24 Jan Janganlah tidak percaya atau mengejek Tuhan
(2 Raja-raja 7:1-20).
- Nubuat Elisa – 2 Raja-raja 7:1-2
- Elisa menubuatkan
”Dengarlah firman Tuhan. Beginilah firman Tuhan: Besok kira-kira waktu ini sesukat tepung yang terbaik akan berharga sesyikal dan dua sukat jelai akan berharga sesyikal di pintu gerbang Samaria” 2 Raja-raja 7:1.
1 sukat tepung yang terbaik = 1 syikal; 2 sukat jelai = 1 syikal.
2 Raja-raja 6:24-26; 28-29 … terjadi kelaparan hebat di Samaria!!
24 Sesudah itu Benhadad, raja Aram menghimpunkan seluruh tentaranya, lalu maju mengepung Samaria.
25 Maka terjadilah kelaparan hebat di Samaria selama mereka mengepungnya sehingga sebuah kepala keledai berharga delapan puluh syikal perak dan seperempat kab tahi merpati berharga lima syikal perak.
26 “Suatu kali ketika raja Israel berjalan di atas tembok, datanglah seorang perempuan mengadukan halnya kepada raja, sambil berseru: ”Tolonglah, ya tuanku raja!”
28 Kemudian bertanyalah raja kepadanya: ”Ada apa?” Jawab perempuan itu: ”Perempuan ini berkata kepadaku: Berilah anakmu laki-laki supaya kita makan dia pada hari ini dan besok akan kita makan anakku laki-laki.
29 Jadi kami memasak anakku dan memakan dia. Tetapi ketika aku berkata kepadanya pada hari berikutnya: Berilah anakmu supaya kita makan dia, maka perempuan ini menyembunyikan anaknya.”
Ini merupakan nubuat yang sangat berani karena saat itu sama sekali tidak ada tanda-tanda akan terjadinya kekalahan/menyingkirnya orang Aram.
Elisa memberikan “waktu” tergenapinya nubuat itu yaitu “besok kira-kira waktu ini”. Jadi bisa terlihat nubuatnya benar atau tidak. Kalau besok hal itu tidak terjadi, Elisa pasti dibunuh.
Amos 8:11-12
11 “Sesungguhnya waktu akan datang” demikianlah firman Tuhan Allah, Aku akan mengirimkan kelaparan ke negeri ini, bukan kelaparan akan makanan dan bukan kehausan akan air, melainkan akan mendengarkan Firman Tuhan.
12 Mereka akan mengembara dari laut ke laut dan menjelajah dari utara ke timur untuk mencari firman Tuhan tetapi tidak mendapatnya.
- Jawaban perwira/ ajudan raja (2 Raja-raja 7:2a).
Perwira/ ajudan raja menjawab nubuat Elisa ”Sekalipun Tuhan membuat tingkap-tingkap di langit, masakan hal itu mungkin terjadi?”
Kata-kata perwira ini menunjukkan sangat tidak percaya, pada dasarnya dia berkata: andaikata Allah membuka tingkap-tingkap di langit, maka apa yang dinubuatkan Elisa itu tidak mungkin terjadi. Kata-kata ini bukan hanya menyatakan ketidak-percayaan terhadap nubuat Elisa tetapi juga terhadap kuasa Allah. Sebetulnya perwira itu mempunyai alasan yang masuk akal untuk ketidakpercayaannya karena tidak ada tanda apapun yang memungkinkan terjadinya nubuat Elisa tsb.
Otak kita (dengan terang dari Roh Kudus) hanya digunakan untuk mengerti Firman Tuhan/ Kebenaran dan selanjutnya otak tidak boleh dipakai untuk menilai apakah Kebenaran/ Firman Tuhan itu layak dipercaya/ ditaati atau tidak.
Ketidakpercayaan perwira ini bukan hanya dinyatakan tetapi disertai ejekan.
Merupakan kebiasaan umum bahwa orang yang tidak percaya pada suatu Kebenaran/ Firman Tuhan tertentu, bukan hanya menyatakan ketidakpercayaan tetapi juga mengejek apa yang tidak mereka percayai itu.
- Jawaban Elisa terhadap perwira/ajudan raja (2 Raja-raja 7:2b).
”Sesungguhnya, engkau akan melihatnya dengan matamu sendiri tetapi tidak akan makan apa-apa dari padanya.”
Kalau orang itu akan melihat tetapi tidak menikmatinya, maka kesimpulannya bahwa ia akan mati. Kata-kata Elisa itu merupakan nubuat tentang kematian si perwira tetapi juga hukuman atas ketidakpercayaan dan ejekan yang dinyatakan si perwira tsb.
- 4 orang kusta – 2 Raja-raja 7:3-7.
Empat orang yang sakit kusta ada di depan pintu gerbang. Berkatalah yang seorang kepada yang lain: ”Mengapakah kita duduk-duduk di sini sampai mati? 2 Raja-raja 7:3.
”Perintahkanlah kepada orang Israel supaya semua orang yang sakit kusta, semua orang yang mengeluarkan lelehan dan semua orang yang najis oleh mayat disuruh meninggalkan tempat perkemahan” Bilangan 5:2; 4.
Karena itu orang yang sakit kusta tinggal diluar kota. Keluarga/teman mereka menyuplai dengan makanan tetapi pada saat kelaparan, suplai itu terhenti sehingga mereka hampir mati kelaparan.
Setelah 4 orang kusta ini memikirkan keadaannya, mereka memutuskan untuk pergi ke perkemahan tentara Aram dan ini tindakan berani : 2 Raja-raja 7:4-6.
4 Jika kita berkata: Baiklah kita masuk ke kota, padahal dalam kota ada kelaparan, kita akan mati di sana. Dan jika kita tinggal di sini, kita akan mati juga. Jadi sekarang, marilah kita menyeberang ke perkemahan tentara Aram. Jika mereka membiarkan kita hidup, kita akan hidup dan jika mereka mematikan kita, kita akan mati.”
5 Lalu pada waktu senja bangkitlah mereka masuk ke tempat perkemahan orang Aram. Tetapi ketika mereka sampai ke pinggir tempat perkemahan orang Aram itu, tampaklah tidak ada orang di sana.
6 Sebab Tuhan telah membuat tentara Aram itu mendengar bunyi kereta, bunyi kuda, bunyi tentara yang besar sehingga berkatalah yang seorang kepada yang lain: ”Sesungguhnya raja Israel telah mengupah raja-raja orang Het dan raja-raja orang Misraim melawan kita supaya mereka menyerang kita”.
Ini terjadi karena Tuhan melakukan mujizat
Orang-orang Het ada di utara sedangkan raja-raja orang Misraim (Mesir) ada di selatan. Jadi orang Aram mengira mereka diserang dari utara dan selatan sekaligus. Dalam kepanikan mereka tidak mempertimbangkan betapa mustahilnya kedua bangsa yang tempatnya terpisah itu menyerang mereka secara bersamaan tetapi mereka langsung lari meninggalkan segala sesuatu begitu saja.
“Karena itu bangkitlah mereka melarikan diri pada waktu senja dengan meninggalkan kemah dan kuda dan keledai mereka serta tempat perkemahan itu dengan begitu saja; mereka melarikan diri menyelamatkan nyawanya” 2 raja-raja 7:7.
- Ke empat orang kusta itu lalu makan dan minum sepuasnya – 2 Raja-raja 7:8
“Ketika orang-orang yang sakit kusta itu sampai ke pinggir tempat perkemahan, masuklah mereka ke dalam sebuah kemah, lalu makan dan minum. Sesudah itu mereka mengangkut dari sana emas dan perak dan pakaian, kemudian pergilah mereka menyembunyikannya. Lalu datanglah mereka kembali, masuk ke dalam kemah yang lain dan mengangkut juga barang-barang dari sana, kemudian pergilah mereka menyembunyikannya”.
Mungkin ada orang yang menganggap aneh bahwa orang Aram berperang sambil membawa emas dan perak, ada 2 jawaban yang mendukung:
- orang Aram telah mengalahkan kota-kota Israel yang lain dan pasti menjarahnya.
- merupakan kebiasaan pasukan tentara Timur untuk membawa perhiasan dalam perang.
Perkemahan orang Aram tidak mewah tetapi perkemahan itu berisikan sejumlah besar jarahan yang sangat berharga.
- Setelah semua itu lalu berkata seorang kepada yang lain: 2 Raja-raja 7:9-10
9 “Lalu berkatalah yang seorang kepada yang lain: ”Tidak patut yang kita lakukan ini. Hari ini ialah hari kabar baik tetapi kita ini tinggal diam saja. Apabila kita menanti sampai terang pagi, maka hukuman akan menimpa kita. Jadi sekarang, marilah kita pergi menghadap untuk memberitahukan hal itu ke istana raja.”
10 Mereka pergi, lalu berseru kepada penunggu pintu gerbang kota dan menceritakan kepada orang-orang itu, katanya: ”Kami sudah masuk ke tempat perkemahan orang Aram dan ternyata tidak ada orang di sana dan tidak ada suara manusia kedengaran, hanya ada kuda dan keledai tertambat dan kemah-kemah ditinggalkan dengan begitu saja.”
Ayat 10b “hanya ada kuda dan keledai tertambat dan kemah-kemah ditinggalkan dengan begitu saja.” Kalau keledai ditinggal itu masuk akal karena keledai berfungsi mengangkut beban tetapi kalau kuda yang ditinggalkan merupakan sesuatu yang aneh karena mereka bisa lari lebih cepat menggunakan kuda.
Sangat mungkin ini terjadi karena panik. Tuhan bisa memberikan rasa takut dan kepanikan sedemikian rupa sehingga mereka melakukan hal-hal yang sangat bodoh!
- Orang-orang kusta ini tidak mengetahui nubuatan Elisa ataupun mempunyai pikiran untuk membantu menggenapi nubuat itu. Tetapi mereka sedang mengerjakan rencana rahasia Allah. Sementara mereka mengusahakan tujuan mereka sendiri, mereka adalah alat-alat tidak sadar dari rencana Allah yang lebih tinggi dari rencana mereka sendiri.
Sekalipun Allah sendiri yang mengusir tentara Aram tetapi tanpa orang-orang kusta ini, maka bangsa Israel dan raja Yoram tetap tidak akan mengetahui perginya orang Aram dan nubuat Elisa tidak akan tergenapi.
Jadi tanpa mereka sadari ke empat orang kusta ini dipakai sebagai alat Tuhan untuk melaksanakan rencanaNya/menggenapi nubuatNya yang Ia berikan melalui Elisa.
- Ada yang mengecam ‘4 orang kusta ini egois’ karena
- Pada waktu menjumpai perkemahan Aram kosong, mereka makan sepuasnya tetapi setelah itu mereka mengumpulkan emas, perak dan pakaian, lalu masih kembali lagi untuk mengambil barang-barang berharga yang lain. Ini merupakan perwujudan dari egois.
“Lalu berkatalah yang seorang kepada yang lain: ”Tidak patut yang kita lakukan ini. Hari ini ialah hari kabar baik tetapi kita ini tinggal diam saja. Apabila kita menanti sampai terang pagi, maka hukuman akan menimpa kita. Jadi sekarang, marilah kita pergi menghadap untuk memberitahukan hal itu ke istana raja” 2 Raja-raja 7:9.
Ini pengakuan yang terlambat tentang apa yang diharuskan “seharusnya begitu rasa lapar mereka terpuaskan, mereka harus segera kembali ke kota dan menyebarkan kabar baik itu”.
MENGAPA? Karena bangsa mereka sedang kelaparan sampai para ibu makan anaknya sedangkan mereka menghabiskan waktu untuk menjarah dan tidak memberitahukan kabar baik itu.
Banyak orang kristen seperti itu, sibuk cari duit, hidup nyaman dan tidak memberitakan Injil.
- Pada waktu mereka ‘sadar’ akan kesalahannya – “Apabila kita menanti sampai terang pagi, maka hukuman akan menimpa kita. Jadi sekarang, marilah kita pergi menghadap untuk memberitahukan hal itu ke istana raja” ayat 9b. Mereka takut dihukum karena merupakan kewajiban warga negara untuk memberitahukan hal-hal yang berhubungan dengan keselamatan/keamanan masyarakat.
Seharusnya ke 4 orang ini terkena kusta akan membawa mereka lebih dekat kepada Tuhan tetapi kenyataannya penderitaan telah mengeraskan hati mereka dan menjadikan mereka orang-orang yang egois.
Renungkan: apa yang dihasilkan oleh penderitaan dalam diri anda?
- Setelah mendapat laporan dari ke 4 orang kusta itu, raja Yoram mengira itu hanya siasat tentara Aram yang berusaha menjebak mereka: 2 Raja-raja 7:12
“Sekalipun masih malam, raja bangun juga, lalu berkata kepada para pegawainya: ”Baiklah kuterangkan kepadamu apa maksud orang Aram itu terhadap kita. Mereka tahu bahwa kita ini menderita kelaparan sebab itu mereka keluar dari tempat perkemahan untuk menyembunyikan diri di padang, sambil berpikir: Apabila orang Israel keluar dari dalam kota, kita akan menangkap mereka hidup-hidup, kemudian kita masuk ke dalam kota”
Apa yang dipikirkan Yoram ini masuk akal tetapi mengingat bahwa ia baru saja mendengar nubuat Elisa, maka ini menunjukkan ketidakpercayaan.
Yoram berdoa tentang hal ini. Tetapi sekarang waktu doanya dikabulkan, ia tidak percaya.
- Salah seorang pegawai Yoram mengusulkan untuk memeriksa kebenaran laporan dari 4 orang kusta itu: 2 Raja-raja 7:13-15
13 Lalu salah seorang pegawainya menjawab: ”Baiklah kita ambil lima ekor dari kuda yang masih tinggal di dalam kota ini; tentulah keadaannya seperti seluruh khalayak ramai Israel yang sudah habis mati itu! Biarlah kita suruh saja orang pergi supaya kita lihat.”
14 Sesudah itu mereka mengambil dua kereta kuda kemudian raja menyuruh mereka menyusul tentara Aram sambil berkata: ”Pergilah melihatnya!”
15 Lalu pergilah mereka menyusul orang-orang itu sampai ke sungai Yordan dan tampaklah seluruh jalan itu penuh dengan pakaian dan perkakas yang dilemparkan oleh orang Aram pada waktu mereka lari terburu-buru. Kemudian pulanglah suruhan-suruhan itu dan menceritakan hal itu kepada raja.
Mungkin kuda yang lain mati kelaparan atau dimakan; sama seperti keledai, kuda adalah binatang haram (untuk dimakan).
III. Penggenapan Nubuat Elisa – 2 Raja-raja 7:16-20
16 Maka keluarlah penduduk kota itu menjarah tempat perkemahan orang Aram. Karena itu sesukat tepung yang terbaik berharga sesyikal dan dua sukat jelai berharga sesyikal, sesuai dengan firman Tuhan”.
Dari peristiwa ini terlihat bahwa memang tidak ada yang mustahil bagi Allah.
Penggenapan nubuat kematian/hukuman si perwira: 2 Raja-raja 7: 17-20
17 “Adapun raja telah menempatkan perwira yang menjadi ajudannya itu mengawasi pintu gerbang tetapi rakyat menginjak-injak dia di pintu gerbang, lalu ia mati sesuai dengan perkataan abdi Allah yang mengatakannya pada waktu raja datang mendapatkan dia.
18 Dan terjadi juga seperti yang dikatakan abdi Allah itu kepada raja: ”Dua sukat jelai akan berharga sesyikal dan sesukat tepung yang terbaik akan berharga sesyikal, besok kira-kira waktu ini di pintu gerbang Samaria.”
19 Pada waktu itu si perwira menjawab abdi Allah itu: ”Sekalipun Tuhan membuat tingkap-tingkap di langit, masakan hal itu mungkin terjadi?” tetapi Elisa berkata: ”Sesungguhnya engkau akan melihatnya dengan matamu sendiri tetapi tidak akan makan apa-apa dari padanya.”
20 Demikianlah terjadi kepada orang itu: Rakyat menginjak-injak dia di pintu gerbang, lalu matilah ia.”
Raja Yoram menyuruh perwira itu untuk mengawasi dan mengatur pembelian tepung dan jelai tsb tujuannya supaya tidak terjadi kekacauan. Tetapi ini menjadi alat Tuhan untuk menggenapi nubuat Elisa karena rakyat yang sudah kelaparan itu tidak lagi bisa diatur sehingga justru menginjak-injak si perwira sampai mati. Karena ia bertugas mengawasi, jelas bahwa ia sudah melihat penggenapan nubuat Elisa tentang harga tepung dan jelai. Tetapi kematiannya menyebabkan ia tidak bisa menikmati penggenapan nubuat tsb.
Ini menjelaskan akhir dari perwita tsb, melihat penggenapan janji-janji belas kasihan Allah tetapi tidak diijinkan untuk menikmatinya.
Tentang orang yang mengejek/ menghina Kebenaran/ Firman Tuhan, pada umumnya Allah membiarkan mereka lolos dari hukuman dalam dunia ini, namun kadang Allah mempertahankan kehormatanNya dengan cara yang menyolok, melalui penghukuman yang nyata terhadap para pengejek. Biarlah orang-orang melihatnya sehingga mereka tidak membuat Allah marah dengan ‘berbicara secara tidak bijaksana dengan bibir mereka’.
Jika mereka tidak bisa menerima FirmanNya dan memegang kebenaranNya, hendaklah mereka setidaknya ‘tetap berdiam diri dan menahan diri mereka sendiri, agar tidak menurunkan pembalasan Tuhan kepada diri mereka oleh ejekan yang tidak sopan/ tidak terhormat dan lelucon yang tidak berguna’.
Pada waktu murid-murid ketakutan karena badai, itu merupakan ketidakpercayaan dan Yesus menghardik mereka – Matius 8:23-27.
Ketidakpercayaan Tomas akan kebangkitan Yesus juga mendapat teguran dari Yesus – Yohanes 20:24-29.
Bahwa ketidakpercayaan akan dihukum terlihat dari:
“Karena itu tadi Aku berkata kepadamu bahwa kamu akan mati dalam dosamu sebab jikalau kamu tidak percaya bahwa Akulah Dia, kamu akan mati dalam dosamu” Yohanes 8:24.
“Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah” Yohanes 3:18.
“Kita tahu bahwa kita harus percaya kepada Firman Tuhan, namun kenyataanya kita sering tidak percaya. Dan yang seharusnya kita terima adalah penghukuman, kutuk.
Kita adalah perwira yang tidak percaya. Kita tidak layak menerima penggenapan Firman Tuhan karena ketidakpercayaan kita.
Namun kabar baik buat kita adalah kita bisa menerima janji Tuhan hari ini. Mengapa? Karena DIA tidak pernah ingkar janji, Yesus selalu menetapi Firman-Nya telah datang kepada kita.
- Yesus adalah firman Allah itu sendiri.
- Yesus adalah kegenapan semua janji Allah.
- Namun di kayu salib, Yesus mati. Yesus mempercayai semua janji Allah dengan sempurna namun dia mati terkutuk.
Mengapa? Karena
- Yesus mengambil ketidakpercayaan kita.
- Yesus membayar harga ketidakpercayaan kita.
Yesus yang sempurna ditinggalkan oleh Allah Bapa supaya saudara dan saya yang percaya kepada DIA, dapat dengan yakin percaya bahwa Allah pasti menggenapi semua janjiNya kepada kita.
Hari ini, di tengah semua kesulitan, penderitaan, keadaan yang tidak pasti, kekuatiran dan ketakutan yang kita alami, kita dapat terus percaya kepada janji Tuhan karena apa yang Yesus sudah lakukan untuk kita.
Jika Allah Bapa menghukum Yesus ganti kita, maka DIA pasti tidak akan gagal menetapi semua janjiNYA untuk kita.”
Kesimpulan:
- Tuhan punya waktu dan caraNya sendiri untuk menolong kita, anak-anakNya dari penderitaan. Karena itu sabarlah menanti pertolongan Tuhan.
- Firman Tuhan pasti terjadi/ tergenapi karena itu janganlah tidak percaya atau mengejek Firman Tuhan.
Sorry, the comment form is closed at this time.