18 Nov The Presence of God
“Diberitahukanlah kepada raja Daud, demikian: “TUHAN memberkati seisi rumah Obed-Edom dan segala yang ada padanya oleh karena tabut Allah itu.” Lalu Daud pergi mengangkut tabut Allah itu dari rumah Obed-Edom ke kota Daud dengan sukacita. Apabila pengangkat-pengangkat tabut TUHAN itu melangkah maju enam langkah, maka ia mengorbankan seekor lembu dan seekor anak lembu gemukan. Dan Daud menari-nari di hadapan TUHAN dengan sekuat tenaga; ia berbaju efod dari kain lenan. Daud dan seluruh orang Israel mengangkut tabut TUHAN itu dengan diiringi sorak dan bunyi sangkakala.” 2 Samuel 6:12-15
Sampai hari ini suku Yehuda yang tetap memegang tahta kerjaan; raja Daud dan Tuhan Yesus adalah keturunan dari Yehuda.
Setiap orang mencari pujian dari manusia, tetapi Daud mendapatkan pujian dari Tuhan sendiri.
“Setelah Saul disingkirkan, Allah mengangkat Daud menjadi raja mereka. Tentang Daud Allah telah menyatakan: Aku telah mendapat Daud bin Isai, seorang yang berkenan di hati-Ku dan yang melakukan segala kehendak-Ku.” Kisah Para Rasul 13:22
Pujian dari manusia hanya berlaku sementara saja, namun pujian dari Tuhan kekal selamanya. Tuhan kita tidak pernah berubah! Biarlah kita juga seperti raja Daud yang mencari hanya pujian dari Tuhan, bukan dari manusia.
Ayub adalah contoh lain manusia yang dipuji oleh Tuhan sendiri:
“Pada suatu hari datanglah anak-anak Allah menghadap TUHAN dan di antara mereka datanglah juga Iblis. Maka bertanyalah TUHAN kepada Iblis: “Dari mana engkau?” Lalu jawab Iblis kepada TUHAN: “Dari perjalanan mengelilingi dan menjelajah bumi.” Lalu bertanyalah TUHAN kepada Iblis: “Apakah engkau memperhatikan hamba-Ku Ayub? Sebab tiada seorangpun di bumi seperti dia, yang demikian saleh dan jujur, yang takut akan Allah dan menjauhi kejahatan.”” Ayub 1:6-8
Raja Daud tahu bahwa kemuliaan Tuhan telah pergi dari bangsa Israel, dan ia mau membawa kembali tabut perjanjian Tuhan kembali ke bangsa Israel. Waktu itu telah 80 tahun tabut perjanjian Tuhan hilang dari Israel. Daud mempersiapkan 30,000 orang-orang pilihan untuk membawa kembali tabut perjanjian Tuhan.
Kemulian Tuhan adalah hadirat Tuhan.
“Lalu berperanglah orang Filistin, sehingga orang Israel terpukul kalah. Mereka melarikan diri masing-masing ke kemahnya. Amatlah besar kekalahan itu: dari pihak Israel gugur tiga puluh ribu orang pasukan berjalan kaki. Lagipula tabut Allah dirampas dan kedua anak Eli, Hofni dan Pinehas, tewas… Adapun menantunya perempuan, isteri Pinehas, sudah hamil tua. Ketika didengarnya kabar itu, bahwa tabut Allah telah dirampas dan mertuanya laki-laki serta suaminya telah mati, duduklah ia berlutut, lalu bersalin, sebab ia kedatangan sakit beranak. Ketika ia hampir mati, berkatalah perempuan-perempuan yang berdiri di dekatnya: “Janganlah takut, sebab engkau telah melahirkan seorang anak laki-laki.” Tetapi ia tidak menjawab dan tidak memperhatikannya. Ia menamai anak itu Ikabod, katanya: “Telah lenyap kemuliaan dari Israel” –karena tabut Allah sudah dirampas dan karena mertuanya dan suaminya. Katanya: “Telah lenyap kemuliaan dari Israel, sebab tabut Allah telah dirampas.”” 1 Samuel 4:10-11, 19-22
Apakah Ikabod di dalam hidupmu hari ini? Apakah kemuliaan Tuhan telah hilang dari hidup-mu?
Kembali ke cerita raja Daud yang menari-nari di hadapan Tuhan; raja Daud adalah seorang penyembah Tuhan, 2/3 dari kitab Mazmur ditulis oleh-nya.
“Daud mengumpulkan pula semua orang pilihan di antara orang Israel, tiga puluh ribu orang banyaknya. Kemudian bersiaplah Daud, lalu berjalan dari Baale-Yehuda dengan seluruh rakyat yang menyertainya, untuk mengangkut dari sana tabut Allah, yang disebut dengan nama TUHAN semesta alam yang bertakhta di atas kerubim. menaikkan tabut Allah itu ke dalam kereta yang baru setelah mengangkatnya dari rumah Abinadab yang di atas bukit. Lalu Uza dan Ahyo, anak-anak Abinadab, mengantarkan kereta itu. berjalan di samping tabut Allah itu, sedang Ahyo berjalan di depan tabut itu… Dan Daud menari-nari di hadapan TUHAN dengan sekuat tenaga; ia berbaju efod dari kain lenan.” 2 Samuel 6:1-4, 14
Di saat kita menyembah Tuhan maka berkat-Nya akan dicurahkan atas hidup kita.
“Tetapi kamu harus beribadah kepada TUHAN, Allahmu; maka Ia akan memberkati roti makananmu dan air minumanmu dan Aku akan menjauhkan penyakit dari tengah-tengahmu.” Keluaran 23:25
Prioritas pertama dalah hidup setiap kita adalah meninggikan dan menyembah Tuhan. Apapun juga yang kita lakukan biarlah kita lakukan bagi Tuhan; dan carilah “approval” dari Tuhan, bukan manusia. Daud tidak malu menari-nari bagi Tuhan sebab dia tidak peduli dengan pendapat manusia.
“Dan Daud menari-nari di hadapan TUHAN dengan sekuat tenaga; ia berbaju efod dari kain lenan. Daud dan seluruh orang Israel mengangkut tabut TUHAN itu dengan diiringi sorak dan bunyi sangkakala. Ketika tabut TUHAN itu masuk ke kota Daud, maka Mikhal, anak perempuan Saul, menjenguk dari jendela, lalu melihat raja Daud meloncat-loncat serta menari-nari di hadapan TUHAN. Sebab itu ia memandang rendah Daud dalam hatinya. Tabut TUHAN itu dibawa masuk, lalu diletakkan di tempatnya, di dalam kemah yang dibentangkan Daud untuk itu, kemudian Daud mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan di hadapan TUHAN. Setelah Daud selesai mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan, diberkatinyalah bangsa itu demi nama TUHAN semesta alam. Lalu dibagikannya kepada seluruh bangsa itu, kepada seluruh khalayak ramai Israel, baik laki-laki maupun perempuan, kepada masing-masing seketul roti bundar, sekerat daging, dan sepotong kue kismis. Sesudah itu pergilah seluruh bangsa itu, masing-masing ke rumahnya. Ketika Daud pulang untuk memberi salam kepada seisi rumahnya, maka keluarlah Mikhal binti Saul mendapatkan Daud, katanya: “Betapa raja orang Israel, yang menelanjangi dirinya pada hari ini di depan mata budak-budak perempuan para hambanya, merasa dirinya terhormat pada hari ini, seperti orang hina dengan tidak malu-malu menelanjangi dirinya!” Tetapi berkatalah Daud kepada Mikhal: “Di hadapan TUHAN, yang telah memilih aku dengan menyisihkan ayahmu dan segenap keluarganya untuk menunjuk aku menjadi raja atas umat TUHAN, yakni atas Israel, –di hadapan TUHAN aku menari-nari, bahkan aku akan menghinakan diriku lebih dari pada itu; engkau akan memandang aku rendah, tetapi bersama-sama budak-budak perempuan yang kaukatakan itu, bersama-sama merekalah aku mau dihormati.” Mikhal binti Saul tidak mendapat anak sampai hari matinya.” 2 Samuel 6:14-23
No Comments