Disiplin pribadi sebagai orang tua – Mar 12

By: Edwan Putro

 

Satu hal yang sangat mengagumkan dalam Lukas 2:41-52 tentang “Yesus pada umur dua belas tahun dalam Bait Allah”, yaitu Yesus sudah bertanya-jawab dengan para alim ulama di Bait Allah (ayat 46) selama Yesus menghilang dalam perjalanan pulang dari Yerusalem. “Alim Ulama” dalam bahasa Yunani disebut didaskalos atau Guru (teachers) pada terjemahan NIV. Menariknya, Yesus tidak hanya sekedar bertanya, tetapi juga menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan oleh para Guru.

 

Dan semua orang yang mendengar Dia sangat heran akan kecerdasan-Nya dan segala jawab yang diberikan-Nya. Lukas 2:47 Sangatlah menggugah hati saya sebagai orang tua ketika merenungkan firman ini, khususnya ayat 47. Satu pujian yang diucapkan oleh pihak lain kepada Yesus yang masih berumur 12 tahun. Meskipun tidak diketahui dengan jelas tentang topik apa saja yang mereka sharing-kan selama 3 hari, saya menafsirkan bahwa salah satu topiknya adalah tentang hukum Taurat.

 

Jika kita lihat dari sudut pandang Orang Tua, betapa luar biasanya keluarga Yusuf dan Maria mendidik Yesus. Dapat dibayangkan bagaimana kondisi kehidupan pada waktu itu, dimana tidak ada internet dan barang elektronik seperti smart-mobilephone, bahkan buku pun belum dicetak secara masal. Tiga pertanyaan yang muncul yaitu bagaimana peran Maria dan Yusuf sebagai orang tua dalam kehidupan Yesus? Bagaimana caranya Yesus dapat memahami hukum Taurat sampai umur 12 tahun? Apakah Dia belajar secara otodidak tentang hukum Taurat?

 

Diasumsikan bahwa umur Yesus setara dengan siswa lulusan Sekolah Dasar. Dalam kurun waktu kurang lebih 6 tahun, Maria dan Yusuf membekali Yesus dengan dasar yang kokoh, tidak hanya mengajari Yesus membaca-menulis-menghitung, tetapi juga memberikan contoh kedisiplinan yang luar biasa kepada Yesus. Hal ini tercermin dari pujian yang diucapkan oleh para Guru kepada Yesus.

 

Dengan disiplin sejak dini, seorang anak mempunyai inisiatif yang tinggi untuk belajar dan mandiri, khususnya membaca alkitab sebagai pembentukan karakter dan kepribadian yang serupa dengan gambar Allah. Karena Yesus mengetahui dengan pasti bahwa Dia adalah anak Allah (Yohanes 1:14), Dia juga mempelajari firman Allah lebih dalam lagi (ayat 52).

 

Hal ini tidak hanya berlaku untuk orang tua (parent), tetapi juga berlaku untuk orang yang lebih tua dari teman-teman anda, karena kita harus memberikan teladan yang benar sebagai anak Tuhan. Karena tidak ada pohon yang baik yang menghasilkan buah yang tidak baik, dan juga tidak ada pohon yang tidak baik yang menghasilkan buah yang baik. Lukas 6:43. Perlihatkan contoh tentang dispilin dalam kehidupan anak anda dan anak-anak Tuhan. Pupuklah mereka dengan Firman Tuhan sedini mungkin, supaya mereka berjalan dalam bimbingan Tuhan secara langsung untuk menggenapi Purpose and Destiny mereka.

 

Tags:
,
No Comments

Sorry, the comment form is closed at this time.