14 Sep Focusing on heavenly things
“Pikirkanlah perkara yang di atas bukan yang di bumi” Kolose 3:2.
Manusia diciptakan oleh Tuhan pada mulanya sebagai makhluk roh artinya manusia berasal dari Allah (dari surga) dengan tubuh jasmani yang terbuat dari tanah liat.
- Manusia roh adalah makhluk surgawi yang tinggal di bumi dalam bentuk tubuh, jiwa dan roh. Karena asalnya dari surga, manusia ditempatkan di bumi untuk menjadi perwakilan-Nya.
- Kita adalah perwakilan Kerajaan Kristus. Tugas manusia adalah melaksanakan kehendak Allah di bumi – Yohanes 4:34.
Salah satu aspek yang Tuhan berikan kepada manusia pertama adalah keserupaan dengan Allah.
“Berfirmanlah Allah: ‘Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi” Kejadian 1:26.
- Keserupaan dengan Allah menjadikan orang percaya sepenuhnya terarah kepada Tuhan.
- Pikiran manusia rohani tertuju kepada Allah dan Kerajaan-Nya.
- Manusia tinggal di bumi tetapi hidup dengan budaya surgawi.
- Budaya dimulai dari pola pikir yang kemudian termanifestasi dalam tindakan secara otomatis.
Oleh karena itu, aturan hidup manusia selama di bumi adalah aturan dan budaya surgawi. Manusia harus menjadi garam dan terang surgawi di bumi. Sebagai warga Kerajaan, kita harus memikirkan perkara yang di atas.
- Memikirkan Perkara Yang Di Atas – Apa maksudnya?
- Menilai, mempertimbangkan dan memikirkan segala sesuatu dari sudut pandang kekekalan dan surga.
- Sebagai warga Kerajaan, kita harus berpikir dan bertindak sesuai dengan pikiran dan tindakan Kristus.
- Standar nilai hidup warga Kerajaan adalah Pribadi Sang Raja dan kebenaran-Nya.
- Kita dimampukan hidup sesuai dengan nilai-nilai Sang Raja karena Yesus telah memulihkan keserupaan kita dengan Allah melalui pengorbanan-Nya di kayu salib.
- Roh Kudus memberikan kemampuan kepada kita untuk selaras dengan kehendak Allah.
- Memikirkan Tuhan dan kehendak-Nya dalam hidup.
- Sebagai warga Kerajaan, kita harus mengarahkan pikiran dan hati pada hal-hal yang berkaitan dengan kemuliaan Tuhan dan kebaikan-Nya.
- Kita harus senantiasa memikirkan kasih setia-Nya, rencana-Nya dan kekuatan-Nya yang melimpah.
- Menempatkan Tuhan sebagai pusat kehidupan dan mengutamakan hubungan dengan-Nya di atas segalanya.
- Sebagai warga Kerajaan, kita harus memperkuat iman, mendalami FirmanNya dan menghabiskan waktu dalam doa serta perenungan.
- Dengan disiplin ini, pikiran kita sebagai pelaksana kehendak Allah di bumi akan terarah.
- Pikiran yang terfokus pada Tuhan sebagai Raja menghasilkan kehidupan yang kokoh, yang tidak mudah menyerah saat menghadapi kecemasan, kesulitan atau aniaya demi nama Yesus.
Pikiran surgawi membantu kita melihat kehidupan dari perspektif yang lebih luas dan kekal.
- Memikirkan Perkara Yang Di Bumi
- Memikirkan perkara yang di bumi berarti hidup di luar pemerintahan Kerajaan Allah.
- Ini adalah hidup yang dipimpin oleh ego, keinginan mata, keinginan daging dan keangkuhan hidup.
- Semua pikiran, perkataan dan perbuatan yang mencerminkan sifat manusia lama yang bertentangan dengan kehendak Allah.
Bagaimana caranya memikirkan perkara yang di atas?
- Mengingat bahwa kehidupan di dunia ini bersifat sementara.
- Segala sesuatu yang kita miliki (harta, jabatan atau kesenangan dunia), tidak akan kita bawa saat meninggalkan dunia ini.
- Hanya hal-hal yang kekal (seperti kasih, iman dan pengharapan di dalam Kristus) yang akan bertahan.
- Ketika pikiran kita terfokus pada perkara yang di atas, kita akan lebih menghargai dan mengutamakan hubungan dengan Tuhan daripada dunia.
- Hidup sesuai dengan nilai-nilai Kerajaan Allah.
- Sebagai warga Kerajaan, kita tidak membalas kejahatan dengan kejahatan atau menuruti amarah dan keinginan pribadi.
- Sebaliknya kita memilih untuk sabar, mengampuni dan mengasihi dengan tulus.
- Kesadaran bahwa hidup adalah refleksi kasih Kristus bagi orang lain harus menjadi pedoman hidup kita.
Hidup dalam nilai Kerajaan dengan perspektif surgawi akan membuat kita tidak lagi dikuasai oleh kehendak yang berpusat pada diri sendiri tetapi diarahkan sepenuhnya kepada kehendak dan rencana Allah yang sempurna.
Sorry, the comment form is closed at this time.