Mazmur 23

Mazmur 23:1-6

Tuhan adalah gembalaku, takkan kekurangan aku. Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang; Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya. Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku. Engkau menyediakan hidangan bagiku, di hadapan lawanku; Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak; pialaku penuh melimpah. Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku; dan aku akan diam dalam rumah Tuhan sepanjang masa.

 

Mazmur 23 ini bisa dibilang mazmur paling populer. Anda bisa menemukan mazmur ini dicetak hampir di semua hal yang bisa dicetak. Anda akan menemukan Mazmur ini dicetak di mug kopi, piring, magnet kulkas, kalender, kaos dan saya tidak akan terkejut jika saya menemukan mazmur ini dicetak di pakaian dalam. Ada satu waktu saya mengendarai mobil di jalur tengah, dan tiba-tiba mobil dari jalur lambat memotong saya. Seperti yang biasa kita lakukan dalam situasi ini, respon awal saya adalah untuk menekan klakson saya selama saya bisa dan mungkin mencaci maki mereka. Tapi kemudian saya melihat stiker di belakang mobil mereka – Mazmur 23 – “Tuhan adalah gembalaku, takkan kekurangan aku.” Saya bingung maksudnya apa. Sekarang saya tidak bisa marah karena Tuhan adalah gembala mereka. Mungkin Tuhan menuntun dia untuk memotong saya untuk mengajari saya kesabaran.

Saya sangat menyukai kitab Mazmur karena buku ini mengambarkan kenyataan yang kita alami setiap hari. Dalam Mazmur, anda akan menemukan orang-orang menangis kepada Allah dan menyanyikan jeritan suara hati mereka kepada Tuhan. Dan lagu mereka sangatlah nyata! Mereka tidak mencoba untuk melapisi realitas dengan gula dan membuatnya terdengar rohani. Itu adalah sesuatu yang biasa kita lakukan. Tapi tidak dengan Mazmur. Dalam Mazmur anda akan menemukan lagu orang orang yang menangis kepada Tuhan di dalam keputus-asaan mereka – ‘berapa lama ya Tuhan? Apakah Engkau akan melupakan kami selamanya’; ‘Tuhan di mana kau?’; ‘Mengapa orang fasik diberkati?’; ‘Tuhan aku tidak mengerti dan aku bingung.’ Kitab Mazmur penuh dengan situasi kehidupan nyata yang kita alami setiap hari. Saya sangat suka kitab Mazmur tapi Mazmur 23 adalah satu Mazmur yang paling berarti untuk saya.

 

 

Mazmur 23 ditulis oleh Daud. Sebelum kita mendengarkan apa yang dia katakan, kita perlu memahami beberapa hal tentang Daud. Daud bukan orang biasa; ia adalah gembala di antara gembala. Dia sudah menjadi seorang gembala dari usia yang sangat muda. 1 Samuel 17:34-35 – Tetapi Daud berkata kepada Saul: “Hambamu ini biasa menggembalakan kambing domba ayahnya. Apabila datang singa atau beruang, yang menerkam seekor domba dari kawanannya, maka aku mengejarnya, menghajarnya dan melepaskan domba itu dari mulutnya. Kemudian apabila ia berdiri menyerang aku, maka aku menangkap janggutnya lalu menghajarnya dan membunuhnya.” Daud adalah seorang gembala sejati.

Ilustrasi: Ketika saya masih kecil, keluarga saya memiliki anjing Pinscher Miniatura (kancil) bernama brownie. Saya tidak memiliki domba tapi saya punya anjing. Brownie adalah hal yang paling dekat dengan domba yang saya miliki. Lucunya tentang Brownie adalah saya tidak bisa memutuskan apakah dia mencintai saya terlalu banyak atau dia sangat membenci saya. Setiap kali dia dilepas dari tali lehernya, dia akan mengejar saya dan saya akan lari dari dia. Bayangkan apa yang akan terjadi jika suatu hari saya melihat brownie diserang oleh anjing herder. Saya mungkin akan merasa kasihan terhadap Brownie tapi saya rasa saya tidak akan melakukan apapun.

Tapi Daud berbeda! Ketika singa datang untuk mengusik domba-dombanya, ia akan mengejar singa itu, memukulnya, mengeluarkan dombanya dari mulut singa itu, menarik jenggotnya dan membunuhnya. Ada disini yang seperti itu? Bahkan untuk membunuh tikus, saya harus mengeluarkan pistol angin saya. Salah satu teman baik saya bahkan akan meloncat ke sofa kalau dia melihat kecoa. Saya tidak akan berani bermimpi tentang menampar singa. Tetapi Daud akan mempertaruhkan nyawanya melawan singa untuk menyelamatkan domba-dombanya.

 

Daud tidak hanya seorang gembala domba; ia juga menjadi gembala suatu bangsa. Mazmur 78:70-72 – “dipilih-Nya Daud, hamba-Nya, diambil-Nya dia dari antara kandang-kandang kambing domba; dari tempat domba-domba yang menyusui didatangkan-Nya dia, untuk menggembalakan Yakub, umat-Nya, dan Israel, milik-Nya sendiri. Ia menggembalakan mereka dengan ketulusan hatinya, dan menuntun mereka dengan kecakapan tangannya.” Dari gembala dua sampai tiga ekor domba, Allah membuatnya menjadi gembala dari jutaan orang. Berapa banyak dari anda menyadari bahwa ada perbedaan besar antara 2 dan 2 juta? Berapa banyak dari anda juga menyadari bahwa adalah jauh lebih sulit untuk menangani 1 orang dibanding untuk berurusan dengan 10 domba? Domba sangatlah bodoh sementara manusia adalah mahluk yang keras kepala. Namun Allah mempercayakan Daud untuk menggembalakan Israel. Ini bukanlah tanggung jawab yang kecil. Saudara dan saya tidak akan pernah tahu berat dari tanggung jawab ini karena tidak satupun dari kita adalah raja.

Namun, anda dan saya dapat mengerti arti memiliki tanggung jawab yang berat. Kita semua memiliki wilayah tanggung jawab yang berbeda dalam segala aspek kehidupan. Dan di dalam daerah tanggung jawab itu, Alkitab menyerupakan anda dan saya sebagai seorang gembala. Jadi jika anda seorang pemimpin KM, Tuhan memanggil anda untuk menggembalakan KM anda. Jika anda seorang pemimpin kampus, Tuhan memanggil anda untuk menggembalakan kelompok kampus anda. Jika anda seorang mahasiswa, Tuhan memanggil anda untuk menggembalakan sekolah anda dan teman-teman di kelas anda. Jika anda bekerja, Tuhan memanggil anda untuk menggembalakan pekerjaan anda dan rekan-rekan kerja anda. Jika anda seorang suami, Tuhan memanggil anda untuk menggembalakan keluarga anda. Jika anda masih bujangan, Tuhan memanggil anda untuk menggembalakan kebujangan anda dan waktu anda. Tidak banyak dari kita akan mengalami berat tanggung jawab menggembalai sebuah bangsa tapi kita semua dipanggil untuk menggembalakan 2-3 domba yang kita miliki, termasuk diri kita sendiri. Dan sering kali tanggung jawab itu saja sudah menjadi sangat berat untuk kita.

 

 

Daud adalah gembala yang sangat baik sampai Tuhan sendiri berkata akan Tuhan akan membuat dia raja selamanya. Dalam Yehezkiel 37, tertulis janji Tuhan bahwa akan tiba suatu hari di mana Allah akan mengumpulkan semua bangsa Israel kembali menjadi satu. Dan pada hari itu, mereka tidak akan lagi menyembah berhala tetapi Allah akan menyelamatkan mereka dan membersihkan hati mereka. Mereka akan menjadi umat-Nya dan Ia akan menjadi Allah mereka. Dan Daud akan menjadi raja dan gembala mereka selamanya. Betapa hebatnya Daud sebagai gembala sampai Allah memilih dia untuk menjadi raja selamanya. Memang ayat ini berbicara tentang Yesus sebagai anak Daud dan bukan raja Daud yang kita lihat di Alkitab, tapi ini tidak mengurangi nilai Daud sebagai seorang gembala. Dari semua gambaran yang Tuhan bisa pilih untuk mengambarkan Yesus sebagai gembala agung, Tuhan memilih Daud. Apa yang membuat Daud menjadi gembala yang begitu baik? Apa yang mendorong Daud untuk bisa menggembalakan sebuah bangsa untuk takut akan Tuhan dan mengasihi Tuhan? Dalam Mazmur 23, saya menemukan jawaban Daud atas pertanyaan saya. Dan jawabannya sangat sederhana namun begitu mendalam. Ini bukan teologi yang akan membuat anda meloncat dari kursi anda. Banyak dari kita sudah mengetahui hal ini tapi sering kali kita melupakannya di tengah frustrasi kita dan usaha kita untuk melakukan lebih.

 

 

Mazmur 23:1 – “Tuhan adalah gembalaku; takkan kekurangan aku.” Daud adalah seorang gembala yang besar. Tapi dia mengerti bahwa perannya di hadapan Tuhan bukanlah untuk menjadi seorang gembala tetapi menjadi domba. David memahami bahwa fungsi utama dia bukanlah untuk memimpin tetapi untuk dipimpin. Sangatlah amat mudah bagi kita untuk fokus pada peran kita sebagai gembala dan melupakan peran kita sebagai domba. Tidak ada yang salah dengan menyelesaikan dan melakukan tanggung jawab kita dengan yang terbaik. Tidak ada yang salah dengan jam kerja yang panjang mempersiapkan khotbah. Tidak ada yang salah dengan menghabiskan berjam-jam di depan cermin agar anda terlihat baik pada kencan anda. Tidak ada yang salah dengan menyiapkan dan memberikan yang terbaik di tanggung jawab anda masing-masing. Saya yakin Allah senang dengan semua itu. Tapi kapan terakhir kali kita menikmati peran kita sebagai domba? Kapan terakhir kali kita mempercayai Tuhan sebagai gembala kita?

Ada sesuatu dalam diri kita yang didorong oleh kesuksesan. Kita ingin mencari padang rumput hijau kita sendiri; kita ingin mencari air yang tenang; kita ingin menjadi orang yang mengajar musuh kita sampai babak belur, memasangkan mereka dalam rantai, membuat mereka lapar untuk beberapa hari dan kemudian makan KFC di depan mereka. Skenario yang sangat menggagumkan. Kita ingin membuat sesuatu terjadi tetapi Allah memanggil kita untuk menjadi domba terlebih dahulu. Dia ingin memimpin anda. Dia ingin berperang untuk anda. Dia ingin anda untuk menikmati pimpinan-Nya. Dia ingin menjadi gembala anda.

Dan ketika Tuhan adalah gembala anda, ia cukup. “Takkan kekurangan aku.” Daud tidak mengatakan bahwa Tuhan adalah gembalaku; aku tidak akan peduli tentang hal lain. Tidak, dia tidak mengatakan itu. Dia masih memiliki 2-3 domba untuk digembalakan. Dia masih memiliki sebuah bangsa untuk dia pimpin. Dia masih harus berperang melawan musuh-musuh di sekitar Israel. Dia masih memiliki sebuah negara yang harus diperintah. Dia masih memiliki banyak keputusan untuk dibuat. Dia masih harus memberikan yang terbaik dalam menjadi raja Israel. Tetapi identitas Daud tidak ditemukan dalam menjadi seorang gembala tetapi dalam menjadi domba di tangan gembala yang baik. Dia tidak kekurangan. Dia puas. Mengapa? Daud membukai mazmurnya dengan pernyataan besar dan sekarang dia akan memberi kita tiga alasan untuk menopang pernyataan-nya.

 

 

Gembalaku baik kepadaku

 

Mazmur 23:2-3 – “Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang; Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya.” Mazmur ini sangat pribadi. Perhatikan bahwa Daud tidak menggunakan kata kita atau kami. Dia menggunakan kata aku. Anda akan menemukan 17 kata ganti tunggal dalam 6 ayat ini. Bagi Daud, Tuhan bukanlah pribadi yang jauh yang dibicarakan seminggu sekali.; Dia adalah Tuhan yang sangat pribadi yang harus dialami secara intim.

Perhatikan kata “Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau.” Saya suka fakta bahwa Tuhan membuat saya berbaring. Dia membuat saya beristirahat. Tidak seperti domba, saya keras kepala. Saya ingin berusaha untuk mendapatkan apa yang saya inginkan. Tetapi gembala yang baik tidak membiarkan saya. Pilihan saya adalah saya berbaring, atau dia akan membuang saya berbaring. Tidah ada pilihan lain. Dia tahu jiwa kita perlu istirahat. “Ia membimbing aku ke air yang tenang.” Hanya dari membaca tulisan Daud, anda sudah mendapatkan rasa tenang. Ketika kita sibuk membuat sesuatu untuk terjadi dengan kekuatan kita sendiri, kita gelisah. Dan ketika kita melakukannya, rasa damai itu hilang dari kehidupan kita. Kita menjadi kesal dengan sangat mudah dan orang-orang di sekitar kita tidak menikmati keberadaan kita. Tetapi gembala yang baik ingin membawa kita kembali ke posisi damai, di mana domba dapat minum dari aliran air yang tenang sampai mereka puas.

 

“Ia menyegarkan jiwaku.” Amsal 18:14 – Orang yang bersemangat dapat menanggung penderitaannya, tetapi siapa akan memulihkan semangat yang patah?

Tidak adanya ketenangan dan kedamaian akan sering kali membawa kita ke titik frustrasi yang mengarah pada kekecewaan. Dan saat anda menjadi kecewa, hal ini akan menghancurkan jiwa anda. Tetapi Daud berkata gembala yang baik akan menyegarkan jiwa anda dan menghembuskan kehidupan kembali ke dalam diri anda. Bagaimana cara Dia melakukannya? Dengan menjadi gembala anda. Domba mengikuti gembala. Domba tidak cukup pintar untuk mengetahui dan menentukan hal-hal dengan sendirinya. Mereka percaya kepada setiap perkataan yang dikatakan oleh sang gembala. Implikasi bagi kita adalah mempercayai perkataan dan janji Tuhan yang sudah tertulis di Alkitab. Ini akan menyegarkan jiwa Anda.

 

 

Gembalaku bertarung untukku

 

Mazmur 23:4-5 – “Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku. Engkau menyediakan hidangan bagiku, di hadapan lawanku; Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak; pialaku penuh melimpah.” Jika gembala kita baik kepada kita, lalu mengapa membawa dia membawa kita ke lembah yang penuh dengan bahaya dan ancaman kematian? Satu-satunya jawaban adalah bahwa gembala kita sedang membawa kita ke tempat yang lebih baik!

Perhatikan dengan khusus perubahan yang terjadi di ayat-ayat ini. Dalam ayat 1-3, Daud menyebut Tuhan dengan kata ‘Ia’. Ia membaringkan; Ia menuntun aku; Ia menyegarkan jiwaku. Tapi saat Daud memasuki lembah kekelaman, kata ‘Ia’ berubah menjadi ‘Engkau.” Kita sangat mengerti hal ini karena kita mengalaminya sehari hari dalam persahabatan kita. Sahabat dekat kita adalah mereka yang jalan bersama kita melalui masa-masa sukar. Lembah-lembah kekelaman dalam kehidupan lah yang menarik kita dekat kepada Allah. Di masa-masa lembahlah semua pengetahuan kita tentang Tuhan berubah menjadi pengalaman kita dengan Tuhan. Ini adalah saat-saat dimana perkataan ‘Tuhan itu baik’ berubah menjadi ‘Tuhan Engkau sangat baik padaku.’ Atau seperti kata Jonathan Edwards, ada perbedaan besar antara mengatakan rasa madu itu manis dan benar-benar menikmati manisnya madu. Ada perbedaan besar antara mengatakan bahwa gembala anda baik dan mengalami kebaikan gembala anda terhadap anda.

Jangan membenci lembah kekelaman. Gembala anda sedang membawa anda ke tempat yang lebih baik. Dan tempat yang lebih baik tidak selalu berarti anda tidak akan terluka. Tapi di lembah ini, anda akan mengenal gembala anda lebih. Anda bisa melihat seberapa kuat dan seberapa mengagumkan dia. Jika Tuhan adalah gembala anda, tidakkah anda ingin berjalan dalam lembah kekelaman dan melihatnya bertarung untuk anda? Tidakkah anda ingin melihat bagaimana dia akan mempimpin anda melewati semua ini? Tidakkah anda ingin melihat bagaimana dia menghajar musuh-musuh anda, membuat mereka kelaparan dan menyediakan hidangan untuk anda di depan mereka?

 

Markus 14:34-36 – “lalu kata-Nya kepada mereka: “Hati-Ku sangat sedih, seperti mau mati rasanya. Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah.” Ia maju sedikit, merebahkan diri ke tanah dan berdoa supaya, sekiranya mungkin, saat itu lalu dari pada-Nya. Kata-Nya: “Ya Abba, ya Bapa, tidak ada yang mustahil bagi-Mu, ambillah cawan ini dari pada-Ku, tetapi janganlah apa yang Aku kehendaki, melainkan apa yang Engkau kehendaki.” Jika kita pernah ragu apakah gembala kita bertanding untuk kita, yang harus kita lakukan adalah mengingatkan diri kita kepada cerita ini. Yesus, satu-satunya anak yang dikasihi Allah, berada dalam situasi yang sangat menyakitkan. Dia sedih, bahkan sampai mau mati rasanya. Dan dia berteriak kepada ayahnya, “tidak ada yang mustahil bagi-Mu.” Terjemahan – Tuhan, kamu sangat kuat dan tidak ada yang tidak mungkin bagi-Mu. Aku mohon dengan sangat, bisakah Engkau ambil cawan ini dari pada-Ku?

Ilustrasi: Setiap kali saya membaca cerita ini, saya teringat percakapan saya dengan papi saya sebelum operasi kecil saya. Mereka perlu untuk membuat sebuah lubang di dada saya dan memasukkan pipa ke dalam paru-paru saya sehingga ketika mereka masukan kemo ke tubuh saya, paru-paru saya akan memompa kemo ke setiap bagian tubuh saya. Saya ingat papi saya menangis dan mengatakan kepada saya bahwa jika mungkin, ia akan bertukar posisi dengan saya.

Sebesar itulah ayah jasmani saya mengasihi saya. Tapi itu tidak ada apa-apa dibandingkan engan kasih Bapa Surgawi kepada anak-Nya yang tunggal. Dapatkah anda bayangkan penderitaan sang anak dan ayah dalam percakapan ini? “Ayah, kamu dapat melakukan segala sesuatu! Kamu dapat mengambil cawan ini dari pada-Ku. Tetapi jika aku benar-benar harus pergi melalui ini semua, biarlah ini terjadi.” Saya yakin Bapa di surga akan sangat mau bertukar tempat dengan anaknya jika mungkin. Allah bisa saja menghentikan rencana-Nya pada saat itu. Tapi dia tidak lakukan itu. Bahkan, Yesaya 53 mengatakan kepada kita bahwa “Tuhan berkehendak meremukkan dia dengan kesakitan.” Mengapa begitu? Karena gembala kita sedang berperang dalam sebuah peperangan yang tidak akan pernah bisa kita menangkan. Karena hidup kita akan sia-sia dan ditakdirkan untuk kehancuran kecuali ia melalukan sesuatu. Tetapi karena ia berperang untuk kita, kita dapat memiliki keyakinan bahwa hidangan yang besar sedang menunggu kita. Dimana musuh kita akan menonton kita menyantap hidangan itu dan piala kita tidak hanya penuh diisi tetapi melimpah.

 

 

Gembalaku melakukannya oleh karena nama-Nya

 

Mazmur 23:3b – “Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya.” Sangatlah indah bahwa gembala kita baik kepada kita dan adalah kabar baik bahwa ia bertarung untuk kita. Tapi di balik itu semua, hal yang memicu Allah untuk menjadi gembala bagi kita, itu karena dia melakukan semuanya untuk kebesaran nama-Nya.

Filipi 2:9-11 – “Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah mengaku: “Yesus Kristus adalah Tuhan,” bagi kemuliaan Allah, Bapa!”

Alasannya utama gembala kita baik kepada kita dan dia berperang untuk kita, karena dia termotivasi kemuliaan nama-Nya. Dan ini adalah hal yang baik. Jika motivasi utama Tuhan adalah kita, berapa lama anda pikir sebelum Tuhan akan menyerah? Tidak lama pasti. Saya tahu kejahatan hati saya sendiri. Saya tahu keegoisan saya. Saya tahu saya keras kepala. Tidak akan lama sebelum dia membiarkan saya berjalan sendiri dan tersesat di dalam lembah. Tetapi karena ia termotivasi oleh kemuliaan-Nya sendiri, ia terus mengejar kita tidak peduli apa yang terjadi. Dia berperang untuk kita sampai akhir. Dia bersama kita di setiap langkah kita. Jadi pada akhir perjalanan, kita tidak keluar dari lembah berpikir bagaimana hebat dan kuatnya kita. Tapi kita menyadari betapa rapuh dan tidak tahu berterima kasihmya kita dan bagaimana perkasa dan kuat dan indah gembala kita. Baginya segala kemuliaan. Itulah alasan Yesus mati. Sehingga ia dapat membawa anda bertekuk lutut dan mengaku bahwa dia adalah Tuhan, bagi kemuliaan Allah, Bapa.

 

 

Mazmur 23:6 – “Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku; dan aku akan diam dalam rumah Tuhan sepanjang masa.” Ini adalah kesimpulan yang Daud buat setelah ia melewati padang rumput hijau dan melalui lembah kegelapan dan tiba ke meja hidangan yang sudah dipersiapkan Tuhan. Kata Ibrani untuk kata mengikuti adalah jauh lebih kuat daripada sekedar mengikuti. Arti aslinya adalah mengejar.

Ilustrasi: Bayangkan diri anda sedang mengemudi santai di jalan raya, dan tiba-tiba anda melihat lampu merah biru berkedip di kaca spion anda. Dalam saat panik, anda membuat keputusan untuk menginjak gas dan bukan rem. Anda berkemudi secepat anda bisa, mencoba melarikan diri dari polisi. Fast and Furious”. Anda tahu persis apa yang akan terjadi ketika polisi menangkap anda. SIM anda akan dicabut, denda berat akan datang, dan mungkin anda akan masuk penjara untuk beberapa waktu. Tapi karena anda mengendarai honda jazz dan polisi mengemudikan FORD mustang, ia akhirnya berhasil menangkap anda. Anda duduk di sana gemetar di dalam mobil anda sambil sang polisi meninggalkan mobilnya dan mulai berjalan menuju anda. Lalu ia berjalan ke jendela saudara dan berkata, “Apa yang baru saja kamu lakukan adalah sangat bodoh.” Kemudian dia masukan tangannya ke sakunya dan mengeluarkan sebuah dompet dan berkata, “Restoran yang baru saja kamu tinggalkan meminta aku untuk mengejar kamu dan mengembalikan dompet kamu yang ketingalann di meja kounter.” Jadi, anda merasa seperti orang bodoh dan sambil anda mengulurkan tangan anda untuk mengambil dompet itu, polisi itu berkata, “Oh ada hal lain. Mereka mengadakan undian pagi ini di restoran untuk satu pelanggan yang beruntung memenangkan liburan 2 minggu ke Indonesia bebas biaya. Mereka mengatakan kepada saya untuk memberitahu anda bahwa anda menang. “

Tuhan tidak hanya gembala yang baik; ia juga seorang polisi yang mengejar anda dengan kebajikan dan kemurahan seumur hidup anda, dan dia sangat cepat!

Tapi cerita tidak berakhir di sana. Baru saja anda bernapas lega, polisi itu berkata, “Sekarang kamu harus ditahan dan kamu harus ikut saya.” Jadi anda meninggalkan Honda Jazz anda dan duduk di belakang mobil patroli dan kemudian polisi melanjutakan perjalanan, tapi ia tidak mengatakan tujuan yang ia tuju. Tidak lama anda menyadari bahwa dia tidak menuju kantor polisi, tapi ke luar kota. Kemudian anda menemukan diri anda tiba di sebuah rumah besar dengan gerbang yang begitu besar yang terlihat seperti sebuah istana. Anda memberanikan diri untuk bertanya, “Di mana kita sekarang?” Dan dia berkata, “Ini adalah tempat kediamanku dan mulai sekarang kamu akan hidup dengan aku. Aku sudah mempersiapkan untuk kamu sebuah rumah di tepi sungai. Ini semua gratis. Sekarang aku akan pergi menjemput keluargamu. Mudah-mudahan mereka tidak mencoba untuk melarikan diri juga.”

Inilah yang Daud maksud ketika ia mengatakan, “Aku akan diam dalam rumah Tuhan sepanjang masa.” Tapi jangan salah. Bagi Daud, yang membuat hal itu begitu menakjubkan bukanlah istana, atau sungai, atau pemandangan, atau fakta bahwa itu semua gratis. Yang begitu menakjubkan tentang Istana ini adalah bahwa dia bisa hidup dengan gembala yang baik itu. Cinta Daud bukan untuk pemberian gembala tetapi untuk gembala itu sendiri.

Mazmur 27:4 – satu hal yang telah kuminta kepada Tuhan, itulah yang kuingini: diam di dalam rumah Tuhan seumur hidupku, menyaksikan kemurahan Tuhan dan menikmati bait-Nya.

Psalm 27:4 – One thing have I asked of the Lord, that I will seek after: that I may dwell in the house of the Lord all the days of my life, to gaze upon the beauty of the Lord and to inquire in his temple.

 

 

Kesalahan terbesar kita sebagai gembala adalah gagal untuk menjadi domba di tangan gembala yang baik. Hidup bisa menjadi sulit dan sukar dan membuat kita menjadi gembala yang buruk. Tapi Tuhan mengundang kita untuk menjadi domba di tangan gembala yang baik. Luangkan waktu untuk menikmati peran anda sebagai domba. Luangkan waktu untuk berbaring dan berguling-guling di rumput hijau. Luangkan waktu untuk minum dan berjalan di sebelah air yang tenang. Luangkan waktu untuk duduk diam dan percaya padanya sebagai gembala yang baik buat kita. Dia ingin memimpin anda. Dia ingin berperang untuk anda. Dia ingin untuk anda menikmati dipimpin olehnya.

 

Yohanes 10:9-15 – “Akulah pintu; barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat dan ia akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumput. Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan. Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup dan mempunyainya dalam segala kelimpahan. Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya; sedangkan seorang upahan yang bukan gembala, dan yang bukan pemilik domba-domba itu sendiri, ketika melihat serigala datang, meninggalkan domba-domba itu lalu lari, sehingga serigala itu menerkam dan mencerai-beraikan domba-domba itu. Ia lari karena ia seorang upahan dan tidak memperhatikan domba-domba itu. Akulah gembala yang baik dan Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku sama seperti Bapa mengenal Aku dan Aku mengenal Bapa, dan Aku memberikan nyawa-Ku bagi domba-domba-Ku. 

No Comments

Sorry, the comment form is closed at this time.