18 Jul Satu kali untuk selamanya
Ibrani 10:1-18
Ibrani 10:5-14 – Karena itu ketika Ia masuk ke dunia, Ia berkata: “Korban dan persembahan tidak Engkau kehendaki–tetapi Engkau telah menyediakan tubuh bagiku–. Kepada korban bakaran dan korban penghapus dosa Engkau tidak berkenan. Lalu Aku berkata: Sungguh, Aku datang; dalam gulungan kitab ada tertulis tentang Aku untuk melakukan kehendak-Mu, ya Allah-Ku.” Di atas Ia berkata: “Korban dan persembahan, korban bakaran dan korban penghapus dosa tidak Engkau kehendaki dan Engkau tidak berkenan kepadanya” –meskipun dipersembahkan menurut hukum Taurat–. Dan kemudian kata-Nya: “Sungguh, Aku datang untuk melakukan kehendak-Mu.” Yang pertama Ia hapuskan, supaya menegakkan yang kedua. Dan karena kehendak-Nya inilah kita telah dikuduskan satu kali untuk selama-lamanya oleh persembahan tubuh Yesus Kristus. Selanjutnya setiap imam melakukan tiap-tiap hari pelayanannya dan berulang-ulang mempersembahkan korban yang sama, yang sama sekali tidak dapat menghapuskan dosa. Tetapi Ia, setelah mempersembahkan hanya satu korban saja karena dosa, Ia duduk untuk selama-lamanya di sebelah kanan Allah, dan sekarang Ia hanya menantikan saatnya, di mana musuh-musuh-Nya akan dijadikan tumpuan kaki-Nya. Sebab oleh satu korban saja Ia telah menyempurnakan untuk selama-lamanya mereka yang Ia kuduskan.
Saya akan memberikan anda peringatan terlebih dahulu. Ayat-ayat yang akan kita bahas hari ini sangat berbobot dan kontroversial. Ini berkaitan dengan sebuah pertanyaan kontroversial, yaitu “Dapatkah umat Kristus kehilangan keselamatan mereka?” Jika anda sering mendengar saya berkhotbah, seharusnya anda tidak terkejut dengan apa yang akan saya katakan. Tetapi saya tidak ingin anda mendasarkan keyakinan anda pada apa yang saya katakan. Saya ingin anda mendasarkan keyakinan anda pada firman Tuhan. Dan jika anda mengikuti argumen penulis kitab Ibrani tentang bagaimana Allah telah mengadakan perjanjian yang baru dengan kita, jawabannya tidak akan mengejutkan anda. Ibrani pasal 10 memberitahu kita kesimpulan logis dari argument penulis Ibrani yang dimulai di Ibrani pasal 7. Saya hanya akan membahas Ibrani pasal 10 dan saya akan membaginya menjadi dua khotbah yang berbeda. Hari ini, saya akan berbicara tentang kesimpulan dari argumen penulis kitab Ibrani. Dan minggu depan saya akan berbicara tentang tanggapan yang tepat terhadap kesimpulan tersebut.
Mari saya mulai. Pernahkah anda mendengar ungkapan, “A picture speaks a thousand words?” Ada unsur kebenaran dari perkataan tersebut. Namun tidak peduli betapa baiknya sebuah gambar ataupun video, tidak ada yang dapat menggantikan bertemu dengan orang tersebut secara langsung. Ini seperti hubungan jarak jauh. Jika anda pernah menjalani hubungan jarak jauh, anda tahu betapa berharganya sebuah foto. Ketika anda merindukan pasangan anda, menelusuri foto-foto kekasih anda membawa senyum ke wajah anda dan mengobati sedikit dari kerinduan anda. Foto orang yang anda kasihi sangatlah baik. Dan video juga membantu. Puji Tuhan untuk teknologi. Tetapi anda mengerti ini. Seindahnya sebuah foto ataupun video, anda tahu bahwa tidak ada yang dapat menggantikan sukacita bertemu dengan pasangan anda secara langsung. Mengapa? Karena anda tidak dapat menyentuh pasangan anda melalui foto ataupun video. Secara teknis, anda bisa. Mengelus satu sama lain melewati layar. Tetapi itu aneh. Berapa banyak anda yang pernah melakukannya? Jangan mengaku. Yang dapat diberikan oleh foto ataupun video sangatlah terbatas. Itu hanyalah representasi dari orang yang sebenarnya. Tidak peduli betapa baiknya sebuah foto, bertemu pasangan anda secara langsung adalah jauh lebih baik. Dan ketika anda akhirnya bertemu dengan orang yang anda kasihi secara langsung, foto orang tersebut menjadi kurang penting.
Sekarang coba pikirkan. Betapa konyolnya untuk lebih memilih sebuah foto daripada orang yang anda kasihi secara langsung? Untuk mengasihi representasi lebih dari yang sebenarnya? Pikirkan betapa bodohnya untuk mengatakan, “Sayang, menurutku kamu cantik, dan aku mencintaimu. Tetapi aku lebih suka fotomu daripada kamu. Jadi, aku pikir aku akan kembali ke fotomu. Aku akan membawa fotomu kemanapun aku pergi dan aku akan tidur dengan fotomu di sebelahku. Aku akan mencium fotomu siang dan malam. Aku akan mencintai fotomu dengan segenap hatiku.” Jika anda tahu orang yang melakukan hal ini, hubungi rumah sakit jiwa. Adalah suatu kebodohan bagi siapa pun untuk kembali ke bayangan ketika mereka sudah memiliki realita. Namun ada banyak orang Kristen Yahudi yang tergoda untuk meninggalkan Yesus dan kembali ke perjanjian lama. Ini adalah poin yang dibuat penulis Ibrani dalam suratnya. Ada banyak orang Kristen Yahudi yang tergoda untuk meninggalkan Yesus dan kembali ke agama Yudaisme mereka yang lama. Mengapa? Karena mereka ditolak oleh masyarakat maupun lingkungan mereka. Dan penulis Ibrani terus mengingatkan mereka untuk tidak menukarkan Yesus dengan apa pun karena Yesus jauh lebih baik. Dan kalau anda membaca kitab Ibrani, tema keunggulan Yesus terus menerus diulang. Di Ibrani pasal 7, penulis Ibrani mengatakan bahwa Yesus memiliki imamat yang lebih baik. Di pasal 8, Yesus menetapkan perjanjian yang lebih baik. Di pasal 9, Yesus memasuki tabernakel yang lebih baik dan Yesus mempersembahkan korban yang lebih baik. Dan di Ibrani pasal 10, penulis Ibrani memberikan kesimpulan dari argumennya. Kesimpulannya sederhana. Yesus telah melakukan apa yang tidak dapat dilakukan oleh imam Israel lainnya. Yesus telah mencapai apa yang tidak dapat dicapai oleh agama lainnya. Maka dari itu jangan lari dari Yesus tetapi larilah kepada Yesus.
Jadi begini. Tahukah anda apa hambatan terbesar bagi kita untuk menikmati Allah? Tahukah anda apa yang membuat kita jauh dari Allah? Tahukah anda apa yang membuat kita ragu untuk mendekat kepada Allah? Tahukah anda mengapa kita jarang berdoa? Tahukah anda mengapa kita terus menerus hidup dalam ketakutan dan kecemasan? Saya akan memberi tahu anda jawabannya. Ini semua terjadi karena kita gagal memahami dan menerima apa yang Yesus telah lakukan bagi kita. Kita gagal untuk mengerti dan menerima bahwa Allah telah mengampuni kita dari segala dosa kita. Dan hari ini, tujuan saya adalah untuk membantu kita melihat bahwa Yesus telah membayar lunas harga dosa kita satu kali untuk selama-lamanya. Dan kebenaran ini mengubah hidup kita dan hubungan kita dengan Allah secara radikal.
Saya memiliki empat poin di khotbah ini. Bayangan; Realita; Pencapaian; Pemberdayaan.
Bayangan
Ibrani 10:1-4 – Di dalam hukum Taurat hanya terdapat bayangan saja dari keselamatan yang akan datang, dan bukan hakekat dari keselamatan itu sendiri. Karena itu dengan korban yang sama, yang setiap tahun terus-menerus dipersembahkan, hukum Taurat tidak mungkin menyempurnakan mereka yang datang mengambil bagian di dalamnya. Sebab jika hal itu mungkin, pasti orang tidak mempersembahkan korban lagi, sebab mereka yang melakukan ibadah itu tidak sadar lagi akan dosa setelah disucikan sekali untuk selama-lamanya. Tetapi justru oleh korban-korban itu setiap tahun orang diperingatkan akan adanya dosa. Sebab tidak mungkin darah lembu jantan atau darah domba jantan menghapuskan dosa.
Penulis Ibrani ingin kita mengerti dengan sangat jelas bahwa hukum Taurat, walaupun itu sangat baik, hanyalah bayangan dari sesuatu yang lebih baik. Hukum Taurat tidak sempurna. Karena jika hukum Taurat sempurna, maka tidak perlu ada korban yang dipersembahkan terus-menerus. Tetapi perhatikan ini. Hukum Taurat tidak buruk; namun hukum Taurat tidak lengkap. Jadi, kontras antara bayangan dan realita bukanlah kontras antara sesuatu yang buruk dan baik. Keduanya baik. Tetapi ini adalah kontras antara sesuatu yang tidak lengkap dan lengkap. Jadi inilah yang terjadi dalam perjanjian lama. Allah memberikan sepuluh perintah kepada umat-Nya. Dan sepuluh perintah ini bukanlah sesuatu yang rumit. 10 perintah Allah adalah moralitas 101. Namun, meskipun hal ini sederhana, tidak ada seorangpun yang bisa mengikuti perintah Allah dengan sempurna. Contoh, mari kita ambil satu perintah. Jangan berbohong. Bisakah kita setuju bahwa berbohong itu buruk? Apakah ada yang berpikir bahwa berbohong itu baik? Tidak ada. Pertanyaan berikutnya, jika anda berbohong baru-baru ini, angkat tangan anda. Jika anda tidak mengangkat tangan, anda sedang berbohong. Apakah anda melihat apa yang terjadi? Kita gagal mengikuti perintah yang paling dasar. Dan begitu pula dengan bangsa Israel. Dan Allah tidak bisa begitu saja mengabaikan dosa-dosa mereka. Setiap dosa harus dihukum. Jadi kemudian Allah menetapkan sistem tabernakel. Dan di dalam sistem ini, orang-orang datang kepada imam dan berkata, “Pak imam, saya telah berdosa terhadap Allah.” Dan imam menjawab, “Ya, benar. Kamu sudah berdosa. Jangan lakukan lagi.” Dan kemudian mereka akan membunuh seekor binatang untuk membayar hukuman dosa. Apakah masalah selesai? Tidak. Karena orang yang sama akan kembali dalam waktu dekat dan mengulangi seluruh proses yang sama. Mengapa? Karena mereka terus berbuat dosa. Adalah mustahil bagi mereka untuk tidak berbuat dosa dan karena itu diperlukan korban yang terus menerus dipersembahkan. Hukum Taurat tidak dapat menyempurnakan mereka yang mendekat kepada Allah.
Itu sebabnya penulis Ibrani menjelaskan bahwa sistem perjanjian lama tidak berhasil. Jika sistem tabernakel berhasil, maka korban tidak perlu dipersembakan terus menerus. Saya beri contoh. Apa yang kita lakukan sewaktu kita sakit? Kita minum obat. Dan jika obatnya berhasil, kita tidak perlu minum obat lagi. Kita berhenti minum obat. Tetapi jika kita terus menerus minum obat untuk menjadi sehat, itu berarti bahwa obatnya tidak berhasil. Dan dengan cara yang sama, jika korban perjanjian lama berhasil, tidak perlu ada korban yang terus menerus dipersembahkan. Bangsa Israel tidak perlu terus kembali ke tabernakel untuk mempersembahkan korban bakaran. Tetapi fakta bahwa imam terus menerus mempersembahkan korban secara harian, mingguan, dan tahunan, berarti bahwa sistem tabernakel tidak berhasil. Dan penulis Ibrani menunjukkan bahwa korban yang terus menerus dipersembahkan ini sebenarnya adalah untuk mengingatkan bangsa Israel akan dosa mereka. Korban yang dipersembahkan terus menerus mengingatkan bangsa Israel bahwa mereka tidak dapat sepenuhnya mematuhi perintah Allah dan korban tersebut tidak dapat menyembuhkan masalah dosa mereka. Dan itu bukan hanya mengingatkan mereka akan dosa-dosa mereka tetapi juga mengingatkan mereka bahwa Allah masih mengingat dosa-dosa mereka. Perhatikan ayat 4.
Ibrani 10:4 – Sebab tidak mungkin darah lembu jantan atau darah domba jantan menghapuskan dosa. Apakah anda mendengar itu? Penulis Ibrani menjelaskan di Ibrani pasal 9 bahwa tidak ada pengampunan dosa tanpa darah yang tercurah. Mengapa? Karena darah adalah lambang kehidupan. Dan upah dosa adalah maut. Jadi untuk setiap dosa, harus ada darah yang tercurah sebagai bayarannya. Tetapi di pasal 10 penulis Ibrani mengambil satu langkah lebih jauh. Dia berkata bahwa tidak mungkin darah lembu atau darah domba jantan menghapuskan dosa. Tidak peduli berapa banyak lembu jantan yang dipersembahkan. Orang yang kaya dapat mempersembahkan seratus ekor lembu jantan untuk dosanya. Tidak peduli jenis lembu apa yang dikorbankan. Itu bisa berupa lembu kobe ataupun lembu wagyu. Tidak peduli daging lembu tingkat berapa yang dipersembahkan. Lembu dan domba jantan tidak dapat mengatasi masalah dosa. Ini berarti bahwa korban dalam perjanjian lama bukan hanya tidak sempurna, tetapi juga sia-sia dengan sendirinya. Korban tersebut tidak dapat menghapus dosa sama sekali. Yang membawa kita ke pertanyaan ini. Jika darah lembu dan domba tidak dapat menghapus dosa, lalu mengapa Allah mendirikan sistem tabernakel? Dua alasan. Satu, meskipun korban tersebut tidak dapat menghapus dosa, korban dapat menahan murka Allah untuk sementara waktu. Paulus berargumen dalam Roma 3:21-26 bahwa korban-korban itu memungkinkan Allah untuk membiarkan dosa-dosa yang dilakukan dalam perjanjian lama. Allah menunda penghakimannya atas dosa-dosa di dalam perjanjian lama melalui korban yang dipersembahkan dengan iman. Jadi korban-korban itu menahan penghakiman Allah untuk sementara waktu, tetapi tidak dapat menghapusnya. Dan yang kedua, korban-korban itu menunjuk pada satu korban yang dapat menghapus dosa. Ini adalah pelajaran 2000 tahun untuk mempersiapkan umat Allah untuk memahami apa yang Yesus lakukan di kayu salib.
Realita
Ibrani 10:5-10 – Karena itu ketika Ia masuk ke dunia, Ia berkata: “Korban dan persembahan tidak Engkau kehendaki–tetapi Engkau telah menyediakan tubuh bagiku–. Kepada korban bakaran dan korban penghapus dosa Engkau tidak berkenan. Lalu Aku berkata: Sungguh, Aku datang; dalam gulungan kitab ada tertulis tentang Aku untuk melakukan kehendak-Mu, ya Allah-Ku.” Di atas Ia berkata: “Korban dan persembahan, korban bakaran dan korban penghapus dosa tidak Engkau kehendaki dan Engkau tidak berkenan kepadanya” –meskipun dipersembahkan menurut hukum Taurat–. Dan kemudian kata-Nya: “Sungguh, Aku datang untuk melakukan kehendak-Mu.” Yang pertama Ia hapuskan, supaya menegakkan yang kedua. Dan karena kehendak-Nya inilah kita telah dikuduskan satu kali untuk selama-lamanya oleh persembahan tubuh Yesus Kristus.
Ini luar biasa. Dalam ayat-ayat ini, penulis Ibrani memberitahu kita mengapa darah lembu dan domba jantan tidak dapat menghapus dosa. Dan dia mengutip perkataan Daud dalam Mazmur 40 dan menghubungkannya dengan Yesus. Perhatikan baik-baik. Yesus berkata bahwa Allah tidak menginginkan persembahan dan pengorbanan kita. Allah tidak disenangkan dengan korban bakaran dan korban penghapus dosa. Mengapa? Karena pada akhirnya yang diinginkan Allah bukanlah korban melainkan ketaatan. Saya berikan sebuah contoh. Suatu hari, Allah memberikan sebuah perintah yang jelas kepada Raja Saul untuk menghancurkan musuh-musuhnya dan tidak menyisakan satupun hewan dari mereka. Tetapi Saul tidak mentaati Allah dan dia menyisakan hewan-hewan yang terbaik. Ketika Samuel mempertanyakan Saul, Saul berkata kepada Samuel, “Aku menyisakan semua hewan-hewan yang terbaik ini untuk Allah. Allah pasti akan senang dengan semua korban bakaran ini.” Perhatikan apa yang Samuel katakan. 1 Samuel 15:22 – Tetapi jawab Samuel: “Apakah TUHAN itu berkenan kepada korban bakaran dan korban sembelihan sama seperti kepada mendengarkan suara TUHAN? Sesungguhnya, mendengarkan lebih baik dari pada korban sembelihan, memperhatikan lebih baik dari pada lemak domba-domba jantan. Ini sangat penting.
Dengan kata lain, apa yang Allah katakan adalah, “Dengar, Aku tidak menginginkan lembu dan domba jantanmu. Yang Aku inginkan adalah kamu. Aku ingin kamu memercayai Aku dan mentaati semua perintah-Ku.” Tetapi kemudian umat Allah menjawab, “Maafkan aku Allah, aku tidak bisa mentaati-Mu. Karena itu terimalah lembu dan domba jantan ini sebagai korban bakaran atas dosaku.” Apakah anda melihat apa yang terjadi? Ya, memang Allah sendirilah yang menetapkan sistem korban bakaran, tetapi itu bukanlah ekspresi keinginan Allah yang terutama. Sistem korban bakaran menunjukkan kepada kita permasalahan dan bukan solusi. Yang diinginkan Allah dari umat-Nya adalah ketaatan dan bukan korban untuk menutupi ketidaktaatan. Tetapi jauh lebih mudah untuk membawa lembu dan domba jantan kepada Allah daripada mentaati Allah. Biarkan saya lebih spesifik sekarang. Kita mungkin tidak lagi mempersembahkan lembu dan domba jantan kepada Allah, tetapi kita sering berusaha untuk mempersembahkan korban kita kepada Allah daripada mentaati-Nya dengan hati kita. Bagaimana cara kita melakukannya? Dengan menjadi sibuk untuk Allah. Daripada mempercayai Allah dan mentaati Allah dalam kehidupan kita sehari-hari, kita lebih suka memperbudak diri kita untuk melayani Allah. Kita tahu cara bermain Kekristenan. Kita sangat sibuk melayani Allah dengan talenta kita pada hari Minggu. Kita menghabiskan beberapa jam setiap minggu untuk terlibat dalam komunitas Mesianik. Kita memberikan bukan hanya 10% tetapi 20% dari pendapatan kita kepada gereja untuk membuat kita merasa lebih baik tentang diri kita di hadapan Allah. Dan semua itu bukanlah hal-hal yang buruk. Semua itu adalah baik, tetapi bukan itu yang diinginkan Allah. Dan Allah berkata kepada kita, “Kamu kira Aku menginginkan uangmu? Kamu kira Aku senang dengan korbanmu? Aku memiliki alam semesta dan kamu kira kamu bisa menyenangkan Aku dengan 20% dari penghasilanmu? Apa kamu bercanda? Menurutmu siapa yang memberi kamu bakat untuk melakukan apa yang kamu lakukan? Siapa yang memberi kamu pekerjaan yang kamu miliki? Siapa yang memberi kamu oksigen untuk bernafas? Aku tidak membutuhkan apapun darimu. Aku tidak menginginkan lembu dan domba jantan darimu. Yang Aku inginkan adalah hatimu. Kamulah yang Aku inginkan, bukan korbanmu.” Kita perlu mengerti ini dengan benar. Korban bukanlah pengganti ketaatan. Allah tidak menerima korban jika korban tersebut tidak datang dari hati yang mengasihi Allah. Allah tidak bisa disogok. Yang Allah inginkan adalah ketaatan kita dan bukan korban kita. Dan setiap kali korban bakaran dipersembahkan kepada Allah, korban itu mengingatkan kita akan kegagalan kita untuk mentaati Allah.
Kalau begitu pertanyaannya adalah, siapa yang dapat mentaati Allah dan menyenangkan Allah? Kabar buruknya adalah tidak ada dari kita yang bisa. Tetapi kabar baiknya adalah Yesus mengangkat tangan-Nya. Dia berkata, “Aku akan melakukannya. Aku akan datang ke bumi dan melakukan kehendak Allah. Aku akan mentaati Allah dengan sempurna. Aku akan mentaati Allah berapa pun harganya. Aku akan menyenangkan Allah sepenuhnya. Dan dengan melakukan itu, Aku akan menghapus perjanjian yang lama. Perjanjian yang lama tidak berhasil. Aku akan membuat perjanjian yang baru di mana Aku sendiri yang akan memenuhi semua persyaratan hukum Allah sebagai ganti umat Allah, dan Aku akan mempersembahkan diri-Ku sebagai korban dosa satu kali untuk selama-lamanya.” Jadi kemudian Allah menyiapkan tubuh bagi Yesus untuk datang ke dunia dan melakukan kehendak Allah. Dan jangan berpikir bahwa ketaatan Yesus itu mudah. Dia merasakan apa yang kita rasakan. Dia mengalami apa yang kita alami. Dia dicobai sama seperti kita dicobai. Tetapi dia bertahan sampai akhir tanpa gagal. Yesus melalui apa yang kita alami, bahkan jutaan kali lebih berat. Dia mentaati Allah sepenuhnya sampai akhir. Yesus mentaati Allah dengan sempurna dan memenuhi semua tuntutan ketaatan dari Allah. Dan kemudian Yesus mempersembahkan diri-Nya sebagai korban penghapus dosa dalam sukacita ketaatan kepada Allah Bapa. Itulah sebabnya pengorbanan Yesus jauh lebih baik daripada semua korban bakaran dan korban penghapus dosa.
Dan ini adalah kabar baik untuk lembu dan domba jantan. Mereka tidak lagi harus mati untuk kita. Namun ini adalah kabar yang lebih baik untuk kita. Karena ketika kita menaruh iman kita di dalam Yesus, kita tidak hanya diampuni dari dosa-dosa kita, tetapi pada saat yang sama, kita juga diberikan ketaatan Yesus yang sempurna. Lihat di ayat 10. Ayat ini sangat indah. Ibrani 10:10 – Dan karena kehendak-Nya inilah kita telah dikuduskan satu kali untuk selama-lamanya oleh persembahan tubuh Yesus Kristus. Penulis Ibrani mengatakan bahwa ketika kita menaruh iman kita kepada Yesus, “kita telah dikuduskan.” Kata telah berarti ini adalah sesuatu yang sudah terjadi. Tense di dalam Bahasa Ibraninya adalah perfect tense. Ini berarti bahwa ini adalah sesuatu yang sudah terjadi di masa lalu dan memiliki efek yang berkelanjutan hari ini. Kata dikuduskan berarti dipisahkan; untuk dijadikan kudus dan benar dan diterima di hadapan Allah. Tetapi perhatikan bahwa penulis Ibrani tidak mengatakan bahwa kita akan dikuduskan. Dia mengatakan bahwa kita telah dikuduskan. Ini berarti bahwa saat ini posisi kita di hadapan Allah adalah benar. Ini adalah sesuatu yang telah terjadi. Benar bukanlah sesuatu yang akan kita alami di masa depan. Benar adalah siapa kita hari ini. Tetapi bagaimana kita dijadikan orang benar? Lihat bagian akhir dari ayat ini. “Satu kali untuk selama-lamanya oleh persembahan tubuh Yesus Kristus.” Jadi, kita tidak dibenarkan karena sesuatu yang kita lakukan tetapi karena apa yang telah Yesus lakukan. Kita dibenarkan melalui pengorbanan Yesus yang sempurna. Dan pengorbanan ini tidak akan diulang. Pengorbanan ini pasti. Pengorbanan ini cukup untuk semua dosa umat Allah. Pengorbanan Yesus adalah pengorbanan satu kali untuk selama-lamanya. “Ephapax.” Dan sekarang dengarkan apa yang Yesus capai dengan pengorbanan-Nya yang satu kali untuk selamanya. Ini sangat indah.
Pencapaian
Ibrani 10:11-14 – Selanjutnya setiap imam melakukan tiap-tiap hari pelayanannya dan berulang-ulang mempersembahkan korban yang sama, yang sama sekali tidak dapat menghapuskan dosa. Tetapi Ia, setelah mempersembahkan hanya satu korban saja karena dosa, Ia duduk untuk selama-lamanya di sebelah kanan Allah, dan sekarang Ia hanya menantikan saatnya, di mana musuh-musuh-Nya akan dijadikan tumpuan kaki-Nya. Sebab oleh satu korban saja Ia telah menyempurnakan untuk selama-lamanya mereka yang Ia kuduskan.
Ada sesuatu yang menarik tentang tabernakel. Kita tidak akan menemukan kursi di dalam tabernakel. Para imam tidak diizinkan untuk duduk karena selalu ada korban yang harus dipersembahkan. Tidak peduli seberapa keras mereka bekerja, pekerjaan mereka tidak pernah selesai. Dan yang membuat lebih buruk adalah bahwa pekerjaan mereka yang tidak pernah selesai juga tidak pernah berhasil menyelesaikan masalah. Semua korban tersebut tidak dapat menghapus dosa. Tetapi perhatikan ayat 12. Ibrani 10:12 – Tetapi Ia, setelah mempersembahkan hanya satu korban saja karena dosa, Ia duduk untuk selama-lamanya di sebelah kanan Allah. Ada kesalahan dalam terjemahan Bahasa Indonesia. Perhatikan terjemahan Bahasa Inggrisnya. Hebrews 10:12 – But when Christ had offered for all time a single sacrifice for sins, he sat down at the right hand of God. Saya menyukai perkataan, “Christ had offered for all time a single sacrifice for sins” atau “Kristus telah mempersembahkan untuk sepanjang masa satu korban untuk dosa.” Artinya adalah dalam satu pengorbanan, Yesus telah menutupi dosa-dosa sepanjang masa. Apa yang termasuk dalam sepanjang masa? Ini bukan pertanyaan yang rumit. Sepanjang masa berarti sepanjang masa. Artinya adalah dengan satu korban, Yesus menutupi dosa-dosa di masa lalu, masa kini dan masa yang akan datang. Pengorbanan Yesus satu kali untuk selama-lamanya menutupi semua dosa untuk sepanjang masa.
Dan setelah dia melakukan pengorbanan itu satu kali untuk selamanya, dia duduk di sebelah kanan Allah. Perhatikan kontras antara imam yang berdiri setiap hari dan Yesus yang duduk. Jika para imam tidak diizinkan duduk karena pekerjaan mereka tidak pernah selesai, Yesus duduk karena pekerjaannya sudah selesai. Yesus duduk di sebelah kanan Allah. Dia berkata, “Sudah selesai. Sudah lengkap. Aku sudah menyelesaikan apa yang Aku mulai. Aku telah mentaati kehendak Allah dengan sempurna.” Dan sekarang, Yesus sedang menunggu hari dimana Dia akan kembali ke dunia, di mana semua musuh-Nya akan dijadikan tumpuan kaki-Nya. Jangan salah, saudara. Ya, Yesus adalah Anak Domba Allah yang mengorbankan diri-Nya untuk dosa-dosa kita. Tetapi Dia juga adalah Singa Yehuda yang memiliki semua kuasa dan otoritas di bumi dan di Surga untuk menaklukkan musuh-musuh-Nya. Dan tidak seorang pun dapat menghalangi pekerjaan-Nya. Dia sudah menyelesaikan semuanya. Dan Dia sekarang sedang menunggu di sebelah kanan Allah, saat dimana Dia akan kembali dan menghancurkan musuh-musuh-Nya. Dan jika anda belum menaruh iman anda kepada Yesus, anda adalah musuh Yesus. Tetapi kabar baiknya adalah anda tidak harus tetap menjadi musuh Yesus. Ada undangan dari Yesus bagi anda untuk menaruh iman anda di dalam Yesus. Dan ketika anda menaruh iman anda di dalam Yesus, Dia mengampuni anda dari semua dosa anda dan Dia akan menghargai anda dengan ketaatan-Nya yang sempurna. Jadi, percayalah kepada Yesus hari ini.
Dan sekarang perhatikan ayat 14. Ini adalah pencapaian terutama dari pengorbanan Yesus. Ibrani 10:14 – Sebab oleh satu korban saja Ia telah menyempurnakan untuk selama-lamanya mereka yang Ia kuduskan. Atau Bahasa Inggrisnya, Hebrews 10:14 – For by a single offering he has perfected for all time those who are being sanctified. Untuk beberapa menit selanjutnya, saya ingin kita benar-benar memperhatikan tata bahasa. Saya ingin kita memperhatikan tenses dalam ayat ini. Saya ingin kita mengunyah ayat ini karena ayat ini sangat penting. Lihat bagian pertama. “For by a single offering he has perfected…” Berhenti. Tense apa ini? Ini adalah perfect tense. Yang berarti ini adalah tindakan di masa lalu yang memiliki efek yang berkelanjutan di masa kini dan juga masa yang akan datang. Ini berarti bahwa penyempurnaan umat Allah itu sudah selesai dan berkelanjutan selamanya. Tidak ada yang bisa ditambahkan maupun dikurangi dari pekerjaan Yesus. Dengan kata lain, pengorbanan Yesus tidak hanya menyelamatkan kita dari dosa-dosa kita tetapi juga membuat kita sempurna di hadapan Allah. Dan jika kita sudah sempurna, tidak ada yang bisa kita lakukan untuk menjadi lebih sempurna. Dan inilah yang membedakan Kekristenan dari setiap agama lain. Setiap agama lain mengatakan bahwa kita harus melakukan A, B, C untuk menjadi sempurna. Tetapi Kekristenan mengatakan bahwa Allah telah menyempurnakan kita. Inilah sebabnya mengapa detak jantung Kekristenan bukanlah nasihat yang baik tetapi kabar baik, Injil. Kekristenan bukanlah tentang sesuatu yang harus kita lakukan tetapi tentang apa yang Allah telah lakukan untuk kita.
Mari kita lanjutkan. “For by a single offering he has perfected for all time…” Berhenti. Apa yang termasuk dalam selama-selamanya? Sepanjang masa. Berarti ini mencakup masa lalu, masa kini dan masa depan. Jadi, pengorbanan Yesus menyempurnakan kita untuk selama-lamanya. Tetapi perhatikan apa yang terjadi selanjutnya. “For by a single offering he has perfected for all time those who are being sanctified.” Sekali lagi, Bahasa Indonesia tidak jelas. Perhatikan Bahasa Inggrisnya. Tense apa ini? Ini adalah present participle. Dan ini menarik. Karena ini berarti bahwa pengudusan kita adalah suatu proses yang sedang berkelanjutan. Penulis Ibrani mengatakan bahwa pengudusan kita adalah sesuatu yang Allah sedang kerjakan saat ini yang berlanjut ke masa depan. Ingat bahwa di ayat 10, dia berkata, “Kita telah dikuduskan” dan sekarang di ayat 14, dia berkata, “Kita sedang dikuduskan.” Apa yang terjadi? Apakah penulis Ibrani menentang perkataanya sendiri? Menurut saya tidak.
Menurut saya, inilah yang terjadi. Di ayat 10, penulis Ibrani mengatakan bahwa kita sudah memiliki posisi yang benar di hadapan Allah karena iman kita kepada Yesus. Ini berarti bahwa ketika Allah melihat kita saat ini, Dia tidak melihat kita dalam kelemahan ataupun dosa kita. Dia melihat kita sepenuhnya ditutupi oleh darah dan kebenaran Yesus. Posisi kita di hadapan Allah adalah benar, sempurna, dan tidak bercacat. Kita telah dikuduskan. Tetapi pada saat yang sama, hidup kita belum kudus, sempurna, dan tidak bercacat. Kita masih berjuang melawan dosa setiap hari. Kita adalah pekerjaan yang masih dalam proses. Saat ini kita sedang dikuduskan. Martin Luther menjelaskannya dengan baik. Dia berkata bahwa kita adalah “Simul Justus et Peccator” yang berarti bahwa setiap umat Kristus adalah orang yang benar dan juga orang yang berdosa pada saat yang sama. Ya, kita sudah dipakaikan kebenaran Yesus yang sempurna, namun pada saat yang sama, Allah masih dalam proses untuk menyingkirkan dosa dari kehidupan kita dan membuat kita hidup benar. Jadi, artinya begini. Orang-orang yang telah disempurnakan Yesus dengan pengorbanan-Nya adalah orang-orang yang sedang dikuduskan hari ini. Jadi, jika hari ini kita berjuang melawan dosa, itu menunjukkan bahwa kita adalah orang-orang yang Yesus telah sempurnakan. Dengan kata lain, kita dapat yakin akan posisi kita yang sempurna di hadapan Allah jika kita bertumbuh dalam kekudusan. Perhatikan ini. Bukti bahwa kita telah disempurnakan di dalam Yesus adalah pertumbuhan kita dalam keserupaan dengan Yesus hari ini.
Mengapa ini penting? Karena ini berarti bahwa tidak ada yang namanya Kekristenan yang pasif. Umat Kristus adalah mereka yang berjuang melawan dosa. Dengarkan saya dengan jelas. Dosa bukanlah hewan peliharaan kita. Dosa hanya memiliki satu tujuan. Dosa ingin memakan kita dan menghancurkan kita. Saya beri contoh. Ini seperti setiap kali kita mendengar cerita bagaimana ada orang-orang yang menjadikan seekor harimau sebagai hewan peliharaan mereka. Kita tahu bahwa cerita ini tidak akan berakhir dengan baik. Setuju? Jadi, ketika kita mendengar bahwa ada seseorang mati dibunuh oleh harimau peliharaannya, kita tidak terkejut. Kita mungkin terkejut ketika kita mendengar bahwa ada seseorang dibunuh oleh kucingnya tetapi tidak dengan harimau. Mengapa? Karena itu adalah harimau. Mungkin pada awalnya, seekor harimau tampak aman karena masih kecil. Harimau itu lucu, menggemaskan, dan tidak berdaya. Tetapi itu tidak berlangsung lama. Harimau kecil itu akan tumbuh sangat besar dan kuat. Dan tidak akan lama sebelum harimau itu menyerang pemiliknya. Adalah sifat alami harimau untuk menjadi predator. Dan dengarkan baik-baik. Tidak ada orang yang menyambut harimau ke dalam rumahnya dan berpikir bahwa suatu hari nanti harimau tersebut akan membunuh dia. Dan itulah gambaran yang tepat dari dosa. Kita harus berhenti membodohi diri kita sendiri dengan berpikir bahwa dosa adalah hewan peliharaan kita. Dosa adalah predator yang mencoba menghancurkan kita. Kita tidak akan pernah menjadi tuan atas dosa. Begitu kita menyambut dosa dalam hidup kita, hanyalah masalah waktu sebelum dosa tumbuh besar dan membunuh kita. Itulah sebabnya kita tidak seharusnya mencoba untuk menjinakkan dosa. Dosa bukanlah sesuatu yang harus dikendalikan. Dosa adalah sesuatu yang harus dibunuh. Jadi, ketika kita melihat dosa di dalam kehidupan kita, jangan mencoba untuk memeliharanya. Keluarkan pistol Injil kita dan mulailah menembak. Apakah anda mengerti apa yang saya maksudkan?
Tetapi karya Yesus yang sempurna juga berarti bahwa kita tidak berjuang melawan dosa dengan tanpa harapan. Karena Yesus telah menyempurnakan untuk selama-lamanya mereka yang dikuduskan. Kita berperang melawan dosa mengetahui bahwa perang telah dimenangkan. Yesus telah mengalahkan dosa satu kali untuk selamanya. Dapatkan ini dengan benar. Pekerjaan Kekristenan yang kita lakukan hari ini selalu terhubung dengan pekerjaan sempurna Yesus yang telah selesai. Yesus tidak pernah mengatakan kepada kita untuk menjadi sesuatu yang belum benar tentang kita. Pekerjaan pengudusan saat ini adalah tentang menjadi siapa kita sesungguhnya di dalam Yesus. Keselamatan kita terjamin. Yesus telah menyempurnakan keselamatan kita. Oleh satu korban yang sempurna, yaitu diri-Nya, Yesus tidak hanya mencapai pengampunan dosa bagi bangsa Israel. Tetapi dengan satu korban, Yesus telah membeli pengampunan sempurna untuk orang-orang dari setiap masa, suku dan bahasa, orang-orang di masa lalu, masa kini dan masa depan, siapapun yang percaya kepada-Nya, Yesus berteriak, “Sudah selesai.” Yesus tidak akan mati untuk kedua kalinya. Tidak ada yang dapat membatalkan pengorbanan Yesus yang satu kali untuk selamanya. Satu korban sudah cukup untuk menyempurnakan semua orang percaya di sepanjang masa.
Pemberdayaan
Ibrani 10:15-18 – Dan tentang hal itu Roh Kudus juga memberi kesaksian kepada kita, sebab setelah Ia berfirman: “Inilah perjanjian yang akan Kuadakan dengan mereka sesudah waktu itu,” Ia berfirman pula: “Aku akan menaruh hukum-Ku di dalam hati mereka dan menuliskannya dalam akal budi mereka, dan Aku tidak lagi mengingat dosa-dosa dan kesalahan mereka.” Jadi apabila untuk semuanya itu ada pengampunan, tidak perlu lagi dipersembahkan korban karena dosa.
Inilah yang menakjubkan tentang perjanjian baru. Bukan hanya Yesus telah menyempurnakan keselamatan kita, tetapi Allah juga menuliskan hukum-Nya dalam hati dan pikiran kita. Jadi hukum Allah bukan lagi sesuatu yang harus kita taati di luar saja melainkan sesuatu yang ingin kita lakukan dari dalam. Ketaatan bukan lagi tentang, “Kamu harus berpakaian seperti ini. Kamu tidak boleh berpakaian seperti itu. Kamu tidak boleh makan ini dan kamu harus makan itu. Kamu harus melakukan ini dan itu …” Ketaatan bukan lagi hanya tentang satu set aturan tetapi tentang hati yang baru yang mencintai Yesus dan ingin menyenangkan Yesus. Ini tentang Allah yang membimbing setiap langkah kita melalui firman-Nya. Dan perhatikan, Allahlah yang mengambil inisiatif untuk menaruh hukum-hukum-Nya di dalam hati kita. Ini adalah karya anugerah Allah yang berdaulat semata-mata. Ketika kita menaruh iman kita kepada Yesus, Allah telah memberikan kita hati yang baru yang ingin menyenangkan Dia dan tidak berbuat dosa. Kita memiliki kuasa untuk berkata tidak kepada dosa. Kita harus ingat ini.
Tetapi kita juga harus ingat bahwa Allah telah memilih untuk tidak mengingat lagi dosa-dosa kita. Ini sangat penting. Bukan berarti Allah melupakan dosa kita. Allah itu sempurna. Dia tidak mendapatkan pengetahuan dan Dia tidak kehilangan pengetahuan. Dia tidak bisa melupakan apapun, termasuk dosa-dosa kita. Tetapi apa yang Allah lakukan adalah Dia memilih untuk tidak mengingatnya. Ini adalah pilihan yang Allah lakukan dengan sengaja. Ini berarti bahwa ketika Allah melihat kita, Dia menolak untuk membawa dosa-dosa kita dalam hubungannya dengan kita. Dia akan memperlakukan kita seolah-olah kita tidak pernah berbuat dosa. Bukan karena Dia lupa tetapi karena darah Yesus telah membayar harga dosa kita selamanya.
Dan inilah kesimpulan utamanya. Ibrani 10:18 – Jadi apabila untuk semuanya itu ada pengampunan, tidak perlu lagi dipersembahkan korban karena dosa. Perhatikan. Korban Yesus adalah cukup untuk mengampuni dosa-dosa kita untuk sepanjang masa, dan karena itu korban Yesus adalah cukup untuk mengakhiri semua korban lainnya. Di mana dosa telah diampuni, tidak lagi dibutuhkan korban karena dosa. Artinya adalah Allah tidak lagi menerima korban penghapus dosa. Inilah yang Allah katakan melalui penulis kitab Ibrani. “Aku sudah selesai dengan sistem tabernakel yang lama. Ada cara yang baru dan lebih baik bagi kamu untuk berhubungan dengan Aku.” Jika dalam sistem tabernakel, kita membutuhkan begitu banyak korban untuk dibenarkan di hadapan Allah, di cara yang baru Allah berkata dari Sorga, “Aku tidak lagi menginginkan korbanmu. Berhenti membawa korban kepada-Ku!” “Tetapi Tuhan, aku orang berdosa. Aku telah berdosa terhadapmu.” “Ya, Aku tahu kamu adalah orang berdosa dan kamu telah berdosa terhadap Aku.” “Kalau begitu Tuhan, aku perlu dibenarkan dengan-Mu. Aku harus membayar dosaku.” Allah menjawab, “Sudah dibayar.” “Tapi Tuhan, aku gagal kemarin. Aku berdosa tadi malam. Aku orang yang jahat.” “Ya, Aku tahu kamu gagal tadi malam. Bahkan, sebelum dunia dijadikan, Aku sudah tahu bahwa kamu akan gagal tadi malam. Dan mari Aku beritahu, kamu akan gagal lagi besok. Tetapi Aku tidak lagi menerima korban. Semua hutang dosa sudah dibayar lunas.” “Bagaimana mungkin?” “Karena Anak Domba Allah telah disembelih. Korban yang sempurna dan tanpa cacat telah dipersembahkan. Darah Yesus yang berharga telah ditumpahkan. Darah Putraku Yesus telah membayar semua dosamu. Sudah selesai! Tidak ada lagi korban. Tidak ada lagi darah. Yesus adalah korban dosa satu kali untuk selama-lamanya. Aku tidak lagi menerima korban atas dosa. Tidak ada yang dapat kamu lakukan yang dapat merubah keputusan-Ku. Yesus sudah melunasi semua hutang dosa.”
Sungguh kebenaran yang mengubahkan hidup. Mari kita satukan semua kebenaran tersebut. Pengorbanan Yesus satu kali untuk selamanya adalah korban yang mengakhiri semua korban. Pengorbanan Yesus satu kali untuk selamanya telah menyempurnakan setiap umat Kristus di sepanjang masa. Pengorbanan Yesus satu kali untuk selamanya telah sepenuhnya menghapus dosa masa lalu, masa kini dan masa depan dari setiap umat Kristus. Pengorbanan Yesus satu kali untuk selamanya menjamin keselamatan setiap umat Kristus untuk selama-lamanya. Saudara, inilah Injil. Injil mengatakan bahwa kita tidak akan pernah bisa menjadi cukup baik untuk mendapatkan keselamatan dan kita tidak akan pernah bisa menjadi begitu buruk untuk kehilangan keselamatan. Pekerjaan keselamatan adalah pekerjaan anugerah Allah yang berdaulat semata-mata dan hanya bisa dicapai melalui korban Yesus satu kali untuk selama-lamanya. Sudah selesai. Yang dapat kita lakukan hanyalah menerima kasih karunia melalui iman di dalam Yesus saja. Dan sewaktu kita diselamatkan, kita selamanya selamat. Dan inilah argumen penulis Ibrani. Jika inilah apa yang Yesus telah lakukan, mengapa mereka memikirkan untuk meninggalkan Yesus dan kembali ke bayangan?
Saya akan tutup dengan ini. Injil itu liar. Injil membuat kita merasa tidak nyaman. Maksud saya, Injil adalah kabar baik yang terlalu indah. Dan itu membuat kita merasa cemas. Saya ingat ketika saya awal-awal mulai mengkhotbahkan Injil, orang-orang sering mengatakan kepada saya, “Yos, kamu tidak bisa mengatakan hal-hal seperti itu. Kamu tidak bisa meyakinkan orang-orang tentang keselamatan mereka. Itu akan membuat mereka tidak serius dalam perjalanan mereka bersama Allah. Mereka akan menyalahgunakan kasih karunia Allah dan hidup sesuka mereka. Kasih karunia itu terlalu liar. Kita membutuhkan aturan. Kita membutuhkan hukum. Kita membutuhkan sistem tabernakel.” Ada bagian dari diri kita yang lebih menyukai bayangan daripada realita. Dan saya mengaku. Bahkan bagi saya yang telah mengkhotbahkan Injil selama bertahun-tahun, masih ada bagian dalam diri saya yang merasa tidak nyaman dengan kebenaran korban satu kali untuk selama-lamanya ini. Karena saya tahu akan ada beberapa dari anda yang mendengarkan apa yang saya katakan dan menggunakannya sebagai izin untuk berbuat dosa. Dan itu membuat saya merasa sedikit cemas. Tetapi saya juga tahu bahwa Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan. Ya, mungkin ada di antara anda yang akan menyalahgunakan kasih karunia. Tetapi akan ada banyak yang lainnya yang akan mengalami kuasa Allah melalui Injil kasih karunia. Dan peran saya sebagai pendeta anda bukanlah untuk menjadi polisi kasih karunia. Peran saya adalah untuk memberi tahu anda bahwa Yesus telah menyempurnakan keselamatan kita melalui pengorbanan-Nya yang satu kali untuk selamanya. Dan bahwa keselamatan kita sama amannya dengan posisi Yesus di sebelah kanan Allah. Coba pikirkan. Saat ini, Yesus yang mahakuasa sedang bersyafaat bagi kita di hadapan Allah. Jika itu benar, siapa yang dapat mengambil keselamatan kita? Inilah mengapa kita bisa mengatakan dengan yakin bersama dengan Paulus, Roma 8:38-39 – Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang, atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita. Amin. Mari kita berdoa.
Discussion questions:
- Read Hebrews 10:4. What is the purpose of the constant sacrifices in the old covenant if it cannot take away sins?
- What does it mean for God to desire obedience more than sacrifice? What does it tell us about the old covenant sacrifices and Jesus’ sacrifice?
- Explain what the author means when he says that “we have been sanctified through the offering of the body of Jesus Christ once for all.”
- Read Hebrews 10:14. What are the implications of this verse in our Christian life?
- How does the fact that God no longer accepts any offering for sin affect our relationship with God today?
- Can Christians lose their salvation? Explain why the answer to this question can be both encouraging and also make us feel uncomfortable at the same time.
Sorry, the comment form is closed at this time.