31 Jul From Slavery to Sonship
Galatia 4:13-15
4:13 Kamu tahu, bahwa aku pertama kali telah memberitakan Injil kepadamu oleh karena aku sakit pada tubuhku.
4:14 Sungguhpun demikian keadaan tubuhku itu, yang merupakan pencobaan bagi kamu, namun kamu tidak menganggapnya sebagai sesuatu yang hina dan yang menjijikkan, tetapi kamu telah menyambut aku, sama seperti menyambut seorang malaikat Allah, malahan sama seperti menyambut Kristus Yesus sendiri.
4:15 Betapa bahagianya kamu pada waktu itu! Dan sekarang, di manakah bahagiamu itu? Karena aku dapat bersaksi tentang kamu, bahwa jika mungkin, kamu telah mencungkil matamu dan memberikannya kepadaku.
Pembacaan alkitab di atas menggambarkan betapa besar kasih jemaat di Galatia (sekarang adalah negara Turki) terhadap Rasul Paulus. Bahkan dikatakan di ayat 15 bahwa mereka rela mencungkil mata mereka untuk Rasul Paulus.
Surat untuk jemaat di Galatia merupakan surat yang amat penting bagi Rasul Paulus. Darimanakah kita dapat mengetahuinya? Galatia 6:11 “Lihatlah bagaimana besarnya huruf-huruf yang kutulis kepadamu dengan tanganku sendiri”, ayat ini memberikan pengertian bahwa Rasul Paulus yang menulis surat itu sendiri, sedangkan hal ini sangat jarang terjadi pada zaman itu. Pada umumnya, surat-surat Rasul Paulus ditulis oleh orang lain yang adalah ahli menulis yand dapat menulis dengan teratur dan rapih.
Di ayat ini disebutkan juga bahwa Rasul Paulus menulis dengan huruf-huruf yang besar. Pernyataan ini memiliki beberapa pengertian:
– Penglihatannya Rasul Paulus yang kurang baik sehingga harus menulis dengan huruf – huruf yang besar. Hal ini dapat didukung oleh Galatia 4:15 yang menjelaskan mungkin Paulus mempunyai masalah dengan penglihatannya: “…bahwa jika mungkin, kamu telah mencungkil matamu dan memberikannya kepadaku”.
– Rasul Paulus tidak dapat menulis dengan lancar dan baik dikarenakan oleh tangannya yang terbiasa membuat tenda.
– Ditulis dengan huruf yang besar karena pesan yang ditulis amat penting. Ini sama seperti kita yang menggarisbawahi (underline) / menulis dengan huruf yang tebal (bold) / ditulis dengan huruf yang miring (italic) kalimat yang kita anggap penting dalam surat kita.
Hiduplah oleh iman, bukan melalui Hukum Taurat
Di dalam surat Paulus kepada jemaat di Galatia, ia menyerukan kepada mereka untuk tidak hidup dibawah Hukum Taurat, melainkan hidup dengan iman, yaitu iman kepada Yesus Kristus.
Galatia 3:10-14
3:10 Karena semua orang, yang hidup dari pekerjaan hukum Taurat, berada di bawah kutuk. Sebab ada tertulis: “Terkutuklah orang yang tidak setia melakukan segala sesuatu yang tertulis dalam kitab hukum Taurat.”
3:11 Dan bahwa tidak ada orang yang dibenarkan di hadapan Allah karena melakukan hukum Taurat adalah jelas, karena: “Orang yang benar akan hidup oleh iman.”
3:12 Tetapi dasar hukum Taurat bukanlah iman, melainkan siapa yang melakukannya, akan hidup karenanya.
3:13 Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita, sebab ada tertulis: “Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib!”
3:14 Yesus Kristus telah membuat ini, supaya di dalam Dia berkat Abraham sampai kepada bangsa-bangsa lain, sehingga oleh iman kita menerima Roh yang telah dijanjikan itu.
Jikalau demikian, mengapa Tuhan memberikan hukum Taurat kepada manusia?
Kita semua tentu pernah mendengar ataupun membaca berita bagaiman hidup orang-orang muda yang terbiasa dalam menghamburkan dan menghabisi uang dengan cara yang tidak bijaksana. Secara jasmani mereka dapat dikatakan dewasa namun tidak secara rohani, mereka masih tergolong sebagai anak kecil.
Galatia 4:1-7
4:1 Yang dimaksud ialah: selama seorang ahli waris belum akil balig (grown up), sedikitpun ia tidak berbeda dengan seorang hamba, sungguhpun ia adalah tuan dari segala sesuatu;
4:2 tetapi ia berada di bawah perwalian dan pengawasan sampai pada saat yang telah ditentukan oleh bapanya.
4:3 Demikian pula kita: selama kita belum akil balig, kita takluk juga kepada roh-roh dunia.
4:4 Tetapi setelah genap waktunya, maka Allah mengutus Anak-Nya, yang lahir dari seorang perempuan dan takluk kepada hukum Taurat.
4:5 Ia diutus untuk menebus mereka, yang takluk kepada hukum Taurat, supaya kita diterima menjadi anak.
4:6 Dan karena kamu adalah anak, maka Allah telah menyuruh Roh Anak-Nya ke dalam hati kita, yang berseru: “ya Abba, ya Bapa!”
4:7 Jadi kamu bukan lagi hamba, melainkan anak; jikalau kamu anak, maka kamu juga adalah ahli-ahli waris, oleh Allah.
Pada jaman itu, merupakan sebuah kebiasaan bagi keluarga yang berada untuk menyerahkan anak mereka (ahli waris) kepada seorang pengasuh untuk dididik dan diajar sampai anak itu mencapai kedewasaan. Pada saat anak ini mencapai kedewasaannya, ia akan mewarisi harta dari orang tuannya namun selama ia masih dibawah pengawasan pengasuhnya maka anak ini dapat disebut seperti “budak”. Anak ini harus menuruti semua perintah dari pengasuhnya. Ini semua dilakukan untuk kebaikan dan kepentingan anak ini.
Seperti gambaran anak kecil diatas maka begitulah keadaan kita sebelum kita mengenal dan menerima Kristus sebagai Juru Selamat. Kita adalah “budak” (hamba) yang takluk kepada hukum Taurat.
Dari budak menjadi anak Tuhan (Galatia 4:4-5)
Kita ditebus dari status sebagai “budak” menjadi “anak” lewat kematian dan kebangkitan Tuhan Yesus.
“Tetapi setelah genap waktunya”
Ayat ini memberikan pengertian bahwa, Tuhan Yesus datang ke dunia tepat pada waktu-Nya.
Apa dimaksudkan oleh “genap waktunya” dan apa yang membuat kedatangan Tuhan Yesus tepat pada waktu-Nya?
– Bahasa Yunani adalah bahasa yang umum sehingga memudahkan para penginjil untuk menyebar luaskan injil Tuhan.
– Infrastruktur dan transportasi yang baik yang dibangun oleh bangsa Romawi. Bahkan jalan-jalan tersebut masih ada yang dipakai sampai hari ini.
– Orang-orang Yahudi yang sudah lelah mencoba untuk menuruti Hukum Taurat dan gagal.
– Orang-orang kafir yang sudah capai melayani tuhan-tuhan mereka.
“Allah mengutus Anak-Nya”
Ayat ini menjelaskan bahwa Yesus adalah Tuhan.
– Yesus sudah ada bahkan sebelum ia dilahirkan di bumi, di kota yang bernama Bethlehem. Ini bukti Yesus adalah Tuhan.
– Pengutusan-Nya dilakukan oleh Tuhan sendiri, dan datangnya dari surga.
“Lahir dari seorang perempuan”
Ayat ini menjelaskan bahwa Yesus adalah manusia.
– Karena dia manusia, maka Yesus dapat menjadi korban yang sempurna untuk menebus dosa manusia.
– Jika Yesus hanya Tuhan, dan bukan manusia, maka kematian-Nya di atas kayu salib tidak mempunyai arti dan kuasa apapun bagi manusia.
“Ia diutus untuk menebus manusia … supaya kita diterima menjadi anak.”
Mengapa Tuhan mengutus Yesus, dari surga ke bumi, dan mati di atas kayu salib?
– Supaya kita, para budak-budak dapat menjadi anak-anak Tuhan.
– Melalui kematian dan kebangkitan Yesus, kita yang tadi nya hanya budak telah diadopsi menjadi anak-anak Tuhan.
– Yesus membebaskan kita dari belenggu dosa dan juga hukum Taurat, sehingga kita tidak lagi terikat oleh kutuk. (Galatia 3:10)
– Status seorang anak tidak lagi tergantung dari usaha anak tersebut. Kita melakukan pekerjaan Tuhan, dan mentaati perintahnya bukan supaya kita diangkat menjadi anak, tetapi kita lakukan semua itu karena kita adalah anak.
Oleh sebab itu, janganlah kita memiliki iman seorang budak, tetapi milikilah iman seorang anak. Adalah sangat berbeda antara anak Tuhan yang melakukan pekerjaan yang baik, dan mereka yang tidak mengenal Tuhan yang juga melakukan pekerjaan baik. Sebab bukanlah oleh karena pekerjaan baik kita, kita diangkat menjadi anak melainkan karena kasih karunia Tuhan melalui Anaknya, Yesus Kristus. Tak ada usaha kita (manusia) yang dapat membuat kita layak menjadi anak Tuhan.
Setelah kita diadopsi sebagai anak, terkadang kita kurang yakin bahwa kita benar-benar dikasihi dan telah diangkat menjadi anak. Tuhan tahu akan hal ini oleh sebab itu Dia juga mengirimkan Roh Kudus ke dalam hidup kita supaya kita tidak ragu lagi bahwa kita adalah anak-anak Tuhan.
Salah satu dari hasil pekerjaan Roh Kudus dalam hidup kita adalah memampukan kita untuk tidak ragu memanggil Tuhan “Abba, Bapa”. Kata “Abba” disini mempunyai makna hormat dan juga keintiman, yang dapat diartikan “daddy”, atau “dearest daddy”.
Mengapa menjadi anak Tuhan?
1. Supaya kita mempunyai hubungan yang intim dengan Tuhan. Seorang budak hanya dapat memanggil Dia “Tuhan”, namun seorang anak dapat memanggil-Nya “Abba, Bapa”.
2. Sebab hanya anak lah yang mempunyai hak untuk tinggal di rumah Bapa bersama dengan Bapa selama-lama-nya.
Hidup kita di bumi ini hanya sementara saja bukan selama-lamanya, bahkan di dalam Firman Tuhan (Yakobus 4:14) dikatakan bahwa hidup kita ini seperti uap yang sebentar saja kelihatan dan lalu lenyap.
Pastikan bahwa kita sudah menjadi anak!
Karena kita tidak tahu kapan waktu kita akan selesai di bumi ini. Setiap manusia akan meninggalkan bumi ini, untuk itu sudahkah saudara pastikan kemana saudara akan pergi setelah saudara lenyap dari bumi ini?
Apakah saudara sudah menjadi anak? Seorang anak mempunyai hak untuk tinggal bersama dengan Bapa selama-lamanya. Artinya, setelah kita lenyap dari bumi, kita akan hidup kekal, selama-lamanya di rumah Bapa.
Sorry, the comment form is closed at this time.