13 Jul Iman (Part 1)
Iman? Kadang kita sudah sering dengar kata iman, dan kadang kita sudah mempraktekan iman didalam kehidupan kita. Tetapi pada kenyataan ketika kita mengalami masalah dan kita beriman, kita tidak mendapatakan apa yg kita imani dan sebaliknya kita mengalami banyak masalah didalam hidup kita, misalnya anda beriman ingin mendapatkan jodoh yang baik, tetapi kenyataanya sampai sekarang pun anda belum menemukan pasangan hidup anda padahal anda sudah berumur 30 lebih. Nah apa sih iman itu sebenarnya dan bagaimana kita mempraktekan iman yang benar?
1. Dasar iman kita Dalam kitab Ibrani 11:1, “Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat”. Didalam ayat ini, iman mengandung dua unsur yaitu dasar dan bukti. Kita tidak akan mendapatkan bukti kalau kita tidak mempunyai dasar yang benar, makanya terkadang apa yg kita imani tidak sesuai dengan kenyataan yang kita dapatkan karena dasarnya salah. Didalam bahasa inggris, kata iman didalam Ibrani 11:1, itu didahului dengan kata NOW, berarti berbicara tentang present time atau sekarang. Terkadang waktu kita mengimani sesuatu, kita masih membawa iman kita 10 tahun yang lalu, bukan iman kita sekarang. Kita bersaksi tentang pengalaman kita dengan Tuhan 10 tahun yang lalu, bukan sekarang. Padahal dimensi iman adalah sekarang!
2. Dimana level percaya anda? “Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan.” Sejauh mana level percaya kita didalam Tuhan? Terkadang percaya kita sama Tuhan tuh “easy to shake” dan labil sejalan dengan waktu didalam kehidupan kita. Kadang kita bisa percaya dengan Tuhan dalam kondisi yang baik, tetapi ketika masalah datang, iman kita melemah. Didalam kitab Markus 11: 22-24, dikatakan “Have faith in God”, kalau kata ini kita terjemahkan dalam bahasa Indonesia, seharusnya adalah percayalah didalam Tuhan bukan percayalah kepada Allah, berarti kita bukan hanya percaya dengan apa yang diucapkan Tuhan, tetapi kepada suatu pribadi yang mengucapkannya, yaitu Tuhan Yesus. Iman memang benar timbul dari pendengaran akan Firman Allah, tetapi jika firman itu tidak pernah diucapkan oleh Tuhan Yesus, kita tidak akan pernah mendengarnya. Jadi dengan kata lain Tuhan mau kita tidak hanya percaya dengan perkataanNya saja, tetapi Dia mau kita memiliki iman yang dimiliki oleh Tuhan Yesus. Tuhan tidak mau kita hanya bersandar pada iman kita yang “shakeable”, tetapi Tuhan mau kita memasukan iman kita pada suatu pribadi yang tidak tergoncankan, yaitu Tuhan Yesus, dan kita akan menerima apa yang kita imani.
3. Jaminan Tuhan Setelah kita menaruh iman kita didalam Tuhan, Tuhan tidak berjanji kalau kita punya iman didalam Tuhan, masalah kita akan hilang, tetapi Tuhan berjanji yang sebaliknya, bahwa kita akan menghadapi gunung (Matius 17:20).
Ketika kita melihat gunung masalah, Tuhan tidak suruh kita ambil traktor atau buat tunnel, atau ukur tinggi gunung itu untuk kita bisa bawa traktor yang lebih besar, dsb. Ketika masalah datang, Tuhan tidak mau kita besandar pada kekuatan kita sendiri, atau kekuatan pendeta anda, tetapi Tuhan mau kita untuk berkata kepada gunung masalah kita. Nah, kebanyakan dari kita ketika kita menghadapi gunung masalah, kita lebih cenderung untuk berkata yang negatif, misalnya, gila, masalah segini besar, apa aku bisa yach hadapi? Tuhan mau kita untuk berkata tercampaklah gunung masalah itu daripada kita berkata negatif terhadap gunung masalah kita.
Didalam Amsal 18:21, dikatakan bahwa “hidup dan mati dikuasai lidah.” Kalo didalam dirimu iman anda hidup, maka perkataan iman akan keluar dari dalam hidupmu. Kalau didalam pikiran anda hanya ada pikiran pesimis, maka kata-kata anda juga akan negatif dan anda akan mengalami sesuai dengan perkataan negatif anda. Didalam Matius 12:35-36, kata-kata sia-sia adalah idle, misalnya, gila, mati, goblok, dsb. Idle adalah kata-kata yang tidak ada artinya dan cenderung dipakai untuk mengutuki diri kita sendiri. Ketika kita menggunakan kata-kata sia-sia dikala masalah datang, berarti kita mencoba untuk membunuh iman kita sehingga kosa kata iman kita mati. Nah, ketika kita beriman, iblis pun tetap akan menaburkan benih kebimbangan didalam hidup kita. Iblis akan mencoba menabur idle dalam otak anda dan yang akhirnya akan menekan iman anda. Iblis akan mencoba berkata, percuma kamu berdoa, anakmu sudah hancur, dsb. Iblis akan membawa kita kepada realitas masalah kita yang sebenarnya belum tentu benar. “Life it€™s about choice”, apakah anda mau terintimidasi dengan perkataan iblis atau kita mau beriman. Jika kita mempunyai iman dengan dasar yang benar, iman itu akan membawa kita kepada kebenaran dan kebenaran itu akan membebaskan kita.
4. Berkata kepada gunung Ada dua tindakan yang anda lakukan ketika anda berkata kepada gunung masalah anda: A. Katakan Firman dan katakan Iman
Ketika kita menghadapi gunung permasalahan, Tuhan mau kita untuk berkata kepada gunung (Matius 17:20), bukan berkata kepada istri, teman dekat atau pendeta kita. Terkadang kalau Tuhan berbicara personally kepada kita, kita mencoba untuk membagikan apa yang kita dapatkan ke orang lain, padahal belum tentu orang lain bisa menerima apa yang Tuhan katakan personally kepada kita. Waktu kita menghadapi masalah, kita seharusnya mencari Firman Tuhan dan meperkatakan Firman itu dengan iman, maka masalah itu akan runtuh. Setelah masalah itu selesai baru kita membagikan dengan orang lain, dan itu pasti akan membangun orang lain.
Bagaimana dengan orang yang bimbang? Kebanyakan dari kita percaya bahwa orang yang bimbang tidak akan mendapatkan segala sesuatu. Tetapi sebetulnya orang yang bimbang itu adalah orang yang setengah beriman dan setengah ragu-ragu. Orang bimbang biasanya adalah orang yang tipe “on and off” dengan Tuhan. Misalnya Thomas. Thomas adalah orang yang “on and off€™ dengan Tuhan, makanya dia bimbang kalau Tuhan bangkit. Tetapi Tuhan tidak biarkan Thomas untuk terus bimbang, Tuhan tetap cari dia, karena Tuhan masih melihat bahwa dia punya iman.
B. Perkatakan lewat doa Waktu anda berdoa, doa adalah komunikasi kita dengan Tuhan, bukan komunikasi kita kepada Tuhan. Komunikasi kepada tuhan adalah satu arah tetapi komunikasi kita dengan Tuhan adalah dua arah. Artinya, ketika kita berdoa, kita harus memberi waktu untuk Tuhan berbicara kepada kita. Waktu kita berdoa, terkadang kita terlalu sibuk untuk minta berkat-berkat dari Tuhan. Seharusnya kita memperkatakan iman dan Firman didalam doa kita. Iman memang timbul dari pendengaran akan Firman Allah, tetapi setelah mendengar Firman Allah, kita simpan dimana? Hati. Nah hati yang dimaksud disini bukan “heart” (liver atau jantung), tetapi adalah spirit kita. Dimensi iman adalah spirit dan dimensi bimbang adalah di pikiran, jiwa dan perasaan anda. Kedua dimensi ini akan ada dalam hidup anda senantiasa. Setinggi apa rohani anda, sedalam apa pemahaman anda akan Firman Allah, kebimbangan akan masih ada dalam hidup anda. Itu semua adalah pilihan dalam hidup anda, mana yang anda akan pilih ketika masalah itu datang. Iman atau kebimbangan? Terkadang kita memberi waktu kita lebih banyak kepada kebimbangan, masalah dan hal-hal duniawi (misal pekerjaan) tetapi kita jarang untuk memberi waktu kita lebih kepada hal-hal yang rohani. Jika anda memberi waktu lebih banyak kepada iman, iman anda akan bertumbuh dan ketika anda memperkatakan kata-kata iman, mujizat itu akan datang. Apa yang anda kejar dalam hidupmu? Alkitab berkata, carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu (Matius 6:33). Amin!
No Comments