohani mereka. Jadi, orang yang sakit diperintahkan untuk memanggil para penatua jemaat, dan para penatua harus mendoakannya dan mengurapinya dengan minyak dalam nama Tuhan. Ini adalah satu-satunya dalam Perjanjian Baru di mana kita diperintahkan untuk mengurapi orang sakit dengan minyak. Apa maksudnya? Ada dua pandangan utama. Ada yang mengatakan bahwa penggunaan minyak adalah untuk pengobatan. Minyak adalah salep obat yang digunakan secara umum. Jadi, Yakobus pada dasarnya mengatakan, “Berdoalah untuk orang sakit dan berikan juga obat.” Anda dapat menganggap minyak seperti ‘tolak angin.’ Anda membawanya ke mana pun anda pergi, dan anda menggunakannya untuk semua jenis penyakit. “Anda flu? Minum tolak angin. Anda sakit tenggorokan? Minum tolak angin. Anda tidak bisa tidur? Minum tolak angin. Anda menderita kanker? Minum tolak angin. Anda keseleo? Minum tolak angin.” Permasalahannya, ada banyak obat lain selain minyak pada zaman Yakobus. Dan jika Yakobus hanya mengacu pada obat, dia akan menggunakan kata yang berbeda. Dan masalah lainnya adalah, mengapa ia mengharapkan penatua-penatua jemaat untuk memberikan obat? Mengapa bukan dokter? Saya tidak tahu bagaimana dengan anda, tetapi ketika saya sakit, saya tidak ingin om Joe mengoleskan minyak terbaru dari Israel kepada saya. Saya ingin seorang dokter. Pandangan utama lainnya melihat minyak sebagai simbol. Dalam Perjanjian Lama, minyak digunakan untuk mengurapi seseorang untuk tujuan tertentu. Ketika Daud dipanggil untuk menjadi raja, dia diurapi dengan minyak. Ketika para imam baru ditugaskan, mereka diurapi dengan minyak. Intinya bukan karena ada kuasa dalam minyak, intinya adalah bahwa minyak adalah representasi dari kuasa Roh Kudus yang turun ke atas mereka untuk tujuan tertentu.

Jadi, yang mana? Ketika Yakobus memerintahkan kita untuk mengurapi seseorang dengan minyak, apakah yang ia maksudkan adalah dalam arti medis atau simbolis Roh Kudus? Jawabannya adalah keduanya. Perhatikan. Doa dan hal-hal supranatural tidak boleh dilakukan dengan mengabaikan cara-cara pengobatan yang alami. Hal yang ajaib tidak harus menggantikan hal yang alami. Doa adalah untuk melengkapi seni medis. Ini bukan berarti bahwa ketika kita berdoa, kita tidak berdoa untuk mujizat. Setiap kali kita berdoa untuk kesembuhan, kita mengatakan, “Tuhan, jika Engkau ingin menyembuhkan tanpa seni medis, jika Engkau ingin menyembuhkan dengan mujizat, Engkau dapat melakukannya. Kami tahu bahwa Engkau tidak membutuhkan sarana apapun. Engkau dapat bertindak secara langsung. Tetapi Engkau juga dapat menggunakan dokter, obat-obatan, dan terapi untuk membawa kesembuhan. Engkau dapat menyembuhkan melalui cara supranatural maupun alami. Apapun cara yang Engkau inginkan, lakukanlah.” Tuhan dapat melakukan mujizat atapun menggunakan tangan dokter untuk menjadi jawaban atas doa. Intinya adalah untuk berdoa untuk kesembuhan. Tuhan ingin menyembuhkan orang sakit dan setiap kesembuhan berasal dari Tuhan. Entah itu melalui panadol atau doa, setiap pemberian yang baik berasal dari Tuhan. Apakah itu berarti kita harus mengurapi orang dengan minyak setiap kali kita berdoa untuk kesembuhan? Tidak ada satu kali pun di dalam Alkitab kita melihat Yesus atau para rasul mengurapi seseorang dengan minyak ketika mereka berdoa untuk kesembuhan. Ludah, iya. Minyak, tidak. Apakah ada yang ingin saya mengurapi dengan ludah ketika saya berdoa untuk kesembuhan? Pengurapan minyak adalah sebuah simbol yang berguna tetapi itu bukanlah sebuah resep. Jika ada orang yang meminta saya mengurapi mereka dengan minyak sebagai pengingat akan kuasa Roh Kudus atas mereka, saya akan melakukannya. Tetapi bukan berarti doa kesembuhan tidak akan berhasil tanpa pengurapan minyak.

Pertanyaan lainnya adalah, apakah itu berarti jika orang sakit meminta para penatua untuk mendoakannya, dan ia mengakui dosa-dosanya, ia pasti akan disembuhkan? Mari kita lihat apa yang Yakobus katakan dalam Yakobus 5:15 – Doa yang lahir dari iman akan menyelamatkan orang sakit itu dan Tuhan akan membangunkan dia. Perkataan ‘doa yang lahir dari iman’ sangat unik dalam bahasa Yunani. Perkataan ini hanya digunakan disini dalam Alkitab. Apa artinya? Beberapa orang berkata bahwa doa yang lahir dari iman berarti doa yang penuh dengan kepastian yang luar biasa. Jadi, doa yang lahir dari iman adalah doa yang tidak memiliki keraguan bahwa Tuhan akan memberikan apa yang kita minta. Saya pernah mendengar orang yang mencoba menyembuhkan orang sakit berkata, “Kita akan berdoa untuk kesembuhan. Tetapi ketika kamu meminta, kamu tidak boleh ragu. Jika kamu memiliki keraguan sekecil apa pun, Tuhan tidak akan menyembuhkanmu.” Ini sangat salah dan berbahaya. Karena jika kesembuhan tidak terjadi, maka satu-satunya penjelasan adalah, “Salah satu dari kita ragu. Siapa itu? Tidak mungkin aku. Aku orang yang mendoakan kesembuhan. Jadi itu pasti kamu. Imanmu kurang.” Dan sekarang selain sakit, orang itu juga memiliki iman yang kurang. Ini adalah pengalaman yang traumatis. Tetapi ingat apa yang Yesus katakan kepada seorang ayah yang memiliki anak yang kerasukan setan. Sang ayah berkata, “Yesus, tolong sembuhkan anakku.” Yesus berkata, “Apakah kamu memiliki iman?” Dan sang ayah menjawab, “Aku percaya, tolonglah aku yang tidak percaya ini”, yang merupakan cara lain untuk mengatakan, “Aku memiliki iman, tetapi aku tidak tahu apakah imanku cukup. Aku berharap aku memiliki iman yang lebih. Tolonglah aku.” Dan Yesus menyembuhkan anaknya. Jadi, doa yang lahir dari iman bukanlah doa tanpa keraguan.

Kalau begitu, apakah doa yang lahir dari iman? Doa yang lahir dari iman adalah mengajukan permintaan yang spesifik kepada Tuhan dan percaya bahwa kehendak Tuhan akan terjadi. Iman kita bukan atas hasil yang tertentu, tetapi pada Tuhan atas segala hasil. Jadi kita berkata, “Tuhan, inilah yang aku minta. Aku meminta ini secara spesifik. Aku memiliki ketidakpastian tetapi aku tahu Engkau dapat melakukannya. Itulah mengapa aku datang kepada-Mu dengan hal ini. Aku percaya, tolonglah aku yang tidak percaya.” Doa yang lahir dari iman adalah datang dan meminta kepada Tuhan secara spesifik, bahkan dengan keraguan kita. Kita mungkin tidak yakin dengan apa yang akan Tuhan lakukan, tetapi kita tahu bahwa Tuhan itu baik, dan Dia mendengarkan kita. Apakah itu berarti Tuhan akan selalu memberikan apa yang kita minta? Tidak. Tuhan hanya akan memberikan apa yang baik bagi kita. Masalahnya adalah kita sering kali tidak tahu apa yang baik bagi kita. Mari kita jujur. Berapa banyak dari anda yang dapat melihat kembali sesuatu yang telah anda doakan dengan tulus dalam hidup anda, tetapi sekarang anda berkata, “Fiuh. Terima kasih Tuhan karena tidak menjawab doa itu”? Apakah anda bisa lihat? Doa itu sangat berkuasa tetapi seringkali kita tidak tahu apa yang baik untuk kita; hanya Tuhan yang tahu. Itulah sebabnya ketika kita berdoa dengan iman, Tuhan akan memberikan apa yang kita minta atau apa yang akan kita minta jika kita tahu semua yang Dia tahu.

 

 

Contoh doa

Yakobus 5:16b-18 – Doa orang yang benar, sangat besar kuasanya dan ada hasilnya. Elia adalah manusia biasa sama seperti kita, dan ia telah bersungguh-sungguh berdoa, supaya hujan jangan turun, dan hujan pun tidak turun di bumi selama tiga tahun dan enam bulan. Lalu ia berdoa lagi dan langit menurunkan hujan dan bumi pun mengeluarkan buahnya.

Setelah menunjukkan kepada kita pentingnya doa, Yakobus memberi tahu kita tentang kuasa doa dan contoh orang yang berdoa. Ia berkata, “Doa orang yang benar, sangat besar kuasanya dan ada hasilnya.” Jadi Yakobus ingin kita tahu bahwa doa membuat perbedaan. Ketika kita berdoa, kuasa yang besar dilepaskan, dan kuasa itu ada hasilnya. Doa bukan hanya sekadar berbicara kepada Tuhan. Doa mengubah banyak hal. Apakah anda percaya akan hal ini? Beberapa dari anda mungkin berkata, “Ya, aku percaya. Tapi Yakobus mengatakan bahwa doa orang yang benar memiliki kuasa yang besar. Aku bukan salah satu dari orang yang benar itu. Aku masih bergumul dalam kehidupan sehari-hari. Aku percaya kepada Yesus, tetapi aku rasa aku belum cukup benar sehingga Tuhan menjawab doaku.” Dan Yakobus akan berkata, “Di situlah kamu salah. Lihat Elia. Elia adalah manusia biasa sama seperti kita. Tetapi ia berdoa dan Tuhan menjawab doanya.”

Mari saya ceritakan tentang Elia. Pada zaman Elia, umat Tuhan hidup dalam perzinahan rohani yang besar. Mereka masih berpegang pada Hukum Musa dan mempersembahkan kurban, namun mereka juga menyembah Baal pada saat yang sama. Jadi mereka berpegang pada status mereka sebagai umat Tuhan, tetapi mereka menjalani kehidupan sehari-hari dengan bergantung pada Baal. Mereka ‘dipsychos.’ Kemudian Elia muncul, menyatakan bahwa tidak akan ada hujan atau embun sama sekali di Israel, dan kemudian dia lenyap. Dan itu menjadi kenyataan. Selama 3,5 tahun, tidak ada setetes pun hujan yang turun dan kelaparan yang mengerikan melanda Israel. Sungguh doa yang penuh kuasa. Namun, itu bukanlah doa sembarangan. Kitab Ulangan memberi tahu kita bahwa ketika umat Tuhan menjauh dari Tuhan, Dia akan menahan hujan. Dan ketika mereka bertobat, Dia akan menurunkan hujan lagi. Jadi Elia berdoa sesuai dengan kehendak Tuhan.

3,5 tahun kemudian, Elia menghadap Raja Ahab dan menantang para nabi Baal untuk menurunkan api dari langit di Gunung Karmel. Tuhan yang menjawab doa tersebut adalah satu-satunya Tuhan yang hidup. Maka para nabi Baal pun memanggil nama Baal dari pagi hingga siang. Setelah menunggu selama beberapa jam, Elia merasa bosan dan mulai mengejek mereka. “Berteriaklah lebih keras. Mungkin dia sedang mengecek Instagram dan tidak mendengarmu. Atau mungkin dia sedang buang air kecil. Atau mungkin dia sedang berlibur di Korea. Atau mungkin dia lelah dan sedang tidur siang. Menjeritlah lebih keras.” Kita menyebut ini karunia rohani sarkasme kudus. Kemudian ketika tiba giliran Elia, Elia hanya berdoa, “Tuhan, tunjukkanlah kepada mereka siapa Tuhan yang sesungguhnya,” dan api turun dari langit dan membakar kurban. Para nabi Baal berdoa selama 6 jam dan tidak ada yang terjadi. Elia hanya membutuhkan 30 detik dan api turun dari langit. Kuasa doa tidak ada hubungannya dengan lamanya waktu berdoa, tetapi dengan Tuhan kepada siapa kita berdoa. Ketika bangsa Israel melihat hal itu, mereka berkata, “TUHAN adalah Allah”, lalu mereka membunuh nabi-nabi Baal.

Kemudian Elia naik ke puncak gunung, menundukkan wajahnya ke tanah dan meminta Tuhan untuk menurunkan hujan atas Israel. Orang-orang Israel telah bertobat dan Tuhan berjanji untuk menurunkan hujan ketika mereka bertobat. Setelah berdoa sejenak, Elia menyuruh pelayannya untuk melihat ke atas gunung apakah ada awan hujan yang menuju ke arah mereka. Tidak ada. Jadi dia terus berdoa. Dan setelah beberapa menit, dia meminta pelayannya untuk melihat lagi. Masih tidak ada. Dia mengulangi proses ini tujuh kali sampai pada saat yang ketujuh, pelayannya melihat awan yang muncul dari laut, sebesar kepalan tangan. Tetapi awan ini semakin besar dan gelap saat mendekati mereka. Dan ketika awan itu sampai di atas mereka, turunlah hujan lebat di Israel. Tuhan menjawab doa Elia dengan penuh kuasa.

Ketika kita mendengar cerita ini, kita langsung berpikir, “Ya, tapi itukan Elia. Aku bukan Elia.” Dan Yakobus bertanya kepada kita, “Apa yang membuat Elia berbeda dengan kamu? Elia tidak berasal dari Krypton. Dia adalah manusia biasa sama seperti kamu.” Kita cenderung melihat orang seperti Elia sebagai pahlawan iman dengan kekuatan khusus dari Tuhan. Tetapi sebenarnya tidak. Elia hanyalah seorang manusia biasa yang berdoa agar kehendak Tuhan menjadi nyata. Bahkan, jika anda membaca apa yang terjadi selanjutnya kepada Elia, anda tidak akan menganggapnya sebagai pahlawan. Ketika Izebel, istri Ahab, mendengar apa yang terjadi, dia ingin membunuh Elia. Dan tahukah anda apa yang Elia lakukan? Dia lari. Dia takut pada Izebel dan bersembunyi di dalam gua. Dia bahkan berkata kepada Tuhan, “Kenapa Engkau tidak bunuh aku saja? Lebih baik aku mati.” Anda lihat? Elia tidak memiliki sayap. Dia adalah seorang pria dengan natur seperti kita. Tepat setelah mukjizat-mukjizat yang luar biasa, Elia mempertanyakan Tuhan. Dia ragu. Elia adalah orang yang benar bukan karena ia tidak bercela; Elia adalah orang yang benar karena ia menaruh imannya kepada Tuhan. Dia berdoa kepada Tuhan dan percaya bahwa Tuhan akan menjawab doanya. Itulah mengapa Elia disebut orang yang benar.

Tujuan Yakobus bukanlah agar kita meniru apa yang Elia lakukan. Saya pernah mencobanya. Saat itu hujan dan saya ingin bermain sepak bola. Jadi, saya pergi ke luar dan berkata, “Hujan, aku perintahkan kamu untuk berhenti.” Dan saat itu juga hujan berhenti dan saya bermain sepak bola. Oke, itu tidak benar. Tidak ada yang terjadi. Cuaca tetap hujan. Kita tidak diajar untuk meniru mukjizat Elia, tetapi kita dapat dan harus meniru doa iman Elia. Kekeringan dan hujan datang karena Elia berdoa agar kehendak Tuhan terjadi. Doa Elia membuat perbedaan. Sama seperti Elia, kita harus berdoa agar kehendak Tuhan menjadi nyata. Perhatikan. Doa yang penuh kuasa bukanlah tentang kita menjadi pahlawan iman; doa yang penuh kuasa adalah tentang menemukan kehendak Tuhan dan memintanya. Doa menjadi penuh kuasa ketika kita berdoa sesuai dengan kehendak dan janji Tuhan.

Pertanyaannya adalah, apakah kita percaya akan hal itu? Apakah kita percaya bahwa doa-doa kita dapat membuat perbedaan? Atau apakah kita berpikir bahwa doa kita tidak akan mengubah apa pun? Pada tahun 2013, penerbangan WestJet di Amerika mengadakan kampanye TV di mana mereka memasang “Santa virtual” di ruang tunggu keberangkatan penerbangan domestik. Penumpang akan scan boarding pass mereka, mengaktifkan layar yang menampilkan Santa, yang kemudian akan mengatakan, “Ho ho ho Merry Christmas” dan menanyakan apa yang mereka inginkan untuk Natal sebelum mengirim mereka dalam perjalanan. Apa yang tidak mereka ketahui adalah bahwa para karyawan dari penerbangan tersebut kemudian pergi ke mal-mal setempat untuk membeli dan membungkus barang-barang yang mereka minta, mulai dari kaus kaki baru hingga laptop baru. Ketika para penumpang tiba di tempat tujuan, hadiah-hadiah tersebut tiba bersama dengan koper mereka. Banyak yang berdiri tidak percaya ketika mereka menyadari apa yang telah terjadi. Tentu saja rekaman video dari reaksi mereka menjadi viral. Itu adalah sebuah iklan yang luar biasa. Tetapi coba bayangkan. Jika saya adalah orang yang hanya meminta kaus kaki, saya pasti akan marah-marah pada diri saya sendiri dikelilingi orang-orang dengan hadiah yang mahal. “Kamu dapat apa?” “Aku dapat iPad pro terbaru dengan chip M4. Kamu dapat apa?” “Bonds.” Saya akan merasa sangat bodoh. Seandainya saja saya tahu. Seandainya saja saya meminta.

Yakobus tidak ingin kita melakukan kesalahan yang sama. Doa orang yang benar memiliki kuasa yang besar dan ada hasilnya. Sesuatu benar-benar terjadi. Tuhan menjawab doa. Dalam terang semua yang dapat kita miliki, betapa bodohnya kita jika hanya mendapatkan sepasang kaus kaki. Betapa bodohnya kita jika kita tidak berdoa lebih banyak daripada yang kita lakukan. Tidak semua orang Kristen dapat menjadi seorang teolog atau pengkhotbah yang hebat, tetapi setiap orang Kristen dapat menjadi pendoa yang penuh kuasa. Jangan meremehkan kuasa doa. Tetapi perhatikan. Kita tidak hanya diperintahkan untuk berdoa, tetapi Yakobus juga menyuruh kita untuk berdoa dengan sungguh-sungguh. Ini berarti kita harus berdoa dengan tekun. Elia membutuhkan tujuh kali sebelum pelayannya melihat awan. Mengapa Tuhan tidak menjawabnya saat pertama kali Elia meminta? Saya tidak tahu. Tetapi inilah yang saya tahu. Tuhan menghargai doa yang tekun. Beberapa jawaban doa hanya datang melalui ketekunan. Tidaklah cukup hanya berdoa sekali dan kemudian berhenti. Salah satu perumpamaan Yesus tentang doa adalah tentang seseorang yang mengetuk pintu tetangganya dengan tekun pada tengah malam untuk memberikan makanan yang dibutuhkannya. Orang ini tidak akan berhenti mengetuk sampai dia mendapatkan apa yang dia minta. Yesus berkata, “Begitulah seharusnya kamu berdoa.” Itu berarti ada beberapa jawaban yang harus kita doakan dan doakan dan doakan dan jangan berhenti berdoa sampai Tuhan menjawabnya. Jangan berhenti berdoa pada waktu ke-6 ketika Tuhan bermaksud untuk menjawab kita pada waktu ke-7. Jika kita tahu bahwa kita sedang berdoa untuk kehendak Tuhan dan janji-janji Tuhan atas hidup kita, jangan pernah menyerah. Teruslah berdoa. Doa-doa kita membuat perbedaan.

 

 

Tujuan doa

Yakobus 5:19-20 – Saudara-saudaraku, jika ada di antara kamu yang menyimpang dari kebenaran dan ada seseorang yang membuat dia berbalik, ketahuilah bahwa siapa yang membuat orang berdosa berbalik dari jalannya yang sesat, ia akan menyelamatkan jiwa orang itu dari maut dan menutupi banyak dosa.

Yakobus mengakhiri suratnya dengan memberikan kita jenis doa yang Tuhan suka menjawab. Ingat kembali kisah Elia. Elia tidak meminta kekeringan hanya karena iseng. Kekeringan adalah penghakiman Tuhan atas dosa umat-Nya. Dan tujuan penghakiman adalah untuk membangunkan mereka dari hati mereka yang mendua sehingga mereka dapat kembali kepada Tuhan. Dan ini adalah masalah yang sama yang Yakobus temukan dalam diri para pembacanya. Ada banyak orang Kristen yang mendua hati, mencoba untuk menempatkan satu kaki di dalam perahu Tuhan dan kaki lainnya di perahu dunia. Dan Elia menunjukkan kuasa doa untuk membawa umat Tuhan kembali kepada Tuhan. Hal yang sama juga berlaku bagi kita. Puji Tuhan karena Tuhan menjawab doa-doa kita untuk pergumulan pribadi kita. Tetapi Tuhan juga ingin kita menggunakan doa untuk menjaga satu sama lain, khususnya mereka yang menyimpang dari kebenaran.

Dan ini bukanlah masalah kecil. Siapapun yang menyimpang dari kebenaran Tuhan berada di tempat yang sangat berbahaya. Menyimpang dari kebenaran berarti orang tersebut menjauh dari Tuhan, menjauh dari komunitas Kristen. Ini bukan berarti pindah dari gereja lokal kita ke gereja lokal lain. Menyimpang berarti menyangkal iman dan praktik-praktik Kekristenan. Dan ketika kita melihat saudara-saudari kita mulai menyimpang, tahukah anda siapa yang bertanggung jawab untuk membawa mereka kembali? Bukan para pendeta. Yakobus berkata, “seseorang”. Itu berarti ini adalah tugas setiap orang Kristen. Perhatikan. Setiap orang Kristen di gereja lokal harus menjaga setiap orang Kristen di gereja lokal. Dan kita harus sangat serius dalam hal ini. Karena menyimpang dari kebenaran tidak terjadi dalam semalam. Penyimpangan tidak terlihat berisiko pada awalnya. Hati yang mendua tidak terasa berbahaya. Rasanya seperti mendapatkan yang terbaik dari kedua dunia. Rasanya seperti menikmati semua yang ditawarkan kehidupan. Tetapi jalan itu mengarah pada kematian. Itulah mengapa kita sangat membutuhkan satu sama lain untuk saling menjaga agar kita tidak menyimpang dari kebenaran.

Saya akan mengatakannya sejelas mungkin. Kekristenan adalah sebuah proyek komunitas. Tidak ada yang namanya orang Kristen yang sendirian. Ini berarti beberapa dari anda perlu berhenti menjadi Kristen ninja. Anda tahu apa yang saya maksud dengan Kristen ninja? Anda berada di gereja, tetapi tidak ada yang tahu siapa anda sebenarnya. Anda muncul di gereja tepat ketika kebaktian dimulai, dan anda menghilang begitu kebaktian berakhir. Anda ada di sini tetapi anda tidak ada di sini. Jangan lakukan itu. Partisipasi anda penting. Orang-orang di sekitar anda membutuhkan anda sama seperti anda membutuhkan mereka. Yang dipertaruhkan adalah jiwa anda. Jangan anggap sepele. Tuhan pasti akan menopang mereka yang adalah milik-Nya. Tuhan tidak akan kehilangan seekor domba pun. Tuhan akan menyelesaikan setiap keselamatan. Tetapi tahukah anda bagaimana Tuhan melakukannya? Komunitas. Tuhan menjaga kita agar tidak menyimpang dari kebenaran dengan memberikan kita saudara-saudari di dalam Kristus. Itulah mengapa sangat penting untuk ikut KM. Tuhan menggunakan komunitas sebagai sarana untuk menjaga satu sama lain.

Jadi, kita harus melakukan segala sesuatu yang kita bisa untuk membawa kembali saudara-saudari kita yang sedang menyimpang. Dan ketika kita melakukannya, kita menyelamatkan jiwa mereka dan menutupi banyak dosa. Hanya Yesus yang dapat menutupi dosa, tetapi dia menggunakan kita untuk melakukannya. Dan itulah tujuan utama dari doa. Kita harus berdoa dengan sungguh-sungguh kepada Tuhan untuk saudara-saudari kita yang menyimpang dan melakukan segala sesuatu yang kita bisa untuk membawa mereka kembali. Saya suka apa yang ditulis oleh Alec Motyer. “Meskipun kita tidak dapat membuat mereka bertobat, kita harus berusaha keras untuk melakukannya. Meskipun kita tidak dapat menyelamatkan mereka dari kematian, kita harus mengupayakan kesejahteraan rohani mereka seolah-olah takdir kekal mereka berada di tangan kita. Meskipun kita tidak dapat menutupi dosa-dosa mereka, kita harus mengikuti teladan Anak Allah yang dapat melakukannya, dan tidak mementingkan diri kita sendiri dan tidak ada pengorbanan yang terlalu besar jika itu untuk menyelamatkan mereka.”

Dan inilah jaminan yang kita miliki. Yakobus 5:16b – Doa orang yang benar, sangat besar kuasanya dan ada hasilnya. Ini adalah prinsip doa yang penting. Semakin kita benar, semakin Tuhan mendengar kita, semakin efektif doa-doa kita. Ini adalah kabar buruk sekaligus kabar baik. Ini adalah kabar buruk karena tidak seorang pun dari kita yang benar. Tidak ada seorang pun di gereja ini yang dapat berkata kepada Tuhan, “Tuhan, Engkau harus mendengar doaku karena aku orang benar.” Tidak ada seorang pun yang hidup hari ini yang dapat berkata demikian. Kita semua adalah orang yang berdosa. Kita semua adalah orang yang tidak benar pada tingkat tertentu. Tidak ada satupun dari kita yang bebas dari dosa. Oleh karena itu, doa-doa kita tidak memiliki kuasa yang besar. Itulah kabar buruknya. Tetapi inilah kabar baiknya. Ada satu orang benar yang sempurna, dan doa orang benar yang sempurna ini sangat besar kuasanya. Doa orang benar yang sempurna ini tidak akan gagal. Namanya adalah Yesus. Dan tahukah anda apa yang sedang Yesus lakukan saat ini di surga? Dia sedang berdoa untuk kita. Dan doanya tidak akan pernah ditolak.

Suatu kali, Yesus berkata kepada Petrus, “Petrus, kamu akan menyangkal aku,” dan Petrus berkata, “Tidak. Aku tidak akan pernah melakukan itu.” Yesus menjawab, “Simon, Simon, Iblis ingin memilikimu. Dia akan mengayakmu seperti gandum. Tetapi aku telah berdoa untukmu, dan ketika kamu berbalik, kuatkan saudara-saudarimu.” Yesus tidak berkata, “Jika kamu berbalik.” Dia berkata, “Ketika kamu berbalik.” Mengapa? Karena doa orang yang benar, doa orang benar yang sempurna, memiliki kuasa yang besar dan ada hasilnya. Hanya ada satu orang yang memenuhi kriteria, dan orang itu berdoa untuk kita. Saat ini, Yesus ada di sisi kanan Allah Bapa berdoa untuk anda dan saya. Doa kita dengan sendirinya tidak memiliki kuasa karena kita bukan orang yang benar. Tetapi karena iman kita kepada Yesus, saat ini ketika Tuhan melihat kita, Dia melihat kita sebagai orang benar yang sempurna. Tuhan melihat kita diselimuti oleh kebenaran Yesus yang sempurna. Itulah jaminan yang kita miliki saat ini bahwa Tuhan mendengar doa-doa kita. Tuhan akan selalu mendengar doa-doa Yesus. Dan karena kita diselimuti oleh kebenaran Yesus, Tuhan juga mendengar doa-doa kita. Jadi, jangan menyerah. Teruslah berdoa. Tuhan tidak akan gagal memberikan apa yang baik bagi kita ketika kita berdoa kepada-Nya. Mari kita berdoa.

 

 

Discussion questions:

  1. What struck you the most from the sermon?
  2. What does James mean by the prayer of faith? Why is it encouraging instead of terrifying?
  3. Why do you think it is very hard to believe that God hears your prayer like he did Elijah’s?
  4.  List some things you can do to keep each other from wandering from the truth.
  5. How does the gospel give you confidence to bring your petition to God?
  6. Spend time praying the prayer of faith with each other.
No Comments

Sorry, the comment form is closed at this time.