28 Jul The call to give away everything? Part 2
Ketiga, pada waktu di zaman gereja mula-mula nama Barbabas dikagumi sebagai seorang dermawan dan juga dikenal sebagai anak penghiburan.
Pada waktu itu orang-orang percaya dengan rela menjual rumah-rumah dan tanah-tanah mereka dan mengumpulkan uang mereka untuk orang miskin, dikatakan begini:
KISAH RASUL 4:34-37:
- Sebab tidak ada seorangpun yang berkekurangan di antara mereka; karena semua orang yang mempunyai tanah atau rumah, menjual kepunyaannya itu, dan hasil penjualan itu mereka bawa
- dan mereka letakkan di depan kaki rasul-rasul; lalu dibagi-bagikan kepada setiap orang sesuai dengan keperluannya.
- Demikian pula dengan Yusuf, yang oleh rasul-rasul disebut Barnabas, artinya anak penghiburan, seorang Lewi dari Siprus.
- Ia menjual ladang, miliknya, lalu membawa uangnya itu dan meletakkannya di depan kaki rasul-rasul.
Jelas sekali dan tidak diragukan lagi Yusuf Barabas menjual aset nya yang sangat berharga, tapi tidak disebut Dia menjual seluruh aset nya.
Ke Empat, pada suatu peristiwa rasul Paulus mengumpulkan persembahan untuk orang miskin di gereja di Yerusalem dari gereja-gereja diluar Yerusalem, dan kepada gereja di Korintus Paulus berkata demikian,
1 KORINTUS 16:1-2:
- Tentang pengumpulan uang bagi orang-orang kudus, hendaklah kamu berbuat sesuai dengan petunjuk-petunjuk yang kuberikan kepada Jemaat-jemaat di Galatia.
- Pada hari pertama dari tiap-tiap minggu hendaklah kamu masing-masing–sesuai dengan apa yang kamu peroleh–menyisihkan sesuatu dan menyimpannya di rumah, supaya jangan pengumpulan itu baru diadakan, kalau aku datang.
Idenya Paulus begini:
Biarlah tiap orang yang punya menyisihkan sebagai dari kepunyaanya ( bukan semua nya), yang punya banyak menyisihkan banyak, dan yang punya sedikit menyisihkan sedikit. Semua punya sesuatu untuk diberikan kepada yang kurang.
Work, Have, Give
Ke Lima, Paulus berkata:
1 TESALONIKA 4:11-12:
- Dan anggaplah sebagai suatu kehormatan untuk hidup tenang, untuk mengurus persoalan-persoalan sendiri dan bekerja dengan tangan, seperti yang telah kami pesankan kepadamu,
- sehingga kamu hidup sebagai orang-orang yang sopan di mata orang luar dan tidak bergantung pada mereka
Dalam kehidupan sehari-hari kita di gereja, dan juga dalam kehidupan normal di dunia, kita semua harus punya satu sumber pengasilan yang bisa jadi andalan untuk melakukan kehidupan yang baik dan Sehat, dan juga menghindari kita dari dosa kemalasan yang bisa menghancurkan kehidupan kita.
Dikatakan bahwa,
”sehingga kamu hidup sebagai orang-orang yang sopan di mata orang luar dan tidak bergantung pada mereka “
Hal itu berarti, kita harus punya penghasilan yang lebih dari cukup untuk membayar semua kebutuhan hidup kita.
Kita tidak bisa memberikan seluruh penghasilan kita.
Kita harus punya infestasi dan tabungan untuk kelangsungan hidup kita yg baik dan tidak bergantung atau menjadi tanggungan dan beban orang lain.
“The normal pattern is to make a living, pay your own way, and turn your whole life into a ministry.”
Ke Enam, Rasul Paulus berkata,
EFESUS:4:28:
Orang yang mencuri, janganlah ia mencuri lagi, tetapi baiklah ia bekerja keras dan melakukan pekerjaan yang baik dengan tangannya sendiri, supaya ia dapat membagikan sesuatu kepada orang yang berkekurangan.
Ada tiga pilihan penghasilan:
- Kita bisa MENCURI
- Kita bisa BEKERJA untuk Punya
- Kita bisa BEKERJA untuk punya dan bisa MEMBERI
KESIMPULAN:
Sebagaimana uang mengalir melalui tangan kita untuk sesuatu yang sangat berguna baik orang miskin, ataupun di investasikan yang berguna menolong bagi masyarakat banyak, sehingga kita tidak tergantung dan menjadi beban yang menyusahkan kepada orang lain.
Pempunyai penghasilan yang lebih dari sekedar cukup akan membuat kita bisa memberi, memberi, dan memberi dengan tidak menjadi cemoohan bagi orang lain.
Mari kita pikirkan juga untuk bisa memberi pada pelayanan penginjilan dan membantu menenuhi kebutuhan gereja.
Sebagaimana Rasul Paulus juga mengambil uang dari satu gereja dan diberikan kepada gereja yang lain yang sedang membutuhkan.
Ke Tujuh, rasul Paulus memberikan contoh dari kehidupan pribadi nya yang punya hak untuk full support tapi dia tidak menggunakanya supaya tidak jadi contoh yang buruk.
2 TESALONIKA 3:7-13:
- Sebab kamu sendiri tahu, bagaimana kamu harus mengikuti teladan kami, karena kami tidak lalai bekerja di antara kamu,
- dan tidak makan roti orang dengan percuma, tetapi kami berusaha dan berjerih payah siang malam, supaya jangan menjadi beban bagi siapapun di antara kamu.
- Bukan karena kami tidak berhak untuk itu, melainkan karena kami mau menjadikan diri kami teladan bagi kamu, supaya kamu ikuti.
- Sebab, juga waktu kami berada di antara kamu, kami memberi peringatan ini kepada kamu: jika seorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan.
- Kami katakan ini karena kami dengar, bahwa ada orang yang tidak tertib hidupnya dan tidak bekerja, melainkan sibuk dengan hal-hal yang tidak berguna.
- Orang-orang yang demikian kami peringati dan nasihati dalam Tuhan Yesus Kristus, supaya mereka tetap tenang melakukan pekerjaannya dan dengan demikian makan makanannya sendiri.
- Dan kamu, saudara-saudara, janganlah jemu-jemu berbuat apa yang baik.
The normal pattern in the early church — and in Christianity — for day-to-day life is to make a living, pay your own way, and turn your whole life into a ministry.
People and Percentages
Dalam Perjanjian Baru, pada kehidupan Tuhan Yesus dan para rasul menjalani kehidupan rohani mereka sehari-hari, banyak ayat Firman Tuhan yang berbicara bawa kita tidak punya apa-apa, dan bagaimana seharusnya kita mempersembahkan milik kita kepada Tuhan.
Saya hanya akan bahas dua hal saja, yang akan membuat kita sedikit mengerti apa dan kenapa nabi Nuh bisa seperti itu:
Pertama, atau A,
Jangan hanya berpikir berapa persen yang bisa kita persembahkan. Tapi pikirkanlah orang-orang yang berada disekitar dan kebutuhan mereka yang bisa kita bantu.
Begini maksud saya,
Sorry, the comment form is closed at this time.