30 Oct Kelemah-lembutan Mendatangkan Kuasa
Galatians 5:22-23
22 Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan,
kebaikan, kesetiaan,
23 kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.
Kelemahlembutan merupakan buah Roh dan banyak anak Tuhan keliru dalam
mendefinisikan Kelemahlembutan. Mereka mengidentikkan dengan Yesus yang lembah
lembut karena kemampuanNya untuk menderita aniaya tanpa melawan atau membalas sedikitpun.
Kelemahlembutan mempunyai definisi yang jauh melebihi daripada hanya tidak
membalas. Orang yang lemah lembut akan bersikap:
1. Penuh penguasaan diri dan tidak cepat membalas ataupun menyerang.
19 Sebab adalah kasih karunia, jika seorang karena sadar akan kehendak Allah
menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung.
20 Sebab dapatkah disebut pujian, jika kamu menderita pukulan karena kamu berbuat
dosa? Tetapi jika kamu berbuat baik dan karena itu kamu harus menderita, maka itu
adalah kasih karunia pada Allah. 1 Petrus 2:19-20.
Banyak orang beranggapan bahwa lemah lembut itu ‘tidak tersinggung atau sakit hati’ bila
ditegur karena kesalahan yang diperbuatnya… Kita tidak dapat menyamakan penderitaan
seseorang yang telah melakukan kesalahan, kejahatan sebagai bukti kelemahlembutan.
Kelemahlembutan terjadi bila anda tidak sakit hati, ketika anda harus menderita karena
hidup dalam kebenaran.
Orang yang lemah lembut memiliki penguasaan diri untuk tidak mengeluarkan reaksi
negatif walaupun dituduh, difitnah, disakiti atau dianiaya. Kekuatan untuk menguasai diri,
menderita karena ketidakadilan.
Contoh: Musa (Bilangan 12:1-13).
Karena Musa menikah dengan perempuan Kusy, maka saudara-saudaranya irihati dan
menghina kemampuan Musa sebagai pemimpin bangsa Israel. Melihat Musa tidak
membela diri, Allah membelanya dan Miryam kena kusta.
Musa, orang yang sangat lembut hatinya, terbukti bahwa dia tidak berbicara sepatah
katapun sampai ayat 12: Musa berbicara, berseru memohon belas kasihan Tuhan bagi
orang yang telah menuduh serta menghinanya.
Kelemahlembutan memberikan kekuatan dan penguasaan diri kepada Musa untuk tidak
membalas dendam, membela diri ketika difitnah tetapi membiarkan Allah membenarkan
dirinya.
Jangan membalas kejahatan dengan kejahatan tetapi gunakanlah peristiwa-peristiwa yang
membuat sakit hati dan ingin membalas dendam sebagai kesempatan bersyafaat bagi
kepentingan orang lain.
2. Mempunyai roh dan cara berpikir yang rendah hati.
Kelemahlembutan merupakan kebalikan dari sikap suka menonjol dan mementingkan diri
sendiri; sama sekali tidak memusatkan perhatian kepada diri sendiri.
3 dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya
hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada
dirinya sendiri;
4 dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri tetapi
kepentingan orang lain juga. Filipi 2:3-4.
Kelemahlembutan membuat kita memiliki pikiran yang rendah hati untuk mendahulukan
kebahagiaan dan kesejahteraan orang lain daripada dirinya sendiri.
30 Keesokan harinya berkatalah Musa kepada bangsa itu: “Kamu ini telah berbuat dosa
besar tetapi sekarang aku akan naik menghadap TUHAN, mungkin aku akan dapat
mengadakan pendamaian karena dosamu itu.”
31 Lalu kembalilah Musa menghadap TUHAN dan berkata: “Ah, bangsa ini telah berbuat
dosa besar sebab mereka telah membuat allah emas bagi mereka.
32 Tetapi sekarang, kiranya Engkau mengampuni dosa mereka itu dan jika tidak,
hapuskanlah kiranya namaku dari dalam kitab yang telah Kautulis.” Keluaran 32:30-32.
Bagi Musa, keselamatan umat Allah sangat berharga sehingga ia rela mengorbankan
keselamatannya sendiri.
Kelemahlembutan menumbuhkan sikap tidak mementingkan diri sendiri sehingga mampu
mengutamakan keselamatan, kesejahteraan orang lain diatas kesejahteraan dirinya.
Ditengah-tengah masyarakat saat ini yang selalu mementingkan diri sendiri, kita sangat
perlu mengembangkan sikap kelemahlembutan ini.
Rasul Paulus menasihatkan “Saudara-saudara, kalaupun seorang kedapatan melakukan
suatu pelanggaran, maka kamu yang rohani, harus memimpin orang itu ke jalan yang
benar dalam roh lemah lembut, sambil menjaga dirimu sendiri supaya kamu juga jangan
kena pencobaan.” Galatia 6:1.
Paulus menjelaskan sikap dan perlakuan yang Tuhan ingin kita lakukan terhadap orangorang
semacam itu adalah memimpin (= memperbaiki, menegur dan menasehati secara
terus menerus dengan penuh kesabaran dan ketekunan) orang tsb, meskipun telah
berlangsung lama dan belum menunjukkan respon yang positif, tetapi tetap dengan
kelemahlembutan, memimpinnya ke jalan yang benar.
3. Mau diajar dan menerima pengajaran Firman.
‘Sebab itu buanglah segala sesuatu yang kotor dan kejahatan yang begitu banyak itu dan
terimalah dengan lemah lembut firman yang tertanam di dalam hatimu, yang berkuasa
menyelamatkan jiwamu.’ Yakobus 1:21.
Firman hanya dapat tertanam di hati yang lemah lembut dan membuahkan keselamatan
jiwa. Pengajaran, khotbah, teguran maupun nasihat Firman Tuhan akan memperbarui
pikiran kita.
“Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat
> untuk mengajar,
> untuk menyatakan kesalahan,
> untuk memperbaiki kelakuan dan
> untuk mendidik orang dalam kebenaran.” 2 Timotius 3:16.
Matius 5:5 Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi.
Hati-hati dengan virus akhir jaman, jangan sampai kita terkena virus-virus tsb: jaga hati
sungguh-sungguh dan perhatikan sikap hidup anda setiap hari.
2 Timotius 3:1-5 keadaan manusia akhir jaman.
1 Ketahuilah bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar.
> Manusia akan mencintai dirinya sendiri dan
> menjadi hamba uang.
> Mereka akan membual dan
> menyombongkan diri,
> mereka akan menjadi pemfitnah,
> mereka akan berontak terhadap orang tua dan
> tidak tahu berterima kasih,
> tidak mempedulikan agama,
> tidak tahu mengasihi,
> tidak mau berdamai,
> suka menjelekkan orang,
> tidak dapat mengekang diri,
> garang,
> tidak suka yang baik,
> suka mengkhianat,
> tidak berpikir panjang,
> berlagak tahu,
> lebih menuruti hawa nafsu dari pada menuruti Allah.
5 Secara lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi pada hakekatnya mereka
memungkiri kekuatannya. Jauhilah mereka itu!
Sorry, the comment form is closed at this time.