02 Dec Jesus the Risen Lord
By: Ps. Daniel Prajogo
Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan,dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati , maka kamu akan diselamatkan. (Roma 10:9)
Ayat di atas mengambarkan sebuah hubungan sebab akibat, “Jika kamu…, maka kamu…” dan biasanya pada struktur kalimat bersyarat maka ada persyaratan yang harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum kita menerima atau menanggung hasilnya, Dalam ayat di atas, kedua syarat yang harus dipenuhi adalah:
- “Mengaku dengan mulutmu”
- “Percaya dalam hatimu”
Rasul Paulus juga menuliskan bahwa jemaat di Roma harus percaya bahwa Tuhan Yesus telah
Dibangkitkan dari orang mati. Mengapa harus “dibangkitkan dari antara orang mati?” mengapa rasul
Paulus tidak berkata “percaya kepada Tuhan yang baik dan penuh kasih?” Kita akan menemukan
Jawaban dalam uraian dibawah ini.
Pada zaman kekaisaran Romawi, dimulai dari kaisar Julius Caesar yang kemudian diteruskan oleh
Kaisar Octavius Augustus . Octavius mempunyai arti “The son of god that brought peace to the
world”. Tuhan Yesus dilahirkan pada jaman kaisar Octavius dimana Tuhan Yesus juga dikenal dengan
nama “Prince of Peace” (Yesaya 9:5).
Para kaisar jaman Romawi tidak melihat diri mereka sebagai pemimpin sebuah negara ataupun
pemerintahan namun mereka menganggap diri mereka sebagai Lord (Tuhan). Ini dapat dibuktikan
dengan kalimat yang tertulis pada mata uang mereka “Dominor nostror caess” yang mempunyai arti
“kaisar adalah tuhan”. Kaisar jaman Romawi menguasai seluruh system financial pada jaman
tersebut sehingga semua orang harus tunduk kepada kaisar.
Seseorang yang menyapa satu sama lain pada jaman itu akan berkata “Hail Caesar” yang kemudian
dijawab dengan “Caesar is the god”.
Pada saat seseorang dipilih menjadi kaisar, maka kaisar yang baru akan melakukan pesta selama
Seminggu dimana orang-orang yang diundang akan menikmati pesta pora yang dikenal dengan
sebutan “orgy”. Mereka tidak hanya memuaskan nafsu makan mereka namun juga nafsu seksual
mereka.
Hanya orang tertentu yang diundang oleh kaisar untuk menghadiri pesta. Setiap undangan
diwajibkan untuk berdiri di hadapan kaisar dan mengucapkan kalimat, “Caesar is the god” sebelum
mereka diijinkan masuk ke dalam ruangan dan menikmati pesta tersebut. Berbeda dengan para
tamu yang lain, orang Kristen tidak memberikan hormat kepada kaisar namun mereka berkata,
“Jesus is the Lord”. Hal yang terjadi selanjutnya adalah orang-orang Kristen akan di bawa ke
colosseum dan diserahkan kepada Gladiator ataupun di jadikan mangsa bagi binatang buas. Orang
Kristen yang berada dalam keadaan tersebut akan bernyanyi memuji Tuhan karena mereka tahu
dalam waktu beberapa menit ke depan mereka akan bertemu dengan Tuhan dan masuk dalam
kekekalan.
Orang Kristen pada masa itu percaya dengan hati mereka bahwa Tuhan Yesus dibangkitkan dari
kematian sebelum mereka mengaku dengan mulut mereka. Kebangkitan Tuhan Yesus memberikan
dampak dan keyakinan yang besar dalam hidup mereka. Mereka melihat perbedaan antara kaisar
Romawi dengan Tuhan Yesus:
- Kaisar Romawi memakai kekuasaan untuk memperkaya diri mereka dan menindas rakyat pada umumnya sedangkan Tuhan Yesus memakai kekuasaanNya untuk menolong setiap manusia yang percaya kepadaNya
- Kaisar Romawi hanya berkuasa untuk menyiksa dan pada akhirnya membunuh mereka namun tidak mempunyai kuasa untuk membangkitkan mereka dari kematian. Tuhan Yesus mempunyai kuasa yang mengalahkan kuasa maut
- Kaisar Romawi dengan segala kekayaan, kejayaan dan kekuasaannya tidak dapat menghindari kematian bahkan mereka sangat takut akan kematian. Tuhan Yesus tidak takut akan kematian karena itu merupakan titik awal dari hidup kekekalan.
Orang Kristen pada jaman Romawi tidak takut kehilangan nyawa/hidup mereka karena mereka
percaya bahwa mereka menyerahkan nyawa/hidup ke dalam tangan yang benar. Seperti halnya
pada saat kita menyerahkan mobil kita yang rusak ke bengkel dengan rela karena kita mengetahui
bahwa mekanik tersebut akan memperbaiki mobil kita dan mengembalikannya kepada kita dalam
keadaan yang lebih baik. Sama seperti hidup kita yang najis/kotor/berdosa dan pada saat kita rela
memberikannya kepada Tuhan Yesus, maka Dia akan menyucikan/memperbaiki/mengampuni dosa
kita dan mengembalikan hidup kita jauh lebih baik dari sebelumnya (Matius 16:25).
Pada jaman ini, kita menghadapi banyak “kaisar” yang dapat menguasai dan mengatur hidup kita
tanpa kita sadari, contohnya adalah uang. Kita secara tidak sadar dapat mencintai uang dan
menjadikannya sebagai tuan dalam kehidupan kita. Namun pertanyaannya sekarang adalah, apakah
uang yang kita cintai tersebut, mencintai kehidupan kita?
Sudah saatnya kita mencari Tuhan dengan segenap hati dan kekuatan kita karena Dia adalah Tuhan
yang mengasihi dan rela mati untuk kita sehingga kita mengalami hidup yang berkemenangan.
“Sebab tidak ada seorangpun di antara kita yang hidup untuk dirinya sendiri,dan tidak ada
seorangpun yang mati untuk dirinya sendiri. Sebab jika kita hidup, kita hidup untuk Tuhan, dan
jika kita mati, kita mati untuk Tuhan. Jadi baik hidup atau mati, kita adalah milik Tuhan.Sebab
untuk itulah Kristus telah mati dan hidup kembali,supaya Ia menjadi Tuhan, baik atas orang-orang
mati, maupun atas orang-orang hidup” (Roma 14:7-9)
Sorry, the comment form is closed at this time.