14 Mar Hamba yang baik dari Yesus Kristus
1 Timotius 4:6-10:
- Dengan selalu mengingatkan hal-hal itu kepada saudara-saudara kita, engkau akan menjadi seorang pelayan Kristus Yesus yang baik, terdidik dalam soal-soal pokok iman kita dan dalam ajaran sehat yang telah kauikuti selama ini.
- Tetapi jauhilah takhayul dan dongeng nenek-nenek tua. Latihlah dirimu beribadah.
- Latihan badani terbatas gunanya, tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang.
- Perkataan ini benar dan patut diterima sepenuhnya.
- Itulah sebabnya kita berjerih payah dan berjuang, karena kita menaruh pengharapan kita kepada Allah yang hidup, Juruselamat semua manusia, terutama mereka yang percaya.
Seorang pelayan injil tidak dapat menikmati pujian yang lebih baik dari pada pujian dalam ayat diatas.
Paulus ingin Timotius mengalami pujian seperti diatas pada waktu Timotius tiba pada masa akhir pelayanan nya.
Rasul Paulus tidak mendorong Timotius untuk mencari nama besar dan kehebatan, tapi secara jelas Paulus ingin agar Timotius menjadi pelayan Kristus yang baik.
Apa yang membuat seorang pelayan Tuhan yang baik?
Paulus memberi tahu Timotius tiga hal yang diperlukan untuk menjadi pelayan Tuhan yang baik:
- PENGAJARAN YANG SEHAT DAN BAIK (1 Tim 4:6)
- PELATIHAN ROHANI YANG SEHAT (1 Tim 4:7–9).
- KEHIDUPAN MENGINJIL (1 Tim 4:10).
Pengajaran yang Sehat dan baik, pelatihan rohani yang sehat, dan kehidupan yang menginjil tidak hanya untuk para pendeta.
Alkitab mengisyaratkan hal ini ketika merujuk pada Timotius, bukan sebagai Pendeta, tetapi sebagai “hamba” atau “diakon” (diakonos) yang baik dari Kristus.
Seorang diaken hanyalah seorang hamba, dan “hamba” adalah kata yang harus menggambarkan setiap pelayan.
Tapi tentu saja pelayanan bukan hanya untuk pendeta.
Setiap orang Kristen yang mau mempraktikkan ayat-ayat ini adalah hamba yang baik dari Yesus Kristus.
- PENGAJARAN YANG SEHAT DAN BAIK ( teaching the sound doctrine )
1 Timotius 4:6:
Dengan selalu mengingatkan hal-hal itu kepada saudara-saudara kita, engkau akan menjadi seorang pelayan Kristus Yesus yang baik, terdidik dalam soal-soal pokok iman kita dan dalam ajaran sehat yang telah kauikuti selama ini.
Seorang pelayan injil adalah seperti seorang pedagang yang memasarkan dagangannya di pasar. Dia menunjukkan kebenaran alkitabiah. Dan jika ayat pembuka dari pasal ini adalah indikasi yang menunjukkan kebenaran dan juga termasuk menunjukkan kesalahan seorang pelayan Tuhan yang baik. Seorang hamba Tuhan, adalah pembela iman yang berani menentang doktrin palsu, dan Hal ini bisa menjadi pekerjaan yang tidak menyenangkan, bahkan sangat dihindari oleh banyak pelayan Tuhan yang lain.
Kebanyakan orang Kristen ingin agar kebenaran firman Tuhan bisa dijelaskan dengan gamblang, tetapi tidak semua pelayan Tuhan bersedia untuk mengungkap kesalahan.
Jika seorang pendeta berkata, “Yesus adalah jalan menuju keselamatan,” semua orang berkata “Amin!”
Tetapi kalau dia dia berkata, “Yesus adalah satu-satunya jalan menuju keselamatan,” dan kemudian melanjutkan untuk menyatakan bahwa keselamatan tidak didapat dari keyakinan yang lain, ini pasti akan menimbulkan kontroversi.
Atau pertimbangkan contoh lain. Alkitab mengatakan bahwa keselamatan datang hanya karena anugerah, lalu ada seorang pendeta lain yang mengajarkan menyebut bahwa keselamatan melalui perbuatan. Pendeta itu akan berkata :“Yah, itu agak berpikiran sempit,” beberapa orang akan berkata. Aku berharap dia tidak bersikap negatif.
Memperjuangkan doktrin yang sehat tidak akan pernah mendapatkan persetujuan universal. Tapi itu akan mendapat persetujuan ilahi, karena Firman Tuhan menyatakan bahwa seorang pelayan yang menempatkan hal-hal yang berdasarkan Alkitab di hadapan saudara adalah seorang pelayan Tuhan yang baik.
Seorang pelayan yang baik berusaha untuk menyenangkan Tuhan daripada manusia, dan Paulus memiliki banyak alasan untuk berharap bahwa Timotius akan menjadi seorang pelayan yang baik.
Untuk satu hal itulah Timotius telah dilatih tentang pengajaran yang baik.
Lebih tepatnya istilah Yunaninya, Timotius “dipelihara” (entrephomai) dalam kebenaran iman.
Karena memberikan makanan bergizi menggambarkan pengasuhan anak dan pemberian makan anak-anak kecil, ini sebagian merujuk pada waktu Timotius bertumbuh dari seorang anak menjadi dewasa.
Neneknya Lois dan ibunya Eunike telah mengasuhnya dalam iman. Dia telah diajar di dalam hukum Tuhan.
Dia telah menghafal bagian dari Perjanjian Lama.
Dia telah dikatekisasi dalam atribut Tuhan, sejarah keselamatan, dan janji-janji Mesias yang akan datang. Timothy lahir dan dibesarkan untuk menjadi pelayan Tuhan yang baik.
Semua ini menunjukkan pentingnya pengajaran yang baik di rumah.
Pendidikan dirumah yang baik adalah seminari yang berharga seajack dari zaman davulu kala, Hal Itu akan mempersiapkan putra dan putri kita untuk menjadi hamba yang baik dalam setiap jalan kehidupan.
Pendidikan rohani dirumah kita akan membuat mereka bertumbuh menjadi tetangga yang baik, warga negara baik, seniman, profesional, pegawai atau karyawan, guru sekolah, orang tua, misionaris, dan pekerja muda yang baik.
Pendidikan Timotius juga mencakup pelatihan teologis yang dia terima dari rasul Paulus.
“Perkataan iman” adalah inti dari Injil, meskipun ungkapan ini mungkin merujuk pada perkataan Yesus sendiri.
“Doktrin yang baik” adalah doktrin rasuli tentang Yesus Kristus.
Timotius dilatih dalam pengertian dan memperkatakan doktrin ini selama magang dengan rasul Paulus.
Pendidikan yang baik, bagaimanapun, hanyalah permulaan.
Dilatih dalam iman tidak hanya berguna untuk masa kanak-kanak; te tapi akan berguna untuk seumur hidup. Karena kata kerja Yunani untuk pelatihan dalam bentuk sekarang (present tenses}, implikasinya adalah bahwa Timotius terus menerus yang dilatih dalam kebenaran alkitabiah.
Dia adalah murid dari doktrin biblical Kristen seumur hidup.
Dia masih akan terus mengikuti ajaran firman Tuhan baik yang dia terima di rumah maupun yang di gereja.
Guru-guru Alkitab terbaik tidak pernah kehilangan semangat mereka untuk belajar Alkitab.
Setiap hamba Kristus yang baik harus terus menerus mendapat makanan dari Firman Tuhan.
- PELATIHAN ROHANI YANG SEHAT ( SPIRITUAL TRAINING )
1 Timotius 4:7-9:
- Tetapi jauhilah takhayul dan dongeng nenek-nenek tua. Latihlah dirimu beribadah.
- Latihan badani terbatas gunanya, tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang.
- Perkataan ini benar dan patut diterima sepenuhnya.
Ada lebih berharga untuk menjadi pelayan Tuhan yang baik daripada mendapatkan gelar di bidang teologi.
Faktanya, Paulus memperingatkan Timotius agar tidak menjadi teolog yang salah:
“Tetapi jauhilah takhayul dan dongeng nenek-nenek tua.”
Paulus telah memperingatkan Timotius tentang hal semacam ini sebelumnya.
Di awal suratnya dia berbicara menentang orang-orang yang “mengabdikan diri pada mitos dan membanggakan silsilah yang tak ada habisnya” “Mitos yang tidak berguna” mungkin merujuk pada dewa dan dewi mitologi pagan Yunani.
Timotius berkhotbah di Efesus, ingat, di mana Diana adalah dewi penguasa ratu yang disembah.
Penyebutan mitologi juga dapat merujuk pada dongeng Yahudi tentang kehidupan orang-orang kudus Perjanjian Lama.
“Mitos yang bodoh” adalah kepercayaan takhayul — segala jenis kearifan rakyat yang bernada takhayul: bola kristal di toko prramal, horoskop di koran harian, bendera doa umat Hindu, atau apa pun yang Anda miliki. Tuhan tidak ada dalam hal-hal ini; yang mereka sembah itu bukan Tuhan. Oleh karena itu, Timotius harus menjauh dari SEMUA KESIA-SIAAN ITU!
Prinsip umumnya adalah bahwa orang Kristen yang baik, dan terutama pelayan Tuhan yang baik, tidak berspekulasi tentang hal-hal yang tidak diajarkan dalam Alkitab.
Mereka menolak untuk terganggu oleh ide-ide sepele dari nenek moyang mereka, maupun dari urusan-urusan sepele yang terjadi disekitar hidup mereka setiap hari. Mereka tidak mengizinkan kontroversi dalam politik, olahraga, pendidikan, atau bahkan agama mengalihkan mereka dari kebenaran alkitabiah yang kokoh.
Daripada membuang-buang waktu dengan spekulasi kosong, orang Kristen harus menjalankan diri mereka sendiri untuk kesalehan.
Dibutuhkan pelatihan yang ilahi serta pengajaran yang baik untuk menjadi pelayan yang baik.
Jadi Alkitab berkata, “latihlah dirimu untuk beribadah. (atau godliness/kesalehan yang lebih tepat)”
Dari semua hal yang ingin dikatakan Paulus kepada Timotius, ini pasti yang paling penting.
Kata “godliness” (eusebeia) muncul lima belas kali dalam Perjanjian Baru, tetapi sembilan di antaranya ada dalam surat ini. J
ika seseorang bertanya kepada Timotius tentang apa surat Paulus itu, dia mungkin akan berkata,
“Yah, saya kira itu sebagian besar tentang kehidupan dalam rumah tangga Allah, tetapi hal yang membuat saya terkesan adalah kebutuhan pribadi saya akan kesalehan.”
Untuk semua kepeduliannya tentang doktrin pelayan Tuhan, surat ini memiliki kepedulian yang mendalam terhadap kehidupan pelayan Tuhan.
Kata “godliness” berarti hormat. Ini menunjukkan rasa hormat yang berutang kepada orang percaya kepada Tuhan — apa yang digambarkan oleh seorang ahli sekolah sebagai “rasa takut dan cinta yang bercampur yang bersama-sama membentuk kesalehan manusia terhadap Tuhan.”
Beribadah seperti itu berasal dari kesadaran bahwa semua kehidupan harus dihayati di hadapan Tuhan.
Orang saleh menempatkan Tuhan sebagai pusat dari setiap aktivitas dan usaha.
Tuhan ada dalam tidur dan bangun, makan dan minum, datang dan pergi.
Orang saleh berjalan bersama Tuhan di rumah, di tempat kerja, di gereja, di sekolah, dan di tempat bermain.
Kesalehan mencakup pikiran yang saleh, ucapan yang saleh, dan perilaku yang saleh.
“Godliness” berasal dari kehidupan yang berpusat pada Tuhan.
Di atas segalanya, Tuhan ingin umat-Nya dan para hambaNya menjadi saleh.
Inilah sebabnya mengapa Paulus tidak memberi Timotius tujuh langkah untuk meningkatkan jumlah kehadiran umat di gereja, atau tip yang berguna untuk menjadi administrator yang lebih baik, atau kritik menyeluruh terhadap gaya berkhotbahnya. Sebaliknya, dia memberinya instruksi paling praktisagaimana untuk menjadi : pelayan Tuhan yang baik adalah pelayan yang saleh.
Sebuah ilustrasi yang bagus: Suatu Minggu pagi, seorang wanita di sebuah gereja menemukan bahwa ban mobil nya kempes. Keadaan itu di lihat oleh Gembala nya. Begitu Gembala itu menyadari kesulitan yang digadapi sang wanita, Gembala itu menanggalkan jasnya dan dasinya untuk memasangkan ban cadangan pada mobil wanita itu. Gembala itu kemudian menemukan bahwa satu tindakan kebaikan ini diingat lama oleh wanita itu melebihi semua khotbah yang dia khotbahkan di gereja.
Perbuatan tidak selalu berbicara lebih keras daripada kata-kata, tetapi perbuatan selalu memiliki kemampuan untuk menaikkan volume.
Kehidupan Pendeta diatas menegaskan kehidupan yang Dia bangun diatas kebenaran doktrin yang dia ajarkan.
“Godliness” tidak terjadi secara otomatis.
Itu membutuhkan pelatihan yang sulit dan tekun. Dalam hal ini, memelihara jiwa sama seperti merawat tubuh.
Paulus membuat hubungan ini ketika dia memberi tahu Timotius, “pelatihan tubuh ada nilainya”
Dari pernyataan ini dan pernyataan lainnya yang dibuat oleh rasul tersebut, jelas terlihat bahwa dia adalah seorang penggemar olahraga.
Surat-surat Paulus berisi referensi tentang tinju, gulat, atletik, dan berbagai jenis sports.
Untuk menilai dari kata Yunani yang sering dia gunakan, rasul itu rajin ke gimnasium. Karena itu, Paulus tahu bahwa seorang atlet hebat juga dibuat, dan bukan hanya dilahirkan.
Sebagian besar atlet Olimpiade memiliki kemampuan alami yang luar biasa, tetapi mereka juga berkomitmen seumur hidup untuk meningkatkan kecepatan, kekuatan, dan teknik atletik mereka.
Bersaing di tingkat kelas dunia membutuhkan pelatihan harian yang berat selama bertahun-tahun.
Salah satu teman saya adalah seorang penyanyi opera yang bercita-cita tinggi. Pada suatu ketika dia sedang melatih vocal suaranya untuk memperbaiki kesalahan pada cara tenggorokannta untuk menghasilkan suara.
Ini ada hubungannya dengan untuk mendapatkan kontrol suara yang lebih baik atas bukaan di tenggorokannya, dan mungkin akan membutuhkan waktu satu tahun kerja vokal yang melelahkan baginya untuk maju ke tingkat keahlian berikutnya. Pada tahap ini pelajaran suaranya perlahan-lahan dilanjutkan nada demi nada.
Jika pelatihan menyeluruh seperti itu diperlukan untuk suatu ketrampilan tubuh, mengapa melatih jiwa harus berbeda?
Kita harus melakukan latihan spiritual kita.
Kita harus melatih diri kita sendiri untuk menjadi saleh.
Tidak ada orang lain yang dapat melakukan ini untuk kita, jadi kita harus menjadi ahli kebugaran, secara rohani.
Dalam hal pengondisian fisik, biasanya untuk membantu kita dengan tepat maka kita akan memiliki pelatih atau PERSONAL TRAINER.
Saat ini, jika orang ingin mendapatkan tubuh mereka dalam kondisi prima, mereka menyewa seorang pelatih pribadi.
Tugas pelatih adalah mengatur jadwal latihan untuk membentuk fisik klien jadi seperti yang di inginkan.
Demilian juga kita para pelayan Tuhan, di mana setiap anak Tuhan memiliki pelatih pribadi: Roh Kudus, yang berbicara di dalam diri kita dan melatih kita melalui FIRMAN TUHAN.
Roh Tuhan menggunakan Firman Tuhan untuk menghasilkan kehidupan Tuhan di dalam jiwa.
Faktor- faktor yang membuat orang saleh adalah membaca, mendengar, mempelajari, dan merenungkan serta melakukan apa yang Alkitab katakan.
“Kita tidak dapat menjadi akrab dengan Alkitab tanpa kita mau menyesuaikan diri kita sendiri dengan apa yang tertulis didalam nya yang bertujuan membantu kita menjadi saleh.”
Setiap atlet mengetahui pentingnya pelatihan yang seimbang.
Melakukan latihan mengangkat barbel dua puluh kali sehari bagus untuk otot bisep, tetapi tidak banyak membantu otot paha belakang.
Tidak ada yang pergi ke klub kesehatan hanya untuk bermain lompat tali selama satu jam. Latihan yang baik adalah latihan yang lengkap.
Dengan cara yang sama, setiap pria atau wanita Allah yang sehat harus menjadi pelatih-silang rohani — dipelihara oleh Firman, hidup dalam doa, murah hati dalam memberi termasuk perpuluhan dan persembahan, dan aktif dalam belas kasihan pada orang yang perlu dibantu.
Hasil dari semua pelatihan yang saleh ini adalah kehidupan yang saleh. Dengan sendirinya, tindakan pengabdian Kristen tidak menjamin kesalehan, yang merupakan masalah hati.
Tapi membaca Kitab Suci, berdoa dan melakukan sakramen, bayar perpuluhan, serta kasih membei pada orang yang miskin adalah latihan yang telah Tuhan tetapkan untuk pelatihan rohani kita. Dengan iman dan Roh Kudus, latihan spiritual ini menghasilkan buah spiritual.
Untuk semua kemiripannya, ada satu perbedaan besar antara melatih tubuh dan melatih jiwa:
1 Timotius 4:8-9:
- Latihan badani terbatas gunanya, tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang.
- Perkataan ini benar dan patut diterima sepenuhnya.
Latihan fisik ada tempatnya. Memiliki tubuh yang sehat itu baik, oleh karena itu pantas bagi orang Kristen untuk berolahraga di lapangan atau berolahraga di gym. Pelatihan fisik memiliki nilai dan berguna.
Perhatikan, bagaimanapun, bahwa pelatihan fosik itu hanya memiliki “beberapa nilai”. Kegunaan Olahraga tubuh ada batasnya.
Di sini Paulus mungkin sedang menyelidiki para guru palsu. Ingatlah, merekalah orang-orang yang sangat menekankan pada apa yang dilakukan orang dengan tubuh mereka.
Hampir pasti, sang rasul tertarik pada kegemaran olahraga di Efesus. Orang Efesus menghabiskan banyak waktu dan uang untuk melatih atlet muda untuk tampil di festival olahraga duniawi. Tetapi meskipun kehidupan olahraga ada tempatnya, manfaatnya hanya bersifat sementara.
Latihan jasmani memiliki nilai hanya untuk kehidupan ini, bukan untuk kehidupan yang akan datang.
Semua manfaat pelatihan fisik berakhir saat kematian.
Pelatihan Kesalehan, di sisi lain, “berguna dalam segala hal.“
SPIRITUAL TRAINING berharga di rumah, gereja, dan pasar. Itu berharga baik di saat kesusahan maupun di saat kemakmuran. Ini membantu seseorang menghadapi musuh serta teman.
Kesalehan tidak pernah berlebihan. Kasalehan membimbing orang percaya dalam setiap situasi.
SPIRITUAL TRAINING berguna untuk kehidupan saat ini, hidup dalam kesalehan memberikan lebih banyak janji untuk masa depan.
PELAYAN TUHAN YANG BAIK memiliki yang terbaik dari kedua dunia ini: “tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang.”
Ketika berbicara tentang karakter Kristen, Anda benar-benar dapat membawanya bersama Anda! Kesalehan adalah satu hal yang dapat diambil seseorang dari kehidupan ini ke kehidupan selanjutnya; itu berlangsung selamanya. Ini membuat pelatihan spiritual jauh lebih berharga daripada pelatihan fisik.
Tidak setiap atlet yang berlatih untuk Olimpiade memenangkan medali (atau karangan bunga laurel, seperti yang dikenakan juara di zaman Paul). Tetapi setiap orang yang berlatih untuk menjadi saleh akan mendapatkan mahkota kemuliaan yang kekal.
Untuk menempatkan ini dalam istilah doktrinal, ada hubungan antara pengudusan dalam hidup ini dan pemuliaan di kehidupan yang akan datang.
Pengudusan (SANCTIFICATION) adalah pekerjaan yang dilakukan Roh Kudus dalam hidup ini untuk menjadikan orang percaya saleh.
Pemuliaan (GLORIFICATION ) adalah pekerjaan yang akan dilakukan Roh Kudus di kehidupan selanjutnya untuk membuat orang percaya menjadi saleh.
Kedua karya Roh Kudus ini — pengudusan dan pemuliaan — tidak dapat dipisahkan.
Kesalehan yang dimulai dalam hidup ini akan disempurnakan di kehidupan selanjutnya.
Pengudusan adalah akar dari pemuliaan; pemuliaan adalah buah pengudusan.
- KEHIDUPAN YANG MENGINJIL
1 Timotius 4:10:
Perkataan ini benar dan patut diterima sepenuhnya. Itulah sebabnya kita berjerih payah dan berjuang, karena kita menaruh pengharapan kita kepada Allah yang hidup, Juruselamat semua manusia, terutama mereka yang percaya.
Hal terakhir yang diperlukan untuk menjadi hamba Kristus yang baik adalah komitmen untuk tugas penginjilan dunia.
Ayat ini menjelaskan tentang apa itu pelayanan Kristen.
Jujur saja bahwa menjadi pelayanan injil tidak murah dan tidak mudah.
Pekerjaan Injil adalah perjuangan. Itu penuh dengan kerja keras dan perselisihan, bahkan penderitaan.
Akar kata dalam bahasa Inggris “Penderitaan” berasal dari kata Yunani untuk “berjuang” (agonizomai) atau kita kenal dengan AGONY, suatu istilah yang melanjutkan gagasan tentang pelatihan yang berat dan mengisyaratkan penderitaan pelayanan.
Tetapi semua pekerjaan ini sepadan dengan usahanya dan upahnya.
“No pain, no gain” adalah salah satu prinsip Paulus untuk pelayanan yang efektif.
Penderitaannya adalah ekstasi karena gereja memiliki pesan keselamatan di dalam Yesus Kristus.
Paulus dan Timotius menerima pesan keselamatan ini untuk diri mereka sendiri ketika mereka menaruh harapan mereka pada Allah yang hidup.
Setiap orang percaya memiliki harapan yang sama.
Kita tahu bahwa Yesus Kristus telah bangkit dari antara orang mati dan duduk di sebelah kanan Allah Bapa.
Kita tahu bahwa Tuhan akan menyelamatkan kita pada hari penghakiman.
Dengan jaminan ini, kita berusaha semaksimal mungkin untuk membagikan pesan itu kepada semua orang.
Kita bekerja dan berusaha untuk melihat pria, wanita, dan anak-anak menerima kehidupan kekal.
Kita memiliki beban untuk tugas global menyelamatkan jiwa-jiwa yang terhilang.
Penginjilan merupakan inti dari setiap pelayanan Kristen yang sejati.
Gereja tidak akan berhenti mengabarkan injil sampai setiap orang terakhir di planet ini telah mendengar kabar baik tentang keselamatan dari dosa dan pembebasan dari kematian di dalam Yesus Kristus, “yang adalah Juruselamat semua orang, terutama mereka yang percaya.”
Namun, jika ada kesalahpahaman, Paulus berhati-hati dalam menjelaskan apa yang dia maksud.
Mengatakan bahwa Yesus adalah Juruselamat semua orang mungkin menyiratkan bahwa semua orang akan diselamatkan.
Tetapi Paulus bukanlah seorang universalis. Dia melanjutkan dengan mengatakan bahwa Yesus adalah Juruselamat khusus orang-orang yang percaya.
Keselamatan dari dosa dengan demikian hanya bisa terjadi oleh kasih karunia melalui iman.
Kata “terutama” pada ayat diatas tidak berarti ada dua jenis keselamatan: umum dan khusus.
Ilmu pengetahuan baru-baru ini menunjukkan bahwa kata “terutama” (malista) berarti “tepatnya”, atau “dengan kata lain”.
Jadi, ayat tersebut harus berbunyi sebagai berikut:
“Allah adalah Juruselamat semua orang — dengan kata lain, Dia adalah Juruselamat orang-orang yang percaya.”
Rasul Paulus “tidak mengatakan bahwa Tuhan menyelamatkan orang percaya lebih dari dia menyelamatkan orang lain; dia hanya mengubah pernyataan umumnya bahwa Tuhan adalah Juruselamat semua orang dengan menambahkan batasan bahwa Anda tidak dapat diselamatkan kecuali Anda percaya. ”
Inilah sebabnya, ketika orang Kristen membagikan Injil, kami bersikeras pada kebutuhan mutlak untuk percaya kepada Yesus Kristus untuk hidup yang kekal.
Jika Anda tidak percaya kepada Yesus, maka Anda tidak diselamatkan; itu sesederhana itu. Yesus Kristus adalah Juruselamat hanya bagi mereka yang benar-benar percaya.
Iman di dalam Kristus dapat dibandingkan dengan paspor orang berdosa untuk masuk ke surga.
Setiap negara mengharuskan pendatang baru untuk menunjukkan paspor dari negara asal anda yang valid.
Jika diperlukan identifikasi yang tepat, paspor apa yang akan Anda tunjukkan di kantor imigrasi kerajaan surga?
Di sana setiap paspor akan diperiksa dengan cermat.
Ini menyedihkan, tapi sungguh benar: siapa pun yang memegang paspor palsu akan dilemparkan ke dalam api yang kekal yang disiapkan untuk iblis dan para roh-roh jahat lainya.
Satu-satunya paspor yang dapat diterima ke surga adalah iman kepada Yesus Kristus.
Dia adalah Juruselamat semua orang.
Artinya, Dia adalah Juruselamat orang-orang yang percaya!
Pada hari ketika setiap makhluk berkumpul di hadapan takhta pengadilan Tuhan, satu-satunya harapan Anda adalah memiliki paspor yang tepat: paspor yang diberikan kepada Anda oleh Roh Kudus yang memberi Anda karunia iman, yang diembos dengan salib di mana Kristus telah mati untuk dosa-dosa Anda, dan itu memiliki nama dan gambar Anda sendiri di dalamnya karena Anda telah menaruh pengharapan Anda di dalam Allah yang hidup. Amin
Sorry, the comment form is closed at this time.