22 Dec Mission from eternity
Allah memberikan kepada saya anugerah yakni tugas untuk menyebarkan “Kabar Baik” itu. Saya menerima anugerah itu melalui kuasa Allah yang bekerja didalam diri saya.
Di antara seluruh umat Allah, sayalah yang paling hina. Namun Allah memberikan kepada saya karunia ini: tugas untuk memberitakan kepada orang-orang bukan Yahudi “Kabar Baik” mengenai kekayaan Kristus yang tiada habisnya.
dan juga melaluinya semua orang tahu bagaimana Allah pencipta semesta alam ini, melaksanakan rencanaNya yang sejak dahulu kala dirahasiakan kepada dunia.
Efesus 3:7-9 BIS.
Kalau kita membaca ayat tersebut, kita bisa melihat
- tugas (misi) yang luar biasa dipercayakan kepada Rasul Paulus,
- sebuah tugas yang penting,
- sebuah misi yang dahulunya rahasia dan tidak semua orang bisa lakukan.
- misi khusus ini berasal dari Allah sendiri.
Misi ini adalah memberitakan “kabar baik” tentang kekayaan Kristus yang tiada habisnya, yang kekal, yang abadi. Sebuah misi yang berasal dari kekekalan.
- Apakah Kabar Baik (INJIL) Itu?
Kabar Baik itu adalah kita “dibenarkan” bukan oleh karena perbuatan baik kita tetapi oleh karena karya Kristus di kayu salib.
“Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah“ 2 Korintus 5:21.
- Kabar Baik itu adalah Allah telah menjadi manusia di dalam Kristus Yesus, yang memungkinkan kita percaya kepada Karya Penebusan Kristus; seharusnya kita binasa tetapi sekarang mendapatkan pengampunan dan memperoleh “kodrat Illahi.”
“Dengan jalan itu Ia telah menganugerahkan kepada kita janji-janji yang berharga dan yang sangat besar supaya olehnya kamu boleh mengambil bagian dalam kodrat ilahi dan luput dari hawa nafsu duniawi yang membinasakan dunia” 2 Petrus 1:4.
- Kabar Baik itu kita bukan lagi warga dunia sebab kita telah diangkat sebagai “Anak Allah” dan dijadikan “Warga Kerajaan Sorga.”
Status kita saat ini bukan lagi dari dunia; kita telah menjadi warga Kerajaan Sorga dan akan hidup kekal selama-lamanya.
Apakah Hidup Yang Kekal Itu?
“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal” Yohanes 3:16.
Dari ayat tersebut, kita mengerti bahwa kerinduan Allah untuk umat manusia merasakan suatu kualitas hidup yang berbeda yaitu kualitas hidup yang kekal.
Hidup kekal sebenarnya bukan hanya berbicara soal waktu yaitu hidup selamanya tetapi juga tentang suasana, atmosfir, kualitas kehidupan.
Naluri wajar manusia sebenarnya merindukan keadaan “hidup yang kekal ini” itu sebabnya manusia berusaha menciptakan keadaan ideal ini di bumi melalui ilmu pengetahuan; namun kita mengetahui kehidupan di bumi adalah kehidupan yang penuh masalah, berlangsung sementara dan singkat.
- Sebenarnya kehidupan singkat di bumi sangat menentukan kehidupan kekal setelah kematian.
- Kalau hidup sementara di dunia ini penting dan menentukan kehidupan kekal, betapa seriusnya kita harus menyikapi hidup ini.
- Karena kesempatan hidup hanya sekali, ini tidak akan pernah terulang lagi.
“Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir” Pengkhotbah 3:11.
- Allah ingin manusia dapat memahami kekekalan dan menyiapkan kualitas hidup kekal itu, dimulai saat hidup sementara di bumi.
Allah ingin manusia “menerima Kabar Baik”, berita bahwa Allah datang ke dunia, dalam rupa manusia untuk menyelamatkan manusia dari dosa (keterpisahan dari Allah).
Yesus, Sang Putra yang disebut Mesias, Kristus, Juru Selamat datang ke dunia, bukan dengan pedang tetapi datang sebagai “domba Allah” yang mengorbankan diri-Nya di kayu Salib untuk menebus dosa umat manusia.
“Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilurNya kamu telah sembuh.
Sebab dahulu kamu sesat seperti domba tetapi sekarang kamu telah kembali kepada gembala dan pemelihara jiwamu.”
1 Petrus 2:24-25.
Sebenarnya hidup yang kekal adalah
- kehidupan damai bersama dengan Allah,
- kehidupan yang dapat merasakan kasih Allah yang tidak terbatas dan
- bisa dimulai saat kita di bumi, saat menerima Mesias, Almasih, Kristus sebagai Juru Selamat.
Hidup kekal bisa dialami oleh setiap warga Kerajaan sejak saat ia menerima Sang Raja sebagai Juru Selamat.
Bagaimana Masuk Dalam Kekekalan Dan Memeliharanya?
- Percaya Yesus yang disalib sebagai Juru Selamat yang menebus kita.
“Tidak ada seorangpun yang telah naik ke sorga, selain dari pada Dia yang telah turun dari sorga yaitu Anak Manusia.
Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan
supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal.”
Yohanes 3:13-15.
- Prioritas utama di hati kita adalah Tuhan sehingga semua milik kita adalah milik Tuhan.
Ada seorang muda kaya datang kepada Yesus dan bertanya “bagaimana memperoleh hidup yang kekal?”
Kata Yesus kepadanya: ”Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku.”
Ketika orang muda itu mendengar perkataan itu, pergilah ia dengan sedih sebab banyak hartanya.
Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sukar sekali bagi seorang kaya untuk masuk ke dalam Kerajaan Sorga.”
Matius 19:21-23.
Orang muda ini ada di tengah keadaan mencintai dunia yang sementara dan ingin hidup yang kekal.
Orang muda ini gambaran kita semua “terjebak ditengah situasi yang sulit.”
Ketika hati kita tidak terikat dengan harta dan kita mengembangkan pemahaman “semua milik kita adalah milik Tuhan” maka kekekalan (kualitas hidup kekal) sudah ada di dalam hidup kita.
- Mengabarkan Injil dan terus melatih diri seperti seorang atlet.
“Karena jika aku memberitakan Injil, aku tidak mempunyai alasan untuk memegahkan diri. Sebab itu adalah keharusan bagiku. Celakalah aku, jika aku tidak memberitakan Injil” 1 Korintus 9:16.
“Sebab itu aku tidak berlari tanpa tujuan dan aku bukan petinju yang sembarangan saja memukul
Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak”
1 Korintus 9:26-27.
- Misi memberitakan kabar baik (Injil) adalah perintah tetapi juga merupakan kebutuhan yang mendasar bagi orang percaya.
- Seperti seorang yang mau hidup harus makan teratur setiap hari dan kalau tidak makan teratur akan membuat seorang sakit atau bermasalah.
- Memberitakan Kabar Baik (Injil) seperti halnya makan bukan sebuah alasan untuk bisa berbangga.
- Memberitakan Kabar Baik (Injil) juga digambarkan oleh Rasul Paulus adalah “hal yang serius dan harus fokus” seperti seorang atlet yang harus terus berlatih untuk bisa memenangkan pertandingan.
Memberitakan Kabar Baik (Injil) merupakan tugas rahasia yang berasal dari kekekalan (mission from eternity); anda dan saya adalah agen rahasia itu.
“Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu.
Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.”
Matius 28:19-20.
Sorry, the comment form is closed at this time.