13 Sep Restoration of work
Bulan ini kita bicara tentang Restoration of Work. Sebelum kita masuk lebih dalam membahas work, saya ingin saudara mengerti pekerjaan adalah sesuatu yang Tuhan berikan kepada kita bukan untuk dijadikan alasan untuk kita malas-malasan tidak ke gereja. Ada key issue yang dicatat oleh sejarah yang mengakibatkan terjadinya dua jalur antara gereja dan dunia bisnis sehingga ada istilah clergy and laity; holy and unholy. Mana lebih kudus, gembala dan businessman? Gereja kita saja masih rancuh karena gembala dan businessman sama-sama kudus. Gembala selalu baca alkitab dan doa sementara businessman hanya memikirkan duit. Saudara jangan merasa bersalah jika engkau adalah businessman dan engkau memikirkan duit karena itu sudah semestinya bahkan salah jika engkau berbisnis tapi tidak memikirkan tentang duit. What’s wrong with business? What’s wrong with the work? Yang membedakan itu hanyalah panggilan saudara berada dimana. Issue ini yang akan saya pertegas supaya kehidupan kita lebih jelas.
Adakah dari kita yang baru lahir dan langsung menjadi businessman? Atau pendeta? Semua kita sekolah sama ketika masih kecil, baru nanti kita di pertengahan jalan kita akan mulai mengerti jalan mana yang harus kita pilih. Inilah yang salah di dalam gereja bahwa ada dikotomi di dalam cara berpikir anak-anak Tuhan. Kita sering berpikir jika kita menjadi gembala, kita merasa lebih kudus sementara di luar gereja bukan pelayanan; kotor, najis, dan sebagainya tetapi saya mau bilang kenajisan dosa yang paling najis tidak ada diluar gereja melainkan di dalam gereja. Saya ingin mengatakan kepada saudara bahwa pekerjaan sama “kudus”nya dengan ministry bahkan ministry is also a work dan dalam Bahasa Hebrew pekerjaan dan ministry hampir sama tulisannya yaitu avodah tetapi banyak hamba-hamba Tuhan bekerja atau melayani Tuhan dengan topeng penginjilan tetapi sebenarnya yang dicari adalah uang atau ketenaran.
Waktu engkau menyadari apa panggilan Tuhan dalam hidupmu, menjadi apapun itu, engkau akan merasakan ketidakberdayaan dalam dirimu dan itu wajar karena engkau belum sampai sana. Contoh nya jika engkau dipanggil untuk bisnis tetapi tidak punya modal atau bekerja tetapi tidak punya skill jangan berkecil hati dan STOP untuk berkata seperti itu karena tidak ada seorangpun yang lahir langsung kaya dan berskill. Dan jangan pernah berkata bahwa kita tidak akan pernah sampai kesana karena ada orang yang lebih kaya dan berskill dari kita. Semua kita mulai dari zero.
Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya. EFESUS 2:10
Waktu saya remaja, orang-orang bilang jangan jadi politikus, jangan dekat-dekat orang kaya karena korupsi, orang kaya susah masuk kerajaan surga, dan oleh sebab itu kita mempunyai pikiran kalau dunia business is dirty and sinful dan yang rohani hanya gereja sehingga menyebabkan orang bisnis tidak boleh mengajar di gereja; tetapi orang gereja boleh mengajar semuanya. Ini menyebabkan adanya ranking atau hierarchy bahwa orang yang mengajar di gereja itu lebih kudus daripada orang yang di dunia bisnis. Jadi menyebabkan orang yang aktif di gereja merasa rohani dan orang yang aktif di dunia bisnis merasa dirinya duniawi. Apakah orang yang melakukan bisnis dengan benar, jujur, dan dengan integritas dibilang duniawi? Juga kebanyakan terjadi hal-hal aneh contohnya ketika kita bisnis kita terlalu focus untuk cari duit sampai lupa kepada sumbernya bahwa pekerjaan baik yang Tuhan siapkan pada kita ada di bidang apa sehingga orang tua seringkali memfokuskan anaknya untuk mengambil jurusan yang mudah cari duit tanpa peduli bakat dan passion anaknya.
Ya TUHAN, Engkaulah bagian warisanku dan pialaku, Engkau sendirilah yang meneguhkan bagian yang diundikan kepadaku. Tali pengukur jatuh bagiku di tempat-tempat yang permai; ya, milik pusakaku menyenangkan hatiku. Mzm 16:5-6
Kita sering menyempitkan ayat di atas dalam konteks pelayanan karena ditulis oleh Daud tetapi bagaimana dengan orang-orang yang ada di dunia bisnis atau politik? Cara berpikir kita haruslah sama bahwa kita bisnis not to make money but the business has to make money. Yang saya maksud disini bukanlah kita harus jadi dermawan karena itu namanya yayasan bukan bisnis tetapi janganlah engkau menjadi rakus ketika mendapat uang sehingga engkau lupa Tuhan dan mengapa engkau menghasilkan uang; untuk nama Tuhan dipermuliakan. Mengapa engkau sukses dalam karirmu? Untuk nama Tuhan dipermuliakan. Jangan lah menjadi narrow minded dan membatasi dirimu. Jika engkau ingin berpolitik jadilah seperti Sadrakh, Mesakh, dan Abednego dan tentu saja Daniel yang berkuasa di dalam penjajahan Babel; seperti yang pendeta-pendeta sering bicarakan hari-hari ini bahwa kita dalam zaman Babel.
Dunia bisnis memang kotor karena ada yang korupsi, senggol kanan kiri tetapi bukan berarti kita harus berhenti bisnis tetapi jadilah businessman yang jujur, integrity, dan sangat dewasa dalam pemikiran. Engkau tidak perlu berkata kepada mereka untuk bertobat tetapi dengan cara mu deal business yang baik, mereka akan melihat dan bertobat. Kita tidak menetapkan diri kita dalam profesi kita tetapi Tuhan yang menetapkan semua; itulah yang dinamakan purpose dan destiny. Nilai-nilai di dunia ini sudah dirusak oleh setan sehingga focus orang-orang adalah duit dan materi even pendeta diukur dari berapa banyak jumlah jemaatnya seakan-akan itu sudah menjadi trend. Tetapi saya mau bilang berapapun jemaatnya itu adalah anugrah Tuhan.
Sebaliknya kami tidak mau bermegah melampaui batas, melainkan tetap di dalam batas-batas daerah kerja yang dipatok Allah bagi kami, yang meluas sampai kepada kamu juga.
2 Korintus 10:13
Setiap orang pasti melewati fase-fase tertentu dan Salomo berkata, everything is beautiful in due time. Jadi janganlah minder jika kamu dipercayakan project yang kecil dan bertemu dengan orang yang dipercayakan project yang besar. Dan orang tua juga sering memacu atau membandingkan anaknya yang baru start doing something dengan orang-orang hebat. Selain tidak relevan, belum tentu orang-orang itu tidak korupsi dalam meraih keberhasilannya dan belum tentu anak kita mempunyai kapasitas untuk menjadi orang tersebut. Jangan paksa anak anda untuk menjadi yang terbaik di dalam sekolah karena mungkin saja niatnya bukan disana tetapi lihat orang terkaya di dunia bukanlah professor melainkan dropouts yang menggaji professor untuk bekerja kepada mereka.
Setiap kita diurapi sehebat apapun pasti mempunyai batas tertentu. Misalnya yang bisnis janganlah berpikir jiwa-jiwa dan yang pelayanan janganlah berpikir tentang uang; dengan kata lain saling tumpang tindih. Jadi mari kita luruskan dulu apa itu pengertian pekerjaan dan pelayanan; semuanya sama. Jadi mana lebih rohani gembala atau businessman? Sama. Semua diciptakan Tuhan untuk suatu pekerjaan yang baik yang sudah disiapkan sebelumnya.
Let the favor of the Lord our God be upon us, and establish the work of our hands upon us; yes, establish the work of our hands! (Ps 90:17)
Pekerjaan tangan disini bukanlah prakarya ketika kita SD tetapi yang Tuhan maksudkan disini adalah sama seperti ketika Ia bicara kepada Adam untuk cultivate the Garden of Eden. Cultivate artinya untuk membuat sesuatu menjadi hidup dan tumbuh terus. Cultivate berasal dari kata culti yang juga berarti culture/budaya. Jadi, jadikan budaya/legacy pekerjaan tanganmu di depan anak-anakmu bukan kejar kesuksesan karena favour of God that will establish us. Janganlah keasyikan mencari uang sehingga engkau menjadi greedy lalu engkau melupakan anakmu sehingga engkau menyogok anakmu sendiri dengan uang sebagai kompensasi engkau tidak disana dan ultimately menghancurkan kehidupannya.
Seringkali terjadi yang susah, kita sudah bekerja dari gaji yang kecil sampai sekarang yang besar; omset kita meningkat tetapi kita lupa perpuluhan. Mengapa? Apa karena bill-billmu belum terbayar? Tidak ada yang bisa disalahkan kecuali kita sendiri. We have to learn to manage our money sama halnya dengan waktumu. Manage your time wisely sehingga engkau punya waktu untuk Tuhan. Jadi jangan pernah merasa berdosa ketika engkau berbisnis dan menghasilkan uang karena gereja selain butuh jiwa juga perlu biaya. Jangan berpikir jika uang itu tidak kudus karena uang itu kudus jika dipakai untuk hal-hal yang kudus.
Jika kita berdoa, kita sering berkata seperti ini “ Tuhan sebentar lagi aku mau ini, tolong berkati Tuhan..” tetapi dalam Lukas 11:1-5, Tuhan Yesus mengajarkan kita untuk berdoa untuk mendatangkan Kerajaan Surga dalam segala aspek kehidupan kita tetapi bukannya tidak ada masalah dan pencobaan. Bumi tempat manusia diciptakan dan tempat manusia berkuasa tetapi seringkali kita ingin berkuasa di surga. Saudara butuh uang disini bukan disurga karena tidak ada orang miskin di surga.
Sekarang saya ingin membawa anda merenungkan kehidupan Yesus sebelum Ia memulai pelayanan. Sebelum Ia memulai pelayanan, Ia bekerja sebagai tekton (builder,designer,tradesman) dilatih oleh Yusuf. Seorang kontrator bangunan zaman sekarang dikenal sering menipu untuk mencari untung lebih. Katakan Ia 15 tahun bekerja sebagai tekton bersama Yusuf; kalau Ia korupsi, pekerjaanNya buruk, Ia tidak menjaga integritas, apakah ketika Ia declare Ia Anak Allah orang orang akan percaya padaNya? 15 tahun Ia bekerja sebagai manusia dengan tanganNya; apakah tidak pernah Ia dicomplain? Mungkin sangat pernah dan pasti juga Yesus mengerjakannya kembali sampai customer itu senang. Sehingga ketika Ia muncul ke dunia pelayanan, tidak ada cacat sedikitpun dalam businessnya.
Dalam Luke 2:49 versi KJV, Tuhan Yesus ketika umur 12 tahun berkata jikalau Ia harus berada dalam business ayahNya. Jadi gereja adalah business the Kingdom of God. Kita sering tersinggung jika kita menyebut gereja adalah suatu business karena business Bapa kita bukan hanya sekedar gereja tetapi dimanapun kita berada di dunia ini karena jika anak-anak Tuhan meninggalkan bisnis BapaNya maka setan akan mengambil alih bisnis Bapa kita.
Jika kita baca Alkitab kita, Yesus lebih banyak memberi perumpamaan tentang business dan pekerjaan dibanding Kerajaan Allah. Bahkan Kerajaan Allah diumpamakan dalam perumpamaan kebun anggur.
Sekarang kita belajar dari Paulus; seorang rasul yang juga businessman tent making. Dalam 1 Korintus 9:13-15 disebutkan bahwa ia berhak untuk mengambil bagian dari pelayanannya tetapi ia tidak lakukan itu karena ia mendapat bagian dari tent making businessnya. Dari manakah bisnis tent making nya? Dari legacy keluarganya. Orang-orang Yahudi sangat mahir membuat tenda dan tenda bikinan Paulus merupakan sesuatu yang sangat top karena ia menjahit dengan tangan dari bulu kambing; waktu kena panas pori-porinya melebar membiarkan udara masuk dan ketika hujan pori-porinya menutup dan teknik menjahit khusus ini hanya diturunkan dari keluarga karena untuk belajar tidaklah sebentar.
Sekarang saya akan berbicara tentang Kingdom Professional Model. Di Kisah Rasul 18:1-4 dikatakan bahwa Paulus take his work dan berbicara di synagogue sama-sama penting dan ketika ia bertermu Akwila, terjadi barter teknik bagaimana cara membuat tenda lalu akhirnya kontrak dikerjakan bersama. Apakah business? Ya. Banyak yang bilang kalo bisnis jangan kongsi karena bisa ribut. Mengapa? Greedy. Tetapi Paulus dan Akwila adalah contoh dari bisnis kongsi itu sendiri karena mereka menjaga integrity masing-masing.
Akwila dan Priskila mengerti bahwa ministry dan tent making adalah sama dan maka dari itu mereka rela meninggalkan business mereka di Korintus dan mengikut Paulus ke Efesus dan karena di ajar oleh Paulus bahwa company mereka harus mobile untuk menunjang pelayanan. Saya ingin berbicara kepada businessman yang ada disini jika anda tidak dipanggil untuk menjadi gembala, tekunilah dan berkembanglah disana tetapi didasari pengertian Firman yang benar seperti Akwila dan Priskila. Mereka hanya jemaat biasa yang menekuni business tetapi mereka lebih hebat dari Apollos yang notabene sebagai pengkhotbah terkenal. (KIS 18:24-25)
Hebatnya Priskila dan Akwila juga dicatat di Roma 16:3-4 tetapi mengapa ada nama Priskilla dan Akwila di surat Paulus kepada siding jemaat Roma sedangkan mereka berasal dari Efesus. Kalau anda teliti lagi bisnis mereka berasal dari desa kecil yaitu Korintus tetapi setelah mereka bertemu Paulus, diberkati, mereka pindah ke Efesus (ibukota kerajaan saat itu) dan terus berkembang sampai akhirnya mereka pindah ke ibukota dari Kerajaan Romawi; Rome. Saya menarik garis lurus disini bahwa business dan ministry bisa berjalan bersama. Waktu kita bertobat; lahir baru, mindset yang membedakan work dan ministry sudah lewat karena mereka sudah direconcile oleh kematian Yesus.
Mari kita lihat 1 Korintus 10:31-33 agar anda tidak menyangka bahwa ini adalah buatan saya tetapi Alkitab sudah mengatakannya dari sejak lama. Ayat 33 berkata bahwa tujuan utama businessmu haruslah untuk mereconcile orang lain dengan Kristus; bukan cari duit karena Tuhan sudah memberkatimu ketika engkau melakukan kehendaknya. Jangan pernah mengira bahwa pekerjaanmu adalah suatu yang kotor selama anda melakukannya dengan integritas,kejujuran dan mengembalikan apa yang menjadi milik Tuhan, anda sedang melayani Tuhan.
Kolose 3:17;23-24 berkata bahwa semua berkat yang engkau dapatkan; profit business, gajimu, bonus berasal dari Tuhan. Waktu anda berkata bahwa bisnisku adalah bisnisNya Tuhan, buktikan lah hal itu karena Tuhan sedang mencari orang-orang yang seperti Paulus, and ultimately Him.
Sorry, the comment form is closed at this time.