12 May Stewards of God’s authority
1 “Maka Yesus memanggil kedua belas murid-Nya, lalu memberikan tenaga dan kuasa kepada mereka untuk menguasai setan-setan dan untuk menyembuhkan penyakit-penyakit.
2 Dan Ia mengutus mereka untuk memberitakan Kerajaan Allah dan untuk menyembuhkan orang.”
Lukas 9:1-2.
Setiap murid Kristus diberi mandat Ilahi untuk mengelola tenaga (power) dan kuasa (otoritas) dalam memberitakan Kerajaan Allah.
Kuasa (otoritas) adalah milik Allah karena itu kita harus mengelolanya dengan bijak dan fokus kepada tujuan memuliakan Allah dan memperluas Kerajaan Allah.
Dengan kuasa (otoritas) sebagai pemegang mandat dalam menggunakan power (tenaga) supaya terjadi mujizat dalam berbagai hal (sakit penyakit disembuhkan, ikatan dilepaskan, setan dikuasai, pengaruh dikobarkan) dan Kerajaan Allah diperluas.
Mengapa kita perlu mengelola otoritas yang diberikan Allah?
- Otoritas (kuasa) perlu dikelola karena berkaitan dengan power (tenaga).
- Power (tenaga) tidak boleh digunakan dengan otoritas yang sembarangan.
Dalam kehidupan sehari-hari tidak jarang kita menemukan orang yang memiliki otoritas menjadi sombong, sok berkuasa bahkan menyalahgunakan otoritas untuk kepentingan pribadi, bukan untuk kemuliaan Tuhan dan memperluas Kerajaan Allah.
Sejak penciptaan manusia, Allah sudah memberikan hak pengelola kepada manusia bukan hak kepemilikan. ”Tuhan Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu” Kejadian 2:15.
Pengelola otoritas (kuasa) menjadi gaya hidup warga Kerajaan dalam setiap bidang kehidupan dan pengelola ini berkaitan dengan penggunaan power.
”Sebab Kerajaan Allah bukan terdiri dari perkataan tetapi dari kuasa” 1 Korintus 4:20.
Apa yang dimaksud dengan “pengelola otoritas”?
Pengelola (stewardship) berkaitan dengan mengatur sumber daya sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan dengan tepat dan benar.
”Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia Allah“ 1 Petrus 4:10.
Perlu kesediaan untuk melayani sesama dengan otoritas (kuasa), menggunakan power (tenaga), karunia (gift) yang kita terima dari Tuhan (berupa talenta, bakat, kepandaian, ketrampilan, waktu, harta, uang dll) untuk kepentingan Kerajaan Allah.
Power (dunamis/tenaga) bukan sekedar kekuatan tetapi seperti dinamit yang meledak, membakar setiap orang percaya untuk bertindak menaklukkan setan dan perbuatannya, menyembuhkan orang sakit, memberitakan kabar baik dan membawa orang menerima keselamatan serta menuntun orang menuju keserupaan dengan Kristus.
Power (dunamis/tenaga) adalah kekuatan untuk berbuat sesuatu sedangkan otoritas (kuasa, exousia) adalah hak/wewenang untuk menggunakan power tersebut.
Setiap warga Kerajaan Allah dipimpin Roh Kudus dan Roh Kudus bekerja untuk melengkapi kita dengan kuasa (otoritas) sehingga Firman Tuhan yang kita ucapkan tidak sia-sia tetapi ada kuasa dan manifestasinya.
Lukas 4:36 Dan semua orang takjub, lalu berkata seorang kepada yang lain, katanya: ”Alangkah hebatnya perkataan ini! Sebab dengan penuh wibawa dan kuasa, Ia memberi perintah kepada roh-roh jahat dan mereka’pun keluar.”
Pengelola otoritas (kuasa) harus memahami bahwa tujuannya untuk memperluas Kerajaan Allah. Tuhan berjanji menyertai dan memperlengkapi kita dengan power (dunamis) dan otoritas (kuasa, exousia).
Beberapa hal yang perlu dilakukan untuk kita mengelola otoritas yang diberikan:
- Pemilik Otoritas (Kuasa) Adalah Allah dan Kita Pengelolanya.
Setiap orang percaya adalah pengelola yang harus mengurus milik Tuhan dengan baik. Kita hanya punya hak pakai atau hak kelola bukan hak milik. Segalanya adalah milik Tuhan.
”Mazmur Daud. Tuhanlah yang empunya bumi serta segala isinya dan dunia serta yang diam di dalamnya. Sebab Dialah yang mendasarkannya di atas lautan dan menegakkannya di atas sungai-sungai” Mazmur 24:1-2.
Dengan mengerti hal ini, kita dapat mengelola otoritas (kuasa) dan melakukannya sesuai dengan kehendak Allah, untuk memperluas Kerajaan-Nya dan kemuliaan bagiNya.
”Permulaan hikmat adalah takut akan Tuhan dan mengenal Yang Mahakudus adalah pengertian“ Amsal 9:10.
Kita mengenal sang Pemilik otoritas, mengerti kehendakNya dan takut akan Dia, maka kita akan mengelola otoritas (kuasa) dengan bijaksana.
- Bertanggung Jawab Menggunakan Otoritas (Kuasa).
Mengingat bahwa kita bukan pemilik otoritas, maka perlu dipahami bagaimana mengelolanya secara bertanggung jawab. Dengan menyadari hal ini, maka kita akan mengelola dengan baik milik Tuhan yang dipercayakan kepada kita, bukan sebaliknya mengelola dengan asal-asalan, tidak serius karena merasa ini bukan milik kita.
Kesadaran bahwa yang kita kelola adalah milik Allah, memunculkan rasa tanggung jawab dan kita harus melaksanakan tanggung jawab secara maksimal dan akurat.
”Baiklah tiap-tiap orang menguji pekerjaannya sendiri; maka ia boleh bermegah melihat keadaannya sendiri dan bukan melihat keadaan orang lain” Galatia 6:4.
Apabila kita konsisten menjadi orang yang bertanggung jawab dalam mengelola power (dunamis) dan otoritas (kuasa) dalam segala hal, maka kita menjadi orang yang dipercaya oleh Tuhan dan sesama.
”Demikianlah hendaknya orang memandang kami: sebagai hamba-hamba Kristus, yang kepadanya dipercayakan rahasia Allah” 1 Korintus 4:1.
- Otoritas Diberikan Untuk Kemuliaan Allah.
Orang yang memuliakan Tuhan harus tau dan mengakui bahwa otoritas, karunia dan bakatnya berasal dari Tuhan, uang dan kesehatannya berasal dari Tuhan dan seterusnya berasal dari Tuhan. Karena itu semuanya harus dipakai untuk kemuliaan Tuhan.
Sewaktu kita bekerja, melayani, memberitakan Injil Kerajaan Allah, kita menggunakan power (dunamis) dan otoritas (kuasa), itu semua untuk kemuliaan Tuhan bukan untuk kepentingan kita. Memuliakan Tuhan berarti mengakui dan menghargai kemuliaan Tuhan diatas segalanya dan membuat kemuliaanNya dikenal melalui hidup kita.
”Aku menjawab: Jika engkau makan atau jika engkau minum atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah” 1 Korintus 10:31.
Segala sesuatu yang kita lakukan bukan untuk kepentingan diri sendiri tetapi harus bertujuan memuliakan Tuhan, menyenangkan dan menghormati Dia. Bahkan dalam hal yang paling sederhana (seperti makan, minum), juga harus memuliakan Tuhan. Tujuannya membuat orang yang berada di sekitar kita beroleh selamat dan menjadi murid Kristus.
Kita harus selalu menyadari bahwa tugas/panggilan utama setiap orang percaya sebagai murid Kristus adalah menobatkan jiwa-jiwa baru (melakukan penginjilan), kemudian memuridkannya. Itulah buah jiwa-jiwa yang kita hasilkan seperti ada tertulis:
”Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku” Yohanes 15:8.
Tuhan mau kita memuliakan Allah dengan berbuah banyak dan tetap.
Tuhan mau melepaskan suatu gelombang baru yaitu kuasa supranatural dan kita harus mengimpartasikannya kepada generasi selanjutnya dengan roh yang menyala-nyala.
2 Timotius 1:6 “Karena itulah kuperingatkan engkau untuk mengobarkan karunia Allah yang ada padamu oleh penumpangan tanganku atasmu”.
Sebagai murid Kristus, kita tidak boleh berdiam diri atas dunia yang semakin jahat dan rusak ini, kita perlu bergerak dengan otoritas (kuasa) Allah.
Filipi 2:15 “Supaya kamu tiada beraib dan tiada bernoda, sebagai anak-anak Allah yang tidak bercela di tengah-tengah angkatan yang bengkok hatinya dan yang sesat ini sehingga kamu bercahaya di antara mereka seperti bintang-bintang di dunia.”
Yohanes 1:12 “Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya.”
Jika kuasa Tuhan kita kobarkan dalam segala aspek kehidupan, maka akan menghasilkan perkara dahsyat dengan dampak yang luar biasa.
Lukas 9:2 “Dan Ia mengutus mereka untuk memberitakan Kerajaan Allah dan untuk menyembuhkan orang.”
Zakharia 4:6 “Maka berbicaralah ia, katanya: ”Inilah firman TUHAN kepada Zerubabel bunyinya: Bukan dengan keperkasaan dan bukan dengan kekuatan, melainkan dengan roh-Ku, firman TUHAN semesta alam.”
Setiap warga Kerajaan ditetapkan untuk memberi pengaruh dan perubahan dalam hidup orang lain, sekecil apa’pun posisi kita.
2 Orang Aram pernah keluar bergerombolan dan membawa tertawan seorang anak perempuan dari negeri Israel. Ia menjadi pelayan pada isteri Naaman.
3 Berkatalah gadis itu kepada nyonyanya: ”Sekiranya tuanku menghadap nabi yg di Samaria itu, maka tentulah nabi itu akan menyembuhkan dia dari penyakitnya.”
2 Raja-raja 5:2-3
Markus 11:22 Yesus menjawab mereka: “Percayalah kepada Allah!”
20 Pagi-pagi ketika Yesus dan murid-murid-Nya lewat, mereka melihat pohon ara tadi sudah kering sampai ke akar-akarnya.
21 Maka teringatlah Petrus akan apa yang telah terjadi, lalu ia berkata kepada Yesus: “Rabi, lihatlah, pohon ara yang Kau kutuk itu sudah kering”
Markus 11:20-21.
Apa yang Yesus katakan terjadi, sebuah pohon dikutuk sampai kering ke akar-akarnya, bukan hanya daunnya saja. Yesus melakukan mukjizat spektakuler dengan membuat pohon ara layu dengan perkataan dan perintahnya.
Yesus ingin kita (para muridNya) memahami bahwa kita juga dapat melakukan hal-hal menakjubkan di dalam otoritas-Nya. Yesus menjawab Petrus dan para murid yang lain “percayalah kepada Allah”, yang dalam terjemahan bahasa Inggris dikatakan: “have faith in God” artinya “milikilah iman di dalam Tuhan”.
- Jika anda sedang sakit hari ini, katakan kepada penyakitmu untuk meninggalkan tubuhmu dan bahkan kesembuhan yang engkau terima itu lengkap (sempurna dan permanen). Bukan sekadar simtomnya saja yang hilang tetapi sampai kepada akar-akar penyakitmu dicabut dalam nama Yesus.
- Jika anda sedang bergumul dengan masalah keluarga, ekonomi, pekerjaan dan apapun juga, katakan bahwa hari ini anda akan mendapatkan hikmat Tuhan untuk mengambil keputusan dengan benar mengatasi masalah anda sampai ke akar-akarnya.
- Jangan hanya fokus kepada simtom dari masalahmu saja, minta hikmat kepada Tuhan untuk pengertian yang baru hari ini sehingga engkau tahu akar permasalahanmu.
Sorry, the comment form is closed at this time.