Hidup di dalam kemerdekaan

Galatia 5:1-15

1 Supaya kita sungguh-sungguh merdeka, Kristus telah memerdekakan kita. Karena itu berdirilah teguh dan jangan mau lagi dikenakan kuk perhambaan. 2 Sesungguhnya, aku, Paulus, berkata kepadamu: jikalau kamu menyunatkan dirimu, Kristus sama sekali tidak akan berguna bagimu. 3 Sekali lagi aku katakan kepada setiap orang yang menyunatkan dirinya, bahwa ia wajib melakukan seluruh hukum Taurat. 4 Kamu lepas dari Kristus, jikalau kamu mengharapkan kebenaran oleh hukum Taurat; kamu hidup di luar kasih karunia. 5 Sebab oleh Roh, dan karena iman, kita menantikan kebenaran yang kita harapkan. 6 Sebab bagi orang-orang yang ada di dalam Kristus Yesus hal bersunat atau tidak bersunat tidak mempunyai sesuatu arti, hanya iman yang bekerja oleh kasih. 7 Dahulu kamu berlomba dengan baik. Siapakah yang menghalang-halangi kamu, sehingga kamu tidak menuruti kebenaran lagi? 8 Ajakan untuk tidak menurutinya lagi bukan datang dari Dia, yang memanggil kamu. 9 Sedikit ragi sudah mengkhamirkan seluruh adonan. 10 Dalam Tuhan aku yakin tentang kamu, bahwa kamu tidak mempunyai pendirian lain dari pada pendirian ini. Tetapi barangsiapa yang mengacaukan kamu, ia akan menanggung hukumannya, siapapun juga dia. 11 Dan lagi aku ini, saudara-saudara, jikalau aku masih memberitakan sunat, mengapakah aku masih dianiaya juga? Sebab kalau demikian, salib bukan batu sandungan lagi. 12 Baiklah mereka yang menghasut kamu itu mengebirikan saja dirinya! 13 Saudara-saudara, memang kamu telah dipanggil untuk merdeka. Tetapi janganlah kamu mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa, melainkan layanilah seorang akan yang lain oleh kasih. 14 Sebab seluruh hukum Taurat tercakup dalam satu firman ini, yaitu: “Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri!” 15 Tetapi jikalau kamu saling menggigit dan saling menelan, awaslah, supaya jangan kamu saling membinasakan.

 

Adakah yang pernah menonton Braveheart? Ini adalah salah satu dari film yang harus ditonton. Jika anda sudah pernah nonton, maka anda tahu bahwa ada adegan yang tidak terlupakan di film ini. Ini adalah ketika Mel Gibson, berperan sebagai William Wallace, mengecat wajahnya dalam warna bendera Skotlandia, biru dan putih, dan ia mengangkat tangannya dan berteriak “freedom.” Dan pasukan Skotlandia menyerbu ke depan untuk memperjuangkan kemerdekaan mereka. Setiap kali saya membaca bagian awal dari Galatia 5, inilah gambaran yang terlintas dalam pikiran saya. Paulus mengangkat tangannya dan berteriak “freedom” ke gereja di Galatia. Namun ada perbedaan besar. Wallace berjuang untuk mendapatkan kemerdekaan mereka sementara Paul mengatakan kepada gereja di Galatia untuk berjuang mempertahankan kemerdekaan mereka. Ada musuh yang mencoba merampok gereja di Galatia dari kemerdekaan mereka di dalam Kristus dan Paulus tidak akan membiarkan ini terjadi. Dia menulis kepada gereja di Galatia di Galatia 5:1 – Supaya kita sungguh-sungguh merdeka, Kristus telah memerdekakan kita. Karena itu berdirilah teguh dan jangan mau lagi dikenakan kuk perhambaan. Dengan cara yang sama, ada musuh yang mencoba merampas kemerdekaan kita di dalam Kristus hari ini dan Paulus mengatakan kepada kita untuk berdiri teguh dalam kebebasan kita. Paulus pada dasarnya mengatakan, “Pertahankan pesan dari Injil. Jangan biarkan orang lain mengatakan hal yang lain kepadamu. Jangan mencoba menambahkan sesuatu ke dalam Injil. Karena pada saat kamu mencoba menambahkan sesuatu pada Injil, kamu kehilangan kebebasanmu di dalam Kristus dan telah menjadi hamba lagi.”

Jadi, apakah Injil itu? Kata injil secara harfiah berarti “kabar baik.” Tetapi untuk mendapatkan kabar baik, anda harus memiliki kabar buruk terlebih dahulu. Tidak ada kabar baik tanpa kabar buruk. Dan ini berita buruknya. Anda mati dalam dosa-dosa anda. Tidak ada satu pun dari kita yang dari mulanya menginginkan Tuhan, setidaknya bukan Tuhan yang hidup yang kita temukan di Alkitab. Kita mungkin besar di dalam keluarga agamawi dan tertarik pada konsep tuhan sampai dalam taraf tertentu. Tetapi tuhan ini bukanlah Tuhan dari Alkitab. Kita menginginkan Tuhan yang dapat kita kendalikan, Tuhan yang dapat membantu kita mencapai apa yang kita inginkan, Tuhan yang dapat memberi makan ego kita. Tidak ada satu pun dari kita tertarik pada Allah Alkitab yang berdaulat. Tuhan dalam Alkitab adalah Tuhan yang memerintahkan semua pengabdian kita. Dia tidak ada untuk kita; kita ada untuk dia. Tetapi karena dosa di dalam hati kita, kita menghindari pemikiran Tuhan yang Alkitabiah. Kita adalah makhluk yang egois yang ingin menggunakan Tuhan untuk kepentingan kita sendiri. Kita membenci Allah Alkitab. Kita mati dalam pelanggaran kita. Itulah realitas kehidupan rohani kita. Anda membenci Yesus dan anda tidak ingin memiliki hubungan dengan Yesus. Itulah kita. Itu adalah kabar buruk dari Injil. Anda dan saya tidak bisa berjalan menuju Yesus. Kita sudah mati. Kita tidak menemukan Yesus. Kita bersembunyi dan lari dari Yesus. TAPI kemudian, Yesus menemukan kita. Kita tidak menemukan Yesus. Yesus menemukan kita.

Satu-satunya alasan, izinkan saya mengulangi ini, satu-satunya alasan, bahwa hari ini banyak dari anda dapat mengatakan bahwa anda mengasihi Yesus dan hati anda berdetak untuk Yesus adalah karena Allah, dalam kasih karunia dan belas kasihnya, menghembuskan kehidupan ke dalam kematian rohani anda. Dan saat nafas hidupnya menyerang kematian anda, tiba-tiba mata anda terbuka dan anda melihat Yesus. Tidak hanya anda melihat Yesus, tetapi hati anda tertarik pada kecantikannya. Anda mulai menginginkan dia. Anda mulai mencintai dia. Anda mulai percaya pada dia. Dan pada saat itu juga, saat anda menaruh iman anda kepada Kristus, anda diampuni dari semua dosa anda. Bukan sebagian dari dosa anda tetapi semua dosa anda. Anda dijadikan benar dihadapan Tuhan secara instan. Anda tidak perlu melakukan apa pun. Anda dibenarkan oleh Allah hanya karena iman. Injil memberi tahu anda bahwa tidak ada yang dapat anda lakukan untuk menyelamatkan diri anda sendiri tetapi injil juga memberitahu anda bahwa Kristus telah membeli keselamatan anda. Tidak dengan mortgage atau hutang. Dia membayarnya penuh di kayu salib. Anda diselamatkan oleh anugerah melalui iman saja. Ini adalah kemerdekaan yang telah dibeli oleh Kristus bagi kita. Inilah kebebasan yang kita miliki di dalam Kristus. Anda tidak perlu membayar satu sen pun. Darah Yesus telah membeli anda. Anda milik Kristus selamanya. Dan tidak ada yang bisa memisahkan anda dari kasihnya. Bahkan dosa-dosamu. Ini adalah Injil yang Paulus kabarkan.

 

Namun, Injil kasih karunia ini liar dan banyak orang tidak menyukainya. Anda sering mendengar perkataan seperti ini. “Iya Injil tapi …” Selalu ada tapi di perkataan mereka. Pada dasarnya apa yang mereka katakan adalah kita butuh keseimbangan. “Kita tidak bisa terlalu banyak berbicara injil karena itu akan menciptakan ketidakseimbangan dalam kehidupan kekristenan. Kita perlu mengajar orang-orang untuk melakukan perbuatan baik juga. Jika kita terus mengatakan kepada orang-orang bahwa mereka tidak perlu melakukan apa pun untuk diselamatkan selain mempercayai Yesus, maka mereka akan hidup liar. Mereka akan melakukan apa pun yang mereka inginkan.” Pernahkah anda mendengar garis pemikiran ini sebelumnya? Ada beberapa elemen kebenaran di dalamnya. Sewaktu ketika saya masi di year 7 sampai 11, saya adalah seorang siswa yang baik. Nilai saya cukup tinggi dan saya adalah salah satu siswa terbaik di sekolah saya. Tetapi tidak lama setelah saya memasuki year 12, saya menemukan bahwa saya akan pergi ke Dallas Texas untuk Sekolah Alkitab. Pada awalnya, saya membenci pemikiran untuk pergi ke sekolah Alkitab di Dallas Texas. Tetapi tidak lama kemudian, saya menemukan bahwa pergi ke sekolah Alkitab di Dallas membawa manfaat yang besar. Sekolah di Dallas tidak membutuhkan hasil HSC saya. Saya dijamin diterima masuk ke sekolah Alkitab tanpa hasil HSC saya. Ini adalah kabar baik. Jadi, anda tahu apa yang saya lakukan sepanjang year 12? Saya mencium selamat tinggal kepada buku teks saya dan tugas-tugas saya. Jangan tanya saya berapa hasil HSC saya.

Jadi ini adalah gagasan di balik memiliki keseimbangan antara Injil dan perbuatan baik. Jika keselamatan adalah kasih karunia melalui iman saja, jika kita dibenarkan hanya dengan mempercayai Yesus saja, maka orang-orang akan kehilangan dorongan untuk menjalani kehidupan yang baik. Mereka akan menjadi liar. Jadi untuk menyeimbangkan Injil, beberapa orang mulai mengajarkan gereja di Galatia bahwa agar anda dapat diselamatkan, anda membutuhkan lebih dari sekedar Injil. Anda juga harus mematuhi hukum Taurat. Dan ketaatan pada hukum Taurat itu datang dalam bentuk sunat. Orang-orang ini tidak menolak Injil. Mereka menegaskan kebenaran Injil. Tetapi argumen mereka adalah bahwa Injil saja tidak cukup baik. Mereka membutuhkan Injil dan sunat agar dapat benar di hadapan Allah. Dan Paulus menulis surat ke gereja di Galatia untuk menangani masalah ini. Paulus pada dasarnya mengatakan bahwa pada saat kita menambahkan sesuatu pada Injil, Injil sudah lagi tidak menjadi kabar baik. Untuk menambahkan sesuatu pada Injil berarti kehilangan kemerdekaan kita di dalam Kristus dan kembali ke kuk perhambaan. Jadi itulah argumen Paulus untuk empat pasal pertama dari kitab Galatia. Perikop kita malam ini ada di Galatia 5. Ada pergeseran yang terjadi dalam bab ini. Paulus tidak hanya menjelaskan kepada kita pentingnya berpegang pada kebenaran Injil, tetapi dia juga menunjukkan kepada kita bagaimana Injil harus mengubah kehidupan kita sehari-hari. Jadi pasal ini bersifat teologis dan praktis. Mari kita masuk ke dalamnya.

 

Ada tiga hal yang diajarkan bagian ini kepada kita. Musuh-musuh kemerdekaan; bagaimana hidup dalam kemederkaan; Gambaran kehidupan dalam kemerdekaan.

 

 

Musuh-musuh kemerdekaan

 

Paulus mengatakan kepada kita bahwa ada dua musuh yang melawan kemerdekaan kita. Musuh pertama adalah legalisme. Jika anda tidak tahu apa arti kata itu, legalisme berarti bahwa Injil saja tidak cukup untuk menyelamatkan kita. Kita membutuhkan Injil dan sesuatu yang lain. Mantra mereka adalah “Yesus plus…” Galatia 5:2-4 – Sesungguhnya, aku, Paulus, berkata kepadamu: jikalau kamu menyunatkan dirimu, Kristus sama sekali tidak akan berguna bagimu. Sekali lagi aku katakan kepada setiap orang yang menyunatkan dirinya, bahwa ia wajib melakukan seluruh hukum Taurat. Kamu lepas dari Kristus, jikalau kamu mengharapkan kebenaran oleh hukum Taurat; kamu hidup di luar kasih karunia. Sekarang, mari kita bicara tentang sunat terlebih dahulu. Apa yang begitu buruk tentang sunat yang membuat Paulus menulis bahwa jika kita menerima sunat, Kristus sama sekali tidak akan berguna bagi kita? Kita perlu memahami bahwa Paulus tidak memiliki masalah dengan sunat itu sendiri. Paulus tidak menentang sunat. Bahkan, Kisah Para Rasul memberitahu kita bahwa Paulus memerintahkan Timotius untuk disunat untuk membantu pelayanan Timotius kepada orang Yahudi. Saya berada di posisi yang sama dengan Timotius. Saya dibujuk dan disuap oleh papi saya untuk sunat. Papi saya bilang dia akan membelikan saya super Nintendo jika saya sunat. Saya pikir ini adalah deal bagus. Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian. Hanya untuk mengetahui kemudian bahwa kesenangannya tidak sebanding dengan rasa sakitnya. Terutama ketika ahli bedah mencoba anestesi baru pada saya dan kemudian menyadari bahwa dia hanya memberi saya setengah dosis anestesi yang diperlukan. Saya dapat merasakan setiap sentuhan pisau dingin yang memotong dan saya berteriak dengan putus asa dan kesakitan, “Ambil kembali Super Nintendonya. Aku tidak menginginkannya lagi!” Mari kita kembali ke topik.

Sunat. Mengapa itu begitu penting bagi orang Yahudi? Jika anda tidak tahu sejarah orang Israel, anda tidak akan mengerti pentingnya sunat. Sejarah Israel dimulai dengan seorang pria dengan nama Abraham. Tuhan memanggilnya keluar dari keluarganya dan berjanji untuk membuat bangsa yang besar dari keturunannya. Mereka disebut ‘bangsa yang dipilih’. Dan untuk membedakan antara mereka dan bangsa-bangsa lainnya, setiap laki-laki dan setiap putra pada usia 8 hari harus disunat. Jadi sunat adalah tanda eksternal sebagai umat pilihan Allah. Itulah yang membedakan mereka dari bangsa yang lain. Sekarang anda mengerti mengapa sunat sangat penting bagi orang Yahudi? Jadi ketika orang Yahudi mendengar Injil Yesus Kristus, banyak dari mereka yang mulai percaya. Yesus sendiri adalah seorang Yahudi. Dia adalah orang yang dijanjikan Tuhan di sepanjang Perjanjian Lama. Dia adalah Juruselamat yang mereka tunggu. Dalam banyak hal, Yesus adalah perpanjangan dari keyakinan orang Yahudi. Jadi sekarang setelah Yesus datang dan dia menawarkan keselamatan kepada orang-orang bukan Yahudi, adalah logis bagi mereka untuk berpikir bahwa orang-orang yang bukan Yahudi yang percaya kepada Kristus perlu disunat untuk menjadi bagian dari mereka. Itu adalah tanda eksternal yang membedakan mereka dari orang-orang lain. Sunat adalah tanda eksternal dari ‘bangsa yang dipilih.’

Inilah masalah yang Paulus miliki dengan sunat. Meskipun sunat itu sendiri tidak salah, tetapi jika sunat menjadi kriteria yang menentukan keselamatan seseorang, maka Paulus tidak akan mengijinkannya. Bagi Paulus, keselamatan hanya oleh anugerah melalui iman dalam Kristus saja. Tanpa tambahan. Yesus sudah cukup. Titik. Sekarang, beberapa dari anda cepat mengatakan amen terhadap hal ini. Tetapi tahukah anda bahwa kita sering memiliki versi sunat kita sendiri? Adalah sifat bawaan kita untuk menjadi legalis. Kita sering mencoba menambahkan sesuatu pada Injil. Biarkan saya memberi anda dua contoh populer dalam konteks kita. Merokok. Beberapa dari anda percaya bahwa untuk bisa diselamatkan, anda harus berhenti merokok. Jadi versi sunat anda adalah “Yesus plus tidak merokok.” Saya jelaskan. Saya tidak ingin anda pulang dari gereja dan memberi tahu orang lain bahwa pendeta anda mengatakan anda bisa merokok. Saya tidak mendorong anda untuk merokok. Merokok tidak baik untuk kesehatan anda dan dapat membunuh anda. Namun, merokok atau tidak merokok tidak ada hubungannya dengan keselamatan anda. Atau, bagaimana dengan yang ini. Bahasa roh. Beberapa dari anda percaya bahwa anda tidak sepenuhnya Kristen sampai anda berbicara dalam bahasa roh. Anda membuat berbicara dalam bahasa roh menjadi barometer hubungan seseorang dengan Kristus. Apakah ruangan ini mendadak jadi panas atau hanya saya? Kecenderungan kita adalah untuk menambahkan sesuatu kepada Yesus. Yesus plus baptisan air, Yesus plus KM, Yesus plus tidak omong kotor, dll.

Inilah yang dikatakan Paulus. “Jika anda menerima Yesus plus, maka Kristus sama sekali tidak berguna bagi anda.” Terjemahan: Keselamatan adalah sepenuhnya karya Kristus atau tidak sama sekali. Anda tidak bisa berkata 99% Kristus dan 1% anda. 100% Kristus atau nol. Ini contohnya seperti memiliki bola basket dengan tanda tangan Michael Jordan di bolanya. Katakanlah suatu hari saya bangkrut dan saya tahu saya bisa menjual bola ini dengan harga yang mahal. Jadi saya memutuskan untuk menjualnya. Tapi ketika saya melihat bola basketnya, saya menyadari bahwa tanda tangannya sudah sangat pudar. Jadi saya mengambil spidol dan hati-hati menelusuri tanda tangan itu. MJ. Sekarang, apa yang terjadi pada bola basket ini? Biarkan saya memberi tahu anda apa yang terjadi. Mungkin bola ini bernilai $10,000 sebelumnya. Tetapi pada saat saya menelusuri tanda tangan itu dengan spidol saya, tanda tangan itu bukan lagi milik MJ. Tanda tangan itu menjadi tanda tangan saya. Dan saat itu juga nilai bola jatuh menjadi $1 karena tidak seperti MJ, saya tidak tahu cara bermain basket. Saya tahu bagaimana terlihat keren bermain basket tetapi saya tidak tahu bagaimana cara memasukkan bola ke net. Jika anda menambahkan sedikit saja karya anda pada karya Yesus yang sempurna, jika anda menerima bahkan hanya satu tambahan saja terhadap Yesus, maka Kristus menjadi tidak berguna untuk anda. Dan bukan hanya itu, maka anda juga wajib mentaati seluruh hukum Allah. Satu-satunya pilihan anda adalah sepenuhnya percaya kepada Kristus atau sepenuhnya mematuhi hukum Taurat tanpa cacat. Dan selama anda masih bergantung pada plus plus, Paulus mengatakan bahwa anda lepas dari Kristus. Anda hidup di luar kasih karunia. Ini peringatan keras. Keselamatan sepenuhnya hanya karena anugerah atau tidak sama sekali. Tidak ada di tengah-tengah. Paulus berbicara sangat keras terhadap mereka yang mengajarkan sunat.

 

Galatia 5:7-12 – Dahulu kamu berlomba dengan baik. Siapakah yang menghalang-halangi kamu, sehingga kamu tidak menuruti kebenaran lagi? Ajakan untuk tidak menurutinya lagi bukan datang dari Dia, yang memanggil kamu. Sedikit ragi sudah mengkhamirkan seluruh adonan. Dalam Tuhan aku yakin tentang kamu, bahwa kamu tidak mempunyai pendirian lain dari pada pendirian ini. Tetapi barangsiapa yang mengacaukan kamu, ia akan menanggung hukumannya, siapapun juga dia. Dan lagi aku ini, saudara-saudara, jikalau aku masih memberitakan sunat, mengapakah aku masih dianiaya juga? Sebab kalau demikian, salib bukan batu sandungan lagi. Baiklah mereka yang menghasut kamu itu mengebirikan saja dirinya! Jadi yang terjadi adalah pada awalnya gereja di Galatia berlomba dengan baik. Mereka mempercayai Injil dan bertumbuh dalam iman mereka ketika tiba-tiba seseorang masuk ke jalur lari mereka dan menghalangi mereka untuk mematuhi Injil. Paulus jelas di sini bahwa siapa pun yang mengajarkan Yesus plus, orang itu bukan berasal dari Allah. Dan orang itu dan ajarannya tidak boleh ditoleransi. “Sedikit ragi sudah mengkhamirkan seluruh adonan.” Ini seperti Paulus mengatakan bahwa hanya satu tetes racun, hanya satu tetes kecil, sudah cukup untuk menghancurkan seluruh tubuh. Kita sebagai gereja seharusnya tidak mentoleransi bahkan bau legalisme. Kita harus menjadikan prioritas utama kita untuk menjaga kemurnian Injil. Yesus adalah satu-satunya yang bisa menyelamatkan kita. Dan ketika Yesus menyelamatkan, dia menyelamatkan 100%. Keselamatan hanya oleh anugerah saja melalui iman saja di dalam Kristus saja. Ini adalah Injil dan kita akan melakukan segala yang kita bisa untuk memberitakan Injil dan hanya Injil.

Mengapa penting bagi kita untuk menjaga kemurnian Injil? Karena setiap pesan lain akan mengarah pada penghukuman. Paulus mengatakan bahwa dia memiliki keyakinan bahwa gereja di Galatia akan mengindahkan perkataan Paulus. Tetapi orang yang mengajarkan sunat akan menanggung hukuman. Dia akan menerima hukuman. Bahkan, kata-kata Paulus jauh lebih keras dari ini. Dia mengatakan dia ingin agar mereka yang mengajarkan sunat tidak hanya akan memotong kulit, tetapi entah bagaimana pisau itu kepleset dan memotong seluruh bagiannya. Ini adalah bahasa yang sangat kasar. Paulus menanggapi masalah ini dengan sangat serius. Bukan karena ia sangat membenci guru sunat tetapi karena ia sangat mencintai Injil kasih karunia dan gereja Galatia. Dia tidak akan mentolerir pesan apa pun yang mengurangi keindahan Yesus dan merampok gereja dari kemerdekaan mereka. Saya rasa kita harus memiliki gairah yang sama untuk menjaga kemurnian Injil. Tidak, saya tidak mengatakan kita harus secara harfiah mengebiri mereka yang mencoba untuk mempromosikan pengajaran Yesus plus. Bayangkan saya berkata, “Kalian laki-laki, pulanglah dan potong semuanya.” Minggu berikutnya, hanya ada wanita di gereja. Tetapi saya mengatakan bahwa kita seharusnya tidak mentolerir pengajaran Yesus plus karena kasih kita kepada Kristus dan gereja.

 

Musuh kedua dari kebebasan kita adalah licentiousness. Apa itu licentiousness? Ini adalah kebalikan dari legalisme. Ini adalah keyakinan bahwa karena anda diselamatkan oleh anugerah saja melalui iman saja di dalam Kristus saja, maka anda dapat melupakan hukum Taurat sepenuhnya dan hidup semau yang anda inginkan. Galatia 5:13 – Saudara-saudara, memang kamu telah dipanggil untuk merdeka. Tetapi janganlah kamu mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa, melainkan layanilah seorang akan yang lain oleh kasih. Jadi benar, Injil memberikan kita kebebasan, tetapi Paulus juga mengatakan kepada kita agar kita tidak menggunakan kebebasan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa. Jadi inilah sesuatu yang perlu kita pahami tentang Injil. Injil berbicara banyak tentang ketaatan. Sebelumnya Paulus mengatakan bahwa gereja di Galatia berlari dengan baik dalam menaati kebenaran Injil. Paulus tidak pernah mempromosikan injil yang tidak melibatkan ketaatan. Itu bukan Injil. Yesus sendiri mengatakan bahwa “jika kamu mengasihi aku, kamu akan mentaati perintah-perintahKu.” Jadi kita perlu menolak setiap gagasan yang mengatakan bahwa “karena aku sudah menyerahkan hidupku kepada Kristus, tidak peduli apa yang aku lakukan, aku masih pergi ke surga ketika aku mati.” Ini bukan Injil. Injil juga bukanlah jika anda mematuhi hukum Tuhan maka anda akan selamat. Tetapi Injil mengajarkan bahwa jika anda percaya kepada Injil, maka jangan gunakan kebebasan anda untuk memuaskan hasrat anda yang penuh dengan dosa. Ketaatan bukanlah persyaratan untuk keselamatan tetapi ketaatan adalah hasil dari keselamatan. Kebenaran Injil menghasilkan ketaatan Injil.

Jika saya dapat mengatakannya dalam kata yang berbeda, perbedaan mendasar antara Paulus dan para pengajar sunat bukanlah apakah anda harus taat atau tidak. Keduanya berbicara tentang pentingnya ketaatan. Perbedaannya adalah, “mengapa kamu taat?” Guru-guru palsu menekankan ketaatan agar bisa diselamatkan sementara Paulus mengajarkan ketaatan yang dimotivasi oleh kasih. Injil memotivasi kita untuk taat karena kasih dan bukan karena takut. Dan inilah cara kita hidup dalam kemerdekaan kita.

 

 

Cara hidup dalam kemerdekaan

 

Galatia 5:5-6 – Sebab oleh Roh, dan karena iman, kita menantikan kebenaran yang kita harapkan. Sebab bagi orang-orang yang ada di dalam Kristus Yesus hal bersunat atau tidak bersunat tidak mempunyai sesuatu arti, hanya iman yang bekerja oleh kasih.

Sekarang bagian ini sangat menarik. Kita sering berpikir bahwa kemerdekaan atau kebebasan berarti kita dapat melakukan apa pun yang kita mau lakukan. Inilah bagaimana budaya kita mendefinisikan kebebasan. Anda bebas untuk menjadi siapa pun yang anda inginkan dan melakukan apa pun yang ingin anda lakukan dan tidak ada yang dapat mengatakan tidak kepada anda. Tapi ini tidak benar. Ini bukan kebebasan. Ini adalah perbudakan. Ambil ikan sebagai contoh. Katakanlah bahwa ikan ini berpikir bahwa “Aku bebas melakukan apa pun yang aku inginkan di mana pun aku mau. Ini adalah kebebasan.” Jadi suatu hari ikan memutuskan bahwa dia lelah dengan air dan ingin menggunakan hak kebebasan dia untuk hidup di daratan. Jadi ikan ini melompat keluar dari air ke daratan. Sekarang, apa yang terjadi pada ikan ini? Apakah dia bebas? Tentu saja tidak. Ikan akan “glepek glepek” dan mati. Ikan hanya bebas saat berada di dalam air. Kebebasan yang benar membutuhkan lingkungan yang tepat di mana ia dapat berkembang. Tetapi tidak hanya itu, kebebasan juga membutuhkan keinginan untuk berada di tempat dimana ia dapat berfungsi dengan baik. Selama ikan berpikir bahwa ikan itu hanya bisa berfungsi di daratan, ikan itu tidak bebas. Tetapi jika ikan tahu bahwa dia hanya dapat berfungsi di dalam air dan ikan ingin berada di air, itulah kebebasan. Saya harap anda bisa melihat ke mana saya mau pergi dengan poin ini.

Agar kita menikmati kebebasan, kita tidak hanya membutuhkan lingkungan yang tepat untuk berkembang tetapi kita juga membutuhkan keinginan untuk berada di lingkungan yang tepat. Jadi inilah yang terjadi. Hukum Tuhan memberikan kita lingkungan di mana kita dapat berkembang tetapi hanya Injil yang memberikan kita keinginan untuk menginginkan lingkungan itu. Hanya pesan Injil yang memberikan kita kebebasan sejati. Injil membebaskan kita dari perbudakan hukum dan membawa kita ke kehidupan yang benar-benar bebas. Apakah saudara mengikuti saya? Jadi sekarang pertanyaannya, bagaimana cara kita hidup dalam kebebasan ini? Saya senang anda bertanya. Paulus memberi tahu kita 4 cara bagaimana hidup dalam kebebasan kita.

 

Pertama, kita hidup oleh Roh. Itu berarti bahwa sekarang ada Allah Roh Kudus yang berdiam di setiap orang Kristen. Kita sudah berbicara banyak tentang hal ini pada bulan lalu ini jadi saya tidak ingin menghabiskan terlalu banyak waktu sekarang. Roh Kudus itu adalah alasan kita menjadi anak-anak Tuhan. Roh Kuduslah yang membangkitkan roh kita yang mati dan memberikan kita hati yang baru yang mengasihi Allah. Roh Kuduslah yang membuat kita menjadi ciptaan baru di dalam Tuhan. Roh Kudus adalah roh adopsi yang membuat kita berseru, “Abba Bapa.” Roh Kudus bersaksi dengan roh kita bahwa kita adalah anak-anak Allah. Hubungan kita dengan Tuhan bukan lagi antara tuan dan pelayan melainkan Bapa dan anak. Ada keintiman dalam hubungan ini. Ada keamanan dan kesenangan dalam hati kita dalam memiliki Allah sebagai Bapa kita. Roh Kudus juga memimpin kita dalam kebenaran. Semua ini dilakukan oleh Roh.

 

Kedua, kita hidup karena iman. Pada dasarnya, ini adalah seluruh argumen dari Galatia 1 hingga 4. Kita tidak hidup dengan perbuatan baik kita sendiri. Kita tidak bekerja untuk Tuhan. Kita mempercayai Tuhan di dalam Kristus. Hidup kita tidak ditandai oleh usaha kita yang terus menerus mencoba untuk memenangkan hati Allah tetapi hidup kita ditandai dengan kepercayaan dalam karya Kristus yang sempurna. Kita hidup hanya karena anugerah melalui iman di dalam Kristus saja. Keyakinan kita bukan dalam kemampuan kita untuk berbuat baik tetapi dalam kemampuan Kristus untuk menjaga kita. Alasan kita menyebut diri kita Kristen adalah karena Tuhan bekerja untuk kita. Allah adalah sosok yang menciptakan iman dalam kita untuk mempercayainya dan segala yang kita lakukan diberdayakan oleh karyanya di dalam kita. Jadi jangan lewatkan ini. Kehidupan kekristenan bukanlah kehidupan di mana kita bekerja untuk Tuhan tetapi di mana Tuhan bekerja di dalam dan melalui kita. Peran kita adalah mempercayainya. Kita hidup karena iman di dalam Kristus.

 

Ketiga, kita hidup dalam harapan. Ingat, cara Perjanjian Baru menggunakan kata harapan sangat berbeda dari cara kita menggunakannya. Harapan dalam Perjanjian Baru mengungkapkan kepastian. Itulah mengapa Paulus mengatakan kita menantikan kebenaran yang kita harapkan. Kita masih menunggu pemenuhan harapan kita tetapi kita menantikannya dengan bersemangat karena kita tahu bahwa harapan ini akan datang tanpa gagal. Apa yang kita tunggu? Harapan akan kebenaran. Saya jelaskan. Itu berarti sekarang, pada saat ini, jika anda menaruh iman anda dalam Yesus, anda sudah benar di mata Allah. Anda tertutup dalam kebenaran Kristus yang sempurna. Namun, kepenuhan kebenaran anda belum datang. Kepenuhan kebenaran akan datang pada hari di mana kita berdiri di hadapan Allah pada hari penghakiman. Di mana Tuhan akan melihat kita dan mengucapkan bahwa kita “benar” di Hari Penghakiman. Dan Paulus mengatakan bahwa dia tidak sabar menunggu hari ini datang. Dia dengan penuh semangat mengantisipasi Hari Penghakiman. Ini sangat berbeda dari cara saya dulu membayangkan hari penghakiman. Dulu gambaran Hari Penghakiman sangat membuat saya takut. Karena Tuhan tahu setiap rahasia kotor yang saya miliki. Dan dulu saya diberitahu bahwa di Hari Penghakiman, Tuhan akan memutar video semua rahasia kotor saya untuk ditonton semua orang. Ini sangat amat menakutkan. Bagaimana saya bisa percaya diri untuk berdiri di hadapan Tuhan yang mengetahui semuanya? Selama saya masih hidup di bawah hukum, saya tidak akan pernah percaya diri untuk berdiri di hadapan Tuhan. Bukannya menantikan Hari Penghakiman, saya malah takut. Tetapi karena Kristus, karena saya hidup dengan iman dalam karya Kristus yang sempurna bagi saya, karena Roh Kudus ada di dalam diri saya dan bersaksi kepada saya bahwa saya adalah putra Allah, saya dengan bersemangat menunggu kebenaran yang saya harapkan. Saya merindukan hari dimana saya akan sepenuhnya menjadi benar dan dapat menikmati Tuhan selamanya. Hari ini pasti akan datang untuk saya dan sekarang saya tidak sabar menunggu hari ini datang.

Jika anda hidup dalam harapan ini, ada dua hal yang terjadi. Pertama, harapan ini memberi anda kebebasan keamanan. Mari saya jelaskan. Katakanlah anda mengalami hari Senin yang baik. Anda bangun pagi-pagi untuk berdoa dan membaca Alkitab, anda penuh dengan sukacita, anda bersaksi tentang Kristus dengan teman anda, anda berbagi makan siang anda dengan seorang jalanan, anda membantu seorang wanita tua menyeberang jalan, anda kurang lebih menjadi malaikat dalam wujud manusia sepanjang hari. Anda tidak datang kepada Tuhan dan berkata, “Ha! Tuhan, lihat semua yang aku lakukan hari ini. Aku seperti orang Kristen terbaik yang pernah ada. Aku yakin Kamu pasti sangat bangga dengan aku. Kamu pasti mencintai aku karena semua hal yang telah aku lakukan.” Tidak, anda tidak mengatakan itu. Tuhan tidak mencintai anda karena anda menghidupi hari Senin dengan baik. Satu-satunya alasan anda melakukan semua itu adalah karena Tuhan sudah mengasihi anda dan dia bekerja di dalam anda. Jadi bukannya membanggakan semua yang telah anda lakukan, anda tetap rendah hati. Tapi katakanlah anda memiliki hari Selasa yang benar-benar buruk. Anda bangun terlambat, tidak punya waktu untuk berdoa dan membaca Alkitab, menumpahkan kopi di baju anda, memaki mobil yang tiba-tiba memotong jalan anda, ditegur oleh bos anda, menendang anjing dalam perjalanan pulang, makan malam anda gosong di microwave dan kemudian diputus pacar. Selasa anda sudah menjadi hari terburuk dalam kehidupan anda. Anda tidak berkata, “Oh Tuhan pasti tidak mencintaiku. Aku sudah sangat gagal. Mungkin jika saja aku berdoa lebih awal hari ini… mungkin jika saja aku membaca Alkitab … mungkin jika saja aku tidak memaki, maka dia akan mencintai aku.” Tidak, anda tidak mengatakan itu. Tuhan tidak berhenti mencintai anda karena anda tidak berbuat baik. Anda memahami bahwa anda benar, bahwa anda adalah anaknya, bahwa anda diterima, karena karya Kristus untuk anda. Jadi bahkan di hari terburuk anda, anda memiliki kepercayaan diri untuk datang kepada Tuhan. Di hari yang baik anda memiliki kerendahan hati dan di hari yang buruk anda memiliki kepercayaan diri. Ada kebebasan keamanan dalam hubungan anda dengan Tuhan. Dalam masa puncak gunung dan lembah kelam, anda aman. Tuhan tidak lebih mencintai anda karena anda melakukan segala sesuatu dengan baik dan Tuhan tidak kurang mencintai anda karena anda berbuat jahat. Itulah sebabnya Paulus mengatakan bahwa baik sunat maupun tidak bersunat tidak mempunyai arti apa-apa dalam hubungan anda dengan Allah. Yang kemudian lanjut ke hal kedua yang harapan ini berikan kepada anda.

Kedua, harapan ini memberikan anda kebebasan untuk berlari. Salah satu gambaran yang sering digunakan Paulus dalam menggambarkan kehidupan kekristenan adalah gambaran perlombaan lari. Kita semua sedang berlomba. Tetapi perlombaan ini bukanlah lari jarak pendek melainkan maraton. Ini adalah perlombaan sepanjang 42 Kilometer. Saat ini anda baru saja melewati tanda 2km. Masih ada 40km lagi. Anda berpikir, “Ya ampun, baru 2km dan aku sudah lelah. Bagaimana aku bisa bertahan melanjutkan sisa 40km lagi?” Tetapi anda tahu bahwa anda akan menyelesaikan maraton. Anda tidak tahu bagaimana anda akan melakukannya tetapi anda tahu anda pasti akan melewati garis finish. Kemenangan anda sudah dijamin. Anda tahu suatu hari akan datang di mana anda akan melihat senyum Allah atas hidup anda. Jadi anda terus berlari. Anda tidak berlari seperti seseorang yang tidak memiliki harapan. Anda tidak berlari dengan mentalitas yang kalah. Penderitaan dan pencobaan akan datang. Tetapi anda tahu bahwa kemenangan adalah milik anda dan anda akan melewati garis finish. Tuhan sedang menunggu anda di garis finish dan anda pasti akan berhasil mencapai garis finish. Penderitaan akan berakhir dan sukacita abadi menunggu. Anda berlari dalam kehidupan keKristenan dengan kebebasan. Anda hidup dalam harapan.

 

Keempat, kita hidup dengan kasih. Kasih adalah sesuatu yang indah. Kita membicarakan kasih setiap waktu. Budaya kita terobsesi dengan hal ini. Tetapi Paulus sangat jelas. Anda hanya bisa hidup dengan kasih jika anda hidup dengan iman. Kehidupan yang penuh kasih adalah ekspresi dari kehidupan iman. Sampai anda memahami bahwa Allah mengasihi anda sepenuhnya hanya karena apa yang telah dilakukan Kristus bagi anda, anda tidak akan dapat menjalani kehidupan yang penuh kasih. Jika anda masih berpikir bahwa anda harus mendapatkan kasih Tuhan, semua yang anda lakukan akan dimotivasi oleh keinginan egois dan bukan kasih. Kehidupan kasih adalah ekspresi kehidupan iman. Saya akan menggambarkannya untuk anda. Saya mengambil illustrasi ini dari Charles Spurgeon.

Suatu hari ada tukang kebun dan dia menanam wortel di ladangnya. Kemudian suatu hari, wortel besar tumbuh di ladangnya. Dia terkejut dengan ukuran wortel ini dan dia mengambil wortel itu dan dibawa kepada rajanya. Dia berkata, “Yang Mulia, saya seorang tukang kebun dan saya memiliki kebun wortel. Dan ini wortel terbesar yang pernah saya hasilkan dan saya ingin memberikan wortel ini kepada raja sebagai tanda kasih. Hanya raja yang luar biasa seperti baginda yang layak memiliki wortel sebesar ini.” Raja menghargai niat tukang kebun ini dan mengambil wortel itu dari tukang kebun. Ketika tukang kebun berjalan pergi, raja berkata, “Aku dapat melihat betapa kamu mengasihiku dengan memberikan wortel terbesar yang kamu miliki. Kamu menghormati aku. Jadi aku akan memberikan kamu tanah luas di samping kebunmu sehingga kamu bisa menjadi tukang kebun yang jauh lebih besar dari yang sekarang.” Tukang kebun itu terkejut dan pulang ke rumah dengan gembira. Kemudian ada seorang bangsawan yang melihat apa yang terjadi. Dan dia berpikir, “Oh wow, jika tukang kebun menerima tanah yang luas hanya untuk sebuah wortel, apa yang akan aku dapatkan jika aku memberikan raja kuda terhebat milikku?” Jadi hari berikutnya, bangsawan ini membawa kudanya yang terbesar kepada raja dan berkata, “Rajaku, raja yang hebat seperti anda layak mendapatkan kuda terbesar. Ini adalah kuda terhebat yang saya miliki dan saya ingin memberikannya kepada raja sebagai tanda kasih saya.” Raja melihat bangsawan ini, tersenyum, dan berkata, “Terima kasih. Aku menerima pemberianmu. Kamu boleh pergi sekarang.” Bangsawan ini bingung. Dia tidak menerima apapun dari raja. Apa yang terjadi dengan tanah besar untuk sebuah wortel? Raja melihat hati bangsawan ini dan berkata, “Biarkan aku memberi tahu kamu apa yang terjadi. Tukang kebun memberikan aku wortel tetapi kamu, kamu memberikan dirimu sendiri kuda.”

Ini kisah yang sangat indah. Apakah anda bisa lihat apa yang terjadi? Spurgeon menjelaskan bahwa selama anda masih melakukan sesuatu bagi Tuhan untuk mendapatkan sesuatu dari Tuhan, anda tidak melakukannya untuk Tuhan. Anda melakukannya untuk diri anda sendiri. Anda tidak melakukannya karena kasih. Anda melakukannya untuk keinginan egois anda sendiri. Jika anda masih berpikir bahwa anda perlu melakukan hal-hal bagi Tuhan supaya anda diselamatkan, anda tidak dapat sepenuhnya mengasihi Tuhan. Hanya orang yang tahu bahwa Tuhan sudah mengasihi mereka dapat benar-benar mengasihi Tuhan dan orang lain. Jadi camkan hal ini. Anda hanya bisa hidup dengan kasih ketika anda tahu anda diselamatkan oleh kasih karunia melalui iman saja. Anda hanya bisa hidup dalam kemerdekaan ketika anda tahu anda diselamatkan oleh kasih karunia melalui iman saja. Hanya Injil yang memberikan anda hidup yang merdeka.

 

 

Gambaran kehidupan dalam kemerdekaan

 

Galatia 5:13-15 – Saudara-saudara, memang kamu telah dipanggil untuk merdeka. Tetapi janganlah kamu mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa, melainkan layanilah seorang akan yang lain oleh kasih. Sebab seluruh hukum Taurat tercakup dalam satu firman ini, yaitu: “Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri!” Tetapi jikalau kamu saling menggigit dan saling menelan, awaslah, supaya jangan kamu saling membinasakan.

Jika kita memahami kebebasan yang kita miliki di dalam Kristus, jika kita memahami Injil, maka kita tidak lagi menggunakan kebebasan kita untuk berbuat dosa. Tidak. Kita telah dibebaskan dari dosa. Kita sekarang dapat menggunakan kebebasan kita untuk memenuhi hukum dengan melayani satu sama lain oleh kasih. Dan kehidupan semacam ini hanya dimungkinkan melalui Injil. Tanpa Injil, kita menjalani hidup kita mencoba memenuhi keinginan kita. Kita berusaha memenuhi kebutuhan kita sendiri. Kita akan menggunakan satu sama lain untuk keuntungan pribadi kita. Kita menggigit, menelan dan mengkonsumsi satu sama lain. Gambaran di sini adalah seseorang yang kelaparan yang belum makan selama seminggu yang akan makan apa pun di depannya. Tetapi jika Injil itu benar, jika memang kita dikasihi dan diterima oleh Allah bukan karena apa yang kita lakukan atau tidak lakukan tetapi hanya oleh iman kita di dalam Kristus, maka kita sekarang bebas untuk mengasihi yang lain. Kita tidak lagi mencari orang lain untuk memenuhi kebutuhan kita karena Kristus telah memenuhi kebutuhan kita. Kita bukan orang yang kelaparan. Kita adalah orang-orang yang dipenuhi oleh kasih Kristus. Dan karena kepenuhan kasih Kristus di dalam kita, kita saling mengasihi dan melayani satu sama lain. Karena Kristus, saya tidak membutuhkan anda untuk melayani saya. Sekarang, saya bisa melayani anda. Saya tidak membutuhkan anda untuk bersikap baik pada saya. Saya bisa baik pada anda. Saya tidak perlu anda memberi saya apa yang saya inginkan. Saya dapat memberikan apa yang anda inginkan. Saya tidak butuh anda untuk mengasihi saya. Saya bisa mengasihi anda. Saya tidak perlu anda untuk mengutamakan saya terlebih dahulu. Saya dapat mengutamakan anda terlebih dahulu.

Bayangkan sebuah gereja seperti ini. Bayangkan sebuah gereja yang dipenuhi dengan orang-orang yang mengasihi satu sama lain. Bayangkan sebuah gereja yang melayani satu sama lain. Apakah anda tahu apa yang terjadi ketika kita melakukan ini? Kita menjadi Kristus kecil bagi satu sama lain. Kita tidak lagi mengajukan pertanyaan, “Apa yang dapat kamu dapat lakukan untukku?” tetapi kita mengajukan pertanyaan, “Apa yang dapat aku lakukan untukmu?” Oh, betapa saya merindukan gereja kita menjadi gereja yang penuh dengan orang-orang yang saling mengasihi. Dan ketika kita menggunakan kebebasan kita untuk melayani satu sama lain, kita memenuhi seluruh hukum Taurat. Karena sekarang kita selalu mengutamakan kepentingan orang lain di atas kepentingan kita. Dunia merindukan gereja semacam ini. Dan inilah gereja yang diinginkan Yesus. Dan saya harap suatu hari kita akan menjadi gereja seperti ini. Tetapi agar kita menjadi gereja seperti ini, kita perlu menjaga kebebasan kita di dalam Kristus. Kita tidak menjadi gereja semacam ini dengan mengkotbahkan bahwa untuk diselamatkan, kita membutuhkan Yesus tetapi kita juga harus saling mengasihi. Inilah sebabnya mengapa Paulus secara agresif menentang ajaran Yesus plus. Terlalu banyak yang dipertaruhkan. Kita perlu terus berpegang teguh pada pesan Injil. Keselamatan hanya oleh kasih karunia melalui iman di dalam Kristus saja. Hanya Injil yang dapat membuat orang mengasihi Allah dan mengasihi sesama. Hanya Injil yang dapat memotivasi anda untuk melayani satu sama lain oleh kasih. Biarlah kita selalu setia pada pesan Injil. Mari kita berdoa.

 

 

Discussion

 

  1. Kenapa Injil itu liar dan mengapa banyak orang takut mengkotbahkan Injil secara murni?
  2. Jelaskan apa itu legalisme dan mengapa legalisme merusak Injil?
  3. Apakah Paulus mengsupport Injil tanpa ketaatan? Jelaskan
  4. Kebebasan yang benar membutuhkan lingkungan yang tepat di mana ia dapat berkembang. Tetapi tidak hanya itu, kebebasan juga membutuhkan keinginan untuk berada di tempat dimana ia dapat berfungsi dengan baik. Setuju atau tidak? Jelaskan apa yang Injil berikan kepada kita.
  5. Injil memberikan kita “kebebasan keamanan.” Bagaimana kebenaran ini berdampak kepada hubungan kita dengan Tuhan?
  6. Injil memberikan kita “kebebasan untuk berlari.” Jelaskan bagaimana Injil memampukan kita untuk terus berjuang di tengah kesulitan hidup.
  7. Anda hanya bisa hidup dengan kasih jika anda hidup dengan iman. Jelaskan applikasi sehari-hari bagaimana Injil memampukan kita untuk melayani satu sama lain.
  8. Kenapa Paulus sangat menentang pengajaran “Yesus plus…” Apa peran Injil dalam kehidupan gereja dan kehidupan sehari-hari?
No Comments

Sorry, the comment form is closed at this time.