25 Oct Restoration of power III
Hari ini masih dalam serial restoration of power yang saya ambil dari kehidupan Yusuf; dimana Tuhan memulihkan kuasa dalam diri Yusuf. Saya sudah jelaskan minggu lalu dalam Kejadian 49:22-26 dimana Yusuf seperti pohon buah-buahan. Cerita Yusuf adalah cerita yang sangat terkenal mulai dari sekolah minggu dan kita tahu Yusuf dipilih oleh Tuhan dengan diberikan mimpi. Dan Yusuf dibesarkan dengan cara yang special; sangat berbeda dari saudara-saudara yang lain. Mendengar kata special yang dipikiran kita selalu yang baik-baik seperti special price atau special honor tanpa mau melewati special treatment atau special process. Saya mau mengatakan di dalam Tuhan special bukan berarti menjadi hebat secara instan tetapi hebat juga prosesnya. Yusuf dikhususkan untuk menghidupi kehidupannya yang sangat special sebagai gambaran dari kehidupan Mesias yang penuh pengorbanan bahkan sampai kematian dan kebangkitannya dan kembali hidup di tengah saudara-saudaranya; bangsa Israel.
Saya ingin bertanya siapa yang disini ingin seperti Yesus?
And the next question is, jika anda mau seperti Yesus, apakah anda mau menderita seperti Yesus? No, we don’t have a choice. Tidak seperti apa yang banyak pengajar katakan kalau kita bisa hidup seperti Yesus tanpa melalui fase proses penderitaan karena Yesus sudah menanggung proses di kayu salib. Yes, kita tidak perlu mati karena kuasa upah dosa kematian sudah dikalahkan oleh Yesus tetapi proses untuk mencapai kehidupan yang benar harus kita lewati; tidak ada option. Yusuf adalah contoh kehidupan orang percaya yang bekerja, berbisnis, sekaligus pelayanan yang sepertinya hidup di dalam dua dunia yaitu bisnis atau pekerjaan dan pelayanan.
Jadi contoh gambaran hidup Yusuf adalah gambaran contoh hidup anda karena disini tidak ada yang pelayanan full time tetapi anak-anak Tuhan yang diharapkan menjaga norma-norma kekudusan, dignity, kebenaran tetapi diharapkan untuk hidup di tengah-tengah dunia bisnis. Nah, pengertian orang dunia tentang dunia bisnis yaitu tidak ada bisnis yang bersih sementara dari pandangan rohani orang-orang bisnis dianggap lebih rendah oleh orang-orang yang melayani full time. Buktinya di gereja-gereja orang yang masih berbisnis tidak pernah menjabat posisi yang tinggi di sebuah gereja karena masih consider bisnis. Jadi ia hidup didalam dua dunia yang sangat susah dimana satu dituntut untuk hidup benar sementara yang lain dianggap tidak layak. Dalam pelayanan tidak pernah diterima oleh saudara-saudara seimannya karena tidak hidup sepenuhnya dalam pelayanan. Hampir tidak ada gembala full time yang masih bisnis tetapi mungkin masih ada di Indonesia. Meskipun demikian, jabatan mereka bukanlah gembala tetapi coordinator gembala karena consideration seperti ini.
Dalam dunia bisnis anak Tuhan seperti Yusuf dituntut untuk sukses ditengah-tengah dunia bisnis yang penuh korupsi, menipu, dsb (Kejadian 49:22-23). Masuk akal memang jika kita sering mendengar bahwa orang-orang hebat berasal dari keluarga yang hebat tetapi Yusuf berbeda. Dia menjadi hebat dan fruitful bukan karena tanahnya subur tetapi Ia menjadi hebat dan tumbuh di padang pasir. Jika anda tumbuh hebat di gereja hebat karena pergaulan dan orang tuamu hebat maklum saja sehingga Alkitab pun berkata pergaulan yang jahat merusak perbuatan yang baik. Tetapi justru Yusuf membalikkan hukum ini, dimana ia hidup di lingkungan yang jahat yang tidak ada didalamnya anak Tuhan dan tidak menjadikannya alasan untuk hidup tidak benar bahkan jubah kesayangan pemberian ayahnya pun dikoyak-koyak oleh saudaranya.
Dari segi rohani, dream atau vision yang diberikan Tuhan membawa penderitaan yang sangat hebat bahkan sampai ia dipenjara pun ia telah menafsirkan mimpi juru roti dan juru minuman tetapi ia tetap dilupakan dan dikecewakan oleh raja. Yusuf menguatkan dirinya sendiri ketika ia melihat semua mimpinya mati di depan matanya sendiri. Pada saat itu Yusuf tidak memiliki gembala seperti sekarang ini atau saudara-saudara seiman yang menguatkan ketika susah bahkan Alkitab pun belum ada pada zaman itu jadi tidak ada alasan untuk anda yang tidak bertumbuh menyalahkan lingkungan pergaulan anda. Dikuatkan orang lain untuk sementara waktu ketika kau mendengar tetapi selanjutnya, terserah anda.
Betapa pentingnya vision, purpose, dan kasih orang tua terutama sosok ayah. Dengar baik para ayah; your love, attention, and vigour are very vital karena itu menjadi gambaran kuat di kehidupan seorang anak. Saya pernah berkata adanya seorang laki-laki di dalam keluarga bukan berarti adanya sosok ayah di dalam keluarga karena terlalu banyak ayah yang banyak berkata yes kepada anaknya karena takut menyakiti perasaan anaknya. Apa Alkitab begitu? Tidak. Di dalam Amsal dikatakan ajar anakmu selagi masih ada harapan (Amsal 19:18). Didik dan tegur keras walaupun ia mungkin kecewa dan patah hati tetapi jika ayah menegur dengan kasih. Pukul anakmu, marahi anakmu bukan sebagai pelampiasan kebencian, emosi, dan kemarahan. Bukan out of emotion kita memarahi anak sehingga keluar kata-kata kutuk tetapi mendisiplinkan anak untuk menyelamatkan mereka dari kehancuran. Kalau anda tidak mendisiplinkan mereka, ia tidak akan mengenal arti kata disiplin. Dan begitu ia menemukan kesukaran dalam hidupnya, ia akan menjadi orang yang sangat mudah sekali hancur. Cinta dimulai dari orang tua dan keluarga karena dari itu Yusuf mendapat gambaran yang baik tentang papa karena ia mendapat kasih sayang dari papanya termasuk perlakuan istimewa. Demikian juga jika kita mendapat perlakuan istimewa dari Bapa di Surga; dunia akan coba menghancurkannya dan jika anda dihancurkan karena itu jangan putus asa karena Tuhan akan menggantinya dengan yang terbaik.
Dari mulai usia remaja Yusuf diberi mimpi untuk berkuasa. Nah ini, adalah destiny dan panggilan buat hidup kita. Kemarin saya katakan di KG jika anda sudah menjadi anak Tuhan 5 atau 10 tahun belum mendapat purpose dari kehidupan saudara it’s okay tetapi jika sudah sampai 30 tahun menjadi anak Tuhan sudah mendekati usia lanjut itu keterlaluan. Ada banyak orang termasuk tokoh-tokoh Alkitab sudah tahu panggilannya sejak dalam kandungan seperti John the Baptist, Samuel, Jeremiah, dan Jacob. Tetapi banyak juga tokoh-tokoh hebat lain yang baru tahu panggilannya setelah ia dewasa jadi jangan merasa tertekan tetapi jika anda tidak tahu panggilan anda itu salah.
Kasih sayang dari ayah, mimpi dari Tuhan membawa Yusuf kebencian dari saudara-saudaranya jadi jangan harap pada waktu anda diberkati dan dikasihi oleh Bapa di surga, ada support dari orang sekitarmu. Ada masanya anda di support dan ada masanya anda akan coba dihancurkan karena setiap orang yang punya panggilan akan menjadi danger untuk si jahat. Dan iblis akan berusaha untuk menghancurkan kehidupan orang ini supaya menjadi contoh dari kegagalan. Yang ingin dihancurkan bukan hidupmu tetapi rencana Tuhan dalam hidupmu karena rencana Tuhan dalam dirimu tidak pernah gagal meskipun rencana Tuhan dalam dirimu gagal bukan berarti rencanaNya gagal tetapi dirimu yang gagal.
Kasih sayang dari ayah setidaknya minimal membuat satu good memory yang indah buat kita. Tapi good memory pun bisa membawa dua hal yaitu bisa menghancurkan dan menguatkan contohnya anak-anak yang limpah kasih sayang dan hubungannya baik dengan orang tuanya tiba-tiba dikirim ke Sydney, apa tidak sedih? Pasti ia sedih dan menangis karena ia rindu dengan papa mamanya karena sangat dekat sekali. Nah yang seperti ini jika terus berjalan dalam memori masa lalu apa sangat bagus? Tentu saja bagus tetapi tidak bagus untuk masa depannya. Yang satu lagi memori buruk tentang keluarga bisa berpikir lebih baik jauh dari orang tua karena berargumen terus menerus.
Saya ingin mengulang ulang menjadi budak lebih parah daripada mati. Yusuf menjadi budak dituduh dan difitnah lalu dipenjara which doesn’t make sense karena budak tidak ada harganya. Budak selalu dibunuh jika berbuat salah sedikit tetapi kita lihat bagaimana hebatnya rencana Tuhan dalam hidup Yusuf.
Yusuf berkarakter baik semasa hidupnya sebelum menjadi budak tetapi satu kekurangannya yaitu ia manja. Kalau boleh dikatakan kesalahan Yusuf adalah ketika ia dipanggil oleh ayahnya untuk memanggil kakak-kakaknya yang menggembalakan domba, ia memakai jubah yang maha indah ; contoh di zaman sekarangnya adalah memakai jas ribuan dollar ke dalam kandang domba. Lalu berikutnya adalah ketika ia menceritakan mimpinya kepada saudara-saudaranya. Memang sepertinya wajar saja jika seorang anak menceritakan mimpinya kepada ayah dan kakaknya tetapi ini menimbulkan keiri-hatian di dalam orang dunia dan dalam pribadi yang tidak mengerti kasih Tuhan dalam dirinya. Bukannya Tuhan mengistimewakan Yusuf tetapi orang yang iri kepadanya orang yang tidak pernah menikmati kasih Tuhan. Mengapa orang-orang iri? Karena kita punya yang lebih baik daripada mereka.
Jadi yang harus kita pelajari adalah bagaimana kita hidup dalam penyertaan Tuhan lalu kita perlu menyadari konsep yang salah yaitu ketika kita berbuat salah kita sering merasa Tuhan meninggalkan kita. Waktu anda diurapi Tuhan; punya rencana special dalam dirimu the next step adalah prepare yourself untuk menghadapi orang-orang yang iri; benci kepada hidupmu. Sebenarnya bukan kepadamu tetapi urapan Tuhan dalam hidupmu. Jika saudara tidak punya visi dan panggilan tidak akan ada yang benci. Sekarang ini visi semua orang adalah cari uang buktinya banyak yang mengambil jurusan yang pekerjaannya kelak menghasilkan banyak uang sehingga akhirnya kita memfokuskan hidup kita kepada rencana Tuhan yang kita pikir terpanggil dan akhirnya bisa menghasilkan duit.
Disini juga saya ingin berbicara kepada orang tua jangan bunuh mimpi anakmu karena alasan uang dan memaksa anakmu untuk mengambil jurusan yang engkau pikir menghasilkan duit. Waktu anda mengerti panggilan seseorang terutama dalam anakmu, doakan mereka supaya mereka mengolah bakat mereka; uang pasti menyusul. Jangan fit rencana mu kedalam rencana hidup orang lain. Dan yang selanjutnya adalah sehebat apapun anda mencapai visi orang lain, engkau tidak akan menjadi yang pertama dan itu yang akan bikin anda tidak puas. Apakah handphone dibuat untuk dilempar kepada anjing jika ia megonggong kepada anda? Demikian juga hidup anda. Jika hidupmu tidak mengenai apa yang Tuhan taruh dalam hidupmu, engkau sukses tetapi tidak pernah satisfied dan ini yang bahaya dalam masyarakat karena insecure. Dan kita menularkan ini kepada anak kita tetapi hanya diselimuti “keberhasilan dan duit”. Jadi begitu menemui persoalan, ia akan terbiasa sogok kiri dan kanan tidak seperti Yusuf.
Bagi Yusuf, tempat ia diberkati juga menjadi tempat ia mendapat ujian terberat dalam hidupnya (Kejadian 39:10). Sama seperti Yusuf yang menjaga kekudusannya sebagai prioritas pertama dalam hidupnya, itu jugalah yang coba dihancurkan oleh setan. Yusuf kuat di bidang kejujuran dan integritas dan di poin itu Yusuf difitnah oleh Potifar sama seperti kita yang sudah menjaga kekudusan tetapi difitnah pula apa tidak sakit hati?
Tetapi saya ingin bertanya kepada anda apakah Yusuf seorang pegawai negeri sehingga ia bisa masuk ke dalam the king’s prisoner? King’s prisoner adalah penjara untuk orang-orang tinggi yang punya political power tetapi bersalah kepada Firaun. Tetapi siapakah Yusuf yang seorang budak? Saya flashback sedikit ketika ia mimpi, dibuang ke sumur, dan dibeli oleh tuan Potifar. Mengapa ia bisa dibeli oleh Potifar? Tuhan mengatur dibaliknya. Bisa saja yang beli seorang businessman tetapi nama Potifar yang berarti belonging to the son atau kepunyaan dari Matahari yaitu seorang komandan pengawal kedaulatan Firaun yang sangat dekat dengan Firaun. Kebetulan? Lalu Yusuf berhasil dalam pekerjaan-pekerjaanya sehingga Potifar mempercayakan semua asetnya kepada Yusuf kecuali istrinya. Apakah masih kebetulan? Tidak mungkin jika tanpa penyertaan Tuhan.
Ini juga teladan untuk anda yang bekerja ketika anda kerja, you’re not supposed to ask for a raise. Tuhan menyertaimu dan membuat company dimana engkau bekerja bukan karena mereka tetapi karena kamu. Jelas dikatakan Tuhan memberkati dimana Yusuf berada bukan karena management mereka yang baik tetapi karena keberadaan Yusuf lah yang mendatangkan berkat Tuhan. Dimana engkau ditempatkan oleh Tuhan disana jugalah engkau akan prosper dan fruitful jadi tidak peduli tempat enak atau tidak enak karena semua tempat akan menjadi enak ketika engkau jalan dalam rencana Tuhan di hidupmu. Ditempatkan tempat kering dan tandus engkau akan merubah tempat itu menjadi basah dan subur. Tuhan tidak memberkati tempat tetapi orang yang menempati tempat tersebut.
Nama Yusuf berarti God will add tetapi mengapa kehidupan Yusuf malah menjadi budak? Bukan karena orang Mesir tetapi karena orang-orang terdekatnya. Jangan mau dihancurkan walaupun mereka merencanakan yang jahat karena kalau anda hidup dengan Tuhan jangan takut dengan rencana jahat karena tidak ada rencana yang dapat menghancurkanmu kecuali Tuhan ijinkan untuk mengangkatmu di masa depan. Untuk membuat kita menjadi worthy untuk mendapatkan berkat Tuhan. Jadi waktu Tuhan berencana untuk menambahkan bersiaplah untuk dikurangi.
Ada banyak orang bilang jika engkau ingin dipakai Tuhan engkau harus punya karakter yang luar biasa. Itu salah. Alkitab membuktikkan orang yang dipakai Tuhan itu adalah haknya Tuhan untuk memilih. Tetapi waktu dalam proses menuju apa yang ditetapkan untuk menjadi kenyataan ini adalah proses pembetukkan karaktermu. Jadi bukan awalnya dibutuhkan karakter tetapi perjalanan ini lah yang membentuk karakter. Tuhan memproses kita melalui lembah kekelaman untuk membentuk karakter walaupun banyak yang gagal dalam pembentukkan karakter seperti Saul dan Yudas. Yusuf pun pernah gagal dalam pembentukkan karakter ketika Firaun memenjarakan tukang makanan dan minuman ia berkata kepada mereka “I’m not supposed to be here” dengan kata lain ia tidak terima posisinya walaupun ia tidak pernah menyalahkan siapapun. Ketika engkau berkata engkau tidak seharusnya mengalami kesusahan dengan kata lain engkau berkata kepada Tuhan bahwa Ia salah menilai engkau. Apakah Yusuf berhasil dalam rencananya menolong mereka lalu berharap mereka bertanya kepada Firaun untuk membebaskannya?
Waktu engkau berharap orang datang menolong dan keadaan menjadi baik tetapi tidak terjadi apakah tidak mengecewakan? Mengapa Tuhan mengijinkan itu terjadi? Karena Yusuf belum siap menjadi raja. Karena kuasa untuk memimpin lebih parah dari kuasa untuk menahan penderitaan karena waktu anda menderita pasti engkau mencari Tuhan. Tetapi ketika anda sukses menjadi konglomerat apakah engkau yakin engkau tidak akan lupa Tuhan? Yang Tuhan ingin liat adalah apakah Yusuf mau sakit hati dan melimpahkan semua negativity atau tidak.
Dulu saya pernah dengar pengajar yang berkata bahwa Yusuf bertahan di penjara dan sebagai budak karena Ia berpegang kepada visi dan rencana Tuhan. Sekarang saya ingin beri satu ulasan disini. Kekuatan Yusuf adalah mimpi tetapi ketika ia menceritakan mimpi, ia dijual lalu ia mulai menceritakan mimpi lagi, ia dipenjara lebih lama apakah mungkin ia mau berbicara tentang mimpi lagi? Demikian juga kita yang berdoa tidak dijawab apakah kita masih mau untuk berdoa? Jadi disini Yusuf salah di dunia bisnis, di mimpi dia salah, mengingat kasih sayang orang tua pun sakit karena memory yang indah di kondisi yang buruk akan memperparah kondisi. Saya disini ingin berbicara jangan menjadikan memori yang baik melemahkan mentalmu.
Tuhan akan memepetkan orang pada kondisi dimana sepertinya Ia tidak menjawab doa mereka tetapi itu dilakukan Tuhan untuk melihat apakah kita setia tidak hanya ketika ia menjaga dan memberkati mereka tetapi juga ketika ia tidak menjawab doa mereka. Visi, mimpi, dan kesuksesan adalah iming-iming dam setelah itu kita setia; kita akan sampai satu fase dimana kita merasa dibiarkan dan sendirian tetapi pada nyatanya tidak karena sesungguhnya Tuhan berkata Immanuel tetapi Ia menarik keberadaanNya sehingga kita tidak merasakan keberadaanNya. Dia bukannya tidak mendengar doa kita tetapi ia menahan jawaban doa kita walaupun Ia merasa sedih atas ratapan kita tetapi kebenarannya demi kebaikan kita Ia menahan kita sampai kepada satu titik kita harus memutuskan untuk mengambil shortcut atau menunggu saatnya Tuhan. Itulah yang dikerjakan Tuhan dalam Yusuf ketika ia ingin keluar sebelum waktunya tetapi kebaikan Tuhan menghalanginya.
Ketika ia sungguh-sungguh menjaga kekudusan ketika visi itu datang, ia akan sampai suatu titik berkata” Tuhan, terjadi atau tidak terjadi visimu dalam hidupku, aku tetap mengasihimu.” Inilah yang Tuhan tunggu. Ketika berkat berkurang bukan berarti Tuhan meninggalkanmu tetapi Tuhan sungguh sangat mengasihimu dan pada akhirnya puncaknya Ia akan memberikan pribadiNya. Disinilah dimana kita sering salah karena ketika kita punya visi tetapi tidak mau dekat dengan Tuhan, Tuhan tetap menjadikan visi kita karena Ia tidak mau mengecewakan kita tetapi untuk menjadi mempelai wanita dari Tuhan is impossible karena puncak dari segala hubungan ; mimpimu, prosesmu harus mati.
1 Korintus 15:36 adalah kunci dari kehidupan. Kita berharap hidup kita akan prosper tetapi kita tidak mau fase-fase yang tidak enak. Contohnya Ayub. Tuhan mengijinkan setan mengambil semua yang dimilikinya kecuali nyawanya tetapi Ayub tetap setia. Ini tidak hanya berlaku untuk Ayub tetapi untuk kita semua. Tentu setiap orang akan melewati fase yang berbeda. Visi, dream, purpose akan membuat kita mencapai sesuatu. Apakah kita sudah miliki itu? Yes. Tetapi berbuah? Never. Tetapi engkau rela visi itu jatuh bukan karena kita berdosa tetapi karena visi itu harus mati untuk Tuhan memberikan pribadiNya. The resurrection of power adalah ini waktu visi kita rela mati maka akan timbul kuasa kebangkitan Yesus yang membuat kita menjadi seperti Dia.
Are you willing to die for the power of resurrection? Rela kehilangan bukan karena dosa. Tudingan akan terus mengalir sebagai proses yang diijinkan Tuhan tetapi apakah Yusuf akan menyimpan kepahitan demi kepahitan? Tidak. Yusuf menang dari semua itu. Itu sebabnya saya katakan the power in the life of Joseph sama seperti kuasa dalam hidup Yesus. Hidup yang rela mati demi the power of resurrection. Saya berbicara ini mudah, tetapi saya hanya bisa janjikan satu hal Tuhan tidak akan pernah meninggalkanmu karena Ia lebih rindu membuat engkau menjadi istriNya dan membuat engkau berada dimana Ia berada.
Sorry, the comment form is closed at this time.